Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KELOMPOK5

MAKALAHTUTORIAL
SKENARIO
“DIET”
DM Type 2
Mata Kuliah Keperawatan Sistem Endokrin (Blok)

Disusun Oleh:

KELOMPOK V
KELAS B

Mira Novitadewi NadyaFitrianita


Mustika Sari Muradi
Mila Susanti
MeityAudina
Muhammad RizkiHeriyadi
Muhammad AuliaRamadhani
Muhammad Anshori

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENIS
TAHUN AKADEMIK 2018-2019
PENYUSUN

No Nama NPM Jabatan


1 Mila Susanti 1814201210052 Ketua
2 MisbahulInayah 1814201210054 Notulen
3 MeityAudina 1814201210051 Anggota
4 Mira NovitDewi 1814201210053 Anggota
5 1814201210055 Anggota
6 Muhammad Anshori 1814201210056 Anggota
7 Muhammad AuliaRamadhani 1814201210057 Anggota
8 Muhammad Rifqi 1814201210058 Anggota
9 1814201210059 Anggota
10 1814201210060 Anggota
11 Muradi 1814201210061 Anggota
12 NadyaFitrianita 1814201210063 Anggota

KATA PENGANTAR

i
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam penulis panjatkan,
karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini berjudul “DIET”denganKasusDM (Diabetes Mellitus type 2).
Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperdalam pemahaman dari materi ini.Selain itu, penulisan makalah ini tak
terlepas pula dengan tugas mata kuliah Keperawatan Sistem Endokrin (Blok).
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.Kami berharap tugas ini bermanfaat bagi kita semua,   khususnya profesi
keperawatan.

Banjarmasin, April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
NAMA ANGGOTA...............................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................
1. Skenario Kasus...................................................................................
2. Analisa Kasus.....................................................................................
a) Step 1 (Istilah Asing/Kata Sulit).............................................
b) Jawaban...................................................................................
c) Step 2 (Pertayaan/definisi Masalah)......................................
d) Step 3 Daftar Jawaban............................................................
e) Daftar pertanyaan....................................................................
f) Step 4 Jawaban (Analisa)........................................................
g) Step 5 Skema, pohon masalah, alur pikir sistematis...............
h) Learning Objective.................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................
A. Definisi Diabetes Mellitus Type 2.................................................
B. Etiologi Diabetes Mellitus Type 2.................................................
C. Patofisiologi...................................................................................
D. ManifestasiKlinis...........................................................................
E. Komplikasi.....................................................................................
F. Diet..................................................................................................
G. Penatalaksanaan.............................................................................
H. Pemeriksaan penunjang..................................................................
I. Diagnosa keperawatan...................................................................
J. Intervensi.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Skenario Kasus
Seoranglaki-laki berumur 50 tahun datang ke rumah akit dengan keluhan
penglihatan terganggu di kedua mata sejak 1 bulan yang lalu.kadang-kadang
telihat bintik gelap dan lingkaran-lingkaran cahaya. Pasien sudah mengidap
panyakit DM tipe 2 sejak 2 tahun. Saat ini telapak kaki terasa kesemutan dan
nyeri bila berjalan. Pada saat pengkajian di dapatkan hasil Tekanan darah 140/80
mmHg, Berat badan 80 kg, Tinggi badan 165 cm, dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
29,4 kg/m, Lingkar perut 108 cm dan kulit teraba kering. Hasil laboraturium
glukosa darah puasa 252 mL/dl, glukosa darah 2 jam setelah makan 397 mg/dl.
Dokter menyarankan untuk di berikan edukasi perencanaan makanan diet 1900
kalori yang halal dan baik sesuai ajaran islam, jenis olahraga yang sesuai dan
pemberian insulin untuk mengontrol glukosa darahnya.
2. Analisa Kasus
a. Daftar Istilah Asing (Kata-kata Sulit)
1) DM tipe 2 ( Inayah)
2) Indek masa tubuh ( Muhammad AuliaRamandhani)
3) Gula darah puasa ( Muhammad Anshori)
4) Edukasi ( Mustika Sari )
5) GlukosaDarh 2 jam ( Muhammad Rifqi )
6) Kalori ( Agus )
b. Jawabandari kata-kata sulit
1) Insulin tidakbekerjadenganbaik ( Mira NovitaDewi)
Terjadinyakerusakan insulin kerenakebiasaanpasien
( Muhammad RizkiHeriyadi)
2) Suatuhitunganuntukmenghitungberatbadan ideal (Muradi)
Pembagianberatbadandantinggibadan (Agus)

