Anda di halaman 1dari 12

Farmaka 263

Volume 17 Nomor 2

REVIEW JURNAL: PARAMETER STANDARISASI TANAMAN HERBAL


UNTUK PENGOBATAN

Hammam Hafidzurahman Syahidan , Yoga Windhu Wardhana

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran


Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
Diserahkan 28/06/2019, diterima 01/08/2019
ABSTRAK
Penggunaan tanaman herbal sebagai bahan baku pengobatan baik secara klinis maupun
empiris sering di gunakan di masyarakat luas, namun seringkali di temukan belum
terstandarisasi sehingga belum terjamin kemananan khasiat dan kualitasnya. Simplisia
herbal yang digunakan untuk pengobatan membutuhkan standarisasi untuk menjamin
kualitas, keamanan dan khasiat farmakologi obat tersebut. Parameter standarisasi yang
yang di butuhkan dalam membuat obat herbal yang terstandarisasi meliputi standarisasi
organoleptik, fisika, kimia, mikroskopik dan biologi. Penelusuran pustaka diharapkan
mampu memberikan gambaran penting bagaimana parameter yang dibutuhkan dalam
standarisasi herbal dari berbagai macam tanaman.
Kata Kunci: Herbal, Standarisasi
ABSTRACT
The use of herbs as a raw material for treatment both clinically and empirically is often
used in the wider community, but often found not standardized so that the safety of the
efficacy and quality is not guaranteed. The herbal simplicia used for treatment requires
standardization to ensure the quality, safety and efficacy of the pharmacology of the
drug. Standardization parameters needed in making standardized herbal medicines
include organoleptic, physical, chemical, microscopic and biological standardization.
The library search is expected to provide an important overview of the parameters
needed in standardizing herbal medicines from various types of plants.
Keywords: Herbal, Standarization.

PENDAHULUAN setiap tempat di dunia memiliki


Pemakaian sumber herbal budayanya masing masing.[1]
sebagai pengobatan telah lama di Meningkatnya ilmu
gunakan oleh manusia. Produk herbal pengetahuan membuat peneliti
sudah di gunakan manusia sejak 4000 menemukan berbagai obat dengan
tahun yang lalu dan pemakaian herbal sumber sintetis dan semi sintesis dengan
sebagai obat merupakan budaya senyawa aktif obat yang sudah
pengobatan paling kuno yang mana di terstandar dosis dan mekanisme
Farmaka 264
Volume 17 Nomor 2

pengobatannya serta sudah terjamin kelembaban. Selanjutnya standarisasi


keamanan, khasiat dan kualitasnya. [3] kimia meliputi penentuan finger-print
Kekurangan dari penggunaan kemudian standarisasi biologi meliputi
herbal sebagai obat dalam hal kontaminan mikroba angka kapang dan
standarisasi, banyak tanaman yang khamir dan uji batas logam berat .
secara empiris di ketahui memiliki efek Semuanya terdapat nilai standar masing
farmakologi yang berguna tetapi tidak masing pada setiap parameter
terstandarisasi sehingga profil kea- standarisasi.
manan, khasiat dan kualitas sumber METODE
herbal menjadi bervariasi dari setiap Sumber data yang di
produknya dan sulit dikontrol gunakan pada review jurnal tentang
kualitasnya. [4]. parameter standarisasi tanaman obat ini
Standarisasi menurut American sebagian besar berasal dari jurnal jurnal
Herbal Product Assosiation adalah suatu penelitian dari berbagai sumber junal
informasi dan kontrol yang pasti dan internasional . strategi pencarian data
dilakukan untuk mendapatkan produk yang di gunakan adalah dengan mencari
dengan komposisi hasil konsisten yang langsung jurnal melalui website pencari
berkelanjutan dan terjamin kemanan jurnal online dan mencari penelitian
kualitas dan khasiat yang di dapatkan. tentang stndarisasi tanaman obat dari
[5] menurut WHO Parameter beberapa tanaman yang berbeda
standarisasi yang di butuhkan untuk obat kemudian digunakan sebagai data untuk
herbal antara lain standarisasi dimasukkan dalam review jurnal ini .
organoleptik, stan-darisasi mikroskopik, kriteria inklusi pada review jurnal ini
standarisasi fisika, standarisasi kimia adalah jurnal internasional tentang
dan standarisasi biologi. standarisasi tanaman obat dari sepuluh
Standarisasi organoleptik tahun terakhir . kriteria eksklusinya
meliputi warna , rasa, teksture , bau . meliputi jurnal yang tidak terverifikasi
kemudian standarisasi mikroskopik , dan jurnal yang tidak memiliki data
standarisasi fisik meliputi kadar abu, parameter yang di inginkan. Jumlah
kadar abu larut asam, Kadar sari larut studi jurnal yang di sitasi adalah
air, kadar sari larut etanol dan sebanyak 27 jurnal .
Farmaka 265
Volume 17 Nomor 2

