Anda di halaman 1dari 11

Aktivitas Farmakologi Tanaman Herbal Di

Indonesia yang Berpotensi Sebagai Tanaman Obat

INTAN FITRI AMALIA 175090101111029


OCTAVA BHAKTI NUSANTARA 175090101111019
FAJAR MUSTIKA ALAM 175090107111020

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
Tanaman Herbal Sebagai Obat

 Tumbuhan obat adalah pemanfaatan keanekaragaman hayati tumbuhan yang


dibudidayakan atapun tumbuhan liar.
 Tumbuhan herbal digunakan sebagai obat tradisional yang merupakan salah satu
alternatif yang terjangkau bagi masyarakat
 Obat tradisional sangat besar peranannya dalam pelayanan kesehatan masyarakat
di Indonesia, maka dari itu obat tradisional berpotensi untuk dikembangkan.
 Indonesia memiliki banyak tanaman obat-obatan karena Indonesia memiliki
keanekaragaman hayati
Temu Kunci
Nama spesies : Boesenbergia pandurata Roxb
Nama lokal :
Temu Kunci

Distribusi :
Temu kunci tumbuh di Asia Tenggara khususnya di
Indonesia dan tumbuh liar di hutan, Jepang, Belanda,
Malaysia, China, dan Thailand
Gambar 1. Temu Kunci (Boesenbergia
pandurata Roxb)
Kegunaan :
Rimpang temu kunci telah digunakan sebagai bumbu
dapur, penyedap rasa, pewarna dan sebagai obat
tradisional
Deskripsi
 Temu kunci tanaman tahunan dengan
batang pendek yang digantikan oleh
pseudostem, dibentuk oleh selubung
daun yang tumbuh hingga setinggi 50
cm.
 Terdapat 3–4 daun dengan lebar 7–11
cm dan panjang 25–50 m, tidak
membelah, berbentuk lonjong atau
Gambar 2. Temu Kunci (Boesenbergia memanjang.
pandurata Roxb)  Permukaan rimpang berwarna coklat
muda dan kuning bagian dalam, bulat
telur, dan sangat aromatik.
Rimpangnya menyerupai jari yang
tumbuh dari bagian tengah
Senyawa aktif Aktifitas Farmakologis
• Flavonoid seperti : • Antiobesitas
1. Flavonones • Anti-parasitic activity
2. Chalcone • Antiaging
3. Flavones • Anticancer
• Essenstial oils seperti : • Antiviral
1. terpinene • Antifungal
2. geraniol • Antioksidan
3. camphor • antiinflamatory
4. ocimene
5. 1,8-cineole
6. myrcene
7. borneol
8. Camphene
9. methyl cinnamate
10.Terpineol
• Polyphenol seperti:
caffeic acid, coumaric acid, chlorogenic acid,
hesperidin, kaempferol, naringin, and quercetin
Cabe Jawa Intan Fitri A.

Nama spesies : Piper retrofractum Vahl


Nama lokal :
Cabe Jawa, Cabe Jamu (Jawa), Cabe Solak
(Madura), Cabia (Sulawesi)
Distribusi :
Cabe Jawa merupakan tumbuhan lokal Asia Tenggara
dan sebagian besar dibudidayakan di Indonesia,
Thailand, Malaysia, Bangladesh, Vietnam, dan India.

Kegunaan :
Cabe Jawa digunakan untuk mengobati penyakit pada
Gambar 3. Cabe Jawa (Piper
saluran pencernaan, asma, bronkitis, nyeri otot,
retrofractum Vahl.)
demam, dll. Selain itu tanaman ini biasa digunakan
sebagai bumbu masakan.
Deskripsi 

