Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Demensia adalah suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya bersifat kronik atau
progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur. Jenis demensia yang paling sering
dijumpai yaitu demensia tipe alzheimer. Faktor risiko demensia alzheimer yang
terpenting adalah usia, riwayat keluarga, dan genetik. Demensia alzheimer ditandai
dengan atrofi dan gliosis progresif dari lobus temporal dan hipokampus lalu disertai
oleh korteks lain yang berhubungan dan akhirnya pada korteks motorik primer dan
sensorik. Demensia alzheimer memiliki karakteristik histopatologi, yaitu
ditemukannya deposit eosinofilik ekstraseluler amiloid yang terdiri dari peptida Aβ
(produk bersihan APP) yang disebut plak amiloid serta agregat intraneuronal dari
mikrotubule terkait protein tau (neurofibrillary tangles). Gangguan tidur, depresi, dan
genotip apolipoprotein E (APOE) memiliki hubungan dengan demensia alzheimer.
Neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi dari demensia Alzheimer
adalah asetilkolin dan norepinefrin. Keduanya dihipotesis menjadi hipoaktif pada
penyakit Alzheimer Demensia yang paling sering dijumpai yaitu demensia tipe
Alzheimer (Alzheimer’s diseases). Faktor risiko yang mempengaruhi demensia
alzheimer antara lain faktor genetik yang salah satunya adalah apolipoprotein E,
faktor usia, hipertensi, depresi dan gangguan, serta faktor aktivitas sosial.
Kata kunci:alzheimer, apolipoprotein, demensia

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2010 terdapat 35,6 juta orang di dunia
yang menderita demensia, diperkirakan meningkat menjadi 65,7 juta pada tahun 2030 dan 115,4
juta pada tahun 2050. Dari seluruh pasien yang menderita demensia, 50-60% diantaranya
menderita Alzheimer’s diseases. Prevalensi demensia tipe Alzheimer meningkat seiring
bertambahnya usia. Untuk seseorang yang berusia 65 tahun prevalensinya adalah 0,6% pada pria
dan 0,8% pada wanita. Pada usia 90 tahun, prevalensinya mencapai 21%. Pasien dengan
demensia Alzheimer membutuhkan lebih dari 50% perawatan.

Dengan besarnya masalah dan beban masyarakat akibat gangguan kognitif lanjut usia, upaya
pencegahan akan menghasilkan dampak besar terhadap penghematan sumberdaya masyarakat.
Upaya terse-but antara lain dapat melalui pengenalan faktor risiko yang dapat dicegah. Faktor-
faktor risiko penurunan fungsi kognitif tersebut bisa berasal dari faktor genetik (gen APOE, PS),
usia, faktor penyakit/kondisi kesehatan seperti hipertensi, DM, defisiensi, maupun faktor
lingkungan tempat tinggal.

Rumusan masalah :
1. Apa pengertian Demensia Alzheimer ?
2. Penyebab Demensia ?
Tunjuan :
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu demensia.
2. Untuk mengetahui dan memahami faktor penyebab demensia
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian demensia Alzeimer

Demensia bukanlah sebuah penyakit namun merupakan suatu gejala yang


disebabkan oleh penyakit atau kelainan pada otak. Demensia ditandai dengan
terganggunya mental seseorang yang menyebabkan gangguan berpikir dan
hilang ingatan. Demensia juga dapat menyebabkan perubahan sifat dan perilaku
seseorang. Jika tidak ditangani, gejala demensia akan menjadi semakin buruk
dan mengganggu kegiatan keseharian seseorang.

Demensia hanya dapat disembuhkan jika penyakit penyebabnya dapat


disembuhkan. Sebagai contoh, apabila terjadi akibat penyalahgunaan zat
terlarang, demensia dapat dipulihkan pasien berhenti mengonsumsi obat
terlarang atau alkohol.

Alzheimer adalah penyakit otak yang


mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir
dan bicara, serta perubahan
perilaku secarabertahap. Kondisi ini banyak ditemukan pada
orang-orang di atas 65 tahun.

Penyebab demensia

Demensia dibedakan menjadi dua kategori – demensia yang dapat disembuhkan


dan tidak dapat disembuhkan. Kategori pertama adalah demensia yang dapat
disembuhkan dengan obat dan penanganan yang baik, sementara kategori
kedua adalah demensia yang terus memburuk dan tidak dapat dicegah atau
disembuhkan. 

Berikut adalah penyebab demensia yang dapat disembuhkan:

 Penyalahgunaan konsumsi zat terlarang dalam jangka panjang


 Tumor otak yang dapat diangkat
 Hematoma subdural (pendarahan di kepala pada rongga subdural)
 Gangguan kelenjar tiroid
 Kurangnya vitamin, terutama Vitamin B12
 Hipoglikemia atau gula darah rendah
 Hidrosefalus tekanan normal (membesarnya ventrikel otak yang dapat
menyebabkan hilangnya ingatan)
Berikut adalah penyebab demensia yang tidak dapat disembuhkan:

Penyakit Alzheimer – Penyakit Alzheimer adalah penyebab demensia yang paling


umum. Walaupun biasanya terjadi pada usia 65 tahun ke atas, namun Alzheimer
juga dapat terjadi pada umur di bawah itu. Penyebab Alzheimer masih belum
diketahui dengan pasti, namun hasil pencitraan otak menggambarkan bahwa
adanya plak (timbunan protein beta-amyloid) dan masa jaringan protein tau.
Memburuknya penyakit alzheimer berlangsung secara perlahan, 8-10 tahun.
Para penderita alzheimer biasanya menunjukan gejala seperti kesulitan untuk
mencari kata-kata yang tepat ketika ingin berbicara dan mudah lupa.


Demensia Vaskular – Kondisi ini terjadi karena adanya kerusakan otak akibat
kurangnya aliran