Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter +/- +/- +/-
Konsultasi
IPD +/-
Pemeriksaan Penunjang:
DL +/-
PT/APTT +/-
Tindakan:
IVFD … cc/24 jam +/-
Pasang kateter tetap +/-
USG obstetrik (opsional) +/-
Kuretase +/-
Histerektomi
Obat obatan:
Amoxicillin 500 mg +/-
3x1
Asam mefenamat +/-
500 mg 3x1
Asuhan Keperawatan :
Pengkajain +/- +/- +/-
fungsional +/- +/- +/-
Monitoring TV +/- +/- +/-
Pemenuhan ADL
(Personal hygiene,
Nutrisi, eliminasi,
goorming) +/- +/- +/-
Persiapan
pemeriksaan +/- +/- +/-
penunjang
Monitoring balance +/- +/- +/-
cairan
Pencegahan jatuh
Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
……………………
Utama PPP O 72 SC
Penyerta ……………………… ……….. histerektomi
Dokter ………………………. ………..
Penanggung ……………………… ………..
Jawab Pasien Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP):
............................. ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
HEMORAGIA ANTE PARTUM (HAP)
Ditetapkan
Tanggal terbit
Direktur RSK LINDIMARA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hnryanto Irawan
NIP.197907092010012013
1. Pengertian Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari jalan lahir pada wanita
hamil dengan usia kehamilan 20 minggu atau lebih, dapat berupa
plasenta previa atau solusio plasenta.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya tidak normal sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebagian atau
seluruhnya, pada plasenta yang implantasinya normal sebelum janin
lahir.
2. Anamnesis 1. Perdarahan dari jalan lahir pertama kali atau berulang tanpa
disertai rasa nyeri, dapat sedikit-sedikit ataupun banyak.
2. Dapat disertai atau tanpa adanya kontraksi rahim.
3. Faktor predisposisi: grande multipara, riwayat kuretase berulang
4. Pemeriksaan spekulum darah berasal dari ostium uteri eksternum.
3. Pemeriksaan Tanda-tanda syok (ringan sampai berat).
Fisik Pada pemeriksaan luar biasanya bagian terendah janin belum
masuk pintu atas panggul atau ada kelainan letak.
4. Pemeriksaan 1. Laboratorium: Crossmatch, kadar Hb, L, Tr, Ht, golongan darah,
Penunjang fibrinogen, D-Dimer, BT, CT, PT, APTT.
2. Pemeriksaan USG
Bed side clotting test
Tujuan: menilai faktor pembekuan darah secara cepat dan
sederhana (metode kualitatif)
Cara: ambil 5cc darah vena dan masukkan ke dalam tabung
kosong yang telah dimasukkan 1 batang lidi. Setelah 6 menit, 8
menit, dan 10 menit dicoba diangkat batang lidi tersebut dan lihat
bekuan darahyang terbentuk.
Bila bekuan darah terbentuk <10 menit dan tidak mudah
hancur/pecah berarti faktor pembekuan darah masih baik dan
diperkirakan kadar fibrinogen >200 mg/dL
Bila bekuan darah terbentuk >10 menit dan bekuannya mudah
hancur berarti telah terdapat gangguan faktor pembekuan darah
(kadar fibrinogen < 200 mg/dL)
Penatalaksanaan spesifik:
Ekspektatif:
Syarat:
Keadaan umum ibu dan anak baik.
Perdarahan sedikit.
Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat
badan janin kurang dari2500 gr.
Tidak ada his persalinan.
Penatalaksanaan ekspektatif :
Pasang infus, tirah baring
Bila ada kontraksi prematur bisa diberi tokolitik.
Pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan CTG setiap
minggu.
Aktif:
Persalinan pervaginam:
Dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta marginalis
atau plasenta previa lateralis di anterior (dengan anak letak
kepala). Diagnosis ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan USG, perabaan fornises atau pemeriksaan dalam
di kamar operasi tergantung indikasi.
Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban.
Persalinan perabdominam, dilakukan pada keadaan:
Plasenta previa dengan perdarahan banyak.
Plasenta previa totalis.
Plasenta previa lateralis di posterior.
Plasenta letak rendah dengan anak letak sungsang.
7. Edukasi 1. Kondisi penyakit pasien
2. Tujuan dan tatacara tindakan medis
3. Alternatif tindakan medis dan resikonya
4. Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan tindakan yang
dilakukan
5. Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi
6. Prognosa penyakit dan prognosa terhadap tindakan yang
dilakukan
8. Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
9. Kepustakaan 1. Cunningham, F.G.,MD, Mac Donald P.C.,MD, Garet N.F.,MD,
Ectopic Pregnancy, Williams Obstetrics 20; 1998
2. Saifuddin A.B : Ilmu Kebidanan edisi ketiga; Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta 1997
ALGORITMA PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POST PARTUM
DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO