Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI APLIKASI

NANDA, NOC, NIC

Object 1

Object 2

A.     DEFINISI
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg, atau bila pasien
menggunakan obat anti hipertensi.
Perhimpunan nefrologi Indonesia (Pernefri) memilih klasifikasi hipertyensi sesuai WHO/ISH karena sederhan
dan memenuhi kebutuhan, tidak bertentangan dengan strategi terapi, tidak meragukan karena memiliki sebaran
luas dan tidak rumit, serta terdapat pula unsure sistolik yang juga penting dalam penentuan.
Klasifikasi sesuai WHO/ISH

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)


Normotensi < 140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat >180 >105
Hipertensi sistolik terisolasi >140 <90
Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 <90

Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan the sixth report of the joint national committee on prevention,
detection, evaluation, and treatment of high blood pressure, 1997.
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg) Rekomendasi
Normal < 130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1 atau 2 bulan
Anjurkan modifikasi gaya hidup

Hipertensi tingkat 2 160-179 100-109 Evaluasi / rujuk dalam 1 bulan

Hipertensi tingkat 3 ≥ 180 ≥ 110 Evaluasi / rujuk segera dalam 1


minggu berdasarkan kondisi klinis

B.     ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga hipertensi
idiopatik. Banyak factor yang mempengaruhinya seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan
saraf simpatis, system rennin angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intra seluler,
dan factor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok, serta polisitemia.

2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Penyebab spesifiknya diketahui seperti estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom chusing, feokromositoma,
koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.

C.     MANIFESTASI KLINIS


Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian gejala baru muncul
setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, dan jantung\. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit
kepala, epistaksis, marah, telinga bersengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan
pusing.

D.     DIAGNOSIS
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat ditetapkan setelah 2 kali
atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala
klinis. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama 5
menit, dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan). Tensi meter dengan air raksa
masih tetap dianggap alat pengukur yang terbaik.
      Anamnesis yag dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan gejala-gejala
penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantng koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskulerdan lainnya.
Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala penyakit yang berkaitan dengan penyebab
hipertensi, perubahan aktivitas dan kebiasaan seperti merokok, konsumsi makanan, riwayat obat-obatan bebas,
hasil dan efek samping terapi antihipertensi sebelumnya bila ada, dan factor psikososial lingkungan (keluarga,
pekerjaan, dsb).

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapy bertujuan menentukan adanya
kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa, darah
perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL) ,
dan EKG.
Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat,
kolesterol LDL, TSH, dan ekokardiografi.

F.      PENATALAKSANAAN
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas
serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah
140 mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengontrol factor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui
modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
Kelompok resiko dikategorikan menjadi :
A : Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1,2, 3, tanpa gejala penyakit kardiovaskueler,
kerusakan organ, atau factor resiko lainnya. Bila dengan modifikasi gaya hidup tekanan darah belum
dapat diturunkan, maka harus diberikan obat anti hipertensi
B : Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ lainnya tapi memiliki satu atau lebih
factor resikoyang tertera diatas, namun bukan diabetes mellitus. Jika terdapat beberapa factor maka
harus langsung diberikan obat anti hipertensi.
C : Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ yang jelas.
Factor resiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipidemia, diabetes mellitus, jenis kelamin (pria dan wanita
menopause), riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.
Kerusakan organ atau penyakit kardiovaskuler : penyakit jantung(hipertrofi ventrikel kiri, infark miokard, angina
pectoris, gagal jantung, riwayat revaskularisasi koroner, stroke, transient ischemic attack, nefropati, penyakit
arteri perifer, dan retinopati).
Penatalaksanaan berdasarkan Klasifikasi resiko :

Tekanan darah Kelompok resiko A Kelompok resiko B Kelompok resiko C


130-139/85-89 Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya hidup Dengan obat
140-159/90-99 Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya hidup Dengan obat

≥ 160/≥100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat


Modifikasi gaya hidup cukup efektif, langkah-langkah yang dianjurkan :

 Menurunkan berat badan bila bila terdapat kelebihan (indeks masa tubuh ≥ 27)

 Membatasi alcohol

 Meningkatkan aktivitas fisik aerobic (30-45 menit perhari)

 Mengurangi asupan natrium (< 100mmol Na/ 2,4 Na/6gNaCl/ hari)

 Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90 mmol/hari)

 Mempertahankan asupan kalium dan magnesium yang adekuat

 Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan

Penatalaksaan dengan obat anti hipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian
ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur, kebutuhan, dan usia. Terapi yang optimal harus efektif selama 24
jam dan lebih disukai dalam dosis tunggalkarena kepatuhan lebih baik, lebih murah, dapat mengontrol hipertensi
terus menerus dan lancer dan melindungi pasien terhadap berbagai resiko dan kematian mendadak, serangan
jantung atau stroke akibat peningkatan tekanan darah mendadak saat bangun tidur.

G.    Masalah Yang lazim muncul pada klien

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload, vasokonstriksi,
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard

2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

3. Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral

4. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan

H.    Discharge Planning

1. Ajarkan pada anak dan keluarga tentang penatalaksanaan hipertensi :


·         penjelasan mengenai hipertensi
·         pengobatan
·         batasan diet dan pengendalian berat badan
·         masukan garam
·         latihan
I.       Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Resiko tinggi terhadap NOC : NIC :
penurunan curah jantung b/d ·         Cardiac Cardiac Care
peningkatan afterload, Pump effectiveness v  Evaluasi adanya nyeri dada
vasokonstriksi, ·         Circulation ( intensitas,lokasi, durasi)
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, Status v  Catat adanya disritmia jantung
iskemia miokard ·         Vital Sign v  Catat adanya tanda dan gejala
Status penurunan cardiac putput
v  Monitor status kardiovaskuler
v  Monitor status pernafasan yang
menandakan gagal jantung
v  Monitor abdomen sebagai
indicator penurunan perfusi
v  Monitor balance cairan
v  Monitor adanya perubahan
tekanan darah
v  Monitor respon pasien terhadap
efek pengobatan antiaritmia
v  Atur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan
v  Monitor toleransi aktivitas
pasien
v  Monitor adanya dyspneu,
fatigue, tekipneu dan ortopneu
v  Anjurkan untuk menurunkan
stress

Fluid Management
·   Timbang popok/pembalut jika
diperlukan
·   Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
·   Pasang urin kateter jika diperlukan
·   Monitor status hidrasi
( kelembaban membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah ortostatik ),
jika diperlukan
·   Monitor hasil lAb yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
osmolalitas urin  )
·   Monitor status hemodinamik
termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP
·   Monitor vital sign sesuai indikasi
penyakit
·   Monitor indikasi retensi /
kelebihan cairan (cracles, CVP ,
edema, distensi vena leher, asites)
·   Monitor berat pasien sebelum dan
setelah dialisis
·   Kaji lokasi dan luas edema
·   Monitor masukan makanan / cairan
dan hitung intake kalori harian
·   Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi cairan sesuai 
program
·   Monitor status nutrisi
·   Berikan cairan
·   Kolaborasi pemberian diuretik
sesuai program
·   Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
·   Dorong masukan oral
·   Berikan penggantian nesogatrik
sesuai output
·   Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan
·   Tawarkan snack ( jus buah, buah
segar )
·   Batasi masukan cairan pada
keadaan hiponatrermi dilusi dengan
serum Na < 130 mEq/l
·   Monitor respon pasien terhadap
terapi elektrolit
·   Kolaborasi dokter jika tanda cairan
berlebih muncul meburuk
·   Atur kemungkinan tranfusi
·   Persiapan untuk tranfusi
Fluid Monitoring
·   Tentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminaSi
·   Tentukan kemungkinan faktor
resiko dari ketidak seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik, kelainan
renal, gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll )
·   Monitor berat badan
·   Monitor serum dan elektrolit urine
·   Monitor serum dan osmilalitas
urine
·   Monitor BP
·   Monitor tekanan darah orthostatik
dan perubahan irama jantung
·   Monitor parameter hemodinamik
infasif
·   Catat secara akutar intake dan
output
·   Monitor membran mukosa dan
turgor kulit, serta rasa haus
·   Catat monitor warna, jumlah dan
·   Monitor adanya distensi leher,
rinchi, eodem perifer dan
penambahan BB
·   Monitor tanda dan gejala dari
odema
·   Beri cairan sesuai keperluan
·   Kolaborasi pemberian obat yang
dapat meningkatkan output urin
·   Lakukan hemodialisis bila perlu
dan catat respons pasien

