1. Pengertian (Definisi) Stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim otak. Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak dan juga menyebabkan iskemia pada jaringan sekitarnya. 2. Asesmen Keperawatan 1. Keadaan Umum 2. Tanda-tanda vital 3. Keluhan Utama 4. Riwayat penyakit sekarang 5. Riwayat penyakit dahulu 6. Riwayat penyakit keluarga 7. Pengkajian fisik 3. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral 2. Hambatan komunikasi verbal 3. Defisit perawatan diri 4. Hambatan mobilitas fisik 4. Kriteria Hasil/ Nursing 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral 1) Perfusi jaringan Outcome 2) Perfusi jaringan : serebral 2. Hambatan komunikasi verbal 1) Komunikasi : mengekspresikan 2) Komunikasi : penerimaan 3. Hambatan mobilitas fisik 1) Ambulasi : kursi roda 2) Pergerakan 4. Resiko kerusakan integritas kulit 1) Integritas jaringan : kulit dan membrane mukosa 2) Respon alergi : lokal 5. Intervensi Keperawatan 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral Perawatan Jantung (Hal.364-Kode 4040) (/NIC) 1. Secara rutin mengecek pasien baik secara fisik dan psikologis sesuai dengan kebjikan tiap agen/penyedia layanan. 2. Pastikan tingkat aktvitas pasien yang tidak membahyakan curah jantung atatu memprovokasi serangan jantung. 3. Dorong adanya peningkatan aktvitas bertahap Ketika kondisi pasien sudah distabilkan ( misalnya dorong aktvitas yang lebih ringan atau waktu yang lebih singkat dengan waktu istirahat yang sering dalam melakukan aktvitas. 4. Intrusikan pasien tentang pentingnya untuk segera mealporkan bila mersakan nyeri dada. 5. Evaluasi episode nyeri dada (intensitas, lokasi, radiasi, durasi, dan faktor yang memicu serta meringankan nyeri dada ). 6. Monitor EKG adakah perubahan segemen ST 7. Lakukan penilaian komprehensif pada sirkulasi perifer ( misalnya cek nadi perifer, edema, pengisian ulang kapiler, warna dan suhu ekstrimitas).
Monitor tekanan intracranial (TIK) (Hal. 238-
Kode 2590) 1. Monitor status neurologis 2. Monitor intake dan output 3. Monitor suhu dan jumlah WBC 4. Periksa pasien terkait adanya gejala kaku kuduk 5. Berikan antibiotik Monitor Tanda-tanda Vital (Hal.237-Kode 6680) 1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan. 2. Monitor tekanan darah saat pasien berbaring, duduk, dan berdiri sebelum dan setelah perubahan posisi. 3. Monitor tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan sebelum , selama dan setelah beraktivitas dengan tepat. 4. Monitor warna kulit, suhu dan kelembapan 5. Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan tanda-tanda vital/
Kontrol infeksi (Hal.134-Kode 6540)
1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan untuk setiap pasien 2. Batasi jumlah pengunjung 3. Anjurkan cara cuci tangan bagi tenaga kesehatan 4. Anjurkan pasien mengenal teknik mencuci tangan denga tepat 5. Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan pada saat memasuki dan meninggalkan ruangan pasien
2. Hambatan komunikasi verbal
Mendengar aktif (Hal.223-Kode 4920) 1. Buat tujuan aktif 2. Tunjukkan ketertarikan pada klien 3. Gunakan pertanyaan maupun pernyataan yang mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan kekhawatiran 4. Tunjukkan kesadaran dan rasa sensitive terhadap emosi yang ditunjukkan klien 5. Dengarkan isi pesan maupun perasaan yang tidak terungkap selama percakapan
Peningkatan komunikasi : kurang bicara (Hal.335-
Kode 4976) 1. Monitor kecepatan bicara, tekanan, kecepatan, kuantitas, volume dan diksi. 2. Monitor proses kognitif, anatomis dan fisiologis terkait dengan kemampuan bicara. 3. Monitor pasien terkait dengan perasaan frustasi, kemarahan, depresi, atau respon-respon lain disebabkan kaena adanya gangguan kemampuan bicara. 4. Kenali emosi dan perilaku fisik pasien sebagai bentuk komunikasi mereka. 5. Ulangi apa yang disampaikan pasien untuk menjamin akurasi 6. Intruksikan pasien untuk bicara pelan
3. Hambatan mobilitas fisik
Perawatan tirah baring (Hal.393-Kode 0740). 1. Tempatkan matras atau kasur terapeutik dengan cara yang benar 2. Pastikan sesuai body alligment yang tepat 3. Tinggikan teralis tempat tidur, dengan cara yang benar 4. Balikkan pasien yang tidak dapat mobilisasi paling tidak setiap 2 jam, sesuai dengan jadwal yang spesifik 5. Monitor kondisi kulit pasien 6. Ajarkan latihan ditempat tidur, dengan cara yang tepat Manajemen energy (Hal.177-Kode 0180). 1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteks usia dan perkembangan. 2. Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami. 3. Pilih intervensii untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologis maupun non faramakologis dengan tepat. 4. Monitor intake/ asupan nutrisis untuk mengetahui sumber energi yang adekuat. 5. Konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara meningkatkan asupan energi dari makanan. 6. Monitor sistem kardirespirasi pasien selama kegiatan (misalnya : takikardia, disritmia, dispnea, diaphoresis, pucat, tekanan hemodinamik, frekuensi pernafasan). 7. Monitor catat waktu dan lama istirahat/ tidur pasien. 8. Susun kegiatan fisik untuk mengurangi penggunaan cadangan oksigen untuk fungsi organ vital (misalnya menghindari aktivitas segera setelah makan). 9. Lakukan ROM aktif/ pasif untuk menghilangkan ketegangan otot. 10. Tawarkan bantuan untuk meningkatkan tidur ( misalnya music atau obat). 11. Anjurkan tidur siang bila diperlukan. 12. Hindari kegiatan perawatan selama jadwal istirahat pasien.
Manajemen lingkungan (Hal.191-Kode 6480)
1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien. 2. Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta Riwayat perilaku dimasa lalu. 3. Lindungi pasien dengan pegangan pada sisi/ nbantalan disisi ruangan yang sesuai. 4. Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman, 5. Batasi pengunjung. 6. Izinkan keluarga/ orang terdekat untuk tinggal dengan pasien.
Terapi latihan ambulasi (Hal. 438-Kode 0221)
1. Bant pasien untuk menggunakan alas kaki yang memfasilitasi pasien utnuk berjalan dan mencegah cedera 2. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah, yang sesuai 3. Bantu pasien untuk duduk disisi tempat tidur untuk memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh 4. Bantu pasien untuk perpindahan, sesuai kebutuhan 5. Terapkan/sediakan alat bantu (tongkat, walker, atau kursi roda) unuk ambulasi, jika pasien tidak stabil 6. Bantu pasien untuk ambulasi awal dan jika diperlukan
4. Resiko kerusakan integritas kulit
Pengaturan posisi (Hal.306-Kode 0840). 1. Berikan matras yang lembut 2. Dorong pasien untuk terlibat dalam perubahan posisi 3. Tinggikan bagian tubuh yang terkena dampak 4. Dorong latihan ROM aktif dan pasif 5. Tinggikan kepala tempat tidur 6. Balikkan tubuh pasien sesuai kondisi kulit
Manajemen Pruritus (Hal.205- Kode.3550)
1. Tentukan penyebab terjadinya pruritus (misalnya dermatitis kontak, kelainan sitemik dan obat- obatan) 2. Lakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi terjadinya kerusakan kulit 3. Berikan antipruritic, sesuai indikasi 4. Intruksikan pasien untuk tidak memakai pakaian yang ketat dan berbahan wolatau sintetis 5. Intruksikan pasien mandi dengan air hangat kuku dan tepuk-tepuk area kulit yang kering.
6. Edukasi & Informasi 1. Edukasi tentang prosese penyakit dan perawatan.
2. Istirahat yang cukup. 3. Diet sesuai terapi yang diberikan. 7. Disharge Planning 1. Anjurkan konrol ulang dan minum obat teratur. 2. Batasi aktivitas. 3. Istirahat yang cukup. 4. Diet sesuai terapi 5. Lingkungan yang aman. 8. Penelaah Kritis Komite Keperawatan
9. Daftar Pustaka Nanda International. (2018). Diagnosis Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta :EGC. Pelafu. B. Andtrilyus. 2010. Asuhan Keperawatan Pada klien Dengan Stroke Hemoragik. Semarang: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana.