Anda di halaman 1dari 6

CONTINUING MEDICAL EDUCATION

Akreditasi PB IDI–3 SKP

Diagnosis Luka Tungkai Kronis


Anggana Rafika Paramitasari, Muhammad Risman, Aulia Rahman, Khalida Rieka Sulaikha, Harijono
Kariosentono, Nurrachmat Mulianto
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, RSUD dr Moewardi/
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

ABSTRAK
uka kronis adalah luka an tidak dapat men alami proses pen embuhan luka sesuai urutan dan dalam rentan waktu normal. a oritas luka
kronis didapatkan di ekstremitas in erior den an pen ebab antara lain insu isiensi vena 45-60 insu isiensi arteri 10-20 diabetes 15-25
ulkus dekubitus 1-5 dan lain-lain 10-15 . asin -masin pen ebab memberikan ambaran klinis berbeda be itu pula terapin a. leh
karena itu ambaran klinis pato enesis dan dia nosis bandin pentin diketahui.

Kata kunci: uka kronis

ABSTRACT
Chronic wounds are characteri ed b ailure to pro ress throu h a proper timel se uence o wound repair or without restorin to normal
anatom and unction. Chronic wounds in lower le includin oot is a condition caused b venous insu icienc 45-60 arter insu icienc
10-20 diabetes mellitus 15-25 decubitus ulcer 1-5 or other causes 10-15 . ach etiolo has di erent clinical mani estations and
therap . reatment o le ulcers needs evaluation o man di erent etiolo ies. Anggana Rafika Paramitasari, Muhammad Risman, Aulia
Rahman, Khalida Rieka Sulaikha, Harijono Kariosentono, Nurrachmat Mulianto. Diagnosis of Chronic Leg Ulcers

Keywords: Chronic wounds

PENDAHULUAN 25 5 ulkus dekubitus 1-5 3 dan campuran dan per orator atau communicating vein an
uka/ulkus kronis dide inisikan seba ai berba ai etiolo i sekitar 10-15 .5 en ebab men hubun kan arin an vena super isial
luka an tidak dapat men alami proses lain seperti ke anasan vaskulitis vaskulopati dan dalam.1 embuluh darah vena memiliki
pen embuhan luka sesuai urutan dan nekrobiosis lipoidikum dan pioderma katup bikuspid sistem searah an mence ah
dalam rentan waktu normal atau tanpa an renosum aran ditemukan.3 aliran balik dalam pembuluh darah vena
perbaikan un si arin an.1 2 rosesn a dapat dan memastikan aliran darah ber alan
dipen aruhi oleh berba ai aktor baik lokal JENIS LUKA/ULKUS TUNGKAI KRONIS se alokaudal.1 Sistem pompa ekstremitas
maupun sistemik.3 revalensi ulkus kronis Ulkus Vena bawah menu u ke antun diperankan oleh
pada penduduk usia 65 tahun ke atas berkisar lkus vena disebabkan oleh insu isiensi vena kontraksi otot betis dan diibaratkan seba ai
1 -5 disertai penin katan morbiditas dan kronis merupakan 50 -70 dari seluruh ulkus antun peri er pada tubuh.
mortalitas serta bia a pen obatan.4 5 enderita tun kai kronis.3
luka kronis di merika Serikat lebih dari enam ekanan vena an menin kat akibat
uta terutama lan ut usia dan penderita Dua aktor utama untuk men atasi ravitasi kerusakan sistem vena di ekstremitas bawah
diabetes melitus.4 dan men a a aliran darah ke atas tetap men akibatkan hipertensi vena. alan a
normal adalah katup an ber un si baik dan dan a lestein membuat postulat bahwa
a oritas luka kronis didapatkan di kompresi otot betis saat ber alan. Darah dari pooling vena men ebabkan pelebaran
ekstremitas in erior berkaitan den an kulit dan arin an subkutan tun kai bawah ruan endothelial dan deposisi ibrin serta
hipertensi dan insu isiensi vena pen akit arteri terkumpul di vena super isialis dialirkan molekul makro sehin a ter adi growth factor
peri er atau neuropati peri er.1 en ebab ulkus melalui vena per orata menu u vena dalam trapping an men hilan kan un si
tun kai kronis antara lain insu isiensi vena 45- menu u antun .9 Sistem vena ekstremitas tersebut pada proses pen embuhan
60 insu isiensi arteri 10-20 diabetes 15- bawah terdiri atas vena super isial dalam luka.10 ipertensi vena u a men ebabkan
Alamat Korespondensi email: anggana.rafika@gmail.com

18 CDK-272/ vol. 46 no. 1 th. 2019


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

penumpukan leukosit di antara pembuluh


darah kecil dan kulit an akan teraktivasi
sehin a men inisiasi respons peradan an
men akibatkan dis un si arin an dan seluler.1

Pooling darah vena dapat ter adi apabila


terdapat: 1 Kerusakan katup vena karena
kelainan kon enital trauma in eksi berulan
atau in lamasi akibat trombosis vena dalam
deep vein thrombosis/D men hasilkan
aliran balik darah atau perembesan darah
melalui kapiler di sekitar vena 2 bstruksi
akibat pen umpalan darah pada D atau
ke emukan kehamilan atau massa di daerah
pan ul 3 al ormasi arteriovena kon enital
an men akibatkan hubun an abnormal
Gambar 1. erbandin an sistem aliran vena ekstremitas bawah normal kiri den an sistem vena abnormal arteri dan vena atau 4 Kontraksi otot betis
kanan .9
tidak e ekti karena kelemahan otot imobilitas
atau keterbatasan mobilitas sendi per elan an
kaki akibat pen akit neuromuskuler artritis
dan trauma sebelumn a Gambar 1 dan 2 .

Spektrum klinis pen akit vena kronis mulai


dari edema perubahan warna kulit akibat
penumpukan hemodiserin venous eczema,
ambaran pelebaran vena di sekitar maleolus
medialis lipodermatosklerosis arin an
ibrosis di dermis atau subkutan sehin a
terbentuk indurasi dan pen uran an
edema 11 dan ambaran area ibrosis den an
aliran darah an rendah disebut atrophie
blanche disertai ulkus Gambar 3 . 11

Keluhan pasien di antaran a kaki ben kak


n eri memberat sepan an hari dan membaik
den an elevasi tun kai.3 12 lkus vena serin
ditemukan di area mulai dari perten ahan
betis hin a 1 cm di bawah maleolus
lateralis bentuk irre uler dan dan kal. Dapat
terlihat arin an ranulasi kemerahan atau
ibrotik kekunin an arin an nekrotik aran
ditemukan.3

Gambar 2. eori pembentukan ulkus vena.1 Ulkus Arteri


en akit arteri peri er peripheral arterial
disease/ D merupakan mani estasi umum
aterosklerosis.1 terosklerosis men ebabkan
per usi arin an buruk oksi enasi inadekuat 3
men ebabkan pen embuhan luka terlambat
dan komplikasi an ren.1 aktor risiko antara
lain diabetes merokok hiperlipidemia
hipertensi obesitas dan lan ut usia.3 5 dan a
trauma an serin dialami merupakan aktor
Gambar 3. eberapa mani estasi klinis insu isiensi vena A) un kai berwarna coklat kebiruan karena
deposit hemosiderin dalam makro a dermis men akibatkan hiperpi mentasi. B) Stasis dermatitis dan presipitasi pada pasien insu isiensi arteri.11
lipodermatosklerosis kronis den an krusta serosa. ampak ambaran botol sampan e terbalik atau
kon i urasi pin bowling. C) lkus vena an dicirikan den an bentuk irre uler dan kal dan dasar ibrinosa.1 3 asien D serin men eluh klaudikasio

CDK-272/ vol. 46 no. 1 th. 2019 19


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

intermiten aitu n eri tun kai saat ber erak diabetes melitus D per tahun.13 isiko atro i dan kelemahan otot sehin a ter adi
dan reda saat beristirahat terutama di betis menin kat pada riwa at D lebih dari 10 instabilisasi persendian. Neuropati otonom
atau paha namun seirin perburukan n eri tahun laki-laki kontrol lukosa darah buruk men akibatkan anhidrosis sehin a kulit
u a akan dirasakan saat istirahat di telapak dan memiliki pen akit sistemik lain seperti men adi kerin dan muncul isura pada
kaki terutama ika elevasi tun kai.1 pen akit kardiovaskuler in al atau komplikasi permukaan kulit.15 aktor pen ebab lain
pada retina.14 ulkus diabetikum adalah tekanan berlebihan
lkus arteri serin didapatkan di ari kaki pada re io plantar. al ini berkaitan den an
tumit dan penon olan tulan kaki. lkus keterbatasan mobilitas sendi per elan an
tampak seperti punched out den an batas kaki subtalar dan metatarsophalan eal
te as dan pucat tanpa arin an ranulasi pertama serta de ormitas pedis.13
namun tampak dasar an nekrotik. Kulit di
sekelilin n a sedikit eritema din in sedikit Ulkus Dekubitus
berambut tipis den an tekstur a ak berkilat lkus dekubitus dihasilkan dari tekanan
Gambar 4 .3 11 berkepan an an pada arin an lunak
antara penon olan tulan dan permukaan
emeriksaan isik lain menun ukkan luar sehin a ter adi perlukaan arin an
penurunan den ut arteri dorsalis pedis dan terlokalisasi di tempat tersebut.1 3 enon olan
tibialis posterior bruit pada arteri proksimal tulan an terlibat antara lain sakrum
seperti pada emur menandakan adan a trokanter ma or tumit dan malleolus lateralis.1
aterosklerosis. aktu pen isian kapiler
meman an sekitar 3-4 detik.3 lkus dekubitus didapatkan pada 1-5 pasien
an dirawat di rumah sakit 3 terutama pada
pasien eriatri usia 65 tahun ke atas Gambar
6 .17

mpat aktor an berpen aruh pada ulkus


dekubitus aitu tekanan dari luar robekan
riksi dan kelembapan kulit.1 ekanan
Gambar 5. ani estasi klinis ulkus diabetikum interstisial lebih dari 32 mm dapat
di daerah tumit dan ari kaki.1 men an u oksi enasi dan mikrosirkulasi
arin an.1 lkus makin cepat terbentuk pada
ato enesis utama kaki diabetes adalah iskemi tekanan tin i 70 mm . ama pa anan
Gambar 4. ani estasi klinis ulkus arteri. neuropati dan in eksi.15 Neuropati diabetes terhadap tekanan u a pentin diperhatikan
ampak punched out, kulit di sekitarn a halus merupakan aktor utama dan terdapat pada melepaskan tekanan secara intermiten
berkilat.1 0-95 kasus ulkus.15 enurunan un si dapat mence ah ulkus.1 obekan dan riksi
sensoris men ebabkan pasien tidak sensiti permukaan kulit kelembapan berlebihan
Ulkus Diabetikum dan Neuropatikum terhadap perubahan suhu atau mikrotrauma pada kulit an berkerin at atau terkena urin
lkus diabetikum ter adi pada 4-10 pasien sedan kan neuropati motorik men ebabkan dan eses dapat men an u barrier kulit
sehin a mempermudah ter adin a ulkus.1

lkus dekubitus dapat diklasi ikasikan men adi


empat stadia berdasarkan kedalaman lukan a
Tabel 1 .3

Ulkus Lain-lain
en ebab ulkus tun kai an aran antara
lain kelainan pembuluh darah seperti
vaskulitis pioderma an renosum atau
krio lobulinemia. askulitis an men enai
pembuluh darah kutaneus medium dapat
men akibatkan poliarteritis nodosa an
bermani estasi seba ai nodul n eri di dekat
maleolus meluas hin a ke paha dan bokon
terkadan sampai ke len an dan tan an
den an ambaran livedo retikularis dan
Gambar 6. okasi penon olan tulan an serin dikaitkan den an ulkus dekubitus.1 ulkus.1

20 CDK-272/ vol. 46 no. 1 th. 2019


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

Tabel 1. Klasi ikasi ulkus dekubitus.3 ioderma an renosum adalah pen ebab
Stadium 1 ritema an non-blanchable. lain ulkus kronis. esi diawali den an nodul
Stadium 2 Ketebalan parsial ulkus dan kal den an dasar ulkus merah muda tanpa slough dapat plak atau pustul an n eri pada penekanan.
bermani estasi seba ai bula.
epi lesi keun uan dan dasar ulkusn a
Stadium 3 Seluruh ketebalan kulit telah hilan . apisan subkutan dapat terlihat namun tendon tulan atau
otot tidak terekspos slough dapat ditemukan undermining, dan tunneling dapat ditemukan. rapuh men hasilkan arin an parut atro i.
Stadium 4 Seluruh ketebalan kulit hilan termasuk tendon tulan dan otot dapat terlihat serin tampak lkus biasan a multipel dan dapat diinduksi
undermining atau tunneling. trauma.3

Ke anasan seperti karsinoma sel skuamosa


dapat berkemban men adi ulkus kronis
seperti pada ulkus ar olin. lkus ini
berbentuk nodular atau ve etati den an tepi
menin i cenderun mudah berdarah dan
tidak pernah sembuh. Ke anasan lain an
dapat bermani estasi seba ai ulkus adalah
karsinoma sel basal leiomiosarkoma sarkoma
ibrosa mali na sarkoma kaposi karsinoma sel
erkel melanoma dll Gambar 7 .3

Gambar 7. eberapa ulkus kronis disebabkan oleh A ioderma an renosum B askulopati livedoid C PEMERIKSAAN PENUNJANG
Karsinoma sel skuamosa.3 19 es mono ilamen dapat mendeteksi neuropati
terutama pada kasus ulkus diabetikum.
Tabel 2. Interpretasi ankle brachial pressure index.11
INDEKS TANDA & GEJALA TINGKAT KEPARAHAN MANAJEMEN es dia nostik biopsi kultur analisis
0 7-1 Klaudikasio intermiten rin an rin an kuran i aktor risiko healthy life style: laboratorium vaskuler dan radiolo i dilakukan
atau tanpa e ala berhenti merokok kuran i berat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan isik.
badan pertimban kan antikoa ulan
0 7-0 5 klaudikasio intermiten rin an atau sedan seperti pada indeks 0 7-1 ru uk ke
Jika ulkus tidak membaik setelah terapi an
poli kardiovaskuler untuk pemeriksaan baik selama 4- min u dapat dilakukan
penun an dupleks atau an io ram biopsi.3 iopsi insisional men ambil arin an
0 5-0 3 Klaudikasio intermiten berat berat seperti pada indeks 0 7-1 ru uk ke
bahkan saat istirahat poli kardiovaskuler untuk pemeriksaan
dari dasar ulkus dan sekitarn a an sehat
penun an dupleks atau an io ram lebih ber una dibandin kan biopsi punch.
0 3/tekanan sistolik N eri saat istirahat 2 min u berat risiko ru uk ke bedah vaskuler untuk Jika dicuri ai vaskulitis dapat dilakukan
per elan an kaki 50 den an atau tanpa ulkus dan kehilan an an ota intervensi bedah atau radiolo i lebih
mm an ren badan lan ut
pemeriksaan imuno luoresen.3

emeriksaan nutrisi darah len kap seperti


anemia kadar protein darah albumin ink
dan erritin dapat men etahui aktor risiko.
emeriksaan un si hati in al dan metabolik
lain untuk men etahui pen akit pen erta.
emeriksaan lain seperti kadar komplemen
dan aktor koa ulasi dilakukan sesuai indikasi.3

emeriksaan penun an lain untuk deteksi


an uan vaskuler meliputi ankle brachial
pressure index I ultrasound dupleks
an io ra i dan I.