EVALUASI ORGANOLEPTIK
Tabel 1. Hasil evaluasi organoleptik beberapa tanaman
Nama Tumbuhan Bentuk Warna Aroma Rasa
Biji Jintan Hitam Bentuk pir dengan Hitam agak ke Tidak Pahit dengan
Nigella sativa ujung meruncing abu abuan memiliki terdapat rasa
salah satu sisi datar aroma khas metallic [7]
dan sisi lainnya
cembung .
Daun Polyantha Daun berujung Hijau Tidak Sepat dan
longifolia lancip seperti memiliki sedikit pahit
tombak dengan aroma khas [8]
pinggiran
melengkung
Amaranthus spinosus Daun berbentuk Hijau Memiliki Pahit [9]
oval berujung lancip Aroma khas
dan tepi daun tak yang lemah
beraturan
Daun Sirih Daun melengkung Hijau Memiliki Rasa khas
Piper betle folium dengan ujung lancip aroma khas dengan
dengan tepi yang yang kuat Sedikit pahit
lurus [10]
Jarak pagar Daun menjari Hijau Tidak meiliki Pahit [11]
Jatropha curcas menjadi 3 bagian aroma khas
dengan tepi daun
bergelombang

Tabel 2. Hasil evaluasi mikroskopik dari dua tanaman


Nama Tumbuhan Bagian Tumbuhan
Pellionia heyneana

Bagian melintag daun P.heyneana

Epidermis atas
Farmaka 266
Volume 17 Nomor 2

Trichoma multiseluler

Stomata [17]

Polyathia longifolia

Tranverse section daun P. longifolia

Stomata
Farmaka 267
Volume 17 Nomor 2

Xylem dan Floem

Epidermis atas

Trichoma [8]

Tabel 3. Hasil Evaluasi Fisika beberapa tanaman


Nama Tumbuhan Kadar abu Kadar abu tak Kadar sari Kadar sari Loss on Drying
total larut asam larut air larut etanol
Sesbania sesban 8,4% 1,1% 2,56% 10.6% 5,2% [12]
Lantana camara 1,59% 2, 1% 6,0% 2, 1% 11,3% [13]
Lepidium sativum 5,02% 0,34% 39,84% 15,36% 6,44% [14]
L
Mangifera Indica 9,6% 7,3% 9,74% 14,76% 8,9% [15]
Amaranthus 13,2% 1,63% 10, 125% 4,85% 20,2% [16]
spinosus
Farmaka 268
Volume 17 Nomor 2

Tabel 4. Hasil KLT dan HPTLC beberapa tanaman

Nama Tumbuhan Metode Larutan Rf


Pengembang

Lantana camara KLT Etil asetat: TLC:0,47


HPTLC methanol:air HPTLC:
10: 1,65:1,35 0,38
0,47
0,54 [13]
Cymbopogon KLT N-butanol : Asam 0,91 [18]
citratus asetat : air
4:1:5
Crotalaria KLT N Heksana: Etil asetat 0,40 [26]
lancosema 9:1
Amaranthus spinosus HPTLC Toluene : Etil Asetat 0,93
7:3 0,57
0,47 [16]

Tabel 5. Hasil pengujian Uji batas mikroba jamur dan ragi beberapa tanaman
Nama Batas kadar Batas kadar Hasil uji Hasil uji jamur
Tumbuhan mikroba jamur dan ragi Mikroba dan ragi
Solanum 105 CFU/g 103 CFU/g 75 CFU/g 10 CFU/g [19]
lycocarpum
Ficus deltoidea 105 CFU/g 103 CFU/g 5 x106 CFU/g 3,3x107 CFU/g
[20]
Tinospora 105 CFU/g 103 CFU/g 5 CFU/g Nol [21]
cordifolia

