Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PELAKSANAAN STASE MANAJEMEN

ROLEPLAY PERAWAT PELAKSANA DI RUANG ASSALAM


RSI BANJARNEGARA

DISUSUN OLEH :
META MARGARETNA
2011040136

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapatkan prioritas
utama, karena hal tersebut berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa
setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional, dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan menuntut perawat sebagai suatu profesi untuk dapat
memberi pelayanan kesehatan yang maksimal.
Manajemen merupakan pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan kegiatan
di organisasi, dimana didalamnya mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
staf, sarana dan prasaraana dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen keperawatan
dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sumber daya manusia (SDM) perawat diruang rawat terdiri dari kepala ruangan, ketua
tim (perawat primer), dan perawat pelaksana. Perawat harus mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan kemampuannya sesuai dengan perkembangan jaman dan tuntutan
masyarakat sehingga bisa menjadi tenaga perawat yang profesional. Pengembangan dalam
berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, dan saling
mempengaruhi, oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama
keperawatan dalam proses kerja yang profesional.
Perubahan-perubahan yang terjadi akan memberikan dampak yang positif termasuk
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan/keperawatan rumah sakit, sesuainya jenis dan
keahlian tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia sesuai dengan tuntutan masyarakat,
dan bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan/keperawatan. Dengan uraian
diatas maka dapat disimpulkan pentingnya manajemen keperawatan dalam pelayanan di
rumah sakit sehingga pelayanan dapat dikelola secara profesional.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan
pelayanan keperawatan langsung kepada klien. Perawat sebagai pelaksana juga dapat
diartikan pelaksana peran perawat yang menyangkut pemberian pelayanan kesehatan
kepada individu, keluarga, atau mayarakat berupa asuhan keperawatan yang
komprehensif meliputi asuhan pencegahan pada tingkat satu, dua atau tiga, baik langsung
maupun tidak langsung. Tindakan langsung berarti tindakan yang ditangani sendiri oleh
perawat yang menemukan masalah kesehatan klien. Sedangkan tindakan langsung atau
yang disebut juga delegasi tindakannya diserahkan kepada orang lain atau perawat lain
yang dapat dipercaya untuk melakukan tindakan keperawatan klien.
Perawat pelaksana adalah seorang tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dan
diberikan wewenang untuk memberikan pelayanan keperawatan pada instansi kesehatan
di tempat atau ruang dia bekerja.
B. Tanggung jawab perawat pelaksana
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di rawat bertanggung jawab kepada
kepala ruangan/instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai standar.
2. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan
keperawatan/ kegiatan lain yang dilakukan
C. Wewenang Perawat Pelaksana
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di ruang rawat mempunyai wewenang
sebagai berikut:
1. Meminta informasi dan petunjuk pada atasan
2. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien/ keluarga pasien sesuai kemampuan
dan batas kewenangan.
D. Tugas pokok perawat pelaksana:
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan
sentuhan kasih sayang.
a. Melaksanakan tindakan perawtan yang telah disususun.
b. Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien pada
catatan perawatan.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.
a. Pemberian obat.
b. Pemeriksaan laboratorium.
c. Persiapan klien yang akan dioperasi.
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik,mental dan spiritual dari klien, :
a. Memelihaara kebersihan klien dan lingkungan.
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
c. Pendekatan dengan komunkasi terapiutik.
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan
dan pengobatan serta diagnostik.
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.
6. Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara administratif.
a. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
b. Sensus harian dan formulir.
c. Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
8. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
9. Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan.
10. Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.
11. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
13. Membuat laporan harian.
14. Mengikuti timbang terima.
15. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
16. Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer.
17. Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer.
18. Melakukan evaluasi formatif.
19. Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.
20. Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat primer.
E. Beberapa tugas lain dari perawat associate :
1. Membaca rencana perawatan yang telah ditetapkan PP
2. Membina hubungan terapeutik dengan klien dan keluarga
3. Menerima delegasi peran PP, bila PP tidak ada
4. Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan.
F. Aplikasi Peran Perawat Pelaksana
Perawat sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di instansi kesehatan, tentunya
memiliki tugas-tugas yang di bebankan kepada mereka, seperti halnya peran-peran yang
lain, tugas-tugas dari perawat pelaksana tersebut diantaranya :
1. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencakup pasien dan
peralatan.
2. Melakukan askep pasien.
3. Menyiapkan, memelihara, menyimpan alat agar siap pakai.
4. Merencanakan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah dan membuat
langkah/ cara pemecahan masalah.
5. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.
6. Melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang telah dibuat oleh kepala ruangan.
7. Memelihara lingkungan untuk kelancaran pelayanan
8. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang instansi kesehatan dan
lingkungannya, peraturan dan tata tertib yang berlaku, serta fasilitas yang ada dan
penggunaannya.
9. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya maupun
dengan anggota tim kesehatan.
10. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain yang lebih mampu untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dapat ditanggulangi.
11. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter penanggung jawab/perawat
kepala ruang.
12. Menyiapkan pasien yang akan keluar.
13. Mentaati peraturan yang telah ditetapkan di rumah sakit tempat dia bekerja.
G. Peran Perawat sebagai Pelaksana
Dalam melaksanakan peran sebagai pelaksana perawat bertindak sebagai :
1. Comforter, yaitu perawat berusaha memberikan kenyamanan dan rasa aman pada
klien atau pasien.
2. Protector dan advocate, yaitu perawat dapat melindungi dan menjamin agar hak dan
kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan
sebagaimana mestinya.
3. Communicator, yaitu perawat dapat bertindak sebagai mediator antara klien dengan
anggota tim kesehatan lainnya.
4. Rehabilitator, yaitu berhubungan erat dengan tujuan pemberian asuhan keperawatan
yaitu mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat
berfungsi secara normal.
Peran perawat pelaksana juga dapat ditunjukkan dengan memberikan pelayanan
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat berupa asuhan
keperawatan yang komprehensif meliputi pemberian asuhan pencegahan pada tingkat 1, 2
atau 3 baik direct maupun indirect.
H. Struktur Organisasi