1
3) Kadar Guladarahsaatpuasa ( Muradi)
4) Pemberianpengetahuansecarasingkatkepadapasien (Muhammad
AuliaRamadhani )
5) Kadar guladarah 2 jam setelah 2 jam ( Muradi )
6) Salah satuasupangizi ( MeityAudina )
Asupan energy ( MuhammadRifqi )

c. Daftar Pertanyaan
1) Nilai normal guladarahpuasadanguladarahsetelah 2 jam ?
( MiraNovitaDewi )
2) Apaedukasi yang tepat pada pasien DM tipe2 ? ( Muhammad Rifqi )
3) Apahubungan DM tipe 2 denganpenglihatan yang kabur ?
( MeityAudina )
4) Kenapa DM tipe 2 mengalamikesemutan an nyeribilaberjalan ?
( Agus )
5) Rumus indek masa tubuh dan jenis olahraga yang sesuai dengan DM
tipe 2? ( Muradi )
6) Diet makanan yang halaluntuk DM tipe 2? ( Muhammad Anshori )

d. Jawaban dari Pertanyaan-pertanyaan


1) GDS dari 200 GDPP ± 130 ( Muhammad RizkiHeryadi )
GDP 100 GDPP 140 ( MuhammadAnshori )
2) Polahidupdan diet makan ( Agus )
Pemberianpengetahuansecarasingkatkepadapasien
( Muhammad AuliaRamdhani )
3) Karenaberlebihanguladarahsehinggamenyebabkanpenglihatanbermas
alah ( Mila Susanti )
4) Karenaterjadidarahnyamengentalshinggasulitmegalirkankeetermitasb
awah ( Muhammad Anshori )

2
5) Rumusindek masa tubuh BB : TB ² (
Olahraga, germasolahraga( MuhammadRizkHeriyadi )
Olahraga, senam kaki diabetes ( MisbahulInayah )
6) Karbohidratdigantidengankentang ( Mustika Sari )
Berasmerah( MuhammadAuliaRamadhani )
Dikurangimakanpadawaktumalamdancemilanpadasiangharidanmeng
urangiminum yang manis-manis( NadyaFitrianita )
e. Jawaban
1) Batas Normal
GDS dibawah 200 mg/dl , GDP dibawah 200 mg/dl , GDPP I bawah
140 mg/dl ( Muhammad RizkiHeryadi )
Kadar gula normal padatubuh :Sebelummakan : sekitar 70 – 130 mg/dl.
Dua jam setelahmakankurangdri 140 mg/dl. Setelahtidakmakan( puasa )
selamasetidaknya 8 jam kurangdari 100 mg/dl.
( MuhammadAnshori )
2)
3) Kadar glukosadarah yang
tinggimenyebabkanlensamatamembengkakhinggamengubahkemampuan
penglihatan ( Mila Susanti )
4)
5) Karenasenam kaki diabetissangatdianjurkanuntuk orang yang menderita
diabetes melitussecararutin agar tidakterjadikomplikasi yang
seringterjadipada kaki pasien diabetes mellitus sepertilukainfeksi yang
tidaksembuhdanmenyebar ( MisbahulInayah )
6)