Tabel 6. Hasil pengujian Uji batas logam berat beberapa tanaman


Nama Arsenik (Ar) Timbal (Pb) Cadmium (Cd) Merkuri (Hg)
Tumbuhan
Eulopia 0 2,5 ppm 0,85 ppm 0 [22]
hebacea

Aconitum 0,202 ppm 5,87 ppm 0,24 ppm 2,048 ppm [23]
heterophyllum
Tinospora 0 5 ppm 0 0 [21]
cordifolia
Farmaka 269
Volume 17 Nomor 2

Setiap tanaman memiliki memenuhi persyaratan. Berdasarkan


karakteristik organoleptis yang berbeda penelitian Mishra, et.al Untuk
dan khas dan untuk menentukan menentukan aroma dari tanaman yang
tanaman yang di gunakan sesuai dengan digunakan dilakuakan dengan cara
yang di inginkan maka dilakukan mengambil sampel tumbuhan kemudian
Evaluasi organoleptik diletakkan dalam gelas dan di cek
Evaluasi organoleptik adalah aromanya dengan aliran udara. Jika tak
evaluasi keaslian tanaman yang di ada bau yang jelas sampel di hancurkan
gunakan dan mengkonfirmasinya diantara ibu jari dan telunjuk
dengan mengecek warna, rasa , aroma menggunakan sedikit tekanan. Aroma di
bentuk dan ukuran. Hasil beberapa bagi sesuai dengan intensitas bau yang
evaluasi organoleptik dapat di amati di tercium (Tidak berbau, Lemah, Sedang
Tabel 1. dan kuat) untuk rasa di klasifikasikan
Bahan tanaman obat menjadi aromatic, manis , asin ,
dikategorikan menurut karakteristik astringent, pahit. [25]
sensorik, makroskopik dan mikroskopis. PEMINDAIAN MIKROSKOPIK
Pemeriksaan untuk menentukan Pemeriksaan atau identifikasi
karakteristik ini adalah langkah pertama secara mikroskopis di perlukan untuk
menuju pembentukan identitas dan mengidentifikasi kualtias bahan herbal,
tingkat kemurnian bahan tersebut, dan apakah rusak atau layak di gunakan.
harus dilakukan sebelum pengujian lebih Pemeriksaan secara mikroskopis
lanjut dilakukan. [26] seringkali juga memberikkan informasi
Jika memungkinkan, spesimen bukti pendukung yang berguna untuk
otentik dari bahan yang proosedur analisis lainnya. Selain itu
dipermasalahkan dan sampel kualitas berguna sebagai sebuah assessment
farmakope harus tersedia untuk bahan herbal yang dapat di gunakan
digunakan sebagai referensi. Inspeksi untuk mengenali karakter histologi
visual menyediakan cara paling tanamannya. Bahan herbal di periksa
sederhana dan tercepat untuk mikroskopis dengan mengaambil bagian
membangun identitas, kemurnian dan, potongan melintang atau memanjang
mungkin, kualitas. Jika sampel pada kulit kayu atau daun. Bagian
ditemukan berbeda secara signifikan, tumbuhan yang perlu di identifikasi
dalam hal warna, konsistensi, bau atau adalah Stomata, trikoma dan bagian dari
rasa, dari spesifikasi, itu dianggap tidak
Farmaka 270
Volume 17 Nomor 2

daun. Hasil pengujian evaluasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi


mikroskopis dapat di amati di Tabel.2 kualitas dan kemurnian dari bahan obat

EVALUASI FISIKA herbal tersebut evaluasi yang dilakukan

Evaluasi fisika merupakan salah satunya adalah penentuan

parameter penting yang harus di ujikan fingerprint atau marker dengan metode

pada setiap bahan baku herbal yang kan analisis kromatografi. Terdapat dua

di gunakan. Evaluasi ini akan metode kromatografi yang sering di

menentukan apakah bahan baku gunakan yaitu kromatografi lapis tipis

memenuhi standar untuk bisa di (KLT) dan High performance thin layer

gunakan atau tidak. Terdapat beberapa chromatography (HPTLC).

parameter yang perlu di uji yaitu kadar KLT dan HPTLC merupakan

abu,kadar abu tak larut asam, kadar sari metode yang penting untuk mengontrol

larut air dan kadar air larut etanol dan dan menentukan kualitas dari herbal.

Loss on drying . Nilai kadar abu di KLT dan HPTLC juga memiliki resolusi

pperlukan sebagai salah satu parameter yang baik dan mampu mengidentifikasi

penentuan kualitas dan kemurnian dari komponen yang luas dan sekali

bahan herbal [12] Dalam abu terdapat percobaan. Selain itu pula mampu

senyawa radikal bebas seperti natrium mengidentifikasi herbal dalam suatu

kalium magnesium dan kalium residu formulasi obat.

hasil abu yang tersisa merupakan materi KLT merupakan metode paling

asing yang di peroleh dari luar yang popular dan paling sering di gunakan

melekat pada permukaan tanaman [24] karena beberapa alasan pertama KLT

Kadar sari merupakan suatu parameter hanya membutuh kan jumlah sampel

yang digunakan salahsatunya untuk yang sedikit dan peralatan yang

mengetahui pelarut yang secara efektif sederhana sehingga ekonomis dan

mampu menarik konstituen kimia target mudah dilakukan, menghasilkan data

yang mempunyai aktivitas. Hasil kualitatif hingga semi kuantitatif [26]

pengujian bisa dilihat di tabel 3. HPTLC juga merupakan metode


pengujian yang sudah luas pemakaian
EVALUASI KIMIA
nya pada industry farmasi dan makanan
Banyak dari obat herbal yang
. Metode HPTLC ini dapat digunakan
memilki konstituen kimia yang khas dan
untuk mengidentifikasi dan mendeteksi
menentukan efek farmakologi dan
kontaminan seperti pestisida dan
biologi obat itu sendiri evaluasi kimia
myotoksin dan penggunaannya
Farmaka 271
Volume 17 Nomor 2

mengguakan fase gerak lebih hemat di Batas banyaknya bakteri dalam


bandingkan dengan HPLC. [26] suatu sediaan sebesar <105 CFU/g dan
Keuntungan lainnya adalah angka batas jamur adalah 103 CFU/g.
HPTLC dapat melakukan deteksi Kemudian dilakukan uji batas
berulang kromatogram dengan kondisi logam berat , logam berat merupakan
yang sama atau berbeda sehingga kontaminan bagi bahan herbal yang
mampu untuk mengevaluasi stabilitas memiliki batas ambang kadar di masing
dan konsistensi bahan dari berbagai masing senyawa, logam berat pada
proses manufaktur. [27] hasil pengujian tumbuhan merupakan hasil paparan dari
dapat diamati pada Tabel 4. limbah atau bahan kimia yang berada
Dari hasil penngujian yang di dalam lngkungan penumbuhan herbal.
lampirkan tanaman Lantana camara Logam berat yang di uji adalah arsenik
melakukan pengujian dengan dua dengan kadar batas 5 ppm kemudian
metode sekaligus yaitu KLT dan Timbal dengan kadar batas 10 ppm ,
HPTLC. KLT dilakukan dengan cadmium dengan kadar batas 0,3 ppm
menggunakan fase gerak Etil asetat: dan merkuri dengan kadar batas 0,2
Metanol : Air 10 : 1,65: 1,35 dan ppm. Hasil pengujan dapat dilihat pada
dihasilkan satu spot pada Rf 0,47. Hasil Tabel 6.
pengujian HPTLC mengkonfirmasi Dari hasil penelitian beberapa
bahwa adanya konntituen aktif berupa jurnal yang di gunakan masih terdapat
flavonoid dalam tanaman Lantana hasil uji tyang tidak memenuhi syarat,
camara tanaman Ficus deltoidea tidak
memenuhi syarat uji mikroba dan uji

