TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
daerah perkotaan.
7
2. Penyebab
4). Struktur antigen ke-4 serotipe ini sangat mirip satu dengan
8
protein non-struktural yang paling berperan adalah protein NS-
1. (Zulkoni,2011)
(Anggraeni, 2011).
9
3. Patogenesis dan patofisiologi
patogenesis DBD.
10
Penyakit DBD sering salah di diagnosis (rancu) dengan
penyakit lain seperti flu atau tifus, hal ini disebabkan karena
a. Asimtomatik
11
DBD tidak menular melalui kontak manusia secara
(Anggraeni,2011)
pada kulit.
12
f. Penderita mengalami keluhan pada bagian tubuh yang lain,
masa penyembuhan.
6. Penularan
(Zulkoni,2011).
7. Pencegahan
13
dilakukan dengan beberapa tehnik, yaitu kimia, biologi,dan
berikut :
14
lebih dikenal dengan sebutan abate. Larvisida ini
agen hayati adalah ikan cupang dan larva ikan nila yang
15
abate, Menutup tempat penampungan air, dan Mengubur
bertelur.
bertelur (Anggraeni,2011)
8. Perawatan
demam,
16
3. Pasien harus segera dirujuk kerumah sakit bila ada
bukti pendarahan,.
kurang bermakna.
17
diberikan sesuai dengan protap yang ada.
(Soegijanto, 2006).
a. Asimtomatik
karena infeksi virus yang lain. Ketika demam terjadi pada 2-7
c. Hepatomegali.
18
c. Epistaksis
d. Perdarahan gusi
c. Demam dengue
batuk ringan.
mata, nyeri otot dan nyeri sendi serta ruam yang terlihat selama
(WHO 2005)
hemokonsentrasi.
19
DBD umumnya dimulai dengan peningkatan suhu tiba-tiba
memar.
1. Derajat I:
tourniquet positif.
2. Derajat II:
3. Derajat III:
20
4. Derajat IV:
tekanan darah.
(WHO,2000)
21
sirkulasi seperti kulit teraba dan dingin, sianosis sekitar mulut,
(WHO 2005).
2. Kriteria Laboratoris
a. Trombositopenia
hipoproteinemia.
b. Hemokonsentrasi
nilai hematokrit (Ht) 20% atau lebih, menurut standar umur dan
jenis kelamin.
22