3
f. Skema, Pohon Masalah, Alur Pikir Sistematis

DM TIPE 2

Etilogi dan Klasifikasi

Patofisiologi

ManifestasiKlinis

Faktor yang mempengaruhi

Komplikasi

Diet
Penatalaksaan

Olahraga

DiagnosaKeperawatan PemeriksaanPenunjang

Intervensi

4
g. Learning Objective
1) Definisi DM tipe 2
2) Etiologi dan Klasifikasi DM tipe 2
3) Patofisiologi
4) Manifestasi klinis
5) Komplikasi
6) Diet
7) Penatalaksanaan
8) Pemeriksaanpenunjang
9) Diagnosa keperawatan
10) Intervensi

5
BAB II
PEMBAHASAN
Diabetem Mellitus Type 2

A. Definisi
Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus
ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis dan
penyakit vaskular mikroangiopati.
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di
tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin).
Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau penurunan sensivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Nurarif,
2015). Diabetes mellitus dikenal juga dengan penyakit kencing manis atau
kencing gula adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula (Glukosa) darah akibat kekurangan
hormone insulin secara absolute atau relative (Jauhari dan Nasution, 2013).

B. Etiologi
Menurut survey yang dilakukan WHO,diindonesia menempati urutan
ke 4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah india,cina dan
amerika serikat . dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk,diperkirakan
pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes pada tahun 2025

6
diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita.sedangkan dari data
depkes,jumlah pasien diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit
menepati urutan pertama dari seluruh penyakit endrokrin.
Diabetes melintus tipe 2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus)
yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk berspons dengan wajar
terhadapaktivitas insulin yang dihasilkan pankereas (resitensi
insulin),sehingga tidak tercapai karda glukosa yang normal dalam
darah.Diabetes mellitus tipe 2 ini lebih banyak ditemukan dan diperkirakan
meliputi 90%dari semua kasus diabetes di seluruh dunia.
Penyebab dari DM Tipe II antara lain (FKUI, 2011):
1. Penurunan fungsi cell β pancreas
Penurunan fungsi cell β disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Glukotoksisitas

Kadar glukosa darah yang berlangsung lama akan menyebabkan peningkatan


stress oksidatif, IL-1b DAN NF-kB dengan akibat peningkatan apoptosis sel
β.

b. Lipotoksisitas

Peningkatan asam lemak bebas yang berasal dari jaringan adiposa dalam
proses lipolisis akan mengalami metabolism non oksidatif menjadi ceramide
yang toksik terhadap sel beta sehingga terjadi apoptosis.

c. Penumpukan amyloid

Pada keadaan resistensi insulin, kerja insulin dihambat sehingga kadar glukosa
darah akan meningkat, karena itu sel beta akan berusaha mengkompensasinya
dengan meningkatkan sekresi insulin hingga terjadi hiperinsulinemia.

7
Peningkatan sekresi insulin juga diikuti dengan sekresi amylin dari  sel beta
yang akan ditumpuk disekitar sel beta hingga menjadi jaringan amiloid dan
akan mendesak sel beta itu sendiri sehingga akirnya jumlah sel beta dalam
pulau Langerhans menjadi berkurang. Pada DM Tipe II jumlah sel beta
berkurang sampai 50-60%.

d. Efek incretin

Inkretin memiliki efek langsung terhadap sel beta dengan cara meningkatkan
proliferasi sel beta, meningkatkan sekresi insulin dan mengurangi apoptosis
sel beta.

e. Usia

Diabetes Tipe II biasanya terjadi setelah  usia 30 tahun dan semakin sering
terjadi setelah usia 40 tahun, selanjutnya terus meningkat pada usia lanjut.
Usia lanjut yang mengalami gangguan toleransi glukosa mencapai 50 – 92%.
Proses menua yang berlangsung setelah usia 30 tahun mengakibatkan
perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia. Perubahan dimulai dari tingkat
sel, berlanjut pada tingkat jaringan dan ahirnya pada tingkat organ yang dapat
mempengaruhi fungsi homeostasis. Komponen tubuh yang mengalami
perubahan adalah sel beta pankreas yang mengahasilkan hormon insulin, sel-
sel jaringan terget yang menghasilkan glukosa, sistem saraf, dan hormon lain
yang mempengaruhi kadar glukosa.

f. Genetik.

2. Retensi insulin

Penyebab retensi insulin pada DM Tipe II sebenarnya tidak begitu jelas, tapi
faktor-faktor berikut ini banyak berperan:

8
a. Obesitas

Obesitas menyebabkan respon sel beta pankreas terhadap glukosa darah


berkurang, selain itu reseptor insulin pada sel diseluruh tubuh termasuk di otot
berkurang jumlah dan keaktifannya kurang sensitif.

b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat


c. Kurang gerak badan
d. Faktor keturunan (herediter)
e. Stress

Reaksi pertama dari respon stress adalah terjadinya sekresi sistem saraf
simpatis yang diikuti oleh sekresi simpatis adrenal medular dan bila stress
menetap maka sistem hipotalamus pituitari akan diaktifkan. Hipotalamus
mensekresi corticotropin releasing faktor yang menstimulasi pituitari anterior
memproduksi kortisol, yang akan mempengaruhi peningkatan kadar glukosa
darah 

C. Patofisiologi
Diabetes Mellitus tipe II. Pada diabetes Mellitus tipe II terdapat dua masalah
utama yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada
permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan resptor tersebut, terjadi
suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi
insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa
oleh jaringan.Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah
terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin

9
yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan
akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II,
namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah
pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian,
diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya
yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketoik (HHNK).
Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia
lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung
lambat (selama bertahun-tahun) dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat
berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering
bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsi, luka
pada kulit yang lama sembuh-sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur
(jika kadra glukosanya sangat tinggi).

D. ManifestasiKlinis
Manifestasiklinikdi bedakan menjadi gejala akut dan kronik.
Gejala akut diabetes melitus yaitu : Poliphagia (banyak makan) polidipsia
(banyak minum), Poliuria (banyak kencing/sering kencing di malam hari),
nafsu makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg
dalam waktu 2-4 minggu) dan mudah lelah.
Gejala kronik diabetes melitus yaitu : Kesemutan, kulit terasa panas atau
seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah
mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas,
kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada

10
ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.

1. Penurunan Berat badan

Penurunan berat badan yang berlangsung dalam waktu yang relative


singkat harus menimbulkan kecurigaan. Hal ini disebabkan glukosa dalam
darah tidak dapat masuk ke dalam sel. sehingga sel kekurangan bahan bakar
untuk menghasilkan tenaga

2. Banyak kencing

Kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing

3. Banyak minum

Rasa haus sering dialami oleh penderita diabetes karena banyak nya
cairan yang keluar melalui kencing

4. Banyak makan

Kalori dari makanan yang dimakan setelah metabolism menjadi


glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimenfaatkan, penderita selalu
merasa lapar

5. Gangguan saraf tepi

 penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki.


Gangguan penglihatan pada fase awal penyakit diabetes.

11
E. Komplikasi
Komplikasi 
Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut dan secara kronik, yaitu
timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap diabetes mellitus. 
• Komplikasi Akut Diabetes Mellitus 
Dua komplikasi akut yang paling penting adalah reaksi hipoglikemia dan koma
diabetik. 
1. Reaksi Hipoglikemia 
Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa,
dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing, dan sebagainya.
Penderita koma hipoglikemik harus segera dibawa ke rumah sakit karena perlu
mendapat suntikan glukosa 40% dan infuse glukosa. Diabetisi yang mengalami
reaksi hipoglikemik (masih sadar), atau koma hipoglikemik, biasanya disebabkan
oleh obat anti-diabetes yang diminum dengan dosis terlalu tinggi, atau penderita
terlambat makan, atau bisa juga karena latihan fisik yang berlebihan. 
2. Koma Diabetik 
Berlawanan dengan koma hipoglikemik, koma diabetik ini timbul karena kadar
darah dalam tubuh terlalu tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma
diabetik yang sering timbul adalah: 
• Nafsu makan menurun (biasanya diabetisi mempunyai nafsu makan yang
besar) 
• Minum banyak, kencing banyak 
• Kemudian disusul rasa mual, muntah, napas penderita menjadi cepat dan dalam,
serta berbau aseton 
• Sering disertai panas badan karena biasanya ada infeksi dan penderita koma
diabetik harus segara dibawa ke rumah sakit 
• Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus 
Komplikasi kronik DM pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di
seluruh bagian tubuh (angiopati diabetik). Untuk kemudahan, angiopati diabetik

12
dibagi 2 : 
• Makroangiopati (makrovaskular) 
• Mikroangiopati (mikrovaskular) 
Walaupun tidak berarti bahwa satu sama lain saling terpisah dan tidak terjadi
sekaligus bersamaan.
F. DIET

1. Diet rendah kalori

Kalori dibatasi pada pasien diabetes yang obase. Tidak boleh melampaui kecukupan
kalori bagi pasien diabetes, paling sedikit separuh dari total masukan kalori berupa
hidrat arang.

2. Diet bebas gula

Tipe diet ini digunakan untuk pasien diabetes yang berusia lanjut dan tidak
memerlukan suntikan insulin. Yaitu tidak memakan gula dan makanan yang
mengandung gula. Mengkonsumsi makanan sumber hidratarang sebagai bagian dari
keseluruhan hidratarang secara teratur

3. Sistem penukaran hidratarang

Mendorong penggunaan makanan yang kaya serat dan tidak digiling halus ,
hidratarang sebaiknya dalam bentuk polisakarida dan bukan gula biasa,  gula hanya
boleh digunakan dalam keadaan sakit atau hipoglikemi.

Menurut salah seorang penulis studi ini, Fredrik Nyström, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa untuk pasien diabetes lebih baik makan sekali dalam
porsi besar, bukan beberapa kali dalam porsi kecil. "Penting juga untuk
mempertimbangkan kembali komposisi gizi dan pengaturan makanannya,"
lanjutnya. Yang perlu diingat dalam melakukan diet Mediterania: 

13
 
1. Menu makan diutamakan pada tumbuhan, seperti buah-buahan, sayuran, biji-
bijian dan kacang-kacangan 
 
2. Mengganti mentega dengan lemak sehat, seperti minyak zaitun 
 
3. Menggunakan herbal dan rempah-rempah sebagai pengganti garam untuk
makanan rasa 
 
4. Membatasi konsumsi daging merah, yaitu tidak lebih dari beberapa kali dalam
sebulan 
 
5. Makan ikan dan unggas setidaknya dua kali seminggu

G. Penatalaksanaan Medis
Prinsip penatalaksanaan diabates melitus secara umum ada lima sesuai
dengan Konsensus Pengelolaan DM di Indonesia tahun 2006 adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien DM.
Tujuan Penatalaksanaan DM adalah :2
Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa
nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.
Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas
DM. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa
darah, tekanan darah, berat badan dan profil lipid,melalui pengelolaan pasien

14
secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan
perilaku.
1. Diet
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada
penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam
hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Standar yang
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% danprotein 10-15%. Untuk menentukan
status gizi, dihitung dengan BMI (Body Mass Indeks). Indeks Massa Tubuh
(IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Untuk mengetahui
nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus
berikut:
BeratBadan (Kg)
IMT = ------------------------------------------------
Tinggi Badan (m)Xtinggi Badan (m)
2. Exercise (latihan fisik/olahraga)
Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih
30 menit, yang sifatnya sesuai dengan Continous, Rhythmical, Interval,
Progresive, Endurance (CRIPE). Training sesuai dengan kemampuan pasien.
Sebagai contoh adalah olah raga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit.
Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalasmalasan.
3. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting dalam pengelolaan. Pendidikan
kesehatan pencegahan primer harus diberikan kepada kelompok masyarakat