Batang : Panjangnya dapat mencapai 12 meter.
Daun : Berlemak, berwarna hijau atau pucat saat kering,
berbentuk lonjong, bulat telur atau elips, ukuran 6-7,5 cm
x 3-8 cm, pangkal daun sublateral atau inequilateral,
runcing atau sedikit berbentuk hati, ujung tajam.
 Perbungaan: Racemose
 Bunga jantan: Panjang 3,8-8,5 cm dan diameter 2,5-4,5
mm. bracteole menjalar atau peltate, terdiri atas 2-3
benang sari.
 Bunga betina: Berbentuk lonjong saat dewasa, berwarna
merah, berdaging, silindris, panjang 3-6,5 cm dan
Gambar 4. Daun cabe Jawa (Piper diameter 6,5-11 mm, rachis halus, bracteole tidak
retrofractum Vahl.) bertangkai dan peltate.
 Buah: Saling melekat sebagian atau seluruhnya dan
menyatu dengan rachis. Memiliki tiga stigma pendek.
 Biji: Subglobose sampai bulat obovoid dengan panjang 2-
Intan Fitri A.
2,5 mm.
Senyawa aktif Aktifitas Farmakologis
Cabe Jawa mengandung 97 senyawa aktif  Antioksidan
termasuk :  Hepatoprotektif
 77 amida (Piperundecaline,
 Sitotoksik
Dehydropipernonaline, Pipernonaline)
 Larvasida
 4 amida glikosida (Retrofraktosida A, B,
 Anti-proliferasi
C, & D)
 11 alkil glikosida (Tachioside, Icariside  Antituberkulosis
F2, Isopropyl primeveroside)  Antileishmania
 1 fenilpropanoid (Piperosida)  Antiphotoaging
 2 fenilpropanoid glikosida
 Antiobesitas
(Retrofraktosida E & F)
 2 lignan (Sesamin & 3,4,5-
Trimethoxydihydrocinnamic acid)
Intan Fitri A.
Kunyit
Nama spesies : Curcuma longa L.
Nama lokal :
Kunyit

Distribusi :
Banyak tumbuh di Asia Tenggara seperti Indonesia,
Malaysia, dan India.
Gambar 3. Kunyit (Curcuma longa
L)
Kegunaan :
dipakai sebagai zat pewarna, pengharum makanan,
obat penyakit yang berhubungan dengan empedu
maupun “hepatobiliary disorders”, selesma, batuk,
diabetes dan penyakit hepatik, reumatik dan sinusitis
Senyawa aktif Aktifitas Farmakologis
• minyak atsiri 4,2-14% • anti-inflamasi
• minyak lemak 4,4-12,7% • Antioksidan
• Senyawa kurkuminoid 60-70%.
• Kurkumin dan senyawa semi-sintetik
(natrium kurkuminat, diasetil
kurkumin, trietil kurkumin dan
tetrahidro kurkumin)
• Demetoksikurkumin
• bisdemetoksi kurkumin
• diasetilkurkumin
Daftar Pustaka
Chahyadi, A., Hartati, R., Wirasutisna, K. R., & Elfahmi. (2014). Boesenbergia Pandurata Roxb., An
Indonesian Medicinal Plant: Phytochemistry, Biological Activity, Plant Biotechnology. Procedia
Chemistry, 13, 13–37.
Dewantari, R., L, M. L., & Nurmiyativ. (2018). Jenis Tumbuhan yang Digunakan sebagai Obat Tradisional
Di Daerah Eks- Karesidenan Surakarta Types. Bioedukasi, 11(2), 117–122.
Ongwisespaiboon, O., & Jiraungkoorskul, W. 2017. Fingerroot, Boesenbergia rotunda and its Aphrodisiac
Activity. Pharmacognosy reviews, 11(21), 27–30.
Salleh, W. M. N. H. W., F. Ahmad. 2020. Phytopharmacological Investigations of Piper retrofractum Vahl. -
A Review. Agric. conspec. sci 85(3), 193-202.
Sholikhah, E. N. 2016. Indonesian medicinal plants as sources of secondary metabolites for pharmaceutical
industry. J Med Sci 48(4), 226-239.
Simanjuntak, P., Kimia, L., Alam, B., & Bioteknologi, P. (2012). STUDI KIMIA DAN FARMAKOLOGI
TANAMAN KUNYIT (Curcuma longa L) SEBAGAI TUMBUHAN OBAT SERBAGUNA.
Agrium, 17(2), 103–108.

Anda mungkin juga menyukai