A. ANKLE BRACHIAL PRESSURE INDEX


Ankle brachial pressure index I merupakan
skrinin non-invasi an memiliki sensitivitas
5 dan spesi isitas 97 untuk mendeteksi
pen akit arteri peri er. I meliputi
pen ukuran tekanan darah brakialis pada
masin -masin len an tekanan darah tibialis
posterior serta dorsalis pedis pada masin -
Gambar 8. rosedur tes mono ilamen Semmes-Weinstein.13 masin per elan an kaki. ekanan darah

CDK-272/ vol. 46 no. 1 th. 2019 21


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

berpotensi e ek sampin seperti hematoma


pseudoaneurisma istula arteriovenosa
emboli diseksi dan a al in al. 22

D. MAGNETIC RESONANCE IMAGING


an di unakan adalah magnetic resonance
arteriography . etode non-invasi ini
dapat memvisualisasikan sistem vaskuler
peri er sehin a dapat mendeteksi stenosis
dan men in kirkan dia nosis bandin
pen akit oklusi vaskuler lainn a.22

E. TES MONOFILAMEN
Instrumen an serin di unakan untuk
deteksi neuropati adalah nilon mono ilamen
Semmes- einstein. an uan persepsi
aplikasi mono ilamen ukuran 5.07 10 ram
dihubun kan den an neuropati serabut sara
besar.13 Stimulus pertama diaplikasikan pada
dahi atau sternum. Kemudian den an kondisi
mata tertutup mono ilamen diaplikasikan
secara lembut den an memben kokkan
mono ilamen selama beberapa detik lalu
dian kat pada ba ian pun un ibu ari kaki
Gambar 9. l oritma dia nosis ulkus tun kai kronis.
di ba ian proksimal kuku Gambar 8 .13

anuver ini diulan seban ak empat kali setiap


sistolik per elan an kaki diba i tekanan darah emeriksaan ini dapat membedakan antara kaki secara acak pada delapan atau sepuluh
sistolik pada len an men hasilkan rasio an stenosis dan oklusi serta memberikan area berbeda. Nilai persepsi normal dinilai
disebut I.20 Nilai normal I berkisar 0 9- in ormasi adan a sumbatan plak.22 1 menurun 0 5 dan tidak ada sama sekali
1 3. asien didia nosis
21
D ika I 09 dihitun 0. entan nilai skor delapan area
namun I 1 3 u a men indikasikan C . ARTERIOGRAFI an diu i adalah 0- 0 merepresentasikan
pembuluh darah an non-compressible akibat rterio ra i men unakan kontras adalah hilan n a persepsi sama sekali sedan kan
proses kalsi ikasi dindin vaskuler sehin a standar baku untuk evaluasi pen akit adalah persepsi len kap.23
dian ap abnormal20 21 (Tabel 2). arteri. rterio ra i dapat men ambarkan
seluruh percaban an arteri sehin a ALGORITMA TATALAKSANA
B. ULTRASOUND DUPLEKS dapat men etahui lokasi pen umbatan Dia nosis ulkus tun kai kronis dite akkan
Ultrasound dupleks adalah metode non-invasi memperkirakan dera at keparahan berdasarkan riwa at pasien dan pemeriksaan
cepat dan tidak mahal untuk mendeteksi hemodinamik dan untuk intervensi lebih len kap. ambar 9 menun ukkan al oritma
distribusi dan perluasan pen akit vaskuler.22 lan ut seperti pemasan an balon stent, dan sederhana evaluasi dan penan anan awal
ltrasound dupleks merupakan metode peralatan lainn a. rterio ra i diindikasikan ulkus tun kai kronis.
pilihan untuk mendeteksi re luks vena pada pasien an membutuhkan tindakan
trombosis obstruksi arteri dan aneurisma.22 revaskulerisasi. etode ini selain mahal u a

