Dosen:
Epi Rustiawati,M.Kep. MB
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SERANG
TAHUN AJARAN 2016-2017
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama ketunadayaan di Australia,
Selandia Baru, dan negara maju lainya. Penyakit kardiovaskular dan manifestasinya
dalam berbagai kondisi, seperti infark, miokardium, stroke dan gagal jantung bertanggung
jawab atas beban penyakit yang signifikan secara gobal. Gangguan kesehatan jantung
sering terjadi pada manula dan sering menjadi satu-satunya penyakit kronis komorbid
mereka. Infark miokard akut yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya
suatu daerah nekrosis pada sel otot akibat suplai darah yang tidak adekuat ke suatu daerah
yang
diawali
dengan
iskemik.
Keadaan
ini
meningkatkan
kompleksitas
1.2Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.
1.
2
3
4
5
BAB II
TINJAUN TEORI
2.1 Anatomi dan Fisiologi Organ jantung
Jantung merupkan organ muskular dengan empat buah bilik yang bertanggung jawab
atas sirkulasi dara diseluruh tubuh, bilik ini desebut atrium kanan: ventrikel kanan:
antrium kiri: dan ventrikel kiri. Darah memasuki jantung melalui atrium. Ada dua
pembuluh vena besar yang memasuki jantung pada sisi kanan dan membawa masuk
darah deoksigenasi kedalam atrium kanan. Vena kava superior membawa masuk darah
deoksigenasi dari ektremitas atas dan kepala sementara vena kava inferior membawa
masuk darah dari tubuh dan ekstrimitas bawah. Darah dioksigenasi ini akan dialirkan ke
dalam ventrikel kanan dan dibawa ke paru, tempat terjadinya pertukaran gas, sebelum
kembali keatrium kiri melalui vena pulmonari kanan dan kiri. Darah yang kaya oksigen
memasuki sisi kiri jantung dan dipomoa keluar ke sirkulasi sistemik oleh ventrikel kiei
yang lebih besar. Darah meninggalkan jantung melalui aorta yaitu arteri terbesar
didalam tubuh menuju tubuh bagian atas melalui arteri yang bercabang pada arkus aorta
3
dan mengalir kedalam toraks, batang tubuh dan tubuh, bagian bawah melalui aorta
desenden.
2.2 Definisi
a. Akut Miokard Infark atau sindrom koroner akut (SKA)
suatu istilah atau terminology yang digunakan untuk menggambarkan
spectrum keadaan atau kumpulan proses penyakit yang meliputi angina pectoris
tidak stabil/APTS (unstable angina/UA), infark miokard gelombang non-Q atau
infark miokard tanpa elevasi segmen ST (Non-ST elevation myocardial
infarction/NSTEMI), dan infark miokard gelombang Q atau Infark miokard dengan
elevasi segmen ST (ST elevation myocardial infarction/STEMI). Infark miokard
akut yang dikenal sebagai serangan jantung adalah terbentuknya suatu daerah
nekrosis pada sel otot akibat suplai darah yang tidak adekuat ke suatu daerah yang
diawali dengan iskemik.
b. Angina pectoris
istilah
yang
digunakan
untuk
menggambarkan
nyeri
dada
atau
umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah
oklusi thrombus pada plak darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi
thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Ini disebabkan
karena injuri yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti merokok,hipertensi dan
akumulasi lipid.
2.4 Pathofisiologi/Pathoflow
Faktor resiko: obesitas,
perokok, ras, umur
facederflaque
fibr >40th,
jenis kelamin laki-laki.
Lesi komplikata
aterosklerosis
Endapan lipoprotein
ditunika intima
Flaque fribosa
Penyempitan/obstruksi
Arteri koroner
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
iskemia
Penurunan
konraktilitas miokard
Infark miokardium
Kelemahan
miokard
Vol akhir diastolic
ventrikel kiri
meningkat
Tekanan atrium
kiri meninngkat
Komplikasi:
Gagal ginjal kongesti
Shock kardiogenik
Pericarditis
Rupture jantung
Aneurisma jantung
Defek sentrum ventrikel
Disfungsi otot papilaris
tromboembolisme
Metabolisme anaerob
meningkat
Asam laktat
meningkat
Nyeri dada
Nyeri akut
Tekanan vena
pulmonalis
meninngkat
Hipertensi kapiler
paru
Oedem paru
Gangguan
7
pertukaran gas
2.5 Komplikasi
1. Dapat terjadi tromboembolus akibat kontraktilitas miokard berkurang. Embolus
tersebut dapat menghambat aliran darah kebagian jantung yang sebelumnya
tidak rusak oleh infark pertama.
2. Dapat terjadi gagal jantung kongestif apabila jantung tidak dapat memompa
keluar semua darah yang diterimanya.
3. Distrimia adalah komplikasi tersering pada infark, terjadi akibat perubahan
keseimbangan elektrolit dan penurunan pH.
4. Dapat terjadi syok kardiogenik apabila curah jantung sangat berkurang dalam
waktu lama.
5. Dapat terjadi fruktur miokardium selama atau segera setelah suatu infark besar.
6. Dapat terjadi perikarditis, peradangan selaput jantung,(biasanya beberapa hari
setelah infark) .
7. Setelah infark miokard sembuh, terbentuk jaringan parut yang menggantikan
sel-sel miokardium yag mati. Apabila jaringan parut ini cukup luas,
kontraktilitas jantung dapat berkurang secara permanen.
2.6Manifestasi klinis
1. Lokasi substernal, rerosternal, dan precordial.
2. Sifat nyeri : rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda
3.
4.
5.
6.
lemas.
7. Dispnea.
2.7Prosedur diagnostic
Pada pemeriksaan EKG.
a) Fase hiper akut ( beberapa jam permulaan serangan)
Elevasi yang curam dari segmen ST.
Gelombang T yang kurang tinggi dan lebar.
VAT memanjang.
Gelombang Q tampak.
b) Fase perkembangan penuh (1-2 hari kemudian)
Gelombang Q patologis.
Elevasi segmen ST yang cembung keatas.
Gelombang T yang terbalik (arrowhead)
c) Fase resolusi ( beberapa minggu/bulan kemudian)
8
Enzim
CK (pria:<130u/l -
Meningkat
3-8 jam
Puncak
10-30 jam
Kembali Normal
2-3 hari
Wanita: <110u/l)
CK-MB <16u/l atau 3-6 jam
10-24 jam
2-3 hari
4-8 jam
12-48 jam
48-72 jam
7-14 hari
48-72 jam
7-14 hari
(TnI) dan troponin T (TnT) mempunyai nilai
prognostik yang lebih baik dari pada CKMB. Troponin C, TnI dan TnT berkatan
dengan kontraksi dari sel miokard.
Komplikasi : perluasan infrak dan iskemia paska infrak, aritmia,(sinus bradikardi,
supraventricular takiaritmia, aritmia fentrikular, gangguan konduksi), disfungsi otot
jantung (gagal antung kiri, hipotensi, dan syok), infrak ventrikel kanan, defekmekanik,
ruptur miokart, aneurisma ventrikel kiri, pericarditis, dan trombosmural.
individualisasi dan terhadap, dimulai dengan masuk rumah sakit (ICCU) dan
istirahat totoal (bed rest).
Beberapa terapi yang dapat diberikan antara lain :
1. Terapi trombolit
Obat intravena trombolitik mempunyai keuntungan karena dapat diberikam
melalui vena perifer. Sehingga terapi ini dapat diberikan seawall mungkin dan
dikerjakan dimanapun. Direkomendasikan penderita infrak miokard akut <12
jam yang mempunya elevasi segmen ST atau left bundle branch block (LBBB)
diberikan IV fibrinitik jika tanpa kntra indikasi. Sedangkan penderita yang
mempunyai riwayat perdarahan intracranial, stoke atau pendarahn aktif tidak
diberikan terapi fibrinolitik. Dosis streptokinase diberikan 1,5 juta IU diberikan
dalam tempo 30-60 menit.
2. Terapi anti platelet.
a. Aspirin
Aspirin mempunyai efek menghambat sikloksiginase platelet secara
irefersible. Prosess tersebut mencegah formasi tomboksan A2. Pemberian
aspirin untuk penghabatan agregasi platelet diberikan dosis awal paling
sedikit 160Mg dan dilanjutkan dosis 80-325Mg/hari.
b. Niasin
(asam nikotinat). Pemberian niasin dalam dosis 1-2 g/hari dapat menurunkan
kadar TG, k-LDL , k-HDL penurunan TG bisa sampai >50% dan k-LDL
>25% tetapi masalah utamanya adalah efek sampingnya yaitu kemerahan
dimuka (flushing) dan di badan, juga efek samping gastro-intestinalnya.
Peningkatan dosis secara pelan-pelan akan mengurangi efek
c. Tiklopidin.
Tiklopidin merupakan derifat tienopiridin yang efektif sebagai pengganti
aspirin untuk pengobatan angina tidak stabil. Mekanismenya berbeda dengan
aspirin. Tiklopidin menghambat agregasiplatelet yang dirangasang ADP dan
mnenghambat transpormasi reseptor fibrinogenplatelet menjadu bentuk
afinitas tinggi.
d. Clopidogler.