EVALUASI BIOLOGI jamur dan tanaman Aconitum

Evaluasi biologi berkaitan heterophyllum tidak memenuhi syarat

dengan keamanan dan kualitas dari uji batas logam untuk logam cadmium

bahan herbal. Parameter yang harus dan merkuri

diketahui salah satunya adalah


pengecekan banyaknya SIMPULAN
Mikroorganisme yang terdapat pada Dalam pengujian standarisasi
bahan herbal dan selain itu parameter lai tanaman obat terdapat beberapa
yang juga diperlukan adalah kadar parameter yang di uji yaitu evaluasi
logam berat yang masing masing organoleptic , evaluasi mikroskopik ,
memiliki nili batas masing masing. evaluasi kimia evaluasi fisika dan
Farmaka 272
Volume 17 Nomor 2

evaluasi biologi . dan tiap tiap evaluasi Dwivedi S: A Brief Review on


memiliki masing masing parameter Medicinal Plant and Screening
Method of Antilithiatic Avtivity.
khusus yang di uji evaluasi organoeptik Int J Pharmacognosy 2016; 3(1):
mengevaluasi rasa, bau , bentuk dan 1-9:.
warna tanaman . evaluasi mikroskopik
[5] Calixto JB and Barz J: Efficacy,
mengevaluasi secara mikroskopik safety, quality control,
bagian identitas dalam tanaman . marketing and regulatory
guidelines for herbal medicines
evaluasi fisika mengevaluasi kadar abu (phytotherapeutic agents), Med
total, dan larut asam kemuadian kadar Biol Res, 2000; 33: 179-189.
sari larut air dan kadar air larut etanol
[6] Neeli Rose Ekka: Standardization
beserta Loss on drying. evaluasi kimia Strategies for Herbal Drugs-An
mengevaluasi identitas tanaman dengan Overview Research J. Pharm.
and Tech. 2008; 1(4): 310-312.
KLT dan HPTLC. kemudian evaluasi
biologi yang mengevelauasi jumlah [7] Arif Ahmad Rather, Kirti Jain.
"Pharmacognostic and
mikoorganisme bakteri dan kapang
Physicochemical
khamir besetra uji logam berat. Standardization of Nigella
sativa and Allium cepa Seeds."
UK Journal of Pharmaceutical
DAFTAR PUSTAKA and Biosciences, 2017: Vol 5(6)
[1] WHO , Global Atlas of Tradisional , 35-40.
Complementary And [8] Rajeshkumar Dave, Krunal Nagani,
Alternative Medicines. World Sumitra Chanda.
Health Organization . Geneva, "Pharmacognostic Studies and
Switzerland. 2005. Physicochemical Properties of
the Polyalthia longifolia var.
[2]Sonali Patil, Sharique Zafar, Bapat pendula Leaf." PHCOG J 2
US, Manisha Bhoir. (2010): 572–576.
Standardization and Stability [9] Shanti Bhushan Mishra, A. V.
Study of Jawarish-e- Bisbasa, a (2011). Pharmacognostic
Unani Formulation, Biological Standardization and
Forum. An International Phytochemical screening of
Journal. 2011; 3(2):14-17. Leaves of Amaranthus spinosus
L. PHCOG J. , 3, 243-245.
[3]Dixit VK and Yadav NP: Recent [10] K.Periyanayagam, M.Jagadeesan,
approaches in herbal drug S.Kavimani, T.Vetriselvan.
standardization. Integr Biol, "Pharmacognostical And Phyto-
2008; 2 (3): 195-203. Physicochemical Profile Of The
Leaves Of Piper Betle L. Var
[4]Chanchal DK, Niranjan P, Alok S, Pachaikodi (Piperaceae) -
Kulshreshtha S, Dongray A and Valuable Assessment Of Its
Quality." Asian Pacific Journal
Farmaka 273
Volume 17 Nomor 2

Of Tropical Biomedicine, 2012: Standardization and


506-510. Phytochemical screening of
[11] Shanti Bhushan Mishra, Alok Leaves of Amaranthus spinosus
Mukerjee, M. Vijayakumar. L." PHCOG J. 3 (2011): 243-
"Pharmacognostical And 245.
Phytochemical Evaluation Of [17] Vilash V, Suja SR, Latha PG,
Leaves Extract Of Jatropha Aneesh Kumar AL, Nair RR,
Curcas Linn." Phcog. J. 2, No. Rajasekharan S.
15 (2010): 23-28. Physicochemical Evaluation and
[12] Girase, R. K. Chaudhari And N. O. Pharmacognostical
"Determination Of Soluble Standardization of Pellionia
Extractives And Physico- heyneana Wedd. Leaf.
Chemical Studies Of Bark Of Pharmacognosy Journal.
Sesbania Sesban (L) Merr." 2016;8(6):551– 556.
Journal Of Chemical And
Pharmaceutical Research 7(8) [18] Vilash V, Suja SR, Latha PG,
(2016): 657-660. Aneesh Kumar AL, Ragesh R
[13] T.Venkatachalam1*, V.Kishor Nair and S Rajasekharan.
Kumar, P.Kalai Selvi, Avinash "Physicochemical Evaluation
O. Maske, N.Senthil Kumar. and Pharmacognostical
"Physicochemical And Standardization of Pellionia
Preliminary Phytochemical heyneana Wedd. Leaf."
Studies On The Lantana." Pharmacognosy Journal 8(6)
International Journal of (2016): 551-556.
Pharmacy and Pharmaceutical [19] Araújo M. G. F, Galeane M. C.,
Sciences 3 (2011): 975-1491. Castro A. D., Salgado H. R. N.,
[14] P Bigoniya, C S Singh , A Shukla. Almeida A. E.,Cunha W. R.,
"Pharmacognostical and Veneziani R. C. S., Moreira R.
physicochemical standardization R. D. "Pharmacognostical
of ethnopharmacologically Evaluation of Fruits of Solanum
important seeds of Lepidium lycocarpum A. St.-Hill."
sativum Linn. andWrightia Pharmacognosy Journal 2, no. 6
tinctoria R. Br." Indian Journal (2010).
of Natural Products and [20] Armaghan Shafei, Elham Faris,
Resources 2(4) (2011): 464 - Khadeer Asnawi. "Evaluation
471. Of Toxicological and
[15] Chanda, Kalpna Rakholiya Sumitra. Standarization Parameters and
"Pharmacognostic, Phytochemical Investigation of
Physicochemical and Ficus deltoidea Leaves."
Phytochemical Investigation of American Journal Of
Mangifera indica L. var. Kesar Biochemistry And Molecule
leaf." Asian Pacific Journal of Biology 1(3) (2011): 237-243.
Tropical Biomedicine, 2012: [21] Nasreen S, R Radha, N Jayashree,
680-684. B Selvaraj and A Rajendran.
[16] Shanti Bhushan Mishra, Amita "Assessment Of Quality Of
Verma, Alok Mukerjee, M. Tinospora Cordifolia (Willd.)
Vijayakumar. "Pharmacognostic Miers. (Menispermaceae):
Farmaka 274
Volume 17 Nomor 2

Pharmacognostical And Phyto -


Physicochemical Profile." [25] Kokate C K, Purohit A P and
Pharmacie Globale 1, no. 5 Gokhale S B, Pharmacognosy,
(2010). Nirali Prakashan, Pune, 34th
[22] Anil Tatiya, Sanjay Surana, Snehal Edn, 2006.
Bhavsar, Dhanshree patil, [26] Bijauliya RK, Alok S, Chanchal
Yogesh Patil. "Pharmacognostic DK and Kumar M: A
and preliminary phytochemical comprehensive review on
investigation of Eulophia standardization of herbal
herbacea Lindl. Tubers
drugs. Int J Pharm Sci Res
(Orchidaceae)." Asian Pacific
2017; 8(9): 3663-77. doi:
Journal of Tropical Disease,
2012: 50-55. 10.13040/IJPSR.0975-
[23] Satyendra K Prasad, R Kumar, DK 8232.8(9).3663-77.
Patel, AN Sahu, S Hemalatha. [27] Thoppil SO, Cardoza RM, and
"Physicochemical Amin PD: Stability indicating
standardization and evaluation HPTLC determination of
of in-vitro antioxidant activity Trimetazidine as bulk drug and
of Aconitum heterophyllum in pharmaceutical formulations,
Wall." Asian Pacific Journal of J. Pharm. Biomed. Anal, 20011;
Tropical Biomedicine, 2012: 25(1): 5-20.
526-531.
[24] Gupta MK and Sharma PK: Test
Book of Pharmacognosy,
Ayurvedic formulations, Pragati
Prakashan Meerut Vol II, Ist
edition. 2007.

Anda mungkin juga menyukai