15
resiko tinggi. Pendidikan kesehatan sekunder diberikan kepada kelompok
pasien DM. Sedangkan pendidikan kesehatan untuk pencegahan tersier
diberikan kepada pasien yang sudah mengidap DM dengan penyulit
menahun.
4. Obat : oral hipoglikemik dan insulin.
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik tetapi tidak
berhasil mengendalikan kadar gula darah maka dipertimbangkan pemakaian
obat hipoglikemik.

H. Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKAAN PENUNJANG

Pemerikaan Penunjang Menurut Smelzer dan Bare (2008), adapun pemeriksaan


penunjang untuk penderita diabetes melitus antara lain :

a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya (menurun
atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).
2) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat, kering yang tidak
normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa jugaterapa lembek.
3) Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah terjadinya ulkus

b. Pemeriksaan Vaskuler
1) Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda asing,
osteomelietus.
2) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu), GDP (Gula
Darah Puasa),

16
b. Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya kandungan
glukosa pada urine tersebut. Biasanya pemeriksaan dilakukan menggunakan
cara Benedict (reduksi). Setelah pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat dari
perubahan warna yang ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah
bata (++++).
c. Pemeriksaan kultur pus Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang
terdapat pada luka dan untuk observasi dilakukan rencana tindakan
selanjutnya.
Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan tindakan pembedahan

I. DiagnosaKeperawatan
1. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan salah interpretasi informasi/tidak mengenal sumber
informasi.
Di tandai dengan : DM type 2
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. 
b. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya
sekarang. 
c. Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya. 
d. Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah
diberikan. 
2. Ketidak efektifan perpusi jaringan b/d proses penyakit atau penurunan
sirkulasi darah
Di tandai dengan – telapak kaki terasa kesemutan
- Nyeri bila berjalan
- Kulit teraba kering
Intervensi

17
a. Monitor daerah tertentu yang peka panas, tajam dan tumpul
b. Monitor daerah tertentu yang paretase
c. Suruh keluarga mengobservasi kulit jika adalecet dan laserasi
3. Resiko cedera
Ditandai dengan : Gangguan penglihatan, nyeri berjalan dan kelebihan BB.
Intervensi :
a. Sediakan lingkungan yang aman
b. Pertahankan tempat tidur yang rendah
c. Dekatkan alat-alat yang di perlukan pasien
d. Memantau pasien selalu mamakai sepatu
e. Selalu di temani oleh keluarga pasien
4. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka akibat post operasi
debridement
Intervensi:
a. Anjurkan pasien memakai pakaian yang longgar Rasional : udara tidak
lembab jadi tidak menyebabkan kuman tumbuh
b. Hindari dari kerutan tempat tidur Rasional : meminimalkan perlukaan,
atau nyeri tekan
c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Rasional : mencegah
kuman maupun bakteri berkembang di sekitar lingkungan
d. Mobilisasi pasien (ubah posisi), miring kanan, miring kiri setiap 2 jam
Rasional : menghindari adanya tekanan dalam waktu yang lama

5. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi


Ditandai dengan : Diabetes sudah 2 tahun dan BB 80 kg
Intervensi:
a. Memberikan edukasi perencanaan makanan

18
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus. 2005.


Harding, Anne Helen et al. Dietary Fat adn Risk of Clinic Type Diabetes. A,erican
Journal of Epidemiology.2003;15(1);150-9.
Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC: Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : MediAction
Jogja Rekam Medik.
Noor fatimah, R. Diabetes Mellitus type 2 diabetes. J MAJORITY. 2015; 1(4);10-6.
PB PERKENI. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
Indonesia. Jakarta; 2011. .
Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, edisi kelima.
Jakarta: Interna publishing, 2009.h.1961.

19

Anda mungkin juga menyukai