PENDAHULUAN
bilangan oktan pada bahan bakar, agar efisiensi pembakaran dan daya pelumas
dapat meningkat, dengan demikian daya kerja kendaraan bermotor juga akan
meningkat. Pada oktan yang tinggi suara letupan mesin kendaraan bisa diredam,
hal ini akan membuat mesin lebih awet dan kinerjanya menjadi lebih bagus
(Palar, 2012). Selain digunakan sebagai bahan campuran bensin, timbal juga
dimanfaatkan sebagai bahan dasar dari baterai, pelapis kabel, bahan pewarna dan
lain-lain.
buruk yang dapat terjadi. Dampak buruk dari penggunaan timbal adalah
bermotor hasil pembakaran bensin. Asap ini adalah hasil pembakaran solar atau
tersebut tidak sempurna, gas-gas beracun dan berbagai macam polutan pencemar
Sebagai polutan, timbal memiliki dampak buruk pada lingkungan dan juga
makhluk hidup. Pada lingkungan timbal dapat mencemari udara, air dan tanah,
sedangkan pada makhluk hidup timbal dapat masuk ke dalam tubuh dan
mengendap di dalam darah (Albalak, 2001). Timbal memiliki efek toksik pada
kesehatan manusia meliputi gangguan pada sistem organ di dalam tubuh. Efek
buruk ini tidak hanya menyerang manusia dewasa saja, anak-anak dan janin yang
masih di dalam kandungan sekalipun dapat merasakan efek toksik dari timbal.
Anak-anak dan janin dalam kandungan adalah usia yang paling rentan
terhadap efek buruk dari logam timbal (CIEL, 2008), ini dikarenakan timbal yang
plasenta dan ASI. Paparan timbal terhadap janin dan usia anak, terbukti dapat
serta dapat merusak ginjal. Bebarapa kasus keracunan timbal bahkan dapat
paparan timbal di udara maupun di dalam darah mengingat sifatnya sebagai logam
berat dan neurotoksik. Sedangkan menurut Centers for Disease Control and
timbal dalam darah (BLL) yang tinggi adalah ≥ 10 µg/dl (CDC, 2005), namun ada
bukti-bukti bahwa dampak negatif dapat terjadi pada tingkat tingkat yang lebih
rendah dari kadar tersebut. Penelitian di Amerika yang dilakukan terhadap 278
memory task, recall, dan recognition pada kelompok timbal darah tinggi dengan
Salah satunya adalah gangguan pada sistem kardiovaskuler di mana timbal dapat
tahun 2002 terhadap karyawan operator stasiun pengisian bahan bakar umum
(SPBU), didapatkan hasil bahwa kadar timbal dalam darah merupakan prediktor
(Widowati, 2008).
Sifat mematikan dari timbal ternyata sudah dikenal dari zaman Mesir
kuno. Dalam naskah kuno yang ditemukan di Gunung Papyrus Mesir, tercatat
bahwa timbal sering digunakan sebagai alat pembunuh. Pada abad pertengahan
pengetahuan tentang efek samping timbal serta pengunaanya yang secara bebas
dan tanpa aturan. Dahulu timbal banyak digunakan dalam industri, rumah tangga,
dan obat-obatan, contoh timbal asetat (lead sugar). Timbal asetat digunakan
(Hernberg, 2000). Pada zaman sekarang masalah yang disebabkan oleh timbal
timbal dikenal sebagai salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cukup
serius di seluruh dunia, khususnya bagi anak-anak kurang mampu yang hidup di
2001). Makanan dan minuman yang mudah tercemar oleh timbal adalah makanan
jajanan yang dijual di pinggir jalan. Makanan jajanan biasanya berupa makanan
ringan seperti aneka gorengan, kue-kue kecil, dan lain-lain. Menurut Mudjajanto,
sendiri (dalam Marbun, 2010). Hal ini cukup memprihatinkan mengingat semakin
peningkatan mutu dari produsen makanan jajanan itu sendiri. Hal ini ditunjukan
dari hasil observasi lapangan yang telah dilakukan di sentral kuliner Pasar Ulakan
makanannya, dilakukan di lokasi yang jaraknya kurang lebih 1 meter dari pinggir
jalan raya, bahkan dalam keadaan tanpa penutup pelindung atau terbuka bebas.
Tentu hal ini menyebabkan makanan yang diproduksi memiliki higien yang
pengaruh lama waktu pajanan terhadap timbal pada makanan jajanan yang dijual
di pinggir jalan Pasar I Padang Bulan Kota Medan. Dimana baru sesaat saja
dengan semakin padatnya kendaraan bermotor berbahan bakar bensin maka kadar
timbal dalam udara juga meningkat karena sifat akumulatif yang dimiliki timbal.
sekitar, yang paling rentan tercemar adalah makanan jajanan yang dijual di
pinggir jalan.
Penelitian terkait kadar timbal pada makanan jajanan ini belum pernah
Pariaman merupakan salah satu sentral jajanan kuliner terbesar di Pariaman yang
ramai dikunjungi setiap harinya. Terlebih lagi lokasinya yang berdekatan dengan
dua tempat wisata yakni Pantai Gondoriah dan makam Syekh Burhanuddin dan
merupakan jalan perlintasan antar kota Pariaman dengan kota Padang, hal ini
menjadikan lokasi tersebut sangat sering dilalui oleh kendaraan bermotor, hal ini
terkontaminasi oleh timbal dari asap kendaran bermotor yang melewati daerah
tersebut. Oleh sebab itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui analisis
kandungan timbal pada gorengan jenis rakik udang yang dijual sekitar Pasar
1.2.1 Apakah terdapat kandungan timbal pada gorengan jenis rakik udang yang
1.2.2 Berapa rata-rata kadar timbal yang ditemukan pada rakik udang?
1.2.3 Apakah kadar timbal pada gorengan rakik udang tersebut memenuhi
1.3.2.2 Mengetahui kandungan kadar timbal pada gorengan rakik udang yang
1.4.2 Sebagai referensi pada masyarakat agar lebih selektif dalam upaya
2.1 Timbal
Timbal atau timah hitam adalah suatu logam yang dalam bahasa ilmiahnya
bentuk yaitu bentuk inorganik dan organik. Timbal mempunyai nomor atom (NA)
82 dengan berat atom (BA) 207,2, dapat meleleh pada suhu 328ºC dengan titik
didih 1740ºC serta memiliki gravitasi 11,34 (Widowati, 2008). Timbal termasuk
kimia. Timbal dapat menguap dan membentuk timbal oksida. Bentuk oksidasi
yang paling umum adalah timbal (II). Walaupun bersifat lunak dan lentur, timbal
sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air
panas dan air asam. Timbal dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam
dan dapat diubah menjadi berbagai bentuk (Palar, 2012). Timbal tidak pernah
(Anies, 2005). Timbal memiliki titik lebur yang rendah dengan sifat kimia yang
aktif, sehingga dapat digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul
perkaratan (korosi). Timbal dapat membentuk alloy dengan logam lainnya, dan
alloy yang terbentuk mempunyai sifat berbeda dengan timbal yang asli
(Palar, 2012).
kemampuannya membentuk alloy dengan logam lain dan juga sifatnya yang
sebagai kabel telepon. Alloy Pb dengan 0,15% As, 0,1% Sn dan 0,1% Bi
digunakan sebagai kabel listrik. Selain itu penggunaan bentuk-bentuk lain dari
dan alat-alat lainnya (Palar, 2012). Contohnya saja pipa-pipa yang digunakan
Dalam bentuk inorganik timbal dipakai dalam industri baterai, cat, kabel telepon,
bentuk organik timbal dipakai dalam industri perminyakan. Alkil timbal (timbal
tetraetil dan timbal tetrametil) digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin.
pembakaran juga sebagai bahan aditif anti ketuk (anti-knock) pada bahan bakar
yaitu untuk mengurangi hentakan oleh kerja mesin sehingga dapat menurunkan
2.1.3.1 Udara
cerobong asap dan gas pembuangan kendaraan. Dalam udara timbal dapat
berbentuk gas dan partikel (Palar, 2012). Di daerah tanpa penghuni seperti di
pegunungan California (USA), kadar timbal sebesar 0,008 μg /m3. Baku mutu di
2.1.3.2 Air
Timbal dapat berada dalam perairan secara alamiah dan sebagai dampak
dari aktivitas manusia. Secara alamiah, timbal dapat masuk ke perairan melalui
pengkristalan timbal di udara dengan bantuan air hujan dan proses korosifikasi
dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin. Timbal dari aktivitas
manusia terdapat pada limbah industri yang mengandung timbal yang dibuang ke
badan air. Baku mutu (WHO) timbal dalam air 0,1 mg/liter dan KLH No. 02
pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1 – 10 μg/ liter. Dalam air laut kadar
timbal lebih rendah dibandingkan dari dalam air tawar (Sudarmaji, 2006)
2.1.3.3 Tanah
mg/kg. Keberadaan timbal di dalam tanah biasanya berasal dari emisi kendaraan
bermotor, di mana partikel timbal yang terlepas ke udara dengan adanya gaya
2.1.3.4 Batuan
timbal sulfida, timbal karbonat, timbal sulfat, dan timbal klorofosfat dengan
kandungan yang sangat beragam. Batuan eruptif seperti granit dan riolit memiliki
2.1.3.5 Tumbuhan
tanaman. Kadar timbal pada dedaunan adalah 2,5 mg/kg berat kering.
2.1.3.6. Makanan
dan dapat bertambah selama proses pengolahan. Timbal pada makanan dapat
yang terbuat dari alloy Pb atau keramik yang dilapisi glaze. Menurut Palar (2012),
dalam air minum juga dapat ditemukan senyawa timbal bila air tersebut disimpan
atau dialirkan melalui pipa yang merupakan alloy dari logam timbal. Asupan
anak.
Kadar timbal yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar
13 mg/kg. Khusus timbal yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat di
dalam batu pasir kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg. Timbal yang terdapat di
tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg dan air bawah tanah (ground water) berkisar
antara 1-60 μg/liter. Secara alami timbal juga ditemukan di air permukaan. Kadar
timbal pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1-10µg/liter. Dalam air laut
kadar timbal lebih rendah dari pada air tawar. Tumbuh-tumbuhan termasuk
pengecoran, pembuatan baterai, kabel, dan industri kimia dalam pembuatan cat,
dan lainnya
Timbal berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak ditambahkan
bahan bakar dilakukan sejak sekitar tahun 1920-an oleh produsen minyak.
Penggunaan timbal dalam bensin lebih disebabkan oleh keyakinan bahwa tingkat
mampu menaikkan angka oktan 1,5 sampai 2 satuan. Selain itu, harga timbal
lainnya (Santi, 2001). Nantinya timbal yang ditambahkan dengan bahan bakar
tersebut akan bercampur dengan oli dan berproses di dalam mesin sehingga logam
timbal akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya
(Sudarmaji, 2006).
dalam bentuk tetralkil lead dan sisanya terperangkap dalam system exhaust dan
2.1.5.1 Absorbsi
timbal ke dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu melalui saluran
pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan absorbsi melalui kulit sangat kecil
sehingga dapat diabaikan (Albalak, 2001). Bentuk kimia dari senyawa timbal
tubuh melalui selaput lendir atau melalui lapisan kulit bila dibandingkan dengan
senyawa timbal anorganik. Selain itu bahaya yang ditimbulkan oleh timbal juga
dipengaruhi oleh ukuran partikelnya. Partikel dengan ukuran lebih kecil dari 10
pada ukuran partikel timbal volume pernafasan dan daya larut. Partikel yang lebih
besar banyak dideposit pada saluran pernafasan bagian atas dibanding partikel
yang lebih kecil (DeRoos 1997, dan OSHA, 2005 dalam Ardyanto, 2005).
Tidak seluruh timbal yang masuk ke dalam tubuh akan diserap, hanya
sekitar 5-10% dari timbal yang tertelan diabsorbsi melalui saluran cerna dan
Sebagian besar dari timbal yang terhirup pada saat bernafas akan masuk ke dalam
ukuran partikel senyawa timbal, volume udara yang mampu dihirup pada saat
peristiwa bernafas berlangsung dan daya larut. Logam timbal yang masuk ke
paru-paru melalui peristiwa pernafasan akan terserap dan berikatan dengan darah
(Palar, 2012).
Absorpsi melalui saluran cerna dipengaruhi oleh daya larut, bentuk dan
ukuran partikel, kebiasaan merokok, penyakit saluran nafas menahun, status gizi
dan tipe diet. Pada orang dewasa sekitar 10% dari cemaran timbal yang masuk
akan diangkut oleh darah ke organ-organ lain. Sekitar 95% timbal dalam darah
diikat oleh sel darah merah dan 5% dalam plasma darah (Palar, 2012).
Berdasarkan jumlah yang terserap ini hanya 15% yang akan mengendap pada
jaringan tubuh dan sisanya akan turut terbuang bersama bahan sisa metabolisme.
Timbal dapat terakumulasi di dalam gigi, tulang, kuku, rambut, dan organ tubuh
seperti hati, ginjal dan otak, namun yang terbanyak biasanya pada gigi dan tulang.
Gigi dan tulang panjang mengandung timbal yang lebih banyak dibandingkan
tulang lainnya. Pada gusi dapat terlihat lead line yaitu pigmen berwarna abu-abu
pada perbatasan antara gigi dan gusi (Goldstein & Kipen, 1994 dalam Ardyanto,
2005). Hal itu merupakan ciri khas keracunan timbal. Pada jaringan lunak
sebagian timbal akan disimpan dalam aorta, hati, ginjal, otak, dan kulit. Timbal
2.1.5.3 Ekskresi
melalui ginjal dan saluran cerna. Ekskresi timbal melalui urine sebanyak 60–75%,
melalui feces 15% dan lainnya melalui empedu, keringat, rambut, dan kuku
(Palar, 2012).
timbal di dalam darah kurang lebih 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari sedangkan
pada tulang 25 tahun. Ekskresi yang lambat ini menyebabkan timbal mudah
okupasional.
Timbal adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia. Timbal dapat
usus mencapai 5 – 15% pada orang dewasa dan lebih tinggi pada anak-anak yaitu
40 % terutama pada anak dengan kekurangan kalsium, zat besi dan zinc dalam
anak-anak merupakan korban utama ketoksikan timbal dengan 49% dari kasus
yang dilaporkan terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 6 tahun. Yang lebih
(merupakan penyebab keracunan yang paling sering terjadi). Ada beberapa bentuk
keracunan timbal, yaitu keracunan akut, subakut dan kronis. Konsentrasi normal
timbal akut secara tidak sengaja yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat.
Gejala keracunan akut mulai timbul 30 menit setelah meminum racun. Berat
terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau inhalasi uap
timbal. Efek adstringen menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai rasa
terbakar pada mulut. Gejala lain yang sering muncul ialah mual, muntah dengan
muntahan yang berwarna putih seperti susu karena timbal khlorida dan rasa sakit
perut yang hebat. Lidah berlapis dan nafas mengeluarkan bau yang menyengat.
Pada gusi terdapat garis abu-abu yang merupakan hasil dekomposisi protein
karena bereaksi dengan gas hidrogen sulfida. Tinja penderita berwarna hitam
karena mengandung timbal sulfida, dapat disertai diare atau konstipasi. Sistem
saraf pusat juga dipengaruhi, dapat ditemukan gejala ringan berupa kebas dan
vertigo. Gejala yang berat mencakup paralisis beberapa kelompok otot sehingga
Keracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar racun
dalam dosis kecil, misalnya timbal asetat yang menyebabkan gejala-gejala pada
sistem syaraf yang lebih menonjol, seperti rasa kebas, kaku otot, vertigo dan
paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan ini kemudian akan diikuti dengan kejang-
kejang dan koma. Gejala umum meliputi penampilan yang gelisah, lemas dan
urin sangat sedikit dan berwarna merah. Dosis fatal : 20 - 30 gram. Periode fatal :
1-3 hari.
keracunan akut. Keracunan timbal kronis lebih sering dialami oleh para pekerja
yang terpapar timbal dalam bentuk garam pada berbagai industri, karena itu
keracunan ini dianggap sebagai penyakit industri. seperti penyusun huruf pada
percetakan, pengatur komposisi media cetak, pembuat huruf mesin cetak, pabrik
cat yang menggunakan timbal, dan petugas pemasang pipa gas. Bahaya dan resiko
pekerjaan itu ditandai dengan TLV 0,15 µg /m3 , atau 0,007 µg /m3 bila sebagai
aerosol. Keracunan kronis juga dapat terjadi pada orang yang minum air yang
dialirkan melalui pipa yang terbuat dari alloy timbal, juga pada orang yang
bungkusan timbal. Keracunan kronis dapat mempengaruhi sistem saraf dan ginjal,
kemudian. Beberapa gangguan yang dapat disebabkan oleh paparan timbal secara
kronis:
Gambar 2.2 Mekanisme induksi radikal bebas oleh timbal (Ercal, 2001)
hemolisis. Timbal dianggap sebagai agen hemolitik seperti juga tembaga dan air
(20:4) dan rasio asam arakidonat-asam linoleat (18:2) pada membran sel hati,
serum dan eritrosit. Dianggap bahwa peninggian asam arakidonat yang diinduksi
lain timbal berikatan kuat dengan phosphatidilkholin membran sel secara invitro
pada pengamatan shafiq-Ur Rahman dan Abdulla (1993) (dalam Gurer & Erca,
2000), sehingga kadar phosphatidilkholin membran sel menurun. Selain itu timbal
juga menunjukan interaksi dengan hemoglobin. Hal ini ditunjukan oleh penurunan
produksi heme oleh timbal. Timbal menghambat enzim utama biosintesi heme
darah ataupun urin individu yang terkena. Peningkatan kadar ALA menyebabkan
keduanya menghasilkan radikal hidroksil, suatu radikal bebas yang paling reaktif.
dengan transfer elektron dari oksihemoglobin ke oksigen. H2O2 dan O2- yang
oksihemoglobin, methemoglobin dan logam besi atau kompleks besi juga memicu
oksidasi ALA (Monteiro et al, 1986 dalam Gurer & Ercal, 2000).
molekul antioksidan seperti glutation (GSH). Timbal pada dosis rendah, akan
meningkatkan enzim tersebut namuni pemaparan pada dosis yang lebih tinggi
(>40mg/dL) dan jangka waktu lama justru akan menekan enzim-enzim tersebut.
ini pelindung sel dari stres oksidatif. Peran GSH sebagai molekul anti-oksidan
Enzim ini memiliki disulfida pada tempat katalitiknya, yang merupakan target
timbal. Dengan demikian timbal yang terikat pada enzim ini menghambat
aktivitasnya.
enzimatik berbagai peroksida, H2O2 dan O2-. Enzim-enzim ini sangat tergantung
prostetiknya.
Terdapat korelasi yang tinggi antara penurunan SOD dengan penurunan kadar Cu
darah pada hewan. Selain itu juga didapatkan bahwa pada kadar timbal darah
meninggi, tidak terdapat efek pada SOD bila kadar Cu darah normal. Pengamatan
ini mengesankan adanya penghambatan oleh timbal terhadap aktifitas SOD secara
dalam biosintesa heme. Diantara enzim yang terlibat dalam heme, enzim DALAD
darah. Hampir 50% aktivitas enzim ini dihambat pada kadar timbal darah 15
μg/dL (DeRoos, 1997). Namun efek yang paling berperan adalah hambatan pada
Selain melalui inhibisi pada sintesis heme, anemia yang terjadi pada
keracunan timbal juga disebabkan adanya destruksi eritrosit atau dikenal dengan
nukleotida adenin pada sisi aktif kinase pada glycolitic pathway yang mengubah
stabilitas membrane sel darah merah. Defisiensi enzim yang disebabkan oleh
timbal dan penemuan klinis yang ditemukan sama dengan kelainan herediter
timbal yang berat dihubungkan dengan penyakit herediter ini (Palar, 2012).
menyebabkan lead encephalopathy. Pada anak dengan kadar timbal darah sebesar
tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala yang timbul pada lead
akut berkembang hanya pada dosis yang besar dan jarang terjadi pada level timbal
dalam darah dibawah 100 μg/ 100 ml, pernah dilaporkan terjadi pada tingkat 70
Apabila pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh Pb, maka pengaruhnya
pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya akan tampak pada umur
sekitar 5-15 tahun. Akan timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau
gangguan psikologis jika terpapar timbal pada anak berusi 21 bulan sampai 18
tahun. Untuk melihat hubungan antara kadar timbal darah dengan IQ telah
dilakukan penelitian pada anak berusia 3 sampai 15 tahun dengan kondisi sosial
sampel yang kadar timbal darah kurang dari 40 µg/ml. Pada dewasa muda yang
berumur sekitar 17 tahun tidak tampak adanya hubungan antara timbal darah dan
IQ (Sudarmaji, 2006).
4) Pendengaran
Gangguan pendengaran ditemukan pada pasien dengan kadar timbal darah
yang memburuk pada sistem tubuh, tetapi secara klinis efek tersebut tidak jelas
sampai dicapai kadar timbal yang lebih tinggi lagi (Alpatih, 2010).
menimbulkan dampak buruk bagi ginjal itu sendiri. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa macam faktor yang salah satunya adalah walaupun berat ginjal hanya
sekitar 0,5% dari total berat badan, tetapi ginjal menerima darah sebesar 20%-
25% dari curah jantung melalui arteri renalis. Tingginya aliran darah yang menuju
ginjal inilah yang menyebabkan berbagai macam obat, bahan kimia, dan logam-
logam berat dalam sirkulasi sistemik dikirim ke ginjal dalam jumlah yang besar.
keracunan timbal secara kronik adalah hipertensi. Namun timbal juga dilaporkan
dapat menyebabkan perubahan dalam otot jantung sebagai akibat dari keracunan
timbal. Hal ini hanya ditemukan pada anak-anak dengan gejala ketidaknormalan
baik pada perempuan maupun pada laki-laki. Pada laki-laki dewasa diketahui
peningkatan kasus infertil, abortus spontan, gangguan haid dan bayi lahir mati
(Riyadina, 1997). Hubungan antara kadar timbal dalam darah dan kelainan yang
mengganggu pertumbuhan mulai dari usia kehamilan pada minggu ke-3 hingga
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
Makanan jajanan adalah salah satu makanan ringan yang sering disebut
minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di
yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga,
rumah makan atau restoran, dan hotel. Makanan jajanan biasanya berupa
menu utama melainkan hanya sebagai penghilang rasa lapar sementara waktu dan
memberi sedikit suplai energi ke tubuh atau merupakan sesuatu yang dimakan
untuk dinikmati rasanya. Produk yang termasuk dalam kategori makanan ringan
adalah semua makanan ringan yang berbahan dasar kentang, umbi, serealia,
chiki-an. Selain itu produk olahan kacang serta makanan ringan berbasis ikan,
udang dan lainnya (dalam bentuk kerupuk atau keripik) juga masuk ke dalam
yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan ataupun pangan yang
apabila dikonsumsi.
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
manusia. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan tubuh adalah dengan
makanan. Tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan makanan, sebab dari
Salah satu makanan yang rentan untuk terjadi pencemaran adalah makanan
pengolahan dan penyajiannya yang tidak higienis. Biasanya diproduksi dan dijual
dalam kondisi yang kurang baik sehingga mudah untuk terkontaminasi dan dapat
selain mengandung zat gizi yang cukup dan seimbang juga harus aman, yaitu
bebas dari bakteri, virus, parasit, serta bebas dari pencemaran zat kimia. Oleh
dengan serba bersih dan telah dimasak dengan benar (Soekirman, 2000).
antara radiasi elektromagnetik dengan atom. SSA merupakan metode yang sangat
tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah (Khopkar, 2002). Teknik ini
Cara kerja SSA ini adalah berdasarkan atas penguapan larutan sampel,
kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom
tersebut mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu
katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan.
pengukuran dengan SSA kita harus menggunakan Hallow Cathode Lamp khusus
misalnya akan menentukan konsentrasi tembaga dari suatu cuplikan. Maka kita
energi radiasi yang sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi elektron
atom. Hollow Cathode Lamp terdiri dari katoda cekung yang silindris yang
terbuat dari unsur yang sama dengan yang akan dianalisis dan anoda yang terbuat
dari tungsten. Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu, logam mulai
Sumber atomisasi dibagi menjadi dua yaitu sistem nyala dan sistem tanpa
nyala oleh ruang penyemprot (chamber spray). Jenis nyala yang digunakan
secara luas untuk pengukuran analitik adalah campuran gas udara-asetilen dan
nitrous oksida-asetilen. Dengan kedua jenis nyala ini, kondisi analisis yang sesuai
yang tidak diperlukan dari spektrum radiasi lain yang dihasilkan oleh Hallow
2.3.2.4 Detektor
Energi yang diteruskan dari sel atom harus diubah ke dalam bentuk sinyal
listrik untuk kemudian diperkuat dan diukur oleh suatu sistem pemproses data.
Proses pengubahan ini dalam alat SSA dilakukan oleh detektor. Detektor yang
(Anshori, 2005).
menjadi besaran daya serap atom transmisi yang selanjutnya diubah menjadi data
Gangguan diartikan sebagai suatu faktor kimia atau fisika yang akan
mempengaruhi jumlah atom pada analit dalam keadaan dasar (ground state)
2.3.3.1 Suhu yang sesuai, suhu gas pembakar harus sesuai dengan suhu unsur
2.3.3.1 Konsentrasi sampel tidak boleh melebihi kesensitifan dari alat detektor
2.3.3.2 Pengaruh penguapan pelarut dan bahan larutan jangan sampai menurunkan
suhu nyala gas pembakar, ini akan menyebabkan bacaan nilai serapan
timbal pada gorengan rakik udang yang dijual di Pasar Ulakan Tapakis, Padang
Pariaman.
Padang Pariaman.
sentral jajanan kuliner yang banyak dikunjungi oleh pembeli dan juga lokasi
tersebut merupakan jalan lintas antar kota Padang dengan kota Pariaman dan
mereka di pinggir jalan yang padat dilalui kendaraan bermotor dengan jarak ± 1
penutup untuk menghalangi pajanan makanan dengan udara dan asap kendaraan.
Penelitian ini dimulai bulan Agustus 2015 sampai dengan Februari 2016.
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh gorengan jenis rakik udang
yang dijual oleh pedagang gorengan sekitar Pasar Ulakan Tapakis, Padang
Pariaman.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Dari observasi awal yang telah
1) Kriteria Inklusi
2) Kriteria Ekslusi
gorengan yang menjual rakik udang di sekitar Pasar Ulakan Tapakis Padang
Total sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana jumlah sampel sama
dengan populasi.
(Khopkar, 2002).
(Khopkar, 2002).
Cara ukur : Sebanyak 10 gr abu sampel yang diperoleh pada destruksi kering
Pb λ = 283,3 nm.
Cara ukur : Membandingkan kadar timbal pada gorengan yang diperoleh dari
oleh BPOM.
- Kertas Label
- Kantong Plastik
- Spidol
- Tabung reaksi
- Lumpang
- Aquades
- HNO3
- SSA
- Pipet ukur
- Corong gelas
- Pemanas listrik
- Neraca analitik
- HNO3
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lead test kit dan
spektrofotometri serapan atom. Lead test kit digunakan sebagai instrumen uji
kualitatif timbal dalam makanan, uji ini merupakan pemeriksaan awal untuk
atom merupakan teknik analisis kuantitatif yang paling umum dipakai untuk
keunggulan yakni: prosedurnya selektif, spesifik terhadap logam yang diuji, biaya
analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi, waktu analisis sangat cepat dan
mudah dilakukan.
Pengambilan sampel dilakukan pada akhir pekan dengan alasan pada hari
libur, banyak kendaraan bermotor para pengunjung yang berlibur di tempat wisata
Sampel yang diambil adalah gorengan jenis rakik udang yang sesuai dengan
kriteria sampel yang telah ditentukan. Seluruh sampel akan diambil pada hari
- Sampel diabukan pada suhu 550ºC selama 5 jam dalam tanur listrik lalu
tabung reaksi.
perubahan reaksi.
- Pipet 0 mL; 0,2 mL; 0,4 mL; 0,6 mL; 0,8 mL dan 1 mL larutan baku
konsentrasi logam timbal 0,0 mg/L; 0,2 mg/L; 0,4 mg/L; 0,6 mg/L; 0,8
3.7.3.4 Perhitungan
Pb (mg/L) = C x fp
dengan pengertian:
𝐴−𝐵∗100%
%R = 𝐶
dengan pengertian:
Sampel berupa rakik udang diabukan pada suhu 550ºC selama 5 jam
dalam tanur listrik lalu didinginkan dalam desikator atau cara lain, digerus
pekat dicampur ratakan sehingga diperoleh larutan sampel dan dipanaskan selama
pekat kemudian dipanaskan di atas hot plate hingga setengah volume awal,
disaring dengan kertas saring whatman No.40, dicuci dengan aquades panas,
dianalisa secara kuantitatif dengan alat SSA dengan panjang gelombang untuk
diperbolehkan
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan kuantitatif kadar timbal pada
0,5 ppm dengan hasil akhir gorengan rakik udang tersebut memenuhi syarat atau
Aman
Peraturan Kadar timbal
BPOM
Tidak
aman
Gambar 3.1 Alur penelitian
penyimpanan maksimum.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kadar timbal pada rakik udang,
diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel. Kemudian hasil
pemeriksaan kadar timbal pada makanan jajanan juga akan dibandingkan dengan
nilai ambang batas yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPOM Republik
berupa rakik udang dari penjual yang berbeda di sekitar Pasar Ulakan Tapakis,
Padang Pariaman. Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan data tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 21 sampel yang diteliti
secara kualitatif menggunakan metode lead test kit didapatkan seluruh sampel
Universitas Andalas.
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai kadar timbal pada sampel
rakik udang berkisar pada rentangan 0,037 ppm s/d 0,202 ppm dengan kadar
timbal rata-tata 0,112 ppm. Kadar timbal terendah ditemukan pada sampel no.3
dengan nilai 0,037 ppm dan kadar timbal tertinggi ditemukan pada sampel no.20
Tabel 4.3 Sampel dengan kadar timbal memenuhi syarat dan yang tidak untuk
dikonsumsi berdasarkan peraturan BPOM
Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat
Sampel (<0,5ppm) (>0,5ppm)
f % f %
1 s/d 21 21 100% 0 0%
di dalam makanan yakni 0,5 ppm. Walau demikian mengingat sifat timbal yang
diwaspadai karena dapat terjadi penimbunan timbal dalam tubuh yang dapat
dilakukan kepada 21 sampel rakik udang dari 21 pedagang di pasar ulakan tapakis
tidak melebihi batas maksimum yang telah ditentukan. Kadar timbal terendah
ditemukan pada sampel no.3 dengan nilai 0,037 ppm dan kadar timbal tertinggi
ditemukan pada sampel no.20 dengan nilai 0,202 ppm dengan kadar rata-rata
bahwa nilai kadar timbal tertinggi didapatkan pada sampel no.20. Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan peneliti, hal ini dapat dikarenakan lokasi pedagang
sampel no.20 berada pada titik macet jalan raya Pasar Ulakan Tapakis, Padang
Pariaman. Hal ini juga didukung dari hasil pemeriksaan kadar timbal sampel
no.19 dan no.21 yang memiliki lokasi berdekatan dengan sampel no.20. ketiga
pedagang yang berjualan pada titik macet Pasar Ulakan Tapakis, Padang Pariaman
yakni pedagang dengan nomor sampel 19, 20 dan 21 memiliki kadar timbal 0,184
ppm, 0,202 ppm, 0,193 ppm yang merupakan tiga nilai tertinggi dari keseluruhan
sampel yang diperiksa. Untuk sampel dengan kadar timbal terendah pada sampel
no.3 berada pada lokasi yang cukup jauh dari titik macet.
