KOREKSI I KOREKSI II
(…………………………………………………………) (………………………..……...
………………………….)
A. Konsep diare
1. Definisi diare
Diare merupakan kondisi dimna seseorang buang air besar dengan konsistensi
tidak keras atau tidak padat yang dapat berupa air saja dan frekuensinya tiga
kali atau lebih dalam sehari. diare atau menret ialah buang air besar dengan
feses tidak terbentuk, atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 x sehari. diare
dibagi menjadi dua yaitu diare akut dimana berlangsung kurang dari 14 hari
dan diare kronis ialah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari (Elfira, et al.,
2021)
Diare terjadi karena meningkatnya frekuensi buang air besar dan menurunnya
konsistensi feses dibandingkan dengan orang normal. Diare merupakan sebuah
symptom (gejala) dari penyakit sistemik Farmakoterapi Penyakit Sistem
Gastrointestinal ,dare bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan sebuah
gejala dari penyakit. Marker diare ditandai meningkatnya frekuensi buang air
besar (biasanya lebih dari 3x dalam sehari), feses cair dan menurunnya
konsistensi feses dibandingkan pasien normal (Pusmarani, 2019)
2. Etiologi diare
Menurut (Rapida, 2019) etiologi diare yaitu :
7. Penatalaksanaan
a. Penggantin cairan dan elektrolit
dengan jumlah cairan yang keluar. untuk mengetahui cairan yang
dibutuhkan dapat menggunakan rumus.
- Dehidrasi ringan
kebutuhan cairannya 5%x KgBB
- Dehidrasi sedang
kebutuhan cairannya 8%xKgBB
- Dehidrasi berat
kebutuhan cairan 10%%xKgBB
b. Pemberian antibiotic
antibiotic di indikasikan pada pasien yang memiliki gejala dan ditandai
dengan demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurwngi ekresi dan
kontaminasi lingkungan.
c. obat anti diare
a) kelompok anti-sekresi selektif yaitu racecadotril yang bermanfaat untuk
meghabmbat enzim enkephalinase sehingga erikephin dapat bekrja
normal kembali. Obatbya itu Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis
minimum 30 mg. Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
b) kelompok opiat yaitu kodein fisfat, loperamid HCL, serta kombinasi
difenoksilat dan atropine sulfat, penggunan kodein adalah 15-60 mg di
konsumsi 3xsehari, loperamid 2-4 mg/3-4 sehari.
c) Kelompok absorbent yaitu arangaktif, attapulgit aktif, bismuth
subsalisilat, pectin, kaolin atau smekit yang dugunakan atas dasar
argument bahwa zat tersebut dapat menyerap bahan infekius atau toksin
d) zat hidrofilik yaitu ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari
plantago, oveta psyllium, karaya, yang apat membentuk koloid dengan
cairan dalam lumen usu dan akan mengurangi frekuensi dan elektrolit,
adapun pemakainya adalah 5-10 ml/2 kali sehari dilarutkan dalam air
atau diberikan dalam bentuk kapsul.
8. Komplikasi
Komplikasi akibat dari diare yaitu :
9. Pemeriksaan Diagnostik
Biasanya pasien dengan diare akan sembuh dengan sendirinya dan tidak
memerlukan laboratorium atau pencitraan. kultur tinja diperlukan pada pasien
dengan diare berdarah atau penyaakit parah untuk meyingkirkan penyebab
bakteri, feses berdarah memerlukan pengujian tmbahan untukthoksin shiiga
dan latoferin. seorang pasien dengan menggunakan antibiotic atau rawat inap
akan memerlukan pengujian untuk infeksi clostridium difficile.