Clopidogler mempunyai efek menghambat agregasi platelet melakukan
hambatan aktifasi ADP dependent pada kompleks glikoprotein IIb/IIIa. Efek
10
misalnya
12
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN SISTEM KARDIOVASKULER
INFARK MIOKARD AKUT
3.1 PENGKAJIAN
a. Biodata
Nama
:
Umur
: 45 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Status mariental: .
Agama
:
Pendidikan
:
Suku Bangsa :
Alamat
:
No. medrec
:
No. rawat
:
Dx. Medis
:
Tgl masuk
:
Tgl. Pengkajian :
Penanggung jawab
Nama
Umur
Pekerjaan
Hubungan dengan Pt
:
:
:
:
:
b. Keluhan utama:
keluhan utama yang dirasakan adalah nyeri dada/epigastrium di sertai
nafas sesak.
13
menunjukan
gagal
jantung
atau
penurunan
Enzim
CK
CK-MB
CK-MB2
LDH
LDH1
Meningkat
3-8 jam
3-6 jam
1-6 jam
14-24 jam
14-24 jam
Puncak
10-30 jam
10-24 jam
4-8 jam
48-72 jam
48-72 jam
Kembali Normal
2-3 hari
2-3 hari
12-48 jam
7-14 hari
7-14 hari
Data
Etiologi
Faktor resiko: obesitas, perokok,ras, umur >40,
jenis kelamin laki-laki
Endapan lipoprotein ditunika intima
Cedera
Cedera endotel: interaksi antara fibrin &
platelet proliferasi otot tunika media
16
Masalah
keperawatan
Nyeri akut
gangguan
pertukaran gas
iskemia
penurunan kontraktilitas miokard
kelemahan miokard
vol akhir diatolic ventrikel kiri meningkat
tekanan atrium kiri meningkat
tekanan vena pulmonalis meningkat
hipertensi kapiler paru-paru
oedem paru
gangguan pertukaran gas
3
18
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer
No
1
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri b.d iskemia
jaringan
sekunder terhadap
sumbatan arteri.
DS: biasanya pasien
mengeluh nyeri
pada dada kiri
menyebar ke bahu
kiri, leher dan
lengan kiri.
DO: pasien tampak
meringis, keringet
dingin, skala nyeri
sedang sampai berat
(4-10) takikardi.
Perencanaan
NOC
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan diharapkan nyeri
teratasi. Kriteria hasil:
Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan
teknik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
NIC
Gangguan
Setelah
dilakukan
tindakan
pertukaran
gas keperawatan
diharapkkan
b.d gangguan darah gangguan pertukaran gas teratasi.
19
O2
Monitor rata-rata kedalaman,
irama, dan usaha respirasi
Catat pergerakan dada, amati
kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan,
retraksi
otot
supraclavicular dan intercostal
Monitor suara nafas, seperti
dengkur
Monitor
suara
nafas:
bradipnea,
takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
Auskultasi suara nafas, catat
area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
Implementasi
kebisingan.
mengauskultasi suara
nafas, catat adanya suara
tambahan
memonitor respirasi dan status O2
memonitor rata-rata kedalaman, irama, dan usaha
respirasi
mencatat pergerakan dada, amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular
dan intercostal
memonitor suara nafas, seperti dengkur
memonitor suara nafas: bradipnea, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot.
mengauskultasi suara nafas, catat area penurunan/ tidak
adanya ventilasi dan suara tambahan
- memberi terapi oksigen dan pantau keefektifannya.
- meminimalkan komplikasi dengan tingkatkan sirkulasi
arteri, sirkulasi vena.
- memantau frekuensi jantung, preload, afterload, dan
kontraktilitas.
- mencegah,identifikasi, dan fasilitasi terapi irama jantung
abnormal
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Infark Miokard Akut (IMA) merupakan suatu keadaan di mana
terjadi kerusakan atau kematian otot jantung yang disebabkan oleh
berkurangnya atau teerhambatnya aliran darah koroner secara tiba-tiba
kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai perfusi arteri coroner yang
cukup. Lokasi dan luasnya infark miokard akut tergantung pada jenis
arteri yang oklusi dan aliran darah kolateral. Gejalanya nyeri hebat pada
dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri, dan lengan atas kiri. Sifatnya
seperti ditusuk-tusuk, ditekan, tertindih, takikardi, keringat banyak sekali,
kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek
vasogal yang di salurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro
intestinal, dyspnea.
4.2 Saran
Diharapkan kepada perawat lebih paham pada penyakit infark
miokard akut, beserta cara pencegahan dan pengobatannya, sehingga
dapat menjalankan asuhan keperawatan untuk kesembuhan pasien.
Perawat juga harus lebih fokus dalam menjalankan intervensi
keperawatan pada pasien infark miokard akut.
22
23