Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KELOMPOK 5

MAKALAH TUTORIAL
SKENARIO
“DIET”
DM Type 2
Mata Kuliah Keperawatan Sistem Endokrin (Blok)

Disusun Oleh:

KELOMPOK V
KELAS B

Mira Novita dewi Nadya Fitrianita


Mustika Sari Muradi
Mila Susanti
Meity Audina
Muhammad Rizki Heriyadi
Muhammad Aulia Ramadhani
Muhammad Anshori

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENIS
TAHUN AKADEMIK 2018-2019
PENYUSUN

No Nama NPM Jabatan


1 Mila Susanti 1814201210052 Ketua
2 Misbahul Inayah 1814201210054 Notulen
3 Meity Audina 1814201210051 Anggota
4 Mira Novit Dewi 1814201210053 Anggota
5 1814201210055 Anggota
6 Muhammad Anshori 1814201210056 Anggota
7 Muhammad Aulia Ramadhani 1814201210057 Anggota
8 Muhammad Rifqi 1814201210058 Anggota
9 1814201210059 Anggota
10 1814201210060 Anggota
11 Muradi 1814201210061 Anggota
12 Nadya Fitrianita 1814201210063 Anggota

KATA PENGANTAR

i
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam penulis panjatkan,
karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini berjudul “DIET” dengan Kasus DM (Diabetes Mellitus type 2).
Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperdalam pemahaman dari materi ini. Selain itu, penulisan makalah ini tak
terlepas pula dengan tugas mata kuliah Keperawatan Sistem Endokrin (Blok).
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Kami berharap tugas ini bermanfaat bagi kita semua,   khususnya profesi
keperawatan.

Banjarmasin, April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
NAMA ANGGOTA............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1. Skenario Kasus................................................................................... 1
2. Analisa Kasus..................................................................................... 1
a) Step 1 (Istilah Asing/Kata Sulit)............................................. 1
b) Jawaban...................................................................................1
c) Step 2 (Pertayaan/definisi Masalah)...................................... 2
d) Step 3 Daftar Jawaban............................................................ 2
e) Daftar pertanyaan....................................................................3
f) Step 4 Jawaban (Analisa)........................................................3
g) Step 5 Skema, pohon masalah, alur pikir sistematis............... 4
h) Learning Objective................................................................. 5

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................ 6
A. Definisi Diabetes Mellitus Type 2................................................. 6
B. Etiologi Diabetes Mellitus Type 2................................................. 7
C. Patofisiologi................................................................................... 8
D. Manifestasi Klinis.......................................................................... 9
E. Komplikasi..................................................................................... 11
F. Penatalaksanaan............................................................................. 12
G. Diagnosa keperawatan................................................................... 14
H. Islam Value Diabetes Mellitus Type 2.......................................... 15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Skenario Kasus
Seorang laki-laki berumur 50 tahun datang ke rumah akit dengan keluhan
penglihatan terganggu di kedua mata sejak 1 bulan yang lalu.kadang-kadang
telihat bintik gelap dan lingkaran-lingkaran cahaya. Pasien sudah mengidap
panyakit DM tipe 2 sejak 2 tahun. Saat ini telapak kaki terasa kesemutan dan
nyeri bila berjalan. Pada saat pengkajian di dapatkan hasil Tekanan darah 140/80
mmHg, Berat badan 80 kg, Tinggi badan 165 cm, dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
29,4 kg/m, Lingkar perut 108 cm dan kulit teraba kering. Hasil laboraturium
glukosa darah puasa 252 mL/dl, glukosa darah 2 jam setelah makan 397 mg/dl.
Dokter menyarankan untuk di berikan edukasi perencanaan makanan diet 1900
kalori yang halal dan baik sesuai ajaran islam, jenis olahraga yang sesuai dan
pemberian insulin untuk mengontrol glukosa darahnya.
2. Analisa Kasus
a. Daftar Istilah Asing (Kata-kata Sulit)
1) DM tipe 2 ( Inayah )
2) Indek masa tubuh ( Muhammad Aulia Ramandhani )
3) Gula darah puasa ( Muhammad Anshori )
4) Edukasi ( Mustika Sari )
5) Glukosa Darh 2 jam ( Muhammad Rifqi )
6) Kalori ( Agus )
b. Jawaban dari kata-kata sulit
1) Insulin tidak bekerja dengan baik ( Mira Novita Dewi )
Terjadinya kerusakan insulin kerena kebiasaan pasien
( Muhammad Rizki Heriyadi )
2) Suatu hitungan untuk menghitung berat badan ideal ( Muradi )
Pembagian berat badan dan tinggi badan ( Agus )

