VESIKOLITHOTOMI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
SOP
VESIKOLITHOTOMI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/2
Prosedur
Unit Terkait
Referensi
SOP
LITHOTRIPSI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
SOP
LITHOTRIPSI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/2
13.
Prosedur
Unit Terkait
Referensi
SOP
URETEROLITHOTOMI BATU URETER PROKSIMAL
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
SOP
URETEROLITHOTOMI BATU URETER PROKSIMAL
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/2
18.
19.
20.
Prosedur
21.
22.
Unit Terkait
Referensi
SOP
URETEROLITHOTOMI BATU URETER DISTAL
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
IRNA II
SMF UROLOGI
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Referensi
SOP
URETROSITOSKOPI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
IRNA II
SMF UROLOGI
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Referensi
SOP
PYELOLITHOTOMI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
SOP
PYELOLITHOTOMI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/2
Prosedur
Unit Terkait
Referensi
SOP
BIVALVE NEFROLITHOTOMI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
pelvio-caliceal.
SOP
BIVALVE NEFROLITHOTOMI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/2
Prosedur
Unit Terkait
Referensi
SOP
OPEN PROSTATEKTOMI MILLIN'S PROCEDURE
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
SOP
OPEN PROSTATEKTOMI MILLIN'S PROCEDURE
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/2
Prosedur
16. Setelah tidak bocor, balon kateter diisi air 40 cc dan di traksi
dan dipasang spoel dengan PZ.
17. Rawat perdarahan dan pasang redon drain pada cavum Retzii
18. Semua kasa yang ada didalam dikeluarkan dan dihitung
19. Luka operasi ditutup lapis demi lapis : Otot dan fascia dijahit
dengan chromic catgut, Lemak dijahit dengan plain catgut, Kulit
dijahit dengan benang Silk
20. Tutup luka operasi dengan tulle dan kassa steril
21. Kateter dipertahankan sampai hari ke 5 dan drain dilepas bila
produksi drain <20cc selama 24 jam setelah kateter dilepas
Unit Terkait
Referensi
Smiths General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 399 406
SOP
TRANS URETHRAL RESECTION OF PROSTATE (TURP)
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
SOP
TRANS URETHRAL RESECTION OF PROSTATE (TURP)
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/2
Unit Terkait
Referensi
Smiths General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 399 406
SOP
TRANS URETHRAL RESECTION OF BLADDER (TURB)
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
SOP
TRANS URETHRAL RESECTION OF BLADDER (TURB)
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/2
Prosedur
Unit Terkait
Referensi
SOP
SISTOSTOMI TROKAR
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/3
Tanggal Terbit
IRNA II
SMF UROLOGI
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
SOP
SISTOSTOMI TROKAR
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Unit Terkait
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/3
Referensi
SOP
SISTOSTOMI TERBUKA
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/3
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
SOP
SISTOSTOMI TERBUKA
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/3
14. Luka operasi dijahit lapis demi lapis : Otot dengan catgut
chromic ; Fasia dengan catgut chromic ; Lemak dengan catgut
plain.Kulit dengan benang Silk
15. Untuk mencegah terlepasnya kateter maka selain balon
kateter dikembangkan juga dilakukan penjahitan fiksasi
kateter dengan kulit.
Unit Terkait
Referensi
SOP
ORKIDEKTOMI DAN ORKHIDOPEKSI PADA
TORSIO TESTIS
Prosedur Tetap
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/3
Tanggal Terbit
IRNA II
SMF UROLOGI
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Referensi
Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 291 320
Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 153-156
European Association of Urology Guideline, tahun 2011
SOP
ORKIDOPEKSI PADA UNDECENSUS TESTIS
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/3
Tanggal Terbit
IRNA II
SMF UROLOGI
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Referensi
Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 291 320
Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 153-156
European Association of Urology Guideline, tahun 2011
SOP
RADIKAL ORKIDEKTOMI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/3
Tanggal Terbit
IRNA II
SMF UROLOGI
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Referensi
Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 291 320
Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 153-156
European Association of Urology Guideline, tahun 2011
SOP
HIDROKEL PADA DEWASA
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/3
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
oblikus eksternus
6. buat sayatan pada aponeurosis muskulus oblikus eksternus
diantara ostium inguinalais interna dan eksterna, masukkan
gunting Metzenbaum kedalam sayatan tersebut untuk
membebaskan struktur-struktur disekitar kanalis inguinalis
7. Setelah terbuka, identifikasi funikulus spermatikus,
identifikasi kantung hidrokel, perhatikan hubungan kantung
hidrokel dengan rongga intraabdomen.
8. Jika terdapat hubungan dengan rongga intra abdomen,
bebaskan kantung hidrokel dengan jaringan sekitar
seproksimal mungkin
9. Klem kantung hidrokel seproksimal mungkin, ikat dengan
benang non absorbable no 1-0. Potong kantung hidrokel
didistal klem
10. Inspeksi daerah operasi, jika terdapat perdarahan, hentikan
perdarahan, Jahit lapis demi lapis lapangan operasi, tutup
aponeurosis muskulus oblikus eksternus dengan silk no.2,
jahit kulit lapis demi lapis
11. Tutup luka dengan tulle dan kassa steril
12. Pasang skrotal support
Unit Terkait
Referensi
Smiths General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 688 689
Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 140 142
European Association of Urology Guideline, tahun 2011
SOP
HIDROKEL ANAK
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/3
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Smiths General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 688 689
Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 140 142
European Association of Urology Guideline, tahun 2011
SOP
VASEKTOMI TANPA PISAU (VTP)
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/3
Tanggal Terbit
Januari 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
SOP
VASEKTOMI TANPA PISAU (VTP)
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/2
Unit Terkait
Referensi
Smiths General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 688 689
Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 140 142
European Association of Urology Guideline, tahun 2011
SOP
URETERORENOSCOPY (URS)
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
Januari 2011
Pengertian
Ureterorenoscopy adalah tindakan memasukkan alat ureteroskopi peruretram guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliseal ginjal.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
lain seperti
SOP
Ureterorenoscopy (URS)
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
2/2
Unit Terkait
Referensi
Smiths General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal. 155 156
th
SOP
PERCUTANEOUS LITHOLAPAXY (PCNL)
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
IRNA II
SMF UROLOGI
Januari 2011
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
a) Pasang foto-foto di light box
b) Pasien diposisikan dorsal lithotomy dengan general anastesi
c) Melakukan cystoscopy sesuai dengan SOP
d) Memasukkan kateter ureter sesuai ukuran ke orifisium ureter,
e) Melakukan retrograde pyelografi melalui kateter ureter untuk melihat
anatomi dari ureter hingga collecting system
f)
g) Pasang kateter uretra 16 Fr, fiksasi ureter kateter pada kateter uretra dan
sambungkan dengan spuilt 50cc yang berisi kontras
h) Pasien diposisikan telungkup dengan memberikan bantalan pada sisi
o
j)
nephroscope
dan
guide
wire,
masukkan
Unit Terkait
Referensi
th
kateter
Smiths General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal. 155 156
SOP
NEFREKTOMI PARSIAL
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
Tanggal Terbit
Januari 2011
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
a) Pasang foto-foto di light box
b) Setelah dibius, Pasang kateter 16 Fr dan urobag, perhatikan
kesesuaian marker/lokasi yang akan dilakukan tindakan operasi
c) Letakkan pasien pada posisi lumbotomi, sesuai dengan bagian
ginjal yang akan dilakukan tindakan pada posisi diatas.
d) Desinfeksi
lapangan
operasi
dengan
Povidone
Iodine 10%
Insisi kulit dimulai dari tepi bawah arkus kosta XI (SIC XI-XII)
sampai ke arah umbilikus sepanjang lebih kurang 15 cm. Insisi
diperdalam lapis demi lapis dengan memotong fascia eksterna,
muskulus intercostalis dibelakang dan muskulus oblikus abdominis
di depan sampai didapatkan fascia abdominis internus.
j)
Unit Terkait
Referensi
Smiths General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal. 155 156
th
SOP
RADIKAL NEFREKTOMI
Prosedur Tetap
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
IRNA II
SMF UROLOGI
Januari 2011
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
6.
Insisi cevron, buka lapis demi lapis mulai dari kulit, lemak
subkutikuler, fasia, otot, sampai peritoneum
7. Buka peritoneum, sisihkan usus ke medial
8. Insisi peritoneum di tepi lateral kolon descenden ( nefrektomi
ginjal kiri ) atau kolon ascenden (nefrektomi ginjal kanan)
9. Bebaskan fascia gerota dari lemak sekitar
10. Identifikasi pembuluh darah baik vena maupun arteri renalis
11. Klem dan ligasi pembuluh darah ginjal dari arteri dan vena
ginjal
12. Klem dan ligasi ureter
13. Bebaskan ginjal beserta fascia gerota hingga terlepas dari
jaringan sekitar
14. Kontrol perdarahan, jahit peritoneum di daerah retro yang
telah diinsisi
15. Jahit luka operasi lapis demi lapis
16. Membuat laporan tindakan yang telah dilakukan
Unit Terkait
Referensi
Smiths General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal. 155 156
th
SOP
GANTI KATETER URETEROCUTANEOSTOMY
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
Tanggal Terbit
Januari 2011
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
segera masukkan kateter / naso gastic tube yang baru secara perlahan
dengan penuntun guide wire.
9.
10. Fiksasi kateter dengan plester, bila menggunakan naso gastic tube maka
difiksasi dengan benang nonabsorbable.
11. Hubungkan kateter / naso gastic tube dengan urobag
12. Mengukur dan mencatat jumlah dan warna urine .
13. Membuat laporan pelaksanaan prosedur tindakan
SOP
GANTI KATETER NEFROSTOMI
Prosedur Tetap
IRNA II
SMF UROLOGI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Tanggal Terbit
Januari 2011
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Masukkan guide wire melalui selang kateter / naso gastic tube yang lama
7.
8.
9.
Segera masukkan kateter / naso gastic tube yang telah dipotong ujungnya
secara perlahan melalui guide wire yang telah terpasang.
SOP
GANTI KATETER SISTOSTOMI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
Ditetapkan tanggal
Januari 2011
IRNA II
SMF UROLOGI
Direktur,
Januari 2011
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
SOP
PELAYANAN MEDIS VASOLIGASI TINGGI PALOMO
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
IRNA II
Januari 2011
SMF UROLOGI
DR. Dr. BASUKI B. PURNOMO, SpU
NIP. 19540731 198201 1 002
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
SOP
PELAYANAN MEDIS PENEKTOMI
No. Dokumen
No Revisi
Halaman
1.2/1/113
00
1/2
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
IRNA II
Januari 2011
SMF UROLOGI
DR. Dr. BASUKI B. PURNOMO, SpU
NIP. 19540731 198201 1 002
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Partial penectomy (penektomi sebagian)
a) Posisi supinasi dalam anestesi local/regional/general.
b) Melakukan disinfeksi dengan menggunakan larutan povidone iodine
10 %.
c) Menentukan batas tumor dan menutupnya dengan menggunakan kondom
kateter steril yang dijahit di tempat tersebut.
d) Menggunakan kateter 14 Fr atau 0,25-in Penrose sebagai torniquet
pada pangkal penis.
e) Membuat insisi melingkar pada kulit 2 cm proksimal dari tepi tumor.
f) Vena superficial dan vena yang dalam dipisahkan dan diligasi
menggunakan benang ukuran 3-0.
g) Kulit dan fascia Buck diinsisi hingga mencapai tunika albuginea dari
corpora.
h) Corpora cavernosa dipisahkan secara tajam dari urethra dan arteri
cavernosa sentral diligasi pada masing-masing sisinya.
i) Uretra dibebaskan dari corpus spongiosum, kurang lebih 1 cm pembuatan
stump distal dari corpora cavernosa yang ditranseksi.
j) Stump uretra kemudian dipotong dari sisi bagian bawah dan spesimen
disingkirkan.
k) Ujung corporal ditutup dengan jahitan matras horizontal 2-0 Vicryl
menggabungkan fasia Buck, tunika albuginea, dan septum
intercavernous.
l) Tourniquet kemudian dilepaskan dan semua pembuluh darah kecil di
bebaskan sampai hemostasis yang memadai diperoleh.
m) Urethra dipotong dan dijahit pada kulit menggunakan Vicryl 4-0
n) Kulit yang tersisa ditutup dengan menggunakan 3-0 jahitan Vicryl.
o) Pasang kateter Folley 16 Fr
p) Membuat laporan prosedur tindakan.
2. Total penektomi
a) pada posisi litotomi dalam anestesi regional atau general.
b) Desinfeksi menggunakan larutan povidone iodine 10 %.
c) Sebuah kondom kateter dipasang di sekeliling tumor pada dasar penis
dengan menggunakan jahitan interrupted silk 3-0.
d) Insisi berbentuk berlian dibuat di sekeliling dasar penis.
e) Insisi diperluas hingga jaringan subkutis hingga mencapai
permukaan pubis.
f) Seluruh pembuluh darah dan limfatik diligasi. Ligamentum
suspensorium diklem dan dipotong. Arteri dan vena dorsalis
penis diidentifikasi, diklem, diligasi dan dipotong.
g) Penis diangkat ke atas, fascia Buck dibuka secara ventral, dan
uretra dibebaskan dari corpora cavernosa. Tepat di bawah
region bulbar, uretra dipotong sehingga meninggalkan bagian
yang cukup untuk mencapai perineum.
h) Pisahkan corpora cavernosa dari jaringan sekitarnya hingga rami
ischiopubic, lalu dijahit, dan diligasi menggunakan Dexon 2-0, dan
ditranseksi. Pisahkan specimen tersebut dengan batas 2-cm bebas
tumor.
i) Uretra
diarahkan
menuju diafragma urogenital
untuk
mempertahankan posisi yang lurus pada tempat urethrostomy
perineal.
j) Uretra dilakukan spatulasi di bagian dorsal, kemudian kulit di
k)
l)
m)
n)
o)