OLEH :
EVA YANTI PANE
190204071
Proposal ini telah dibimbing dan diperiksa oleh pembimbing dan layak untuk
Disetujui oleh
Ketua
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
1. Parlindungan Purba, SH, M.M, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku selaku Rektor Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Henny Syahpitri, S.Kep, M.Kep, sebagai dosen pembimbing yang
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan kepada penulis
sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. dr. Aulia Agustin, M.Kes, selaku Kepala Puskesmas Pakkat yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan survey awal
penelitian di Puskesmas Pakkat.
7. Terima kasih kepada kedua orangtua tercinta, sahabat, teman-teman, dan
seluruh keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, doa serta perhatian
dan dukungan kepada penulis dalam penyusunan proposal ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih. Penulis
mengharapkan bimbingan, arahan, kritikan dan saran kepada semua pihak untuk
kesempurnaan proposal ini.
Penulis
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................7
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................................7
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
2017 sebesar 842.000 atau 319 per 100.000 penduduk sedangkan TB-HIV
sebesar 36.000 kasus per tahun atau 14 per 100.000 penduduk. Kematian
dan kematian TB-HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk.
Dengan insiden sebesar 842.000 kasus per tahun dan notifikasi kasus TB
sebesar 569.899 kasus maka masih ada sekitar 32% yang belum
sejumlah 442.000 kasus yang mana dari kasus tersebut diperkirakan ada
8.600-15.000 MDR/RR TB, (perkiraan 2,4% dari kasus baru dan 13% dari
pasien TB yang diobati sebelumnya), tetapi cakupan yang diobati baru
sekitar 27,36%.
Utara, berdasarkan data Riskesdas 2018 di Kota Medan sebesar 0,46% dan
Kepatuhan merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku hidup sehat.
obatan sesuai yang diresepkan dan yang sudah ditentukan oleh dokter.
tuntas, menjelaskan mengenai aturan minum obat yang benar dan gejala efek
usaha dan tindakan yang bertujuan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan
menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut
bahwa lebih dari separoh responden tidak patuh meminum obat yaitu
dengan baik maka angka kesembuhan akan tinggi. Untuk itu ada strategi
Paru di Puskesmas Pakkat pada tahun 2019 sebanyak 528 orang, dengan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak Puskesmas kepada
pasien sehingga mereka takut untuk mengambil obat karena ada perjanjian
jika tidak datang mengambil obat akan kena denda sesuai dengan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah dari penelitian ini
penderita TB paru.
penderita TB paru.
penderita TB paru.
1. Bagi Puskesmas
ditingkatkan.
penyembuhan.
2.1.1. Pengertian
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. (Depkes
RI, 2014).
Robert Chook tahun 1882. Kuman ini berbentuk batang yang tahan asam
Kuman ini terdapat dalam butir-butir percikan dahak yang disebut Droplet
Nuclei dan melayang di udara untuk waktu yang lama sampai terhisap oleh
orang lain atau mati dengan sendirinya terkena sinar matahari. (Aditama,
2013).
2.1.2. Etiologi
sehingga kuman mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap
zat kimia dan factor fisik. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni
9
Tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan
Adapun yang menjadi gejala penyakit TB Paru pada orang dewasa adalah
a. Batuk terus menerus dengan dahak selama tiga minggu atau lebih
Sumber penularan adalah penderita BTA (+) Positif. Pada waktu batuk
udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau
masuk kedalam tubuh, kuman tersebut menyebar dari paru ke organ tubuh
lainnya melalui sistim peredaran darah, sistim saluran limfe, saluran nafas
(Kardiyudiani, 2019).
hari, yaitu sewaktu, pagi, sewaktu (SPS). Didiagnosis TB Paru pada orang
spesimen SPS BTA hasilnya positif. Bila hannya satu spesimen yang
positif, perlu diadakan pemeriksaan yang lebih lanjut yaitu foto rontgen
antibiotic spektrum luas selama 1-2 minggu. Bila tidak ada perubahan,
SPS positif didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif. Kalau hasil SPS
dalam tiga kategori yaitu kategori -1, kategori -2, kategori -3, dan sisipan
(HRZE). Setiap kategori pengobatan terdiri atas dua tahap pemberian yaitu
fase awal intensif dan fase lanjutan berkala. Pada fase awal pasien minum
Streptomisin atau Etambutol 2 HRZS (E). obat diberikan tiap hari selama 2
bulan. Bila setelah 2 bulan dahak menjadi negatif maka dimulai fase
lanjutan. Bila setelah 2 bulan dahak masih positif maka fase intensif
diperpanjang 2-4 minggu lagi baru diteruskan dengan fase lanjutan tanpa
melihat apakah dahak sudah negatif atau belum. Pada populasi dimana
resistensi primer terhadap INH rendah maka fase intensif dengan 3 macam
obat saja yaitu HRZ sudah cukup. Fase lanjutannya adalah 4 HR atau 4
fase intensif dahak menjadi negatif maka diteruskan dengan fase lanjutan.
Bila setelah 3 bulan dahak masih tetap positif maka fase intensif
diperpanjang 1 bulan lagi. Bila setelah 4 bulan dahak masih tetap positif
maka pengobatan dihentikan 2-3 hari lalu diperiksa biakan dan tes
terhadap semua obat dan setelah fase intensif dahak menjadi negatif maka
lanjutan 4HR atau 4 H3 R3 bila lesi diparu lebih luas dari 10 cm 2, atau
paru berat, yang pernah menelan OAT atau kalau pernah kurang dari
satu bulan
1. Pasien BTA positif yang sudah pernah makan OAT selama lebih
sebulan
Bila pemberian pengobatan kategori 1 dan kategori 2 pada fase akhir fase
1. Komitmen politis
pengobatan
keseluruhan.
2.2. Kepatuhan
petugas kesehatan.
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan
yakni:
a. Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
b. Memahami (Comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
c. Aplikasi (Application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
f. Evaluasi (Evaluation)
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat
tersebut diatas.
2. Dukungan Keluarga
2011)
mempunyai arti dalam hidup individu. Orang terdekat antara lain orang
tua bagi anak, istri atau suami, teman dekat, saudara, tergantung tingkat
dan menjalani rawat inap di rumah sakit dan dia masih mampu duduk
dan membac, maka lebih baik diberi buku bacaan yang ringan dan
membangun semangatnya.
3. Waktu pemberi dukungan, situasi yang tepat hampir sama dengan jenis
memecahkan masalah. Dukungan nyata yang paling efektif bila dihargai oleh
2. Dukungan informasional
Dukungan informasional yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor
atau umpan balik tentang apa yang dilakukan seseorang. Keluarga dapat
3. Dukungan penghargaan
Sakit dengan baik dan menjaga sumber kecemasan dan strategi koping yang
Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi
4. Dukungan emosional
Dukungan emosional yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan damai
seseorang akan hal dimiliki dan dicintai. Bantuan dalam bentuk semangat,
1. Suami atau istri, secara fungsional otomatis adalah orang yang paling
mengalami kesulitan.
berinteraksi secara inten setiap saat. Solidaritas diantara mereka juga tumbuh
dengan kuat.
d. Manfaat dukungan keluarga
sembuh
penyakitnya
5. Merasa ada orang lain yang juga menderita sehingga dapat mengurangi
rasa isolasi
6. Merasa diterima dan disayangi dalam keadaan apa pun. Oleh karena itu,
perilaku tidak patuh, penyebab, dan akibatnya dukungan keluarga didapat dari
pasien.
Salah satu dari komponen DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka pendek
1. Persyaratan PMO
penderita
penderita.
