Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu

dan keluarganya bahkan dapat pula menjadi saat yang menyakitkan dan

menakutkan bagi ibu. Nyeri selama persalinan umumnya terasa hebat, dan

hanya 2-4% ibu yang mengalami nyeri ringan selama persalinan, nyeri dan

ketakutan menimbulkan stress (Bobak, 2005).

Rasa nyeri pada persalinan adalah kontraksi uterus yang mengakibatkan

peningkatan aktifitas saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung,

pernafasan dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa

khawatir, tegang, takut, dan stres. Nyeri persalinan dapat mempengaruhi

kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamin dan kortisol yang

meningkat dan akibatnya mempengaruhi durasi persalinan. nyeri bisa

diakibatkan oleh kontraksi involunter otot uteri. Kontraksi cenderung

dirasakan di punggung bawah pada awal persalinan. Sensasi nyeri melingkari

batang tubuh bawah, yang mencakup abdomen dan punggung. Kontraksi

umumnya berlangsung sekitar 45 sampai 90 detik. Ketika persalinan

mengalami kemajuan, intensitas setiap kontraksi meningkat, menghasilkan

intensitas nyeri yang lebih besar (Reeder, dkk, 2014). Adapun nyeri persalinan

yang berat dan lama dapat mempengaruhi sirkulasi maupun metabolisme yang

harus segera diatasi karena dapat menyebabkan kematian janin (Handerson,

2005).
Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I sangat

penting, karena itu sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin dapat

men- jalani persalinan normal atau diakhiri dengan suatu tindakan

dikarenakan adanya penyulit yang diakibatkan nyeri yang san- gat hebat.

Intervensi untuk mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri selama per- salinan

yaitu intervensi farmakologis nyeri dan non farmakologis.

Dewasa ini banyak metode yang membantu menurunkan nyeri pada

persalinan, baik metode farmakologis (menggunakan obat-obatan) maupun

nonfarmakologi. Jika memungkinkan pilihan terapi nonfarmakologis untuk

penatalaksanaan nyeri pada persalinan harus dipertimbangkan sebelum

menggunakan obat analgesik.Beberapa pengelolaan nyeri persalinan secara

farmakologis sebagian besar merupakan tindakan medis.Walaupun tindakan

medis sebagian besar lebih efektif dalam mengurangi nyeri persalinan, selain

lebih mahal juga lebih berpotensi mempunyai efek samping bagi ibu maupun

janinnya (Maryunani, 2015).

Berdasarkan alasan tersebut, tindakan nonfarmakologis dalam

manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat dikembangkan dan

merupakan metode alternatif yang dapat digunakan pada ibu untuk

mengurangi nyeri persalinan. Metode nonfarmakologis dapat memberikan

efek relaksasi kepada pasien dan dapat membantu meringankan ketegangan

otot dan emosi serta dapat mengurangi nyeri persalinan. Metode

nonfarmakologis juga dapat meningkatkan kepuasan pasien selama persalinan,

Karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Relaksasi,


pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin,

musik, guided imagery, akupresure, dan aromaterapi merupakan beberapa

tehnik nonfarmakologis yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat

bersalin dan mempunyai pengaruh koping yang efektif terhadap pengalaman

persalinan (Marmi, 2016).

Thenik relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu

dengan menimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Ibu belajar

untuk meningkatkan efektivitas komponen saraf parasimfatik vegetatative

yang lebih banyak secara simultan. Tehnik tersebut dapatnmengurangi sensasi

nyeri dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri tersebut selain

itu dapat menurunkan ketegangan emosi responden dan Latihan relaksasi ini

selain perawatannya murah juga merupakan cara yang efektif bagi klien untuk

berfartisipasi secara aktif didalam mengatasi masalah kecemasan (Handerson,

2005)

Salah satu tekhnik relaksasi yang sederhana, mudah pelaksanaanya, dan

tidak memerlukan banyak biaya adalah tekhnik Benson relaksasi, dimana

relaksasi ini merupakan penggabungan antara tekhnik respon relaksasi dengan

sistem keyakinan individu (faith factor). Fokus dari relaksasi ini adalah pada

ungkapan tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme yang teratur

disertai sikap pasrah. Ungkapan yang digunakan dapat berupa nama-nama

Tuhan, atau kata yang memiliki makna menenangkan bagi klien itu sendiri

(Benson & Proctor, 2000).\


Perawat maternitas mempunyai posisi penting dalam membantu

memenuhi kebutuhan terkait dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

dengan mengurangi nyeri dan mengurangi atau menghilangkan kecemasan.

Untuk itu perawat harus dapat mengenali gejala kecemasan dan mengurangi

kecemasan pada wanita. Peran perawat adalah untuk mengidentifikasi tingkat

nyeri dan cemas serta berusaha untuk menurunkan intensitas tersebut. Peran

perawat tidak hanya berkolaborasi dengan tenaga profesional kesehatan

lainnya, tetapi juga memberikan intervensi untuk menurunkan intensitas nyeri

dan cemas, mengevaluasi pengaruh intervensi, bertindak sebagai advokat dan

pendidik bagi Pasien dengan cara mengajarkan mereka untuk mengatasi nyeri

dan cemas, salah satunya dengan melatih tehnik Benson relaksasi.

Berdasarkan latar belakang diatas untuk mengetahui Pengaruh Tehnik

relaksasi Beson , maka perlu dilakukan studi mengenai Pengaruh teknik

relaksasi Benson terhadap respon adaptasi nyeri pasien inpartu di ruang kirana

rumkit TK II prof dr.J.A Latumeten Ambon sehingga dapat dilakukan upaya

pencegahan yang tepat.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, dapat dirumuskan

permasalahan penelitian “Bagaimana Pengaruh teknik relaksasi Benson

terhadap respon adaptasi nyeri pasien inpartu di ruang kirana rumkit TK II

prof dr.J.A Latumeten Ambon ?.


1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap respon

adaptasi nyeri pasien inpartu di ruang kirana rumkit TK II prof dr.J.A

Latumeten Ambon

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui nilai intensitas nyeri sebelum diberikan metode teknik

relaksasi Benson terhadap respon adaptasi nyeri pasien inpartu di

ruang kirana rumkit TK II prof dr.J.A Latumeten Ambon

2. Mengetahui nilai intensitas nyeri sesudah diberikan metode teknik

relaksasi Benson terhadap respon adaptasi nyeri pasien inpartu di

ruang kirana rumkit TK II prof dr.J.A Latumeten Ambon

3. Menganalisis pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap respon

adaptasi nyeri pasien inpartu di ruang kirana rumkit TK II prof dr.J.A

Latumeten Ambon

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat meyakinkan bukti empiris yang sudah ada

mengenai pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap respon adaptasi

nyeri pasien inpartu di ruang kirana rumkit TK II prof dr.J.A Latumeten

Ambon.
1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber informasi ilmiah yang dapat bermanfaat dalam

materi pembelajaran dan sebagai sumber pustaka yang berhubungan

dengan pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap respon adaptasi

nyeri pasien inpartu

b. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh teknik

relaksasi Benson terhadap respon adaptasi nyeri pasien

c. Bagi Pelayanan Kesehatan

Dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan dalam

penanggulangan menangani respon adaptasi nyeri pasien inpartu

dengan menggunakan teknik relaksasi beson.

Anda mungkin juga menyukai