1
3) Kadar Gula darah saat puasa ( Muradi )
4) Pemberian pengetahuan secara singkat kepada pasien ( Muhammad
Aulia Ramadhani )
5) Kadar gula darah 2 jam setelah 2 jam ( Muradi )
6) Salah satu asupan gizi ( Meity Audina )
Asupan energy ( Muhammad Rifqi )

c. Daftar Pertanyaan
1) Nilai normal gula darah puasa dan gula darah setelah 2 jam ?
( Mira Novita Dewi )
2) Apa edukasi yang tepat pada pasien DM tipe 2 ? ( Muhammad Rifqi )
3) Apa hubungan DM tipe 2 dengan penglihatan yang kabur ?
( Meity Audina )
4) Kenapa DM tipe 2 mengalami kesemutan an nyeri bila berjalan ?
( Agus )
5) Rumus indek masa tubuh dan jenis olahraga yang sesuai dengan DM
tipe 2? ( Muradi )
6) Diet makanan yang halal untuk DM tipe 2? ( Muhammad Anshori )

d. Jawaban dari Pertanyaan-pertanyaan


1) GDS dari 200 GDPP ± 130 ( Muhammad Rizki Heryadi )
GDP 100 GDPP 140 ( Muhammad Anshori )
2) Pola hidup dan diet makan ( Agus )
Pemberian pengetahuan secara singkat kepada pasien
( Muhammad Aulia Ramdhani )
3) Karena berlebihan gula darah sehingga menyebabkan penglihatan
bermasalah ( Mila Susanti )
4) Karena terjadi darah nya mengental shingga sulit megalirkan ke
etermitas bawah ( Muhammad Anshori )

2
5) Rumus indek masa tubuh BB : TB ² (
Olahraga, germas olahraga ( Muhammad Rizk Heriyadi )
Olahraga, senam kaki diabetes ( Misbahul Inayah )
6) Karbohidrat diganti dengan kentang ( Mustika Sari )
Beras merah ( Muhammad Aulia Ramadhani )
Dikurangi makan pada waktu malam dan cemilan pada siang hari dan
mengurangi minum yang manis-manis ( Nadya Fitrianita )
e. Jawaban
1) Batas Normal
GDS dibawah 200 mg/dl , GDP dibawah 200 mg/dl , GDPP I bawah
140 mg/dl ( Muhammad Rizki Heryadi )
Kadar gula normal pada tubuh : Sebelum makan : sekitar 70 – 130
mg/dl. Dua jam setelah makan kurang dri 140 mg/dl. Setelah tidak
makan ( puasa ) selama setidaknya 8 jam kurang dari 100 mg/dl.
( Muhammad Anshori )
2)
3) Kadar glukosa darah yang tinggi menyebabkan lensa mata membengkak
hingga mengubah kemampuan penglihatan ( Mila Susanti )
4)
5) Karena senam kaki diabetis sangat dianjurkan untuk orang yang
menderita diabetes melitus secara rutin agar tidak terjadi komplikasi
yang sering terjadi pada kaki pasien diabetes mellitus seperti luka
infeksi yang tidak sembuh dan menyebar ( Misbahul Inayah )
6)

3
f. Skema, Pohon Masalah, Alur Pikir Sistematis

DM TIPE 2

Etilogi dan Klasifikasi

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Faktor yang mempengaruhi

Komplikasi

Diet
Penatalaksaan

Olahraga

Diagnosa Keperawatan Pemeriksaan Penunjang

Intervensi

4
g. Learning Objective
1) Definisi DM tipe 2
2) Etiologi dan Klasifikasi DM tipe 2
3) Patofisiologi
4) Manifestasi klinis
5) Komplikasi
6) Diet
7) Penatalaksanaan
8) Pemeriksaan penunjang
9) Diagnosa keperawatan
10) Intervensi

5
BAB II
PEMBAHASAN
Diabetem Mellitus Type 2

A. Definisi
Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus
ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis dan
penyakit vaskular mikroangiopati.
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di
tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin).
B. Etiologi
Menurut survey yang dilakukan WHO,diindonesia menempati urutan
ke 4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah india,cina dan
amerika serikat . dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk,diperkirakan
pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes pada tahun 2025
diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita.sedangkan dari data
depkes,jumlah pasien diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit
menepati urutan pertama dari seluruh penyakit endrokrin.
Diabetes melintus tipe 2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus)
yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk berspons dengan wajar
terhadapaktivitas insulin yang dihasilkan pankereas (resitensi
insulin),sehingga tidak tercapai karda glukosa yang normal dalam
darah.Diabetes mellitus tipe 2 ini lebih banyak ditemukan dan diperkirakan
meliputi 90%dari semua kasus diabetes di seluruh dunia.

6
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
e. Gaya hidup dan stress
f. Pola makan yang salah
g. infeksi

C. Patofisiologi
Diabetes Mellitus tipe II. Pada diabetes Mellitus tipe II terdapat dua masalah
utama yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada
permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan resptor tersebut, terjadi
suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi
insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa
oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah
terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin
yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan
akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II,

7
namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah
pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian,
diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya
yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketoik (HHNK).
Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia
lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung
lambat (selama bertahun-tahun) dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat
berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering
bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsi, luka
pada kulit yang lama sembuh-sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur
(jika kadra glukosanya sangat tinggi).

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik di bedakan menjadi gejala akut dan kronik.
Gejala akut diabetes melitus yaitu : Poliphagia (banyak makan) polidipsia
(banyak minum), Poliuria (banyak kencing/sering kencing di malam hari),
nafsu makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg
dalam waktu 2-4 minggu) dan mudah lelah.
Gejala kronik diabetes melitus yaitu : Kesemutan, kulit terasa panas atau
seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah
mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas,
kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada
ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.

E. Faktor yang mempengaruhi Diabetes Mellitus


Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2, berkaitan
dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko

8
yang dapat diubah dan faktor lain. Menurut American DiabetesAssociation
(ADA) bahwa DM berkaitan dengan faktor risiko yang tidak dapat diubah
meliputiriwayat keluarga dengan DM (first degree relative), umur ≥45 tahun,
etnik, riwayatmelahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau
riwayat pernah menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan beratbadan
rendah (<2,5 kg).1,9 Faktor risiko yang dapatdiubah meliputi obesitas
berdasarkan IMT ≥25kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm
pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidak
sehat.11
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita polycystic
ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolik memiliki riwayat toleransi
glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
sebelumnya, memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau
peripheral rrterial Diseases (PAD), konsumsi alkohol,faktor stres, kebiasaan
merokok, jenis kelamin,konsumsi kopi dan kafein.2,4,5
1. Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada
derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar
glukosa darah menjadi 200mg%. 1,2
2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak
tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam
tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.
3. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes.
Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang
bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes
Mellitus.
4. Dislipedimia

9
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin
dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes.
5. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah
> 45 tahun.
6. Riwayat persalinan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi >
4000gram
7. Faktor Genetik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental Penyakit
ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko
emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam
kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakitini.
8. Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan peningkatan
frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini dihubungkan
dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifan fisik, faktor-
faktor lain yang berhubungan dengan perubahan dari lingkungan tradisional
kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi perubahan-perubahan dalam
konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe 2.
Alkohol akan menganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita
DM, sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan
tekanan darah. Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila
mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml
proof wiski, 240 ml wine atau 720 ml.
Faktor resiko penyakit tidak menular, termasuk DM Tipe 2, dibedakan
menjadi dua. Yang pertama adalah faktor risiko yang tidak dapat berubah
misalnya umur, faktor genetik, pola makan yang tidak seimbang jenis

10
kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik,
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh.( J MAJORITY |
Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |96)

F. Komplikasi
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi akut
dan kronis. Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu :5,11
a. Komplikasi akut
- Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawahnilai
normal (< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita
DM tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, Kadar gula darah
yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan
energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
- Hiperglikemia, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah
meningkat secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma
Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis.

b. Komplikasi Kronis
- Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yangumum
berkembang pada penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan
darah pada sebagian otak), mengalami penyakit jantung koroner (PJK),
gagal jantung kongetif, dan stroke.
- Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi
pada penderita DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopati
(kebutaan), neuropati, dan amputasi

11
G. Penatalaksanaan Medis
Prinsip penatalaksanaan diabates melitus secara umum ada lima sesuai
dengan Konsensus Pengelolaan DM di Indonesia tahun 2006 adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien DM.
Tujuan Penatalaksanaan DM adalah :2
Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa
nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.
Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas
DM. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa
darah, tekanan darah, berat badan dan profil lipid,melalui pengelolaan pasien
secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan
perilaku.
1. Diet
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada
penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam
hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Standar yang
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% danprotein 10-15%. Untuk menentukan
status gizi, dihitung dengan BMI (Body Mass Indeks). Indeks Massa Tubuh
(IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Untuk mengetahui
nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus

12
berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT = ------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X tinggi Badan (m)
2. Exercise (latihan fisik/olahraga)
Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih
30 menit, yang sifatnya sesuai dengan Continous, Rhythmical, Interval,
Progresive, Endurance (CRIPE). Training sesuai dengan kemampuan pasien.
Sebagai contoh adalah olah raga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit.
Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalasmalasan.
3. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting dalam pengelolaan. Pendidikan
kesehatan pencegahan primer harus diberikan kepada kelompok masyarakat
resiko tinggi. Pendidikan kesehatan sekunder diberikan kepada kelompok
pasien DM. Sedangkan pendidikan kesehatan untuk pencegahan tersier
diberikan kepada pasien yang sudah mengidap DM dengan penyulit
menahun.
4. Obat : oral hipoglikemik dan insulin.
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik tetapi tidak
berhasil mengendalikan kadar gula darah maka dipertimbangkan pemakaian
obat hipoglikemik.

H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan kadar gula darah
Di tandai dengan : DM type 2
Intervensi :
a. Diet DM 1900 kalori
b. Memanta gula darah

13
c. Olahraga bertahap
2. Ketidak efektifan perpusi jaringan b/d proses penyakit atau penurunan
sirkulasi darah
Di tandai dengan – telapak kaki terasa kesemutan
- Nyeri bila berjalan
- Kulit teraba kering
Intervensi
a. Monitor daerah tertentu yang peka panas, tajam dan tumpul
b. Monitor daerah tertentu yang paretase
c. Suruh keluarga mengobservasi kulit jika ada lecet dan laserasi
3. Resiko cedera
Ditandai dengan : Gangguan penglihatan, nyeri berjalan dan kelebihan BB.
Intervensi :
a. Sediakan lingkungan yang aman
b. Pertahankan tempat tidur yang rendah
c. Dekatkan alat-alat yang di perlukan pasien
d. Memantau pasien selalu mamakai sepatu
e. Selalu di temani oleh keluarga pasien
4. Resiko gangguan perpusi sensori
Ditandai dengan : terlihat bintik gelap dan lingkaran cahaya
Intervensi:
a. Pantau gula darah selalu
b. Diet yang baik
c. Konsultasi dengan dokter
5. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi
Ditandai dengan : Diabetes sudah 2 tahun dan BB 80 kg
Intervensi:
a. Memberikan edukasi perencanaan makanan

14
I. Islam value pada penderita DM
Sesuai dari alquran allah swt berfirman bahwasanya wahai manusia!
Makanlan dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh
yang nyata bagimu. (Q.S Al-Baqarah 168).
Tidaklah anak cucu adam mengisi wadah yang lebih buruh dari perutnya,
sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya.
Kalaupun dia harus mengisinya maka sepertiga untuk makan sepertiga untuk
minuman dan sepertiga untuk napasnya (HR. Tirmidzi. Ibnu majah dan muslim).

DAFTAR PUSTAKA

Bennett, P. Epidemiology of Type 2 Diabetes Millitus. In Le Roithet. al, Diabetes


Millitus aFundamentaland Clinical Text. Philadelphia: Lippincott William &
Wilkin s.2008;43(1): 544-7.
Departemen Kesehatan. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus. 2005.
Harding, Anne Helen et al. Dietary Fat adn Risk of Clinic Type Diabetes. A,erican
Journal of Epidemiology.2003;15(1);150-9.
Noor fatimah, R. Diabetes Mellitus type 2 diabetes. J MAJORITY. 2015; 1(4);10-6.
PB PERKENI. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
Indonesia. Jakarta; 2011.
Slamet S. Diet pada diabetes Dalam Noer dkk.Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi
III.Jakarta: Balai Penerbit FK-ill;2008.
Sujaya, I Nyoman. “Pola Konsumsi Makanan Tradisional Bali sebagai Faktor
Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di Tabanan.” Jurnal Skala Husada”.
2009;6(1);75-81.
Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, edisi kelima.

15
Jakarta: Interna publishing, 2009.h.1961.

16

Anda mungkin juga menyukai