selesai pengobatan
c. Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan
d. Memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita TBC yang
Catatan:
3. Lingkungan Sosial
emosional yang tinggi dan keluarga atau pihak lain yang tidak mau
1. status pendidikan
3. beban tanggungan
antara lain jika tidak segera diobati penderita TB akan berisiko menularkan kuman
yang tidak patuh dalam meminum obat dapat dinyatakan gagal dalam pengobatan
Hal-hal mendasar yang dibutuhkan oleh pasien TB BTA positif diantaranya baik
dukungan secara psikologik maupun sosial. Pada saat menjalani pengobatan TB,
kronis seperti TB paru perlu mendapat dukungan baik psikis maupun social lebih,
karena dengan dukungan dari orang-orang tersebut secara tidak langsung dapat
pada akhirnya meningkatkan ketahanan tubuh sehingga kondisi fisik tidak akan
semakin menurun. Selain itu terdapat dampak psikososial yang dirasakan oleh
membuat mereka merasa bosan, putus asa, kurang motivasi dalam menjalani
pengobatan dan memiliki efek samping akibat meminum OAT, serta masih
pengobatan TB.
Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga teman,
waktu, dan uang merupakan faktor penting dalam kepatuhan. Keluarga dan teman
Modifikasi faktor lingkungan dan social, hal ini berarti membangun dukungan
alkohol.
4. Sosial Ekonomi
pasien mungkin tidak mampu untuk membeli obat, dan transportasi pun
Status ekonomi mempengaruhi status gizi yang mana terdapat bukti jelas
bahwa kelaparan atau gizi buruk mengurangi daya tahan tubuh terhadap
penyakit TBC, secara tidak langsung tingkat sosial ekonomi yang rendah
Nampak pada perumahan yang terlampau padat atau kondisi kerja yang
buruk, keadaan ini mungkin menurunkan daya tahan tubuh, sama dengan
keluarga yang kecil mengakibatkan orang tidak dapat hidup layak dan
masyarakat bisa berperan dan bisa juga tidak berperan terhadap terjadinya
penyakit TB paru, hal ini disebabkan jika keluarga yang memiliki status
paru.
kepada imunitas tubuh dan penyakit yang akan didapatkan sang anak.
Sosial ekonomi yang rendah juga akan berjalan beriringan dengan kondisi
yang memiliki kondisi ekonomi yang rendah, padahal kondisi seperti ini
karena anak akan lebih sering kontak dengan orang dewasa dengan TB
tuberculosis akan dapat lebih mudah untuk hidup. Hal ini membuat
2.2 Kepatuhan
1. Pengetahuan
atau kaset yang berisi tentang kesehatan yang digunakan oleh pasien
secara mandiri.
2. Motivasi
3. Sikap
perasaan tidak mendukung dan tidak memihak pada objek. Secara spesifik,
sikap adalah derajat efek positif atau efek negatif terhadap suatu objek.
4. Kemampuan Fisik
5. Dukungan keluarga
mereka terima.
6. Konseling
pengobatan.
7. Efek samping
Efek samping adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya
Pengetahuan
Dukungan Keluarga - Patuh
Lingkungan sosial - Tidak Patuh
Sosial Ekonomi
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
Maret 2021.
3.3.1. Populasi
Table 3.1
Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan jika jawaban salah diberi skor 0
(nol). Yang terdiri dari tiga kategori kelas untuk pengetahuan (Baik,
Rumus :
ren tan g
P=
banyakkelas
12−0
=
3
=4
Keterangan :
P : Panjang Kelas
BK : Banyak Kategori
Baik : 9 – 12
Cukup :5–8
Kurang :1–4
Tidak diberi skor 0, maka skor tertinggi adalah 20 dan terendah adalah 0,
ren tan g
P=
banyakkelas
` 20−0
=
2
=10
Keterangan :
P : Panjang Kelas
BK : Banyak Kategori
Baik : 11 – 20
Kurang : 1 - 10
Tidak diberi skor 0, maka skor tertinggi adalah 10 dan terendah adalah 0,
Rumus :
ren tan g
P=
banyakkelas
=510−0
=
2
Keterangan :
P : Panjang Kelas
BK : Banyak Kategori
Positif : 6 – 10
Negatif :1–5
Tidak diberi skor 0, maka skor tertinggi adalah 10 dan terendah adalah 0,
yang terdiri dari tiga kategori kelas (Baik, Cukup, dan Kurang).
Rumus :
ren tan g
P=
banyakkelas
10−0
=
3
=3
Keterangan :
P : Panjang Kelas
BK : Banyak Kategori
Baik : 8 – 10
Cukup :5–7
Kurang :1–4
3.5.5. Kepatuhan
dan jawaban Tidak diberi skor 0, maka skor tertinggi adalah 20 dan
terendah adalah 0 (nol), yang terdiri dari dua kategori kelas (Patuh dan
Rumus :
ren tan g
P=
banyakkelas
20−0
=
2
=10
Keterangan :
P : Panjang Kelas
BK : Banyak Kategori
Patuh : 11 – 20
Tidak Patuh : 0 – 10
3.6. Alat Dan Prosedur Pengumpulan Data
3.6.1 Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan kuisioner, yang berisi beberapa item
pernyataan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator suatu variabel
(Dharma, 2017).
1. Informedconcent
Sebelum melakukan penelitian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
peneliti kepada responden yang memenuhi kriteria sebagai subjek
penelitian. jika responden bersedia, maka responden akan menandatangani
lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak responden.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden, tapi lembar tersebut diberikan kode inisial nama responden,
termasuk dalam penyajian hasil penelitian.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data
tertentu saja yang akan dilaporkan atau disajikan sebagai hasil penelitian
3.8 Pengolahan Data
Proses pengolahan data meliputi [ CITATION Not12 \l 1057 ]
a. Editing
Setelah instrumen penelitian terisi, kemudian peneliti melakukan
pemeriksaan kembali. Pengisian instrumen meliputi kelengkapan dan
kesesuaian jawaban dengan pertanyaan, dilakukan untuk
mengantisipasi kesalahan-kesalahan dari data yang terkumpul, juga
untuk memonitor jangan sampai terjadi kekosongan dari data yang
dibutuhkan.
b. Coding
Merubah data berbentuk huruf menjadi angka/ bilangan, coding bukan
diartikan sebagai tingkatan, hanya memberikan kode.
c. Entri
Masukkan data yang sudah di koding ke dalam komputer untuk
memudahkan analisa.
d. Tabulating
Pengecekan kembali data yang sudah dientry, apakah ada kesalahan
atau tidak. Cara mengcleaning data dengan membuat tabel akan
diketahui missing data/ dimasukkan dalam tabulasi.
Keterangan:
X2 = Nilai chi-kuadrat
Danusanto, Halim. (2013). Buku Saku Ilmu Penyakit Paru Edisi 2. Jakarta : EGC
Niven, N., 2012, Psikologi Kesehatan, Edisi 2, 192-198, Penerbit EGC, Jakarta
Polit & Beck. (2013) Essentials of Nursing Research Appraising Evidence for
Nursing Practice. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia
Puspita, Elsa. 2016. Gambaran Status Gizi Pada Pasien Tuberkulosis Paru (TB
Paru) yang Menjalani Rawat Jalan di Rsud Arifin Achmad Pekanbaru. JOM
FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016
Smeltzer & Bare. 2013. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Yustikarini, Kamalina. 2014. Faktor Risiko Sakit Tuberkulosis pada Anak yang
Terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Sari Pediatri, Vol. 17, No. 2, Agustus
2015.
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Di Puskesmas Pakkat
Saya yang bernama Eva Yanti Pane adalah mahasiswa Program Studi Ners
Universitas Sari Mutiara Indonesia akan melakukan penelitian tentang “Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Paru
(Tb Paru) Dalam Menjalani Pengobatan Di Puskesmas Pakkat Tahun 2021”.
Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir
dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir, saya
lembar kuesioner dengan jujur dan sukarela, semua jawaban atau masukan bapak/
Atas kesediaan dan kerjasama bapak/ ibu, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan
terima kasih.
Peneliti
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan untuk turut berpartisipasi
NIM :190204071
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam
Penulis Responden
Nomor Reponden
I. DATA DEMOGRAFI
> 60 Tahun
Perempuan
Pendidikan : SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Pendapatan : < UMR
> UMR
I. PENGETAHUAN
III.LINGKUNGAN SOSIAL
V. KEPATUHAN
NIM : 190204071
Peserta Ujian
1. Jumat ,28
Januari 2021 Penguji 1 : Bpk.Kesaktian Manurung,M.Biomed