Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 2

FILARIASIS
Mira Novita Dewi
Muhammad Agus Perdana
Nisrina Nadya Wahda
Revina Nurul Sari
Rezi Pahtianor
Rosyana Dwi Putri A
Saida Hayati
Sri Fitriah
Tri Wahyuni
Yustina Arista Devi
Risdayanti
Dicky Wahyudi S
Nor Hair
Pengertian
Filariasis adalah suatu infeksi sistemik yang
disebabkan oleh cacing filaria yang cacing
dewasanya hidup dalam kelenjar limfe dan darah
manusia, ditularkan oleh serangga (nyamuk)
secara biologik, penyakit ini bersifat menahun
(kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan
akan menimbulkan cacat menetap berupa
pembesaran kaki (disebut elephantiasis/ kaki
gajah), pembesaran lengan, payudara dan alat
kelamin wanita maupun laki-laki.
Etiologi
Filariasis disebabkan oleh infeksi cacing filaria
yang hidup di saluran dan kelenjar getah
bening. Anak cacing yang disebut mikrofilaria,
hidup dalam darah. Mikrofilaria ditemukan
dalam darah tepi pada malam hari. Di
Indonesia ditemukan tiga jenis parasit
penyebab filariasis limfatik pada manusia yaitu:
1. Wuchereria bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
Patofisiologi
Parasit memasuki sirkulasi saat nyamuk menghisap
darah lalu parasit akan menuju pembuluh limfa dan
nodus limfa. Di pembuluh limfa terjadi perubahan dari
larva stadium 3 menjadi parasit dewasa. Cacing
dewasa akan menghasilkan produk – produk yang
akan menyebabkan dilaasi dari pembuluh limfa
sehingga terjadi disfungsi katup yang berakibat aliran
limfa retrograde. Akibat dari aliran retrograde tersebut
maka akan terbentuk limfedema. Perubahan larva
stadium 3 menjadi parasit dewasa menyebabkan
antigen parasit mengaktifkan sel T terutama sel Th2
sehingga melepaskan sitokin seperti IL 1, IL 6, TNF α.
Sitokin - sitokin ini akan menstimulasi sum- sum
tulang sehingga terjadi eosinofilia yang berakibat
meningkatnya mediator proinflamatori dan
sitokin juga akan merangsang ekspansi sel B
klonal dan meningkatkan produksi IgE. Adanya
eosinofilia dan meningkatnya mediator inflamasi
maka akan menyebabkan reaksi granulomatosa
untuk membunuh parasit dan terjadi kematian
parasit. . Parasit yang mati akan mengaktifkan
reaksi inflam dan granulomatosa. Hal ini
menyebabkan terjadi ekstravasasi cairan limfa
ke interstisial yang akan menyebabkan
perjalanan yang kronis.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang terdapat pada penderita Filariasis
meliputi gejala awal (akut) dan gejala lanjut (kronik).
Gejala awal (akut) ditandai dengan demam berulang 1
2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-4 hari apabila
bekerja berat, timbul benjolan yang terasa panas dan
nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa ada nya luka di
badan, dan teraba adanya tali urat seperti tali yang
bewarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau
ketiak dan berjalan kearah ujung kaki atau tangan.
Gejala lanjut (kronis) ditandai dengan pembesaran
pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara dan
alat kelamin wanita sehingga menimbulkan cacat yang
menetap
Komplikasi
 cacat menetap pada bagian tubuh yang
terkena
 Elephantiasis tungkai
 Limfedema
 Kiluria
Pemeriksaan Diagnostik
1. Diagnosis Klinik ditegakkan melalui
anamnesis dan pemeriksaan klinik.
2. Diagnosis Parasitologik ditegakkan dengan
ditemukannya mikrofilaria pada pemeriksaan
darah kapiler jari pada malam hari.
3. Radiodiagnosis Pemeriksaan dengan
ultrasonografi (USG) pada skrotum dan
kelenjar limfe inguinal
4. Diagnosis Immunologi Pada keadaan
amikrofilaremia
Upaya Pencegahan, Pengobatan,
dan Rehabilitasi Filariasis
 Upaya Pencegahan Filariasis
Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan
menghindari gigitan nyamuk (mengurangi kontak dengan
vektor) misalnya menggunakan kelambu sewaktu tidur,
menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan
obat nyamuk, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk,
menggunakan pakaian panjang menutupi kulit, tidak
memakai pakaian berwarna gelap karena dapat menarik
nyamuk, membersihkan got/selokan, memelihara ikan
pada kolam, dan memberikan obat anti filariasis (DEC
dan Albendazol) secara berkala pada kelompok beresiko
tinggi terutama di daerah endemis.
 Upaya Pengobatan Filariasis
Tujuan utama dalam pengobatan penyakit Filariasis
ini adalah untuk membasmi parasit atau larva yang
berkembang di dalam tubuh penderita, sehingga
tingkat penularannya dapat dikurangi. Pengobatan
filariasis harus dilakukan secara masal dan pada
daerah endemis dengan menggunakan obat
Diethylcarbamazine Citrate (DEC). DEC dapat
membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa pada
pengobatan jangka panjang. Hingga saat ini, DEC
adalah satu obat yang efektif, aman, dan relatif
murah.
• Upaya Rehabilitasi Filariasis
Penderita filariasis yang telah menjalani
pengobatan dapat sembuh total. Namun,
kondisi mereka tidak bisa pulih seperti
sebelumnya artinya, beberapa bagian tubuh
yang membesar tidak bisa kembali normal
seperti sedia kala. Rehabilitasi tubuh yang
membesar tersebut dapat dilakukan dengan
jalan operasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai