Anda di halaman 1dari 11

JANTUNG KORONER

DISUSUN OLEH:

NAMA : SRI AYUNI CITRA


NIM : 183313010069

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung (arteri
koroner) tersumbat oleh timbunan lemak. Bila lemak makin menumpuk, maka arteri akan
makin menyempit, dan membuat aliran darah ke jantung berkurang.

Penyakit Jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab
nomor satu kematian di dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun 2015
menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan
pembuluh darah. Atau sekira 31 persen dari seluruh kematian di dunia, sebagian besar atau
sekira 8,7 juta kematian disebabkan oleh karena penyakit jantung koroner. Kenaikan
prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup antara lain merokok,
konsumsi minuman beralkohol, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.
Hasil Riskesdas juga menyebutkan bahwa perilaku merokok pada remaja meningkat yakni
dari prevalensi 7,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 8,8 persen (Sirkesnas 2016), dan kini 9,1
persen (Riskesdas 2018) . Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3
persen menjadi 3,3 persen. Hal tersebut ikut menyumbang pada peningkatan tren penyakit
tidak menular, khususnya penyakit kardiovaskular pada usia muda.

Salah satu penyakit kardiovaskular yang pengidapnya cukup tinggi dari kalangan
muda adalah Coronay Artery Disease (CAD) atau penyakit jantung koroner. Di Indonesia,
data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, penyakit jantung koroner yang menyerang
kelompok umur 35 – 44 tahun sebesar 1,3 persen.

Dalam literatur kedokteran, risiko jantung umumnya menyerang usia 40 tahun untuk laki-laki,
dan usia di atas 55 tahun untuk wanita. Namun sekarang, semakin banyak kalangan muda berusia 30-
an yang menderita penyakit jantung koroner atau mengalami serangan jantung. Umumnya disebabkan
gaya hidup yang tidak sehat. Merokok, obesitas, kurangnya aktivitas dan stres sebagai hasil dari gaya
hidup yang tidak sehat menjadi faktor risiko seseorang terkena serangan jantung. Mengutip laman
verywellhealth.com, selain orang dengan gaya hidup yang tidak sehat, serangan jantung juga bisa
menimpa individu yang paling sehat sekalipun di usia 20 atau 30 tahun. Penyebabnya adalah kelainan
jantung yang tidak terdiagnosis sehingga membuat orang tersebut berisiko tinggi mengalami serangan
jantung
1.2 Rumusan Masalah

1.Pengertian penyakit jantung koroner


2.Factor yang empengaruh Penyakit jantung koroner
3.Tanda dan gejala penyakit jantung koroner
4.pencegahan penyakit jantung koroner

1.3 Prioritas Masalah

Yang menjadi prioritas masalah adalah penyebab penyakit jantung koroner

BAB III

PEMBAHASAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PJK

Topik : Penyakit Jantung Koroner

Sasaran : Bapak-bapak dan ibu-ibu

Tempat:

Hari/tanggal : Selasa, 21 Januari 2020

Waktu : 35 menit

I. TUJUAN.
1. Tujuan Umum :
Setelah diberikan penyuluhan, bapak-bapak dan ibu-ibu dapat memahami
mengenai penyakit jantung koroner dan pencegahannya..

2. Tujuan Khusus :
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian penyakit jantung koroner.
2. Menyebutkan faktor penyebab penyakit jantung koroner.
3. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit jantung koroner.
4. Menyebutkan pencegahan penyakit jantung koroner.

II. SASARAN.
Bapak-bapak dan ibu-ibu

III. MATERI.
1. Pengertian penyakit jantung koroner.
2. Faktor penyebab penyakit jantung koroner.
3. Tanda dan gejala penyakit jantung koroner.
4. Pencegahan penyakit jantung koroner.

IV. METODE.
Ceramah dan diskusi.

V. MEDIA.
Leaflet

VI. EVALUASI.
1. Evaluasi Struktur :
Bapak dan ibu ikut dalam kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi proses :
1) Bapak dan ibu antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Bapa dan ibu terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
3. Evaluasi hasil :
Prosedur : Post Test.
Jenis Tes : Lisan.
Butir Pertanyaan :
1) Menyebutkan pengertian penyakit jantung koroner
2) Menyebutkan faktor penyebab penyakit jantung koroner.
3) Menyebutkan tanda dan gejala penyakit jantung koroner.
4) Menyebutkan pencegahan penyakit jantung koroner.

VII. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 2 menit 1. Pembukaan :
1) Mengucapkan salam.
 Menjawab salam.
2) Memperkenalkan diri.
3) Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan.  Mendengarkan.
2. Menyebutkan materi yang akan disampaikan.  Memperhatikan.
 Memperhatikan.

2 20 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pengertian penyakit jantung koroner Memperhatikan
2. Menjelaskan faktor penyebab penyakit jantung  Memperhatikan.
koroner 
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit jantung Memperhatikan.

koroner  Memperhatikan
4. Menjelaskan pencegahan penyakit jantung koroner

3 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada bapak dan ibu tentang materi yang Menjawab pertanyaan.
telah disampaikan.
4 3 menit Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih atas waktu yang Mendengarkan dan
diluangkan, perhatian serta peran aktif bapak dan membalas ucapan
ibu selama mengikuti kegiatan penyuluhan. terimakasih.
2. Salam penutup.  Menjawab salam.

LAMPIRAN

1. PENGERTIAN PJK
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang ditandai dengan
penyempitan pembuluh darah jantung (Joewono, 2003).
Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease, CDH) adalah istilah umum
yangdipakai untuk semua gangguan yang menyangkut obstruksi darah melalui
arterikoronaria.
Selain istilah CDH, ada juga istilah penyakit jantung aterosklerotik coroner
(Coronary Etherocslerosis Heart Disease, CADH). Istilah atherosclerosis berasal dari
bahasa Yunani dari kata athere yang berarti buburatau lunak. Istilah ini
menggambarkan penampilan kasar dari bahan plak. Aterosklerosis adalah suatu proses
panjang yang dimulai sejak usia anak-anak, tetapi proses ini memerlukan waktu
bertahun-tahun. (Mutaqin, 2011:132)
Aterosklerosis merupakan suatu proses di mana terdapat suatu penebalan
dan pengerasan suau arteri besar dan menengah, seperti koronaria, basilar, aorta, dan
arteri iliaka, lesi-lesi pada arteri menyumbat aliran darah ke jaringan dan organ-organ
utama yang dimanifestasikan sebagai penyakit arteri coroner, miokard infark,
aneurisma, dan cerebrovaskuler accident. (Ruhyanudin, 2007:46)
Istilah yang digunakan untuk penyakit ini beragam meliputi ; penyakit
atherosclerosis jantung, penyakit jantung koroner, ischemic heart disease, dan coronar
y artery disease. apapun namanya istilah – istilah tersebut merupakan sinonim yang
digunakan untuk menjelaskan proses penyakit.

2. FAKTOR PENYEBAB PJK.


a) Hiperlipoproteinemia
Faktor resiko utamanya adalah hiperlipidemia (peningkatan lipid serum) dalam
bentuk kolesterol lebih tinggi dari 200 mg/dl mempunyai resiko 4 kali lebih besar
dari individu dengan kadar kolesterol di bawah 200 mg/dl.
b) Makanan
Makanan yang tinggi kalori, lemak, kolesterol, gula, dan garam adalah factor
resiko koronaris. Dianjurkan agar menghindari lemak jenuh seperti lemak dari
kelapa dan hewan. Lemak jenuh ganda dari jagung, biji kapas, kedelai, bunga
matahari, dapat dipakai sebagai pengganti lemak jenuh.
c) Hipertensi
Hipertensi dapat mempercepat proses aterosklerosis apabila disertai dengan
hiperlipidemia. Meskipun hipertensi diastolik adalah kriteria utama untuk
menentukan tekanan darah tinggi dan lebih baik berhubungan dengan penyakit
kardiovaskuler, peningkatan baik tekanan sistolik dan diastolik berhubungan deng
an perkembangan penyakit jantung iskemik. Tekanan sistolik lebih besar atau
sama dengan 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih besar dari atau sama dengan
90 mmHg dianggap sebagai faktor risiko yang signifikan untuk serangan jantung,
terutama ketika hadir dalam orang yang lebih muda.
d) Merokok
Nikotin dan karbonmonoksida dari rokok mempunyai efek yang jelek pada pe
mbuluh darah. Merokok merupakan factor risiko utama yang menyebabkan
kematian dari CAHD. Merokok bisa mengurangi kadar kolesterol HDL dan
meningkatkan kolesterol LDL. Merokok menyebabkan bertambahnya kadar
karbonmonoksida di dalam darah sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera
pada lapidan dinding arteri. Merokok dapat mempersempit arteri yang
sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah
darah yang sampai ke jaringan.
Merokok juga dapat meningkatkan kecenderungan darah membentuk b
ekuan sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, arteri
koroner, stroke, dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembadahan.
e) Keturunan
Meski asosiasi ini tidak jelas, faktor genetik tampaknya bermain RLE
dalam pengembangan CAD. Rupanya sebuah toward hypertension kecenderunga
n, hiperlipidemia, dan diabetes. Namun, tidak diketahui apakah kecenderungan
warisan atau hanya hasil dari pola gaya hidup yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Jika kemudian benar, faktor-faktor risiko utama dapat diubah positif.
f) Obesitas
Penelitian telah menunjukkan bahwa dan asupan makanan meningkat dikaitkan
dengan peningkatan dalam LDL. Orang obesitas juga memiliki kecenderungan int
oleransi glukosa hypertension and. Obesitas didefinisikan sebagai indeks massa
tubuh (BB / TB2) lebih besar dari 20% di atas berat badan ideal.

g) Gaya hidup
Meskipun dokumentasi yang tepat dari efek positif dari latihan terhadap risiko
CAD sulit, studi melakukan mendukung penurunan risiko CAD di antara orang
dikondisikan dengan baik seperti lari dan pelari marathon. Tidak aktif
berhubungan dengan penurunan HDL.
h) Diabetes Melitus
Terlepas dari faktor-faktor sebelumnya yang telah dipelajari dan sangat terlibat
dalam CAD. Glukosa intoleransi seperti yang dibuktikan dalam diabetes mellitus
telah diidentifikasi sebagai faktor cardiovascular risk kuat, khususnya di kalangan
perempuan.
i) Usia dan jenis kelamin
CAD yang lebih menonjol dalam manusia yang lebih tua. Kematian dari
CADdilaporkan lima kali sering untuk laki-laki sebagai perempuan di 35 –
sampai 40 tahungrup tua dan dua sampai tiga kali lebih sering pada mereka 60
tahun dan lebih tua. Perbedaan – perbedaan ini telah dikaitkan dengan hormon
seks wanita, karena ini system kekebalan wanita menurun dengan cepat setelah
menopause. Estrogen kontrasepsi oral didasarkan telah terbukti berhubungan
dengan peningkatan risiko CAD dan MI akut pada wanita 45 tahun dan
khususnya muda, jika mereka juga merokok dan memiliki tekanan darah tinggi.
Ini hasil temuan dari studi yang telah menunjukkan kolesterol serum tinggidan
tingkat trigliserida pada wanita menggunakan kontrasepsi oral. Terjadinya CAD
padaorang kurang dari 30 tahun biasanya berhubungan dengan hiperlipidemia,
hipertensi, dan merokok.

3. GEJALA PJK
1. Nyeri dada (angina)
2. Sesak nafas (nafas pendek)
3. Berdebar
4. Mual dan muntah
5. Berkeringat dingin
6. Lemas (weakness)
7. Letih dan capek
8. Nyeri ulu hati (sering pada wanita)
9. Pingsan

4. PENCEGAHAN PJK
a) Periksa tekanan darah dengan teratur, olahraga teratur, diet rendah garam dan
kalori, jika perlu dengan obat-obatan secara teratur.
b) Kencing manis: periksa gula darah dengan teratur dan pertahankan gula darah
normal dengan diet, olahraga, jika perlu dengan obat-obatan.
c) Stop merokok.
d) Batasi/stop minuman yang mengandung alkohol.
e) Periksa profil lemak secara teratur, pertahankan profil lemak yang baik dengan
olahraga, diet rendah kalori dan garam, kontrol berat badan, jika perlu dengan
obat-obatan.
f) Hidup seimbang untuk mengimbangi kehidupan yang stress.
Pencegahan Sekunder
a) Menghentikan mengurangi dari proses atherosklerosis dengan cara
mengendalikan dari faktor-faktor resiko
b) Latihan fisik sesuai dengan jantung penderita

c) Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang ideal

d) Tidak merokok

e) Mengendalikan tekanan darah tinggi, diabetes millitus dan stress mental.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu di
seluruh dunia bagi semua orang baik laki laki maupun perempuan. Penyakit jantung koroner
(PJK) adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung (arteri koroner) tersumbat oleh
timbunan lemak. Bila lemak makin menumpuk, maka arteri akan makin menyempit, dan
membuat aliran darah ke jantung berkurang. Berkurangnya aliran darah ke jantung akan
memicu gejala PJK, seperti angina dan sesak napas. Bila kondisi tersebut tidak segera
ditangani, arteri akan tersumbat sepenuhnya, dan memicu serangan jantung.

Saran

Untuk menjaga tubuh agar tetap sehat, tidak terserang penyakit diharapkan kepada
masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat seperti rajin olah raga, tidak makan makanan
yang berlemak, rajin memeriksa kesehatannya, tidak merokok dan memahami mengenai
penyakit jantung tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

L, Tao, Kendall K. 2013. Synopsis Organ Sistem Kardiovaskuler.


Ruhyanudin, Faqih. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler
,UMM Press. Nanda internasional.2012-2014. Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi,
EGC. Baradero, Mary, Mary Wilfrid Dayrit, dan Yakobus Siswadi. 2008.
Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler Silbernagl, Stefan, Florian Lang.
2006.
Teks Dan Atlas Berwarna Patofisiologi,.EGC

Anda mungkin juga menyukai