Kepala Ruang

Widia Mei

Katim I Katim II

Riyo Fajar Iman Isnaeni aldina

PP I PP II

Aditiana Meli erlina

Meta Margaretna Dewi ratna


I. Rencana Kegiatan Perawat Pelaksana
Hari/Tanggal/Jam Kegiatan Paraf
Kamis, 7 januari 1. Mengikuti operan dan pre conference Meta
2021 2. Menerima Pembagian tugas dari Katim
3. Mempersiapkan keperluan askep
4. Menerima dan melaksanakan tugas yang
diberikan Katim
5. Menerima penjelasan tujuan
pengorganisasian
6. Menyesuaikan waktu istirahat dengan
anggota lain
7. Menerima pengarahan dan bimbingan dari
Katim
8. Melakukan pendokumentasian askep
dengan benar
9. Mengikuti operan post conference

BAB III
LAPORAN PELAKSANAAN ASKEP PASIEN KELOLAAN

NAMA : Meta Margaretna


PERAN : Perawat Pelaksana
1. Nama Pasien : Tn. S
Dx. Medis : Post Debridemen Abses Punggung
Kamar/Bed : 5A
DPJP : dr. Agus

Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan Paraf
keperawatan
Dx. Keperawatan Setelah dilakukan tindakan asuhan - observasi KU dan Meta
: Nyeri keperawatan selama kesadaran pasien,
berhubungan 3 x 24 jam diharapkan nyeri teratasi dengan TTV
dengan agen injuri kriteria hasil: - Identifikasi
fisik lokasi,
S : Pasien Kriteria Hasil: karakteristik,
mengatakan nyeri Indikator Awal Target Tercapai durasi, frekuensi,
pada luka operasi 3 5 4 kualitas,
Melaporkan
pada bagian intensitas nyeri
nyeri
punggung - Identifikasi skala
terkontrol
nyeri
O : Ku cukup - Berikan teknik
Kemampuan 3 5 4
Pasien terlihat nonfarmokologis
menahan nyeri mengenali untuk
Pasien terlihat nyeri mengurangi nyeri
terbaring di - Kontrol
temapat tidur Kemampuan 3 5 4 lingkungan yang
Kondisi luka dalam mengenali memperhambat
terdapat ulkus penyebab rasa nyeri
Post depridemen, nyeri - Fasilitasi istirahat
Dm dan tidur
TD : 113/73 - Jelaskan
mmhg Keluhan 2 5 3 penyebab,
N : 82 nyeri periode, dan
x/menit Keterangan: pemicu nyeri
S : 36,6 1 = memburuk - Ajarkan
RR : 20 2 = cukup memburuk memonitor nyeri
x/menit 3 = sedang secara mandiri
SPO2 : 99% - Ajarkan teknik
4 = cukup membaik
TD : 117/62 mmhg nonfarmakologis
N : 80 x/menit 5 = membaik untuk
R : 20 x/menit mengurangi rasa
S :367 °C nyeri

- Kolaborasi dalam
pemberisn
analgesik
- Lelakukan ganti
balutan perhari

a. Tindakan Keperawatan ( Implementasi)

Hari/ Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi keperawatan Paraf


Tanggal/ Keperawatan ( Implementasi)
jam
Kamis, 7 Nyeri Akut - Mengobservasi KU S : Pasien mengatakan nyeri pada Meta
januari Berhubungan dengan dan kesadaran luka operasi pada bagian punggung
2021 injury fisik pasien, TTV
- Identifikasi lokasi, O : Ku cukup
07.35 karakteristik, durasi, Pasien terlihat menahan nyeri
WIB frekuensi, kualitas, Pasien terlihat terbaring di temapat
08.40 intensitas nyeri tidur
WIB - Identifikasi skala Kondisi luka dalam terdapat ulkus
09.00 nyeri Post depridemen, Dm
WIB - Memberikan teknik TD : 113/73 mmhg
nonfarmokologis N : 82 x/menit
11.00 untuk mengurangi S : 36,6
WIB nyeri RR : 20 x/menit
11.15 - Memfasilitasi SPO2 : 99%
WIB istirahat dan tidur A : Masalah nyeri teratasi sebagian
12.00 - Jelaskan penyebab, dengan indikator sebagai berikut:
WIB periode, dan pemicu
nyeri indikator awal target hasil
12.50 - Ajarkan memonitor Melaporkan 3 5 4
WIB nyeri secara mandiri nyeri
13.20 - Mengajarkan teknik terkontrol
WIB nonfarmakologis
13.40 untuk mengurangi Kemampua 3 5 4
WIB rasa nyeri n mengenali
14.05 - Kolaborasi dalam nyeri
WIB pemberisn analgesik
- Melakukan ganti Kemampua 3 5 4
balutan perhari n mengenali
penyebab
nyeri

Keluhan 2 5 3
nyeri

Keterangan:
1 = memburuk
2 = cukup memburuk
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik

P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Berikan teknik
nonfarmokologis untuk
mengurangi nyeri
- Monitor terapi katorolac,
ranitidin dan na diclofenak

2. Kamar 8 bed B
a. Nama Pasien : Tn. S
b. Diagnosa Medis : post debridement abses digity 5 dextra post orif
c. DPJP : dr. Agus
d. Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
e. Rencana Tindakan Keperawatan :
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Paraf
Keperawatan (NOC) Keperawatan
(NIC)
Nyeri b.d Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi Meta
ketidakmampuan lokasi,
keperawatan selama 2x 24 jam
fisik karakteristik,
diharapkan kontrol nyeri durasi,
frekuensi,
meningkat.
Analisa Data: kualitas,
DS: Luaran : Kontrol nyeri intensitas
- Pasien mengatakan nyeri
Indikator A T
nyeri pada jari  Identifikasi
kelingking dan jari Melaporkan 3 5
skala nyeri
kelingking bengkak nyeri terkontrol
 Berikan teknik
DO: nonfarmokolo
- ku: cukup Kemampuan 3 5
gis untuk
- pasien terlihat mengenali nyeri
mengurangi
menahan nyeri nyeri
- luka terlihat Kemampuan 3 5
 Kontrol
bengkak mengenali
lingkungan
- skala nyeri 4 penyebab nyeri
yang
memperhamba
t rasa nyeri
Keluhan nyeri 2 5
 Fasilitasi
Keterangan :
istirahat dan
1. Menurun tidur
 Jelaskan
2. Cukup menurun penyebab,
periode, dan
3. Sedang
pemicu nyeri
4. Cukup meningkat  Ajarkan
memonitor
5. Meningkat
nyeri secara
mandiri
 Ajarkan teknik
nonfarmakolo
gis untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi dalam
pemberian analgesik

f. Tindakan Keperawatan :

Hari/ Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan Para


Tanggal Keperawatan f
/ jam
Kamis , Nyeri b.d 1. Mengobservasi S : Keluarga mengatakn nyeri pada jari Met
7 ketidakmampua KU dan kelingking dan bengkak a
januari n fisik kesadaran pasien, O:
2021 TTV - ku: cukup
07.35 2. Identifikasi - pasien terlihat menahan nyeri
WIB lokasi, - luka terlihat bengkak
08.40 karakteristik, - skala nyeri 4
WIB durasi, frekuensi, A : Masalah nyeri belum teratasi dengan
kualitas, indikator sebagai berikut:
09.00 intensitas nyeri Indikator Awal Target Tercapai
WIB 3. Identifikasi skala Melaporkan 3 5 4
09.15 nyeri nyeri
WIB 4. Berikan teknik terkontrol
nonfarmokologis
11.00 untuk mengurangi Kemampuan 3 5 4
WIB nyeri mengenali
5. Kontrol nyeri
11.15 lingkungan yang
WIB memperhambat
Kemampuan 3 5 4
rasa nyeri
12.00 mengenali
6. Fasilitasi istirahat
WIB penyebab
dan tidur
13.20 nyeri
7. Jelaskan
WIB penyebab,
13.40 periode, dan
WIB pemicu nyeri Keluhan 2 5 3
8. Ajarkan nyeri
14.05 memonitor nyeri Keterangan:
WIB secara mandiri 1 = memburuk
9. Ajarkan teknik 2 = cukup memburuk
nonfarmakologis 3 = sedang
untuk mengurangi 4 = cukup membaik
rasa nyeri 5 = membaik
10. Kolaborasi dalam
pemberisn
P : Lanjutkan intervensi
analgesik
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri

Berikan teknik nonfarmokologis untuk


mengurangi nyeri

3. Kamar 8 bed B
a. Nama Pasien : Ny. TH
b. Diagnosa Medis : Bronchitis
c. Tanggal Masuk RS : 08-01-2021
d. DPJP : dr. Aditya
e. Diagnosa Keperawatan :
Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sesak nafas
f. Rencana Tindakan Keperawatan

N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan


o (NIC)
1 Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan asuhan Manajemen jalan nafas
efektif b/d sesak nafas keperawatan selama 2 x 24 jam 1. Monitor tanda-tanda
DS: diharapkan bersihan jalan nafas vital
- Pasien mengatakan batuk efektif 2. Monitor status
dan sesak nafas Luaran : Status Pernafasan pernafasan dan
- Pasien mengatakan Indikator Awa Target oksigenasi
demam l 3. Posisikan pasien semi
- Pasien mengatakan Frekuensi 2 4 fowler untuk
pusing dan mual pernafasan 2 4 mengurangi sesak nafas
DO: Sesak nafas 2 4 4. Instruksikan bagaimana
- Keadaan umum cukup Batuk 2 4 agar bisa melakukan
- Kesadaran composmentis Demam batuk efektif
- TD: 132/79 mmHg, 5. Kolaborasi pemberian
N: 76 x/m, S: 38,1 oC, Keterangan : oksigen 3 lpm
RR: 22 x/m, SpO2: 98% 1. Sangat beras
- Terpasang O2 3 lpm 2. Berat RTL
nasal kanul 3. Cukup - Cek darah lengkap
- Hasil rontgen bronchitis 4. Ringan ulang
5. Tidak ada
g. Tindakan keperawatan

Hari/ Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf


Tanggal/ Keperawatan
jam
Senin , Bersihan jalan - Memonitor tanda- S : pasien mengatakan sesak nafas dan Meta
11 nafas tidak tanda vital kadang batuk
januari efektif b/d - Memonitor status O:
2021 - ku: cukup
sesak nafas pernafasan dan
07.35 - terpasang oksigen 3 lpm
WIB oksigenasi A : Masalah belum teratasi dengan
08.40 - Memposisikan pasien indikator sebagai berikut:
WIB semi fowler untuk Indikator Awa Target Hasil
mengurangi sesak l
09.00 nafas Frekuensi 2 4 3
WIB
- Menginstruksikan pernafasan
09.15
WIB bagaimana agar bisa
melakukan batuk Sesak nafas 2 4 3
11.00 efektif Batuk 2 4 3
WIB - Mengkolaborasi Demam 2 4 3
Keterangan:
pemberian oksigen 3
11.15 Keterangan :
lpm
WIB 1. Sangat berat
RTL 2. Berat
12.00 - Cek darah lengkap ulang 3. Cukup
WIB 4. Ringan
13.20 5. Tidak ada
WIB P: lanjutkan intervensi
13.40 berikan terapi obat
WIB monitor tanda-tanda vital
monitor status pernafasan dan oksigenasi
14.05
WIB

Anda mungkin juga menyukai