ABSTRAK
Latar belakang: Anemia mikrositik hipokromik sering disebabkan oleh anemia defisiensi
besi dan talasemia beta minor. Pemeriksaan baku emas talasemia beta adalah pemeriksaan
genetik, sedangkan anemia defisiensi besi adalah pemeriksaan cadangan besi sumsum tulang.
Kedua pemeriksaan tersebut memakan biaya yang mahal. Perlu adanya teknik skrining berupa
indeks perhitungan yang adekuat dengan biaya yang terjangkau.
Tujuan: Mengetahui dan membandingkan nilai sensitivitas dan spesifisitas Mentzer Index,
Red Distribution Width Index dan Green and King Index.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian uji diagnostik. Terdapat 98 data anemia
mikrositik hipokromik yang terdiri dari masing-masing 49 anemia defisiensi besi dan
talasemia beta minor. Dilakukan perhitungan Mentzer index, Red Distribution Width Index
dan Green and King Index yang dibandingkan dengan parameter diagnosis untuk mengetahui
nilai sensitivitas dan spesifisitas. Parameter diagnosis emas yaitu ferritin serum atau TIBC
atau besi serum untuk diagnosis anemia defisiensi besi dan hemoglobin A2 untuk diagnosis
talasemia beta minor.
Hasil: Mentzer index memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas untuk mendeteksi anemia
defisiensi besi sebesar 93,88% dan 87,76%, dan talasemia beta minor sebesar 87,76% dan
93,88%. RDWI index memiliki nilai sensitivitas dan spseifisitas untuk medeteksi anemia
defisiensi besi sebesar 89,80% dan 83,67%, dan untuk talasemia beta minor sebesar 83,67%
dan 89,80%. Green and King index memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas anemia
defisiensi besi sebesar 91,84% dan 77,55%, dan untuk talasemia beta minor sebesar 77,55%
dan 91,84%.
Kesimpulan: Mentzer index memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas tertinggi sehingga
dapat digunakan sebagai teknik skrining untuk mendiagnosis talasemia beta minor dan anemia
defisiensi besi.
Kata kunci: anemia defisiensi besi, talasemia beta minor, Mentzer Index, Red Distribution
Width Index, Green and King Index
ABSTRACT
SENSITIVITY AND SPECIFICITY TEST OF MENTZER INDEX, RED
DISTRIBUTION WIDTH INDEX AND GREEN AND KING INDEX ON
THALASSEMIA BETA MINOR AND IRON DEFICIENCY ANEMIA DIAGNOSIS
Background: The most frequent types of microcytic hypochromic anemia are beta
thalassemia minor and iron deficiency anemia.Gold standart for beta thalassemia minor is
genetic examination, gold standart for iron deficiency anemia is the absence of stainable iron
in bone marrow. Both examinations are costly. This shows the need of adequate screening
techniques as calculation index at an affordable cost for detecting both diagnose.
Objectives: To measure and comparise sensitivity and specificity of Mentzer Index, Red
Distribution Width Index and Green and King Index.
Methods: Type of this research is diagnostic test. 98 datas microcytic hypochromic anemia
consist of 49 for each diagnose. Each data was evaluated by Mentzer Index, Red Distribution
Width Index and Green and King Index which then were comparised by diagnostic parameter
to know sensitivity and specificity of each index.Diagnostic parameter are ferritin serum or
TIBC or serum iron for iron deficiency anemia and hemoglobin A2 for beta thalassemia
minor.
Result: Mentzer index’s sensitivity and specificity for iron deficiency anemia were 93.88%
and 87.76%, and for beta thalassemia minor were 87.76% and 93.88%. Red Distribution
Width Index’s sensitivity and specificity for iron deficiency anemia were 89.80% and
83.67%, and for beta thalassemia minor were 83.67% and 89.80%. Green and King Index’s
sensitivity and specificity for iron deficiency anemia were 91.84% and 77.55%, and for beta
thalassemia minor were 77.55% and 91.84%.
Conclusion: Mentzer index provided the highest sensitivity and specificity, Mentzer index
can be used as adequate screening techniques as calculation index for detecting both diagnose.