anamnesis yang menyeluruh penting untuk menentukkan laboratorium dan
pencitraan apa yang perlu dilakukan untuk membedakan penyebab diare
kronis, pemeriksaan laboratorium dasar untuk pasien diare kronis meliputi
hitung darah lengkap, panel hati, dan analisis feses. (Jainurakhma, et al., 2021)
Menurut andriwan 2015 pemriksaan penunjang yaitu :
Laboratorium :
a. feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
b. Serum elektrolit : Hiponatremi, Hipernatremi, hipokalemi
c. AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat,
HCO3 menurun )
d. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
10. Phatway
Diare
Hypovolemia
B. Konsep dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengakajian
Primary survey
1) Airway + control cervical
a) bersihan jalan nafas, ada tidaknya sumbatan jalan nafas
(gurgling,snoring, stridor)
b) Kaji indikasi curiga fraktur cervical (Multiple Trauma, Jejas/Luka
diatas klavikula, Trauma Kepala disertai penurunan kesadaran,
Biomekanik Trauma mendukung)
2) Breathing + control ventilasi
a) rekuensi nafas, saturasi oksigen kesimetrisan dada kiri dan kanan,
adanya deviasi trakhea, pelebarahan vena jungularis, luka atau jejas)
b) auskultasi suara paru (vesikuler, terdengar menjauh, tidak terdengar)
c) perkusi bagian dada 10 titik (sonor, hipersonor, redup)
d) palpasi adanya krepitasi kalivikula sternum kosta
4) Disability
a) Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS
b) Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya dan awasi tanda-
tanda lateralisasi.
5) Ekposure
a) Buka pakain penderita
b) cegah hipotermi : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yang
cukup hangat
6) Folly catheter
7) Gastriktube
8) R-Evaluasi
a) Evaluasi ABCD
b) Airway, oksigenasi, ventilasi dan circulation
Primary sekunder
3) Anamnesa KOMPAK
keluhan, obat, makanan, penyakit, alergi, kejadian
4) Pemeriksaan penunjang (Xray dan laboratorium)
2. Diagnosa keperawatan
1) Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
2) Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan
Analisa Data
No Data Pathway Masalah
1 Ds: Factor infeksi, factor non Diare
infeksi,factor makanan, factor
- Pasien mengeluh
psikologis
nyeri/kram obdomen ↓
Do: Peradangan pada lambung dan
usus
- Defekasi lebih dari 3
↓
kali dalam 24 jam
Gangguan osmotic, sekresi akibat
- Feses lembek atau toksin di dinding usus
↓
cair
Diare
- Bising usus
hiperaktif
2 Ds: Factor infeksi, factor non Hypovolemia
infeksi,factor makanan, factor
- Pasien mengeluh
psikologis
badan terasa lemas ↓
- Pasien merasa haus Peradangan pada lambung dan
usus
Do:
↓
- Hipotensi
Gangguan osmotic, sekresi akibat
- Takikardi toksin di dinding usus
↓
- Nadi teraba lemah
Diare
↓
Kekurangan volume cairan
↓
Hypovolemia
Asuhan Keperawatan
Daftar pustaka
Elfira, E., Faswita, W., Siregar, N. A., Yuliani, N., Tanjung, P. G., Pasaribu, M., & Sari,
R. N. (2021). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 1. Bandung: Media Sains
Indonesis.
Jainurakhma, J., Koeimiawan, D., Supriadi, E., Zuliani, Budiono, Malisa, N., . . . Rantung,
J. (2021). Dasar-Dasar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam Dengan
Pendekatan Klinis. Yayasan Kita Menulis.
Pusmarani, J. (2019). Farmakoterapi Penyakit Sistem Gastrointestinal. Yayasan Kita
Menulis.
Rapida. (2019). Manajemen Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Pada Ny“F” Dengan
Diagnosa Medis Diare Akut Di Instalasi Gawat Daruration Bedah. Karya Ilmiah
Akhir, 1-100.
Setyawan, D. A., & Setyaningsih, W. (2021). Studi Epidemiologi Dengan Pendekatan
Analisis Spasial Terhadap Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Di Kecamatan Karang Malang Kabupaten Sragen.
Karang Malang: Penerbit Tahta Media Group.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta
selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Nasional Indonesia.