A. Pengkajian
1. Identitas (data biografi)
Stomatitits dpat menyerang semua umur, mayoritas antara umur 20-40 tahun lebih
cenderung pada wanita, kelompok sosial ekonomi tinggi, penderita stres, atau
mempunyai riwayat sariawan pada keluarga.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang muncul pada klien stomatitis adalah nyeri karena mukosa
oral mengalami peradangan, bibir pecah-pecah.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Stomatitis bisa terjadi pada seseorang karena kebersihan mulut yang buruk,
intoleransi dengan pasta gigi, penyakit yang beresiko menimbulkan stomatitis,
misalnyanya faringitis, panas dalam, mengkonsumsi makanan yangn berlemak,
kurangn vitamin c, vitamin B12 dan mineral.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun
sehingga lebih mudah terkena stomatitis atau memeang pernah menderita
penyakkit yanng sama atau penyakit oral lainnya.
d. Riwayat penyait keluarga
Kaji apakah ada riwayat penyakit keluarga yang bisa menyebabkan terjadinya
stomatitis. Karena ada juga teori yang menyebabkan bahwa penyebab utama dari
SAR (Stomatitis Aftosa Rekuren ) atau sriawan adalah keturunan. Dan
berdasalkan hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang orang
tuanya menderita SAR lebih rentan untuk mengalami SAR juga.
e. Pengkajian psikosoisal
Kaji apakah keluarga tidak memperhatikan kebersihan mulut dan tempat bermain
anak di lingkungan kumuh atau tidak. Kaji juga stres , gaya hidup (alkohol,
perokok) serta kaji fungsi dan penampilan dari rongga mulut terhadap body image
dan sex.
f. Pengkajian lingkungan rumah dan komunitas
Kaji lingkkungan yang panas dan sanitasi yang buruk.
g. Riwayat nutrisi
Kurang mengonsumsi makanan yang menngandung vitamin C, vitamin B12,
mineral dan zat besi serta pola makan yang buruk, misalnya hanya mengonsumsi
karbohidrat dan protein saja.
h. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1) Pasien yang stomatitis akan lebih lama sembuhnya karena kondisi fisik yang
lemah akibat intake nutrisi yang kurang(energi/kalori yang diperlukan tidak
mencukupi dalam proses pertumbuhan).
2) Penurunan beran badan, biasanya pasien yang menderita stomatitis mengalami
penurunan berat badan karena intake nutrisi yang kurang.
3) Pengkajian berdasarkan pola gordon
a) Persepsi kesehatan dan pola manajemen
Orang tua pasien mengetahui bahwa anaknya terkena sariawan yang tidak
kunjung sembuh, namun keluarga pasien tidak mengetahui bagaimana
caara mengatasinya.
b) Pola nutrisi dan metabolism
Kurang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, vitamin
B12, mineral, dan zat besi serta ppola makan yang buruk.
c) Pola eliminasi
Pasien tidak mengalami gangguan eliminasi miksi dan defekasi.
d) Pola aktivitas dan latihan
Dalam melakukan aktivitas, pasien biasanya mengalami gangguan akibat
nyeri yang di rasa sehingga pasien akan rewel.
e) Pola istirahat dan tidur
Pasien mengalami gangguan tidur akibat nyeri yang dirasakan.
f) Pola persepsi dan kognitif
Pasien merasa lebih tenang apabila berada ditengah keluarga terutama ibu
yang peduli pada kondisi pasien dan pasien sedih apabila ditinggal
keluarga.
g) Pola konsep diri
Pasien merasa ragu-ragu untuk berkomunikasi karena tidak dapat berbicara
dengan jelas akibat adanya ulserasi lokal.
h) Pola peran dan hubungan
Hubungan sosial pasien dengan orang disekitarnya tidak kooperatif, pasien
lebih banyak menangis dan rewel.
i) Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien tidak mengalami kelainan apapun.
j) Pola keyakinan dan nilai
Keluarga pasien selalu berdoa untuk kesembuhan pasien.
4) Pemeriksaan fisik
a) TTV
b) Bibir
Dimulai dengan inspeksi terhadap bibir untuk kelembapan, hidrasi,
wwarna, tekstur, simetrisan, dan adanya uleserasi atau fisura.
c) Gusi
Gusi diinspeksi terhadap inflamasi, perdarahan, dan perubahan warna.
d) Lidah
Dorsal (punggung) di inspeksi untuk tekstur, warna dan lesi.
e) Rongga mulut
Inspeksi bagian mulut terhadap adanya lesi, bercak putih terutama pada
bagian mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit-
langit.
3. Analisa masalah
a. Data Subjektif :
b. Data Objektif :
Antropometri : penurunan berat badan
Klinik : perubahan kulit mukosa oral ( bengkak dan
kemerahan )
Diet : makan tidak habis, nafsu makan menurun
Intoleransi pasta gigi, kurang vitamin c, oral hygient yang buruk kerusakan
vaskuler, seluler, dan matrik.
Perubahan mukosa
Nafsu makan menurun
Resiko kekurangan nutrisi
c. Data Subjektif :
Pasien mengatakan nafsu makan berkurang suhu tubuh naik
Adanya lesi di membrane mukosa oral
Membrane mukosa tampak bengkak dan kemerahan
Alergi dan defisiensi imunologi
Inflamasi (peradangan)
Pelepasan mediator inflamasi (prostaglandin)
Nyeri
Perubahan membrane mukosa oral
d. Data Objektif :
Mukosa mulut tampak bengkak dan memerah (hiperemi)
Kerusakan vaskuler, seluler dan matrik
Perubahan membrane mukosa oral
Timbul lesi
Nyeri
Gangguan komunikasi verbal
e. Data Subjektif :
f. Data Objektif :
Membrane mukosa kering
Tekanan turgor turun
Suhu badan naik
Inflamasi
Metabolism meningkat
Hipertermi
Intake cairan kurang
Resiko kekurangan cairan
g. Data Subjektif :
Pasien gelisah
h. Data Objektif :
Perubahan mukosa oral
Suhu tubuh naik
Membrane mukosa bengkak dan kemerahan intoleransi pasta gigi, kurang
vitamin C, oral hygient yang buruk, peradangan (inflamasi)
Kerusakan membrane mukosa
Nyeri
B. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan serabut saraf sekunder dari respon inflamasi lokal
2. Perubahan membran mukosa oral berhbungan dengan tidak efektifnya higienis
oral sekunder nyeri.
3. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubunngan dengan penurunan keinginan unntuk
makan sekunder akibat rasa nyeri di mukosa mulut.
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan nyeri di mukosa mulut.
C. Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan serabut saraf sekunder dari respon inflamasi lokal,
kerusakan jaringan saraf gigi.
Tujuan : dalam waktu 1x24 jam terjadi penurunan tingkat nyeri atau nyeri
teradaptasi.
Kriteria hasil :
Pasien menyatakan nyeri berkurang atau teradaptasi
Secara umum pasien terlihat rileks dan tanda ketidaknyamanan pada gigi
dan dusi tidak direfleksikan.
Intervensi Rasional
Kaji nyeri dengan pendekatan pqrst Untuk menetukan intervensi yang
sesuai sacara individual.
Kaji kemampuan kontrol nyeri Banyak faktor fisiologi motivasi
pasien afektif, kognitif, dan emosional
memengaruhi persepsi nyeri.
Lakukan manajemen nyeri
keperawatan
Istirahat pasien Istirahat secara fisiologis akan
menurunkan kebutuhan oksigen
yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolismetubuh.
Ajarkan teknik relaksasi pernapasan Meningkatkan intake oksigen
dalam padasaat nyeri muncul sehingga akan menguraikannya
sekunder dari semua pada area
mulut.
Ajarkan teknik distraksi pada saat Distraksi (pengalihan perhatian)
nyeri dapat menurunkan stimulus internal.
Intervensi Rasional
Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang cara Tingkat pengetahuan
dan teknik peningkatan kondisi membrane dipengaruhi oleh kondisi social
mukosa. ekonomi pasien. Perawat
menggunakan pendekatan yang
sesuai dengan kondisi individu
pasien. Dengan mengetahui
tingkat pengetahuan tersebut,
perawat dapat lebih terarah
dalam memberikan pendidikan
yang sesuai dengan pengetahuan
pasien secara efisien dan efektif.
Anjurkan pemakaian obat kumur. Pemakaian obat kumur
antibakteri untuk mengurangi
pertumbuhan bakteri dalam
mulut, misalnya obat kumur
yang mengandung chlorhexdine.
Lakukan konsultasi terlebih
dahulu dengan dokter gigi anda
dalam penggunaan obat kumur
tersebut.
Jika merokok instruksikan untuk berhenti Para perokok mempunya resiko
merokok. yang besar untuk perkembangan
gangguan atau penyakit pada
gigi dan peridental menjadi lebih
parah dibandingkan dengan
bukan perokok.
Intervensi kolaboratif pemberian antibiotik Antibiotic biasanya diberikan
untuk menghentikan infekso
pada gusi dan jaringan
dibawahnya.
Intervensi Rasional
4.
Observasi kebutuhan kalori yang Adanya kalori (Sumber energy) akan
dibutuhkan mempercepat proses penyembuhan
Kaji berat badan setiap hari Tubuh yang sehat tidak mudah
terkena infeksi peradangan
Intervensi Rasional
Observasi perubahab perilaku klien Perilaku klien merupakakn tanda
bahwa klien mengalami
penningkatan harga diri dan
konsep
Berikan kondisi lingkungan yang nyaman Lingkungan yang nyaman akan
untuk klien membuat klien aktif dalam
beraktifitas
Dorong klien untuk ikut berpartisipasi dalam Dengan mengikuti kegiatan akan
setiap kegiatan mudah untuk beradaptasi dengan
kondisi sekitar sehingga bisa
mengurangi stress
Beri penjelasan dan pengetahuan mengenai Konsep diri itu penting untuk
konsep diri meningkatkan hubungan social
antar sesama
Kolaborasi pemberian analgesic dan Analgesic dapat mengurangi rasa
kortikosteroid nyeri dan kotrikosteroid dapat
mencegah peradangan akibat
kerusakan membrane mukosa