Keywords: iron deficiency anemia, beta thalassemiaminor, Mentzer Index, Red Distribution
Width Index, Green and King Index
defisiensi besi memerlukan suplementasi dengan talasemia beta trait, Mentzer index
besi, sedangkan pada talasemia pasien tidak bisa digunakan untuk alpha maupun
mengalami iron overload dan memerlukan hemoglobin abnormal lainnya.13
obat kelat besi.2,11,12 Data menunjukkan Red Distribution Width Index
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang (RDWI) membedakan antara talasemia
menderita anemia defisiensi besi dan beta dengan anemia defisiensi besi dengan
talasemia yang tinggi. Hal ini menunjukan cara menggunakan formula = VER x Red
perlunya teknik skrining yang adekuat Distribution Width (RDW) / RBC Count.
untuk membedakan kedua keadaan Jika di hasil nilai di atas 220 lebih
tersebut dengan biaya yang terjangkau. cenderung ke anemia defisiensi besi, jika
Terdapat beberapa indikator yang hasil nilai kurang dari 220 lebih cenderung
sering digunakan untuk membedakan ke beta-talasemia. Pada studi Demir A et
penyebab tersering anemia mikrositik al. (2002) RDWI memiliki nilai ketepatan
hipokromik tersebut. Indikator-indikator diagnosis tertinggi yakni 92%. RDWI
tersebut dapat digunakan sebagai alternatif sama seperti Mentzer Index, hanya dapat
untuk skrining talasemia beta minor dan membedakan talasemia beta trait dan
anemia defisiensi besi, beberapa di anemia defisiensi besi.14
antaranya adalah Mentzer Index, Red Green and King Index
Distribution Width Index dan Green and menggunakan formula VER2 x RDW /
King Index. (Hemoglobin x 100) untuk membedakan
Data yang dihitung menggunakan kedua penyebab terbanyak anemia
Mentzer Index dapat diambil dari hitung mikrositik hipokromik. Jika anemia
darah lengkap. Jika nilai volume eritrosit disebabkan karena talasemia beta nilai
rata-rata (VER) dibagi dengan red blood akan cenderung kurang dari 65, jika
cell count (RBC Count) kurang dari 13, disebabkan karena defisiensi besi nilai
terdiagnosa cenderung sebagai talasemia akan cenderung lebih dari 65. Penelitian
daripada anemia defisiensi besi. Penelitian Ntaois G et al. (2007) menyatakan bahwa
oleh tim Ayse V et al. (2014) menyatakan formula Green and King memiliki nilai
bahwa nilai sensitivitas dan spesifisitas sensitivitas, spesifisitas dan Youden’s
yang tinggi, yakni 98,7 % dan 82,3%. index tertinggi, yakni berturut-turut
Mentzer index hanya dapat digunakan 75.06%, 80.12% dan 70.86%. Kekurangan
untuk membedakan anemia defisiensi yang masih dimiliki Green and King index
Pada penelitian ini nilai rerata VER 26,9 μg/dL. Nilai rerata hemoglobin A2
anemia defisiensi besi sebesar 77,2 ± 10,2 talasemia beta minor adalah 4,70 ± 0,7 %.
fL, nilai rerata RBC count anemia Hasil Penghitungan Mentzer Index
defisiensi besi sebesar 4,32 ± 0,8 x1012/L, Mentzer index menggunakan
nilai rerata RDW anemia defisiensi besi persamaan VER/RBC. Diagnosis anemia
sebesar 17,26 ± 4,6 %, dan nilai rata-rata defisiensi besi dengan Mentzer Index
kadar hemoglobin anemia defisiensi besi dilakukan pada cut-off point >13. Data
sebesar 10,61 ± 3 g/dL. Nilai rerata dengan diagnosis anemia defisiensi besi
ferritin, TIBC dan besi serum anemia dengan hasil pemeriksaan Mentzer Index
defisiensi besi secara berurutan adalah 9,54 >13 berjumlah 52, dengan 46 data
± 5,5 μg/dL; 379,21 ± 61,2 μg/dL; dan terkonfirmasi oleh parameter diagnosis
40,97 ± 28,2 μg/dL. Nilai rerata berupa kadar ferritin serum <20 atau kadar
hemoglobin A2 anemia defisiensi adalah TIBC >350 atau kadar besi <50. Diagnosis
1,46 ± 0,2 %. talasemia beta minor dengan Mentzer
Pada penelitian ini nilai rerata VER Index dilakukan pada cut-off point <13.
talasemia beta minor sebesar 63,68 ± 5,2 Data dengan diagnosis talasemia beta
fL, nilai rerata RBC count talasemia beta minor dengan hasil pemeriksaan Mentzer
minor sebesar 5,93 ± 0,8 x1012/L, nilai Index <13 berjumlah 46, dengan 43 data
rerata RDW talasemia beta minor sebesar terkonfirmasi oleh parameter diagnosis
16,86 ± 1,7 %, dan nilai rata-rata kadar berupa kadar hemoglobin A2 >3,5. Data
hemoglobin talasemia beta minor 12,06 ± yang diperoleh ini dilakukan uji diagnostik
1,5g/dL. Nilai rerata ferritin, TIBC dan dengan tabel 2x2 yang ditampilkan pada
kadar besi serum talasemia beta minor tabel 3.
secara berurutan adalah 119,81 ± 80,1
μg/dL; 274,67 ± 36,7 μg/dL; dan 77,79 ±
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 787-800
793
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Ruth Hanna Kristiana, Nyoman Suci Widyastiti, Edward Kurnia Setiawan
Data pada tabel 4 menunjukkan 44 besi dengan hasil pemeriksaan Green and
data terdiagnosis anemia defisiensi besi King Index >65 berjumlah 56, dengan 45
baik dengan parameter diagnosis maupun data terkonfirmasi oleh parameter
Red Distribution Width Index dan 41 data diagnosis berupa kadar ferritin serum <20
terdiagnosis talasemia beta minor baik atau kadar TIBC >350 atau kadar besi <50.
dengan parameter diagnosis maupun Red Diagnosis talasemia beta minor dengan
Distribution Width Index. Dari hasil Green and King Index dilakukan pada cut-
analisis tabel 10 dilakukan perhitungan off point <65. Data dengan diagnosis
nilai sensitivtias dan spesifisitas. talasemia beta minor dengan hasil
Red Distribution Width Index pemeriksaan Green and King Index <65
memiliki nilai sensitivitas anemia berjumlah 42, dengan 38 data
defisiensi besi sebesar 89,80%, nilai terkonfirmasi oleh parameter diagnosis
spesifisitas anemia defisiensi besi sebesar berupa kadar hemoglobin A2 >3,5. Data
83,67%, nilai sensitivitas talasemia beta yang diperoleh ini dilakukan uji diagnostik
minor sebesar 83,67% dan nilai spesifisitas dengan tabel 2x2 yang ditampilkan pada
talasemia beta minor sebesar 89,80%. tabel 5.
Hasil Penghitungan Green and King
Index
Green and King Index
menggunakan persamaan
2
VER xRDW/100Hb. Diagnosis anemia
defisiensi besi dengan Green and King
Index dilakukan pada cut-off point >65.
Data dengan diagnosis anemia defisiensi
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 787-800
795
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Ruth Hanna Kristiana, Nyoman Suci Widyastiti, Edward Kurnia Setiawan
King Index yang lebih tinggi dibandingkan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
dengan penelitian oleh Ntaois G et al. belum mempunyai alat hemoglobin
(2007) yang menyatakan bahwa formula elektroforesis dan pemeriksaan status besi
Green and King memiliki nilai sensitivitas lainnya.
sebesar 75,06% dan spesifisitas sebesar Keterbatasan penelitian ini adalah
80,12%.15 Penelitian ini memiliki nilai parameter diagnosis anemia defisiensi besi.
sensitivitas dan spesifisitas Green and Penelitian ini menggunakan parameter
King Index yang berbeda dengan penelitian diagnosis multipel, yakni kadar feritin
oleh Fakher Rahim et al. (2009) yang serum atau TIBC atau kadar besi serum.
menyatakan nilai sensitivitas sebesar 93% Parameter diagnosis anemia defisiensi besi
dan nilai spesifisitas sebesar 52%.3 sebaiknya menggunakan satu baku emas
Penelitian ini menyatakan bahwa atau lebih baik jika menggunakan
Menzter index memiliki nilai sensitivitas pemeriksaan cadangan besi pada sumsum
dan spesifisitas tertinggi. Red Distribtuin tulang. Data yang diperoleh berasal dari
Width index memiliki nilai spesifisitas Jawa Tengah, oleh karena itu data belum
anemia defisiensi besi dan sensitivitas tentu dapat mewakili data secara umum
talasemia beta minor lebih tinggi dibanding ataupun di wilayah lain di Indonesia.
Green and King Index. Green and King
index memiliki nilai sensitivitas anemia SIMPULAN DAN SARAN
defisiensi besi dan spesifisitas talasemia Simpulan
beta minor lebih tinggi dibanding Red 1. Mentzer Index memiliki nilai
Distribution Width Index. sensitivitas anemia defisiensi besi
Penelitian ini menunjukkan 93,88%, nilai spesifisitas anemia
perhitungan Mentzer Index dapat defisiensi besi 87,76%, nilai
digunakan sebagai intrumen untuk skrining sensitivitas talasemia beta minor
dan diagnosis sementara anemia defisiensi 87,76% dan nilai spesifisitas
besi dan talasemia beta minor. Mentzer talasemia beta minor 93,88%.
index hanya membutuhkan pemeriksaan 2. Red Distribution Width Index
darah lengkap yang terdiri dari 2 parameter memiliki nilai sensitivitas anemia
saja menggunakan rumus perhitungan yang defisiensi besi 89,80%, nilai
sederhana dibandingkan dengan index lain. spesifisitas anemia defisiensi besi
Mentzer index dapat digunakan pada 83,67%, nilai sensitivitas talasemia
beta minor 83,67% dan nilai anemia defisiensi besi dan talasemia beta
spesifisitas talasemia beta minor minor di Indonesia.
89,80%.
3. Green and King Index memiliki nilai DAFTAR PUSTAKA
sensitivitas anemia defisiensi besi 1. World Health Organization. the Global
91,84%, nilai spesifisitas anemia Prevalence of Anaemia in 2011. WHO
Rep. 2011:48.
defisiensi besi 77,55%, nilai doi:10.1017/S1368980008002401.
sensitivitas talasemia beta minor 2. Hoffbrand A V., Moss PAH. Kapita
77,55% dan nilai spesifisitas Selekta Hematologi. 6th ed. (Sandra F,
ed.). Jakarta: EGC; 2013.
talasemia beta minor 91,84%.
3. Rahim F, Keikhaei B. Better
4. Nilai tertinggi untuk sensitivitas dan differential diagnosis of iron
spesifisitas untuk diagnosis anemia deficiency anemia from beta-
thalassemia trait. Turkish J Hematol.
defisiensi besi dan talasemia beta 2009;26(3):138-145.
minor adalah Mentzer Index. Nilai 4. Barkley JS, Kendrick KL, Codling K,
sensitivitas terendah untuk diagnosis Muslimatun S, Pachón H. Anaemia
prevalence over time in Indonesia:
anemia defisiensi besi adalah Red Estimates from the 1997, 2000, and
Distribution Width index. Nilai 2008 Indonesia Family Life Surveys.
Asia Pac J Clin Nutr. 2015;24(3):452-
spesifisitas terendah untuk diagnosis 455. doi:10.6133/apjcn.2015.24.3.22.
anemia defisiensi besi adalah Green 5. Rivella S. NIH Public Access.
2013;16(3):187-194.
and King Index. Nilai sensitivitas
doi:10.1097/MOH.0b013e32832990a4
terendah untuk diagnosis talasemia .Ineffective.
beta minor adalah Green and King 6. Raffaella O. Beta-Thalassemia.
GeneReviews. Seattle (WA).
Index. Nilai spesifisitas terendah
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/
untuk diagnosis talasemia beta minor NBK1426/. Published 2015.
adalah Red Distribution Width Index. 7. Marengo-Rowe AJ. The thalassemias
and related disorders. Proc (Bayl Univ
Saran Med Cent). 2007;20(1):27-31.
Parameter diagnosis anemia doi:10.1097/GIM.0b013e3181cd68ed.
defisiensi besi sebaiknya menggunakan 8. Tiwari AK, Chandola I. Comparing
prevalence of Iron Deficiency Anemia
salah satu baku emas. Dapat dilakukan and Beta Thalassemia Trait in
penelitian di berbagai daerah di Indonesia microcytic and non-microcytic blood
donors: suggested algorithm for donor
sehingga didapatkan data yang mewakili screening. Asian J Transfus Sci.
2009;3(2):99-102. doi:10.4103/0973-
6247.53883.
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 787-800
799
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Ruth Hanna Kristiana, Nyoman Suci Widyastiti, Edward Kurnia Setiawan