S DENGAN
HIPERTENSI EMERGENCY DI RUANG ICU RSI PURWOKERTO
AISAH OKTAVIANI
2011040073
PENGERTIAN
(Hani, 2010)
terjadi kondisi peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol yang berak
ibat pada kerusakan organ target yang progresif. Berbagai sistem organ ya
ng menjadi organ target pada hipertensi emergensi ini adalah sistem saraf
pat mengakibatkan infark miokard, disfungsi ventrikel kiri akut, edema paru
akut, diseksi aorta; dan sistem organ lainnya seperti gagal ginjal akut, retin
Hipertensi baik primer maupun sekunder, dapat dengan mendadak mengalami percepa
tan kenaikan dengan tekanan diastolik meningkat cepat sampai di atas 130 mmHg dan
menetap lebih dari 6 jam. Hal ini dapat menyebabkan nekrosis arterial yang lama dan ter
sebar luas, serta hiperplasi intima arterial interlobuler nefron-nefron. Perubahan patologis
jelas terjadi terutama pada retina, otak dan ginjal. Pada retina akan timbul perubahan eks
udat, perdarahan dan udem papil. Gejala retinopati dapat mendahului penemuan klinis k
elainan ginjal dan merupakan gejala paling terpercaya dari hipertensi maligna.
IDENTITAS
Keluarga pasien mengatakan pasien terbaring di tempat tidur sudah hampir 1 minggu, pad
a tanggal 26 mei 2021 pukul 05.00 wib keluarga pasien mengatakan pasien tidak sadar, makan m
inum berkurang kemudian setelah kurang lebih 5 jam tidak sadar pasien langsung di bawa ke R
SI Purwokerto oleh keluarganya. Pasien masuk IGD pada pukul 11.00 WIB, keluarga pasien me
ngatakan pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes tetapi terkontrol , keluarga pasien m
engatakan pasien sudah mengalami serangan strok sebanyak 3 kali dengan saat ini. Pada saat di l
akukan pemeriksaan TD 178/95 mmHg S 36,5 oC N 122 x/menit RR 22x/menit , GCS 8, GDS d
i IGD 354 Pada saat di IGD pasien mendapat terapi infus RL 20 tpm, ranitidine 2x1 ampul, Nov
oramid 10 unit, Citicolin 2x500mg .Pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium, EKG, rontgen t
horax. Kemudian pasien di pindahkan ke ICU bad nomer 4, keadaan pasien sopor koma pada pu
kul 18.00 wib dengan menggunakan brankar pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26 me
i 2021 TD 207/138mmHg S 36,4 oC N 114 x/menit SPO2 98% RR 20x/menit dengan kelemahan
ektremitas kiri, tangan kanan pasien tampak memegang tasbih , kaki kanan pasien tampak sering
di angkat
kemudian konsul dr. Hernawan Sp.S di IGD terapi O2 8 lpm, injeksi cefriaxon 2x1 gra
m . Pada tanggal 27 mei 2021 pukul 7.15 wib Keadaan umum pasien sopor koma GCS
6 E1 M4 V1, pasien terpasang NGT, diit cair /susu 150 cc terpasang DC,TD 193/ 105m
mHg N 110 x/menit RR 19 x/menit S 36,5 oC O2 8lpm SPO2 98%, terapi yang diberikan
yaitu injeksi ranitidine 50 mg, injeksi citicoline 500 mg, injeksi cefriaxon1gr. Advis dr.
Hernawan Sp.S pasien di beri injeksi manitol 4x150 cc, injeksi tensilo 10cc/jam target 1
40-160 mmHg, terapi lain lanjut. Advis dr.Tiara Sp.Pd infus RL 20 tpm, ,injeksi navora
pid 3x5 unit bila diit masuk lebih dari ½ porsi ,GDS/hari. Pada saat dilakukan pengkaji
an tanggal 27 mei 2021 pukul 09.30 wib TD 178/110 mmHg N 122 x/menit RR 19 x/m
enit S 36,5 oC O2 8 lpm SPO2 98%
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Kondisi kesadaran pasien sopor koma dengan tanda-tanda vital TD 178/110 mmH
g N 122 x/menit RR 19 x/menit S 36,5 oC O2 8 lpm SPO2 98% MAP = 178+2(110):
3 =132,6.
Sistem Pernafasan (Breathing)
Tidak terdapat obstruksi benda asing di jalan nafas, jenis nafas dispneu suara naf
as vesikuler pasien menggunakan O 2 8 lpm, pasien tidak menggunakan WSD , pa
sien tidak menggunakan ventilator.
Sistem Kardiovaskuler (Blood)
Gambar ekg :
Nadi karotis teraba,nadi parifer teraba kuat tidak ada perdarahan tidak terdapat keluhan nyeri dada, da
n irama jantung ireguler, suara jantung normal dengan S1/S2 tunggal, akral teraba dingin dengan peme
riksaan CRT kembali pada 2 detik, pengukuran JVP normal, tidak ada obat jantung yang diberikan.
Kesadaran pasien sopor koma GCS 6 E1 M4 V1, tidak ada refleks fisiologis berupa patella, triceps, bi
ceps, tidak ada keluhan refleks patologis berupa babinsky, budzinsky, kernig, tidak ada keluhan pusin
g, pupil mata isokor dengan diameter 2 mm, tidak ada tanda- tanda peningkatan intra kranial, tidak ada
Infus RL 20 lpm
Injeksi ranitidin 2x1ampul
Novoramid 10 unit
Citicolin 2x500 mg
Injeksi cefriaxon 2x1 gram
Injeksi manitol 4x150 cc
Injeksi tensilo 10cc/jam
•Analisa Data dan Perumusan Masalah Keperawatan
Gangguan sirkulasi
27 mei 2021 Ds: - (D.007; kategori fisiologis;
Do: subkategori sirkulasi)
- Pasien tampak tidak sadar Otak
- Kesadaran soporkoma Risiko Perfusi Serebral
- GCS 6 E1 M4 V1 Suplai O2 otak menurun
Tidak Efektif
- Akral teraba dingin Sinkop
- TD178/110 mmHg
Risiko Perfusi Serebral
N 122 x/menit Tidak Efektif
RR 19 x/menit
S 36,5 oC
SPO2 98%
O2 8 lpm
Tanggal Data Patofisiologi Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Utama
Rasional
Pasien mengalami peningkatan tekanan darah yang tinggi yang sudah melebihi batas normal yaitu TD 193/105
mmHg, pasien juga mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 6 E1 M4 V1, pasien di beri injeksi tensilo me
lalui intravena dengan dosis 10 cc/jam untuk itu tekanan darah pasien selalu di pantau per jamnya.
Rencana Keperawatan
Nama klien: Ny.S Dx.Medis: Hipertensi Emergency Ruang: ICU (4)
1 27 Mei (D. 0008; kategori fisiologis; Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
2021 subkategori sirkulasi) selama 3x24 jam diharapkan curah Observasi
jantung pasien meningkat dengan - Monitor tekanan darah
Penurunan curah jantung b.d kriteria hasil: - Monitor nadi
perubahan afterload Curah Jantung (L.02008) - Monitor pernafasan
- Monitor suhu tubuh
indikator A T - Monitor oksimetri nadi
Tekanan 1 5
darah Terapeutik
Capillary 1 5 - Dokumentasi hasil pemantauan
refill Time
(CRT) Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
Indicator A T pemantauan
Pucat/sianosis 2 5
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian injeksi tensilo 10 cc/jam
Rencana Tindakan
Keterangan:
6. Meningkat
7. Cukup meningkat
8. Sedang
9. Cukup menurun
10. Menurun
Catatan Keperawatan (Diagnosa Keperawatan Utama)
Nama klien: Ny.S Dx Medis: Hipertensi Emergency Ruang: ICU (4)
Hari Dx .keperawatan Tindakan keperawatan dan respon pasien paraf
Tgl /jam
Kamis ,27 mei (D. 0008; kategori Tindakan keperawatan: Aisah
2021 fisiologis; subkategori - Memonitor tekanan darah
Pukul 10.00 wib sirkulasi) - Memonitor nadi
Penurunan curah jantung - Memonitor pernafasan
b.d perubahan afterload - Memonitor suhu
- Memonitor oksimetri nadi
- Mendokumentasikan hasil pemantauan
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Mengkolaborasi dengan dokter untuk pemberian injeksi tensilo
10 cc/jam
Respon Pasien:
Ds:-
Do:
- TD 159/103 mmHg
N 121 x/menit
RR 21 x/menit
S 36,5 oC
SPO2 98%
- Keluarga pasien paham mengenai tujuan dan prosedur dilakukannya
pemantauan
- Injeksi tensilo 10 cc/jam masuk melalui iv
Catatan Perkembangan/SOAP (diagnose utama)
Nama klien: Ny.S Dx.Medis:Hipertensi Emergency Ruang:ICU (4)
Indicator A T S
Tekanan 1 5 2
Darah
Capillary 1 5 3
refill Time
(CRT)
Hari/Tgl/Jam SOAP Paraf
Dx.Keperawatan
Aisah
Indicator A T S
Pucat/sianosis 2 5 2
P:Lanjutkan intervensi
- monitor tekanan darah / jam
- monitor nadi /jam
- monitor pernafasan /jam
- monitor suhu/jam
- monitor oksimetri nadi/jam
- dokumentasikan hasil pemantauan/jam
- kolaborasi dengan dokter untuk pemberian injeksi tensilo 10 cc/jam
Komplikasi
Hilangnya penglihatan
Gangguan ingatan
Serangan jantung
Gagal jantung
Stroke
Penyakit ginjal
Demensia
Prognosis
Penurunan tekanan darah terbukti memberikan prognosis baik. Studi metaanalisis .Menunjukan bahwa setiap penurun
an tekanan darah sistolik 10 mmHg dapat menurunkan risiko komplikasi penyakit jantung iskemik sebesar 17 %,
gagal jantung sebesar 28 % dan stroke sebesar 27 %
TERIMA KASIH