Kontaminasi logam berat timbal pada jajanan jenis rakik udang ini dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu, bahan baku yang digunakan, lokasi
digunakan sudah mengandung timbal maka kemungkinan besar hasil olahan akan
mengandung timbal juga. Selain itu proses produksi yang tidak memenuhi standar
hiegien dan sanitasi seperti lokasi produksi yang terlalu dekat dengan jalan raya,
penggunaan minyak gorengan yang telah berulang kali pakai, serta kebersihan
serapan atom pada seluruh sampel rakik udang masih berada di bawah nilai
di dalam makanan yaitu 0,5 ppm. Hal ini menunjukan bahwa makanan jajanan
jenis rakik udang ini masih memenuhi syarat untuk dikonsumsi oleh masyarakat
karena besar kadarnya masih di bawah ambang batas yang telah ditetapkan.
Namun konsumsi dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu lama perlu
dalam tubuh. Timbal yang masuk tersebut akan dimetabolisme dan dapat
mengendap sekitar 90% pada jaringan keras seperti tulang dan gigi, sedangkan
10% nya lagi akan mengandap pada jaringan lunak seperti hati, ginjal dan otak.
sampel yang diteliti berbeda yakni peneliti menggunakan gorengan jenis rakik
yang menunjukan bahwa seluruh sampel jajanan gorengan yang diperiksa positif
mengandung timbal namun masih berada di bawah ambang batas yang telah
Fillaeli dkk (2012) menunjukkan dari 26 sampel gorengan yang diteliti, semuanya
mengandung timbal.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Djalil (2014) yang
Penelitian ini juga tidak sejalan dengan Febriani (2014) yang menunjukan bahwa
kadar timbal pada 5 lokasi pengambilan sampel jajanan gorengan yang dijual di
timbal dan dua lainnya mengandung timbal melewati batas yang telah ditetapkan
memberikan hasil yang tidak sejalan. Menurut peneliti, hal ini dapat disebabkan
karena perbedaan jenis sampel yang diteliti, lamanya waktu paparan makanan
yang dijual dengan lingkungan bebas serta penggunaan penutup atau pelindung
tela-tela, twister chips, bakso goreng dan bakso rebus. Di sini peneliti mengatur
kondisi sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan
sebelumnya. Dari kriteria inklusi diatur bahwa sampel hanya gorengan jenis rakik
udang yang tidak menggunakan pelindung atau terpapar langsung secara bebas
oleh timbal menjadi lebih besar dari pada sampel yang menggunakan penutup
udang yang telah terpapar lingkungan bebas minimal 6 jam dihitung dari
pengangkatan gorengan dari wajan dengan demikian timbal memiliki waktu yang
cukup panjang untuk mencemari rakik udang yang akan digunakan sebagai
pinggir jalan dipengaruhi oleh lama waktu pajanan makanan terhadap lingkungan
luar, semakin lama jajanan tersebut terpajan oleh lingkungan luar maka
pinggir jalan berasal dari asap kendaraan bermotor. Timbal ini berasal dari hasil
pembakaran bahan bakar bensin yang mana timbal digunakan sebagai bahan
pencampur guna menaikan bilangan oktan pada bahan bakar agar efisiensi
pembakaran bahan bakar dan daya pelumas dapat meningkat, dengan demikian
daya kerja kendaraan bermotor juga akan meningkat. Pada oktan yang tinggi suara
letupan mesin kendaraan bisa diredam, hal ini akan membuat mesin lebih awet
dalam bentuk tetralkil lead dan sisanya terperangkap dalam system exhaust dan
mesin oli (Mukono, 2002). Logam timbal yang keluar dari knalpot akan keluar ke
Makanan jajanan jenis rakik udang yang dijual di Pasar Ulakan Tapakis,
Padang Pariaman berada dalam kondisi terbuka atau tanpa penutup pengaman.
rentan terkontaminasi oleh timbal yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor
yang melintas. Selain itu lokasi berjualan yang terlalu dekat dengan jalan raya
1.2.2 Penelitian ini hanya menggunakan gorengan jenis rakik udang sebagai
6.1 Kesimpulan
udang yang dijual sekitar Pasar Ulakan Tapakis Padang Pariaman, dapat
disimpulkan:
6.1.1 Seluruh sampel rakik udang yang dijual di Pasar Ulakan Tapakis, Padang
6.1.2 Kadar rata-rata kandungan timbal pada 21 sampel rakik udang yang diteliti
adalah 0,112 ppm. Nilai timbal terendah terdapat pada sampel no. 3
dengan nilai 0,037 ppm dan kadar timbal tertinggi ditemukan pada sampel
6.1.3 Seluruh sampel yang diteliti memenuhi syarat dan dapat dikonsumsi
6.2 Saran
6.2.2 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut seputar kandungan timbal pada
6.2.3 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek timbal terhadap