TANAMAN HERBAL
SUKU FABACEAE, LAMIACEAE,
MYRTACEAE
TANAMAN
•KANDUNGAN
1 KIMIA
•AKTIVITAS
2 BIOLOGI
1. SUKU FABACEAE
CIRI UMUM TANAMAN SUKU FABACEAE
• Famili mencakup herba, semak, pohon dan tanaman merambat di seluruh dunia, terutama hutan hujan
tropis.
1
• Anggota suku ini juga dikenal karena kemampuannya mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tidak
melalui cairan tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada akar atau batangnya. Jaringan
yang mengandung bakteri simbiotik ini biasanya menggelembung dan membentuk bintil-bintil. Setiap jenis
2 biasanya bersimbiosis pula dengan jenis bakteri yang khas pula.
• Dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman, bumbu masak, zat pewarna, pupuk hijau, pakan
ternak dan bahan pengobatan
4
MORFOLOGI UMUM TANAMAN SUKU FABACEAE
BUNGA :
Bunga berkelamin 2 dalam
karangan yang berbeda,
BUAH : polong-polongan kelopak bunga bersatu,
mahkota umumnya berbentuk
kupu-kupu dengan jumlah
helaian 5.
DAUN : majemuk
berpasangan atau berseling,
terdapat daun penumpu.
Kedawung (Parkia roxburghii G.Don.)
Habitat :
Tumbuh tidak berkelompok di seluruh Pulau
Jawa pada daerah dengan ketinggian dibawah
500 m.dpl. (Heyne, 1987).
Distribusi :
Wilayah Afrika (Senegal & Nambia)
Perbanyakan :
Biji
Kegunaan empiris dan cara pemakaian
• Biji : Penyakit kolik & bahan campuran obat
kolera. Seduhan tepung biji+daun sembung
untuk pengobatan penyakit kejang pada waktu
haid & obat penguat lambung (Heyne, 1987).
•Kulit ari & pulp : bahan makanan pokok di
Afrika (Houe’rou, 2005).
•Herba tumbuhan : pengobatan diare, sakit gigi,
infeksi, luka bakar, rheumatik, bronchitis &
darah tinggi. (Asuzu et al, 2003)
•Ekstrak metanol-air dari kulit batang :
penetralisir bisa ular N. nigricollis.
( Aiyelaagbe et al, 1996)
Aktivitas biologi & farmakologi
.
TEKNIK PENYARIAN & ISOLASI LUPEOL
QSAR PENTASIKLIK TRITERPEN LUPEOL
• Herba aromatik
1 • Suku nilam-nilaman
TRIKOMA :
STOMATA : glanduler,
diasitik mengandung
minyak atsiri
DAUN : tunggal
berhadapan
Kumis kucing (Orthosiphon aristatus (BI.) Mig.)
• Habitat
Tumbuhan liar berbatang basah, tegak berasal dari Asia
tenggara, khususnya Indonesia (Jawa). Hidup pada
ketinggian 5 - 900 m dpl., Tanah tidak begitu kering, tepi
jalan, tepi aliran selokan, hutan jati dan bambu, di tanam di
halaman untuk hiasan dan atau obat-obatan.
• Penyebaran
Asia tenggara
• Perbanyakan
Biji
Kegunaan empiris dan cara pemakaian :
•DAUN :
Nyeri buang air kecil, gangguan ginjal, rematik,
sakit pinggang, demam. Digunakan dengan cara
meminum air rebusan. (Mardisiwojo, 1965)
Aktivitas biologi & farmakologi :
1. Flavonoid lipofil : Anti inflamasi (Geurin,
1989)
2. Flavonoid : Meningkatkan pengeluaran
asam urat, anti diabetes (Yoon, 1986)
3. G-piron pada akar : antidiabetes (Wichtl,
1996)
Kandungan Metabolit Sekunder :
1.Daun : orthosiphon glukosa, minyak atsiri 0,02-
0,06% (60 macam sesquiterpens dan senyawa
fenolik). 0,2% flavonoid lipofil dengan kandungan
utama sinensetin, eupatorin, skutellarein, tetrametil
eter, salvigenin, rhamnazin; glikosida flavonol, turunan
asam kafeat (terutama asam rosmarinat dan asam
2,3-dikaffeoil tartarat ), metilripariokromen A 6-(7,8-
dimetoksi-2,2-dimetil [2H,1-benzopiran]-il), saponin
serta garam kalsium (3%) dan myoinositol. (Fujimoto,
1982)
2.Ekstrak daun&bunga : metilripariokromen A atau 6-
(7,8-dimetoksietanon) (Fujimoto, 1972)
Struktur kimia :
TEKNIK PENYARIAN & ISOLASI
SINENSETIN
1. EKSTRAKSI SOXLET 12 JAM,
GRADIEN PELARUT CAMPUR MeOH :
Air 75:25. 50:50, 25:75
2. MASERASI, EKSTRAK AIR, 6 JAM
3. FRAKSINASI : NP-SP-P (HEXAN,
EtOAc, H2O)
4. PEMURNIAN : KLTP
QSAR SINENSETIN
Lavender (Lavandula angustifolia L.)
• Habitat
Tumbuh liar sebagai tanaman semak
• Penyebaran
Asal tumbuhan ini adalah dari wilayah selatan
Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke timur
sampai India.
• Perbanyakan
Biji
Kegunaan empiris dan cara pemakaian :
BUNGA :
1.Penggunaan topikal : relaksan
2.Penggunaan oral (rebusan) : antiseptik,
gangguan pencernaan
3.Aromaterapi
4.Kosmetik
Aktivitas biologi & farmakologi :
1. Linalool & linalyl asetat : analgesik
2. Antiseptik
3. Anti anxietas
Kandungan Metabolit Sekunder :
1.Bunga : minyak atsiri ( 51% linalool, dan
35% linalyl asetat, alfa pinene, limonene, 1,8
cineole, cis – trans – ocimene, 3 Octanone,
kamper, caryophyllene terpinen – 4 – ol dan
lavendulyl asetat)
2.Bunga : tanin, flavonoids, phytosterol,
cumarin.
Struktur kimia :
TEKNIK PENYARIAN & ISOLASI LINALOOL
• Tanaman pohon
1 (suku jambu-jambuan)
BUAH : bermacam-macam,
pada ujungnya masih jelas
tampak kelopak yang tidak
gugur, sisa tangkai putik dan
sisa-sisa benang sari yang
tertinggal di dalam kelopak
Jambu air (Psidium guajava)
• Habitat
Tanaman tropis dari daerah Amerika tropik (Mexico-
Peru). Hidup pada ketinggian 0-1500 m.dpl. Dapat
tumbuh pada daerah sub tropis (musim semi) hingga
daerah tropis (Verheij and Coronel, 1999).
• Penyebaran
Benua Afrika, Amerika, Kepulauan Pasifik, Asia
• Perbanyakan
Biji
Kegunaan Empiris
• Penyebaran
Kepulauan Maluku Utara
• Perbanyakan
Biji
Kegunaan empiris dan cara pemakaian :
•Minyak cengkeh (oral) : bahan baku obat
kumur, industri pasta gigi.
•Minyak cengkeh (topikal) : bahan
pembuatan balsam.
Aktivitas biologi & farmakologi
1.Eugenol : anti septik, anti inflamasi,
analgesik (Azuma, 1985) (Ohkubo, et.al,
1997)
2.Eugenol : anti fungi (Nzeako, 2006)
Kandungan Metabolit Sekunder :
a. Eugenol [CH2=CHCH2C6H3(OCH3)OH)]
Eugenol asetat terdapat juga pada minyak gagang cengkeh, tetapi dalam
jumlah yang sangat kecil.
• Anonim, 1980, Materia Medika Indo-nesia, jilid IV, Departemen Kesehatan RI, p,90
• Backer, C.A., & Bakhuizen, R.C.B., 1968, Flora of Java, Vol II & III, P.Noordhoff, Groningen.
• Fujimoto, Takunori, Tsuda, Yoshisuke, 1972,"Isolation of myo-inositol from Kumis Kucing".,
Yakugaku Zasshi, Vol. 92, N.8, p.1060-1061
• Geurin J.C., Reveillere H.P., 1989, "Orthosiphone stamineus as a potent source of methylripario
chromene A"., J.Nat.Prod., Vol 52, No. 1, p.171-173
• Malterud, K.E; Hanche-Olsen, IM; Smith -Kielland, I; 1989 "Flavonoid from Orthosiphon spicatus".,
Planta Medica 55 p.56
• Mardisiswojo. S, Mangunsudarso R.H., 1965, Tjabe Pujang Warisan Nenek Mojang, cetakan I,
penerbit Prapantja., Jakarta., P.45
• Nadarni, A.K., 1952, Indian Materia Medica. Vol 3, Dhootapapeshwar, Prakashan Ltd., India.,
P.877.
• Héctor Carrasco 1,*, Marcela Raimondi 2,3, Laura Svetaz 2, Melina Di Liberto 2, María V.
Rodriguez 2,4, Luis Espinoza 5, Alejandro Madrid 5 and Susana Zacchino 2, Antifungal Activity of
Eugenol Analogues. Influence of Different Substituents and Studies on Mechanism of Action
REFERENSI
• Schneider, G; 1985, Parmazeutische Biologie 2. Aufl. BI-Wissenschafts-
verlag Mannheim.
• Sugati. S, Hutapea. J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia., Jilid I.,
Balitbang Kesehatan., Departemen Kesehatan RI. Jakarta, p.424-425.
• Van Steenis, C.G.G.J., 1975, Flora untuk anak sekolah Indonesia, P.T.
Pradnya Paramita, Jakarta.
• Wahono, Sumaryanto, Peter Proksch, Victor Wray, Ludger Witte, Thomas
Hartmann, 1991, "Qualitative and Quantitative Analysis of the Phenolic
Constituents from Orthosiphone aristatus"., Planta Med., Vol 57, p.176-180.
• Wichtl, M., 1994. Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals, medpharm
Scientific Publisher Stuttgart, p.358-359.
• Yoon, Ji Won, 1996, American Chemical Society, Record 12: Diabetes
prevention and treatment using gamma,-pyrones.
• Zwaving, 1989, Mid Career Training in Pharmacochemistry., Joint Project
between Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta and the Department of
Pharmacochemistry Vrij Universiteit, Amsterdam.
•