DAFTAR PUSTAKA
1. a ner Sprecher . lcers. In olo nia J Jori o J Scha er J editors. Dermatolo . 3rd d. hiladelphia: lsevier Saunders 2012. p. 1729-46.
2. Kirsner S ivas C. ower-extremit ulcers: Dia nosis and mana ement. r J Dermatol. 2015 173 2 :379-90.
3. orton hillips J. ound healin and treatin wounds: Di erential dia nosis and evaluation o chronic wounds. J m cad Dermatol. 2016 74 4 :5 9-605.
4. owers J i ham C roussard K hillips J. ound healin and treatin wounds: Chronic wound care and mana ement. J m cad Dermatol. 2016 74 4 :607-25.
5. ekkes J oots an Der al C os JD. Causes investi ation and treatment o le ulceration. r J Dermatol. 2003 14 3 :3 -401.
6. rnin S . iolo o wound healin . In: olo nia J Jori o J Scha er J editors. Dermatolo . 3rd d. hiladelphia: lsevier Saunders 2012. p. 2313-24.
7. Demidova- ice N amblin erman I . cute and impaired wound healin : athoph siolo and current methods or dru deliver part 1: Normal and
chronic wounds: iolo causes and approaches to care. dv Skin ound Care. 2012 25 7 :304-14.
. lavi Sibbald hillips J iller ar olis DJ arston et al. hat s new: ana ement o venous le ulcers: pproach to venous le ulcers. J m cad
Dermatol. 2016 74 4 :627-40.
9. ampton S. n introduction to various t pes o le ulcers and their mana ement. r J Nurs. 2006 15:9-13.

22 CDK-272/ vol. 46 no. 1 th. 2019


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

10. alan a a lstein . he trap h pothesis o venous ulceration. ancet. 1993 341 51 :1006- .
11. re J ardin K noch S. enous and arterial le ulcers. J. 2006 332 7537 :347-50.
12. bbade ast ria S. ana ement o patients with venous le ulcer. n ras Dermatol. 2006 1 6 :509-21.
13. Sin h N rmstron D ipsk . reventin oot ulcers in patients with diabetes. J . 2005 293 2 :217-2 .
14. Kalish J amdan . ana ement o diabetic oot problems. J asc Sur . 2010 51 2 :476- 6.
15. Castillo J D ompo JI . reatin diabetic oot in ection in the emer enc department: undamental considerations. mer encias. 2012 24:211-1 .
16. eves urra J oun J oulton J. he risk o oot ulceration in diabetic patients with hi h oot pressure: prospective stud . Diabetolo ia. 1992 35 7 :660-
3.
17. Kro er K Niebel aier I Stausber J erber Schwar kop . revalence o pressure ulcers in hospitali ed patients in erman in 2005: Data rom the ederal
Statistics ice. erontolo 2009 55 3 :2 1-7.
1 . iorentino D . Cutaneous vasculitis. J m cad Dermatol. 2003 4 3 :311-40.
19. oschella S Davis D . Neutrophilic dermatosis. In: olo nia J Jori o J Scha er J editors. Dermatolo . 3rd d. hiladelphia: lsevier Saunders 2012. p. 423-
3 .
20. Khan aroo ui Nia i K. Critical review o the ankle brachial index. Curr Cardiol ev. 200 4 2 :101-6.
21. rmstron D obin C atan i . he accurac o the ph sical examination or the detection o lower extremit peripheral arterial disease. Can J Cardiol. 2010
26 10 :346-50.
22. Spent ouris abropoulos N. he evaluation o lower-extremit ulcers. Semin Intervent adiol. 2009 26 4 :2 6-95.
23. erkins rs a N o N New ril . rediction o incident diabetic neuropath usin the mono ilament examination: 4- ear prospective stud .
Diabetes Care. 2010 33 7 :1549-54.

CDK-272/ vol. 46 no. 1 th. 2019 23

Anda mungkin juga menyukai