Vital Sign Monitoring


§ Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
§ Catat adanya fluktuasi tekanan darah
§ Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
§ Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
§ Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
§ Monitor kualitas dari nadi
§ Monitor adanya pulsus paradoksus
§ Monitor adanya pulsus alterans
§ Monitor jumlah dan irama jantung
§ Monitor bunyi jantung
§ Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
§ Monitor suara paru
§ Monitor pola pernapasan abnormal
§ Monitor suhu, warna, dan kelembaban
kulit
§ Monitor sianosis perifer
§ Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
§ Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
2 Intoleransi aktivitas b/d NOC : NIC :
kelemahan, ketidakseimbangan v  Energy conservation Activity Therapy
suplai dan kebutuhan oksigen. v  Activity tolerance v  Kolaborasikan dengan Tenaga
v  Self Care : ADLs Rehabilitasi Medik
Definisi : Ketidakcukupan dalammerencanakan progran terapi
energu secara fisiologis maupun Kriteria Hasil : yang tepat.
psikologis untuk meneruskan v  Bantu klien untuk
atau menyelesaikan aktifitas v  Berpartisipasi dalam mengidentifikasi aktivitas yang
yang diminta atau aktifitas aktivitas fisik tanpa disertai mampu dilakukan
sehari hari. peningkatan tekanan darah, v  Bantu untuk memilih aktivitas
nadi dan RR konsisten yangsesuai dengan
v  Mampu melakukan kemampuan fisik, psikologi dan
Batasan karakteristik : aktivitas sehari hari (ADLs) social
·   melaporkan secara verbal secara mandiri v  Bantu untuk mengidentifikasi
adanya kelelahan atau
dan mendapatkan sumber yang
kelemahan.
diperlukan untuk aktivitas yang
·   Respon abnormal dari
diinginkan
tekanan darah atau nadi
v  Bantu untuk mendpatkan alat
terhadap aktifitas
bantuan aktivitas seperti kursi roda,
·   Perubahan EKG yang krek
menunjukkan aritmia atau v  Bantu untu mengidentifikasi
iskemia aktivitas yang disukai
·   Adanya dyspneu atau v  Bantu klien untuk membuat
ketidaknyamanan saat jadwal latihan diwaktu luang
beraktivitas. v  Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
Faktor factor yang berhubungan beraktivitas
: v  Sediakan penguatan positif bagi
·   Tirah Baring atau yang aktif beraktivitas
imobilisasi v  Bantu pasien untuk
·   Kelemahan menyeluruh mengembangkan motivasi diri dan
·   Ketidakseimbangan antara penguatan
suplei oksigen dengan v  Monitor respon fisik, emoi,
kebutuhan social dan spiritual
·   Gaya hidup yang
dipertahankan.
3 Nyeri NOC : NIC :
v  Pain Level,
Definisi : v  Pain control,
Sensori yang tidak v  Comfort level Pain Management
menyenangkan dan pengalaman Kriteria Hasil :
emosional yang muncul secara § Lakukan pengkajian nyeri secara
vMampu mengontrol nyeri komprehensif termasuk lokasi,
aktual atau potensial kerusakan (tahu penyebab nyeri, karakteristik, durasi, frekuensi,
jaringan atau menggambarkan mampu menggunakan
adanya kerusakan (Asosiasi kualitas dan faktor presipitasi
tehnik nonfarmakologi § Observasi reaksi nonverbal dari
Studi Nyeri Internasional): untuk mengurangi nyeri,
serangan mendadak atau pelan ketidaknyamanan
mencari bantuan) § Gunakan teknik komunikasi terapeutik
intensitasnya dari ringan vMelaporkan bahwa nyeri
sampai berat yang dapat untuk mengetahui pengalaman nyeri
berkurang dengan pasien
diantisipasi dengan akhir yang menggunakan manajemen
dapat diprediksi dan dengan § Kaji kultur yang mempengaruhi
nyeri respon nyeri
durasi kurang dari 6 bulan. vMampu mengenali nyeri § Evaluasi pengalaman nyeri masa
(skala, intensitas, frekuensi lampau
Batasan karakteristik : dan tanda nyeri) § Evaluasi bersama pasien dan tim
-          Laporan secara vMenyatakan rasa nyaman kesehatan lain tentang
verbal atau non verbal setelah nyeri berkurang ketidakefektifan kontrol nyeri masa
-          Fakta dari observasi vTanda vital dalam rentang lampau
-          Posisi antalgic normal § Bantu pasien dan keluarga untuk
untuk menghindari nyeri mencari dan menemukan dukungan
-          Gerakan § Kontrol lingkungan yang dapat
melindungi mempengaruhi nyeri seperti suhu
-          Tingkah laku ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berhati-hati § Kurangi faktor presipitasi nyeri
-          Muka topeng § Pilih dan lakukan penanganan nyeri
-          Gangguan tidur (farmakologi, non farmakologi dan
(mata sayu, tampak capek, inter personal)
sulit atau gerakan kacau, § Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menyeringai) menentukan intervensi
-          Terfokus pada diri § Ajarkan tentang teknik non
sendiri farmakologi
-          Fokus menyempit § Berikan analgetik untuk mengurangi
(penurunan persepsi nyeri
waktu, kerusakan proses § Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
berpikir, penurunan § Tingkatkan istirahat
interaksi dengan orang dan § Kolaborasikan dengan dokter jika ada
lingkungan) keluhan dan tindakan nyeri tidak
-          Tingkah laku berhasil
distraksi, contoh : jalan- § Monitor penerimaan pasien tentang
jalan, menemui orang lain manajemen nyeri
dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang)
-          Respon autonom Analgesic Administration
(seperti diaphoresis, § Tentukan lokasi, karakteristik,
perubahan tekanan darah, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
perubahan nafas, nadi dan pemberian obat
dilatasi pupil) § Cek instruksi dokter tentang jenis
-          Perubahan obat, dosis, dan frekuensi
autonomic dalam tonus § Cek riwayat alergi
otot (mungkin dalam § Pilih analgesik yang diperlukan atau
rentang dari lemah ke kombinasi dari analgesik ketika
kaku) pemberian lebih dari satu
-          Tingkah laku § Tentukan pilihan analgesik tergantung
ekspresif (contoh : gelisah, tipe dan beratnya nyeri
merintih, menangis, § Tentukan analgesik pilihan, rute
waspada, iritabel, nafas pemberian, dan dosis optimal
panjang/berkeluh kesah) § Pilih rute pemberian secara IV, IM
-          Perubahan dalam untuk pengobatan nyeri secara teratur
nafsu makan dan minum § Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik pertama
kali
Faktor yang berhubungan : § Berikan analgesik tepat waktu
Agen injuri (biologi, kimia, terutama saat nyeri hebat
fisik, psikologis) § Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)
4 Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :
lebih dari kebutuhan tubuh b/d v  Nutritional Status : food Weight Management
masukan berlebihan and Fluid Intake v  Diskusikan bersama pasien
v  Nutritional Status : mengenai hubungan antara intake
Definisi : Intake nutrisi nutrient Intake makanan, latihan, peningkatan BB
melebihi kebutuhan metabolik v  Weight control dan penurunan BB
tubuh Kriteria Hasil : v  Diskusikan bersama pasien
mengani kondisi medis yang dapat
v  Mengerti factor yang
Batasan karakteristik : mempengaruhi BB
meningkatkan berat badan
-    Lipatan kulit tricep > 25 v  Diskusikan bersama pasien
v  Mengidentfifikasi
mm untuk wanita dan > 15 mengenai kebiasaan, gaya hidup
tingkah laku dibawah
mm untuk pria dan factor herediter yang dapat
kontrol klien
-    BB 20 % di atas ideal untuk mempengaruhi BB
v  Memodifikasi diet dalam
tinggi dan kerangka tubuh v  Diskusikan bersama pasien
waktu yang lama untuk
ideal mengenai risiko yang berhubungan
mengontrol berat badan
-    Makan dengan respon dengan BB berlebih dan penurunan
v  Penurunan berat badan 1-
eksternal (misalnya : situasi BB
2 pounds/mgg
sosial, sepanjang hari) v  Dorong pasien untuk merubah
v  Menggunakan energy
-    Dilaporkan atau diobservasi kebiasaan makan
untuk aktivitas sehari hari
adanya disfungsi pola makan v  Perkirakan BB badan ideal
(misal : memasangkan pasien
makanan dengan aktivitas
yang lain) Nutrition Management
-    Tingkat aktivitas yang § Kaji adanya alergi makanan
menetap § Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
-    Konsentrasi intake makanan menentukan jumlah kalori dan nutrisi
pada menjelang malam yang dibutuhkan pasien.
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Faktor yang berhubungan : intake Fe
Intake yang berlebihan dalam § Anjurkan pasien untuk meningkatkan
hubungannya terhadap protein dan vitamin C
kebutuhan metabolisme tubuh § Berikan substansi gula
§ Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
§ Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
§ Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Weight reduction Assistance


v  Fasilitasi keinginan pasien untuk
menurunkan BB
v  Perkirakan bersama pasien mengenai
penurunan BB
v  Tentukan tujuan penurunan BB
v  Beri pujian/reward saat pasien
berhasil mencapai tujuan
v  Ajarkan pemilihan makanan

Read more: http://aneka-wacana.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pada-pasien-


dengan_3.html#ixzz2RA9YKP7n

Anda mungkin juga menyukai