Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PERAN DAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA (PP)


(MINGGU KE-3 HARI KE-1)

Oleh:

NURHAMIDAH, S.Kep
NIM: 1941232

Pembimbing:
Ns. SHINTA DEWI KASIH BRATHA M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES TENGKU MAHARATU
PEKANBARU
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAGEMEN KEPERAWATAN
PERAN DAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA (PP)

Kepala Ruang : FITRIANA


Pembimbing : Ns. SHINTA DEWI KASIH BRATHA M. Kep
Hari, Tanggal : Jum’at, 25 Desember 2020
Minggu : 3

A. PENGERTIAN

Keperawatan primer (primary nursing) adalah sistem pemberian


asuhan keperawatan di tingkat rawat inap yang dapat mempermudah realisasi
praktek keperawatan profesional. Sistem ini menyediakan asuhan yang
berfokus pada pasien yang secara individual dan komprehensif,
berkesinambungan sejak pasien dirawat di rumah sakit sampai keluar pindah ke
institusi lain (Modul pelatihan manajemen bangsal keperawatan, 2009).
Perawat pelaksana adalah seorang tenaga kesehatan yang bertanggung
jawab dan diberikan wewenang untuk memberikan pelayanan keperawatan
pada instansi kesehatan di tempat atau ruang dia bekerja. Perawat sebagi
pelaksana juga dapat diartikan pelaksana peran perawat yang menyangkut
pemberian pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, atau mayarakat
berupa asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi asuhan pencegahan
pada tingkat satu, dua atau tiga, baik langsung maupun tidak langsung.
Tindakan langsung berarti tindakan yang ditanagani sendiri oleh
perawat yang menemukan masalah kesehatan klien. Sedangkan tindakan
langsung atau yang disebut juga delegasi tindakannya diserahkan kepada orang
lain atau perawat lain yang dapat dipercaya untuk melakukan tindakan
keperawatan klien.
B. METODE PERAWAT PRIMER

Metode primer ini ditandai dengan keterkaitan kuat dan terus-menerus


antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan,
dan mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Metode dengan menggunakan perawat primer/pelaksana dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan karena :
1) Hanya ada 1 perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan
koordinasi asuhan keperawatan.
2) Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 klien.
3) Perawat primer/ pelaksana (PP) bertanggung jawab 24 jam.
4) Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal.
5) Rencana ahuan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan paralel.
Perawat primer pemula adalah perawat lulusan DIII keperawatan
dengan pengalaman minimal 4 tahun dan pada MPKP tingkat I adalah perawat
Skep/Ners dengan pengalaman minimal 1 tahun. Perawat dapat bertugas pagi,
sore atau malam hari, namun sebaiknya perawat primer (PP) hanya bertugas
pagi atau sore saja karena bila bertugas pada malam hari, perawat primer (PP)
akan libur beberapa hari, sehingga sulit menilai perkembangan klien (Sitorus,
2006).

C. KELEBIHAN DALAM PERAWAT PRIMER

Kelebihan dalam keperawatan primer adalah :


1. Bersifat kontinu dan komprehensif.
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
kemungkinan pengembangan diri.
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat dan rumah sakit (Billies,
1998).
Kelebihan yang dirasakan klien adalah merasa dihargai karena
terpenuhinya kebutuhan secara individu, selain itu asuhan yang diberikan
bermutu tinggi dan akan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi dan informasi serta advokasi.

D. KELEMAHAN DALAM PERAWAT PRIMER

Kelemahan dari metode ini adalah:


Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, akuntabel serta berkolaborasi dengan berbagai disiplin (Suarli, 2009).

E. KONSEP DASAR PERAWAT PRIMER

Konsep dasar keperawatan primer adalah :


1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Ada otonomi
3. Ada keterlibatan pasien dan keluarga.

F. TUGAS PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA

Perawat sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di instansi kesehatan,


tentunya memiliki tugas-tugas yang di bebankan kepada mereka, seperti halnya
peran-peran yang lain, tugas-tugas dari perawat pelaksana tersebut diantaranya:
1) Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencakup pasien
dan peralatan
2) Melakukan Askep pasien, meliputi :
a) Mengkaji keadaan pasien
b) Membuat rencana keperawatan
c) Melakukan tindakan keperawatan
d) Melakukan evaluasi, dan
e) Pencatatan/dokumentasi
3) Menyiapkan, memelihara, menyimpan alat agar siap pakai
4) Merencanakan intervensi keperawatan untuk mengatasi langkah/cara
pemecahan masalah
5) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana
6) Melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang telah dibuat oleh kepala
ruangan
7) Memelihara lingkungan untuk kelancaran pelayanan
8) Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang instansi
kesehatan dan lingkungannya, peraturan dan tata tertib yang berlaku,
serta fasilitas yang ada dan penggunaannya
9) Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarganya maupun dengan anggota tim kesehatan.
10) Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain yang lebih
mampu untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dapat
ditanggulangi
11) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter penanggung
jawab/perawat kepala ruang
12) Menyiapkan pasien yang akan keluar, meliputi :
a) Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrasi, contoh:
surat izin pulang, surat keterangan sakit, petunjuk diit,resep obat jika
perlu, surat rujukan/pemeriksaan ulang, dan surat keterangan lunas
membayar.
b) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien, misal mengenai diit,
pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit atau instansi kesehatan
lain.
c) Mentaati peraturan yang telah ditetapkan di rumah sakit tempat dia
bekerja.
G. PERAN PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA

 Dalam melaksanakan peran sebagai pelaksana perawat bertindak


sebagai :
1. Comforter
yaitu perawat berusaha memberikan kenyamanan dan rasa aman pada
klien atau pasien. 
2. Protector dan advocate
yaitu perawat dapat melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban
klien terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh pelayanan
kesehatan sebagaimana mestinya.
3. Communicator
yaitu perawat dapat bertindak sebagai mediator antara klien dengan
anggota tim kesehatan lainnya.
4. Rehabilitator
yaitu berhubungan erat dengan tujuan pemberian asuhan keperawatan
yaitu mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan
dapat berfungsi secara normal.
Peran perawat pelaksana juga dapat ditunjukkan dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
berupa asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi pemberian asuhan
pencegahan pada tingkat 1, 2 atau 3 baik direct maupun indirect.

H. SYARAT PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA

Persyaratan untuk menjadi perawat sebagai pelaksana, adalah sebagai


berikut:
1. Lulus dari sekolah perawat
Sekolah pada sekolah perawat dan lulus serta mendapat ilmu
keperawatan dari sekolah tersebut adalah syarat utama untuk menjadi
perawat pelaksana.
2. Memiliki lisensi sebagai seorang perawat pelaksana
Untuk praktek sebagai perawat, Anda harus memiliki keperawatan
lisensi.
3. Mempunyai bakat dan sikap untuk bekerja dengan cinta dan
kesabaran.Untuk menjadi perawat pelaksana harus memiliki bakat dan
sikap untuk bekerja dengan cinta dan kesabaran dalam merawat pasien.
4. Bersedia bekerja pada siang atau malam hari. Dalam profesi
keperawatan, tidak ada jam kerja tetap. Alasannya dapat dipahami
dengan baik. Seorang perawat harus bekerja baik pada siang hari dan
pada malam hari.

I. MANFAAT PERAWAT PELAKSANA

Peran perawat sebagai pelaksana memiliki beberapa manfaat


diantaranya:
1. Kerja
Profesi keperawatan menawarkan sejumlah besar kesempatan kerja di
seluruh dunia. Menurut data yang diungkapkan oleh para ahli diantara
semua pekerjaan perawatan akan menciptakan angka kedua terbesar
pekerjaan baru, saat ini sekitar 100.000 posisi pekerjaan keperawatan
yang kosong tergeletak sendirian di AS (Amerika Serikat) dan dengan
demikian memiliki pekerjaan musuh besar calon potensial.
2. Keuangan Manfaat
Mayoritas pekerjaan yang berhubungan dengan keperawatan
menawarkan manfaat keuangan yang baik. Dalam rangka untuk menarik
dan mempertahankan lebih atasan perawat membuat banyak usaha.
Mereka menawarkan bonus penandatanganan, kenaikan gaji, jadwal kerja
yang ramah bagi keluarga mereka, dan pelatihan bersubsidi.
3. Karir Manfaat
Sebagai perawat karir menawarkan banyak alternatif, baik dari segi
peluang kemajuan dan daerah khusus. Perawat dapat bekerja dirumah
sakit, pusat perawatan rawat jalan, kantor dokter, rumah perawatan
kesehatan, perawatan fasilitas perawatan. Dengan meningkatnya
popularitas pekerjaan perjalanan dalam perawatan, mereka mendapatkan
kesempatan bekerja di berbagai tempat

RENCANA PELAKSANAAN ASKEP PERAWAT PELAKSANA

Nama Perawat : NURHAMIDAH


Fungsi : Perawat Pelaksana
Hari tanggal : Jum’at , 25 Desember 2020
Waktu : 08.00 s.d. 14.30 WIB

Waktu Rencana Kegiatan Keterangan

07.30 Overan Dinas Pagi

07.45 Pre conference

08.00 Overan Ke rungan /ke kamar pasien

08.10 Perbeden, Edukasi Five Moment , Merapikan Ruangan


08.30 Melakukan penyegaran pre post conferens

10.00 Mempersiapkan obat-obatan pasien

11.00 TTV pasien

11.40 Membawa pasien fisioterapi

12.00 Istirahat

13.00 Mendokumentasikan tindakan yang telah terlaksana dan


rencana tindakan selanjutnya

13.50 Post conferens

14.00 Overan Dinas Sore

14.10 Doa

14.30 Pulang
LAPORAN KASUS PERAWAT PELAKSANA

Hari / Tanggal : Jum’at. 25 Desember 2020 Kamar : 314


Nama Pasien : An. Anto Dokter : dr. Ari
Nomor RM : 00 31 xx Diagnosa Medis : Demam Berdarah Dengue
Umur : 4 Tahun

N PENGKAJIAN DX.KEPER NOC NIC IMPLEMENTASI EVALUASI


O AWATAN

1 DS: Hipertermi Setelah dilakukan Perawatan Demam 1. Memantau suhu dan S: - Keluarga
b/d tindakan keperawatan tanda-tanda vital mengatakan An.
Keluarga peningkatan diharapkan 1. Pantau suhu dan lainnya (38,2o c) A badan teraba
mengatakan An. A laju termoregulasi normal tandatanda vital hangat
badan teraba metabolisme dengan kriteria hasil: lainnya 2. Memonitor warna kulit
hangat dan kulit (kemerahan)dan suhu O: - S: 37,8oC, TD:
kemerahan 1. Tidak ada 2. Monitor warna kulit 110/ 80 mmHg,
peningkatan suhu dan suhu 3. Memberikan obat atau RR: 21x/I, HR:
tubuh cairan IV (paracetamol 80 x/i
3. Berikan obat atau 250 mg jam 12.00)
DO: 2. Tidak ada cairan IV (misalnya, - Tampak kulit
hipertermia antipiretik, 4. Memonitor penurunan kemerahan
- Suhu: 38,2oC agenantibakteri, dan tingkat kesadaran
- TD: 110/80 3. Tidak ada sakit agen anti menggil) - Kulit teraba
kepala 5. Menganjurkan keluarga hangat
mmHg 4. Tutup pasien dengan untuk membrikan
- Tampak wajah 4. Tidak ada sakit otot selimut atau pakaian pakaian yang longgar - Intake: minum
kemerahan ringan, tergantung 1000ml
5. Tidak ada perubahan pada fase demam 6. Mendorong konsumsi
- Kulit teraba warna kulit ( yaitu: memberikan cairan setiap jam (air - Leokosit:
hangat selimut hangat untuk putih, susu, dll) 1,5-2 2500/mm3
6. Tidak ada dehidrasi fase dingin, liter/ 24jam
- Lekosit:: 2.500 menyediakan pakaian A: masalah
atau linen tempat 7. Memfasilitasi istirahat termogulasi
tidur untuk demam 8. Kompres hangat belum teratasi
pasien pada lipat paha
5. Dorong konsumsi dan aksila P: intervensi
cairan menggunakan handuk dilanjutkan
kecil
6. Kompres hangat - Pantau suhu
pasien pada lipat paha
- Anjurkan
dan aksila
konsumsi cairan
- Kompres hangat
LAPORAN KASUS PERAWAT PELAKSANA

Hari / Tanggal : Jum’at, 25 Desember 2020 Kamar : 320


Nama Pasien : An. Rudi Dokter : dr. Ari
Nomor RM : 00 54 xx Diagnosa Medis : GE
Umur : 3 Tahun

N PENGKAJIAN DX.KEPER NOC NIC IMPLEMENTASI EVALUASI


O AWATAN

Ds : Diare Setelah dilakukan 1. Observasi dan catat 1. Mengajarkan pada ibu S:


Ibu pasien berhubungan tindakan keperawatn warna, jumlah, untuk menggunakan Keluarga
mengatakan dengan selama 3x24 jam frekuensi dan obat anti diare mengatakan
anaknya BAB proses diharapkan dare pada konsistensi feses Hasil : pasien masih
encer ada ampas 3 infeksi, pasien teratasi. Dengan 2. Anjurkan pasien BAB encer
kali sehari. inflamasi kriteria hasil : untuk tirah baring - Ibu melakukan
Do : diusus 1. Orang tua mampu 3. Anjurkan keluarga anjuran Perawat O:
2. Menginstruksikan
- BAB cair ada menjelaskan untuk tetap - Pasien tampak
ampas 3 kali penyebab diare memberikan cairan keluarga untuk lemah, lemas,nafsu
sehari @ ± 600 2. Mempertahankan per oral men- catat warna, makan tidak ada
cc turgor kulit 4. Auskultasi bising usu jumlah, frekwensi - Konjungtiva
- Paristaltik usus 3. Menjaga daerah 5. Kolaborasi pemberian dan konsis- tensi tampak anemis
20 x/menit sekitar rectal dari diet bagi pasien dari feses - HR: 90 X/M
- Anak tampak iritasi dengan tim gizi Hasil : - Frekwensi BAB 3x
lemah 4. Feses berbentuk, - Warna feses : kuning - Konsistensi encer
BAB sehari sekali – - Ampas (-)
tiga hari - Konsistensi : encer - Pemberian infus Rl
20 tts/Menit
- Kesadaran
- Ampas : (+)
composmentis,
- Frekwensi : 3× GCS: 15
3. Mengevaluasi
A:
intake makanan Masalah belum
yang masuk Hasil : teratasi
- Anak tidak mau makan P:
4. Mengonservasi Intervensi 1,2,3,4,5
turgor kulit di lanjutkan
Hasil :
- Turgor kulit pasien
kering
5. Penatalaksanaan
pemberian medikasi
- L. Bio 1 tab / oral
- Zink 1 tab / oral.
LAPORAN KASUS PERAWAT PELAKSANA

Hari / Tanggal : Jum’at, 25 Desember 2020 Kamar : 320


Nama Pasien : An. Devi Dokter : dr. Ari
Nomor RM : 00 41 xx Diagnosa Medis : Obs Febris
Umur : 5 Tahun

N PENGKAJIAN DX.KEPER NOC NIC IMPLEMENTASI EVALUASI


O AWATAN

DS: Hipertermi Setelah dilakukan Perawatan Demam 1. Memantau suhu dan S:


Keluarga b/d tindakan 1. Pantau suhu tanda-tanda - Keluarga
mengatakan An. peningkatan keperawatan dan tanda- vital lainnya mengatakan
0
R badan teraba diharapkan tanda vital (38,2 C) An. R badan
laju
hangat dan kulit termoregulasi lainnya 2. Memonitor warna masih teraba
kemerahan metabolisme normal dengan 2. Monitor warna kulit hangat
kriteria hasil: kulit dan suhu (kemerahan) O:
0
DO: 1. Tidak ada 3. Berikan obat atau 3. Memberikan obat - S: 37,8, C, TD:
0
- Suhu: 38,2 C peningkatan cairan IV atau cairan IV 100/
- TD: suhu tubuh (misalnya, (paracetamol 70 mmHg, RR:
100/70 2. Tidak ada antipiretik, agen 250 mg jam 12.00) 20x/m, HR: 80 x/m
mmHg hiperterm antibakteri, dan 4. Memonitor penurunan - Tampak kulit
- Tampak ia agen anti tingkat kesadaran kemerahan
wajah 3. Tidak ada menggigil) 5. Menganjurkan - Kulit teraba
kemerahan sakit kepala 4. Tutup pasien dengan keluarga untuk hangat
- Kulit teraba 4. Tidak ada sakit selimut atau pakaian memberikan pakaian - Intake: minum
hangat otot ringan, tergantung yang longgar 1000ml
5. Tidak ada 6. Mendorong konsumsi
perubahan pada fase demam ( cairan setiap jam (air A:
warna kulit yaitu: memberikan putih, susu, dll) 1,5-2 Masalah
6.Tidak ada dehidrasi liter/ 24jam termogulasi
selimut hangat untuk belum teratasi
fase dingin, 7. Memfasilitasi istirahat P:
menyediakan 8. Kompres hangat Iintervensi
pakaian atau linen pasien pada lipat paha dilanjutkan
tempat - Pantau suhu
dan aksila
tidur untuk demam - Anjurkan konsumsi
5. Dorong menggunakan handuk
cairanyang adekuat
konsumsi kecil
- Kompres hangat
cairan
- Kolaborasi
6. Kompres hangat
pemberian
pasien pada lipat
antipiretik
paha dan aksila

Anda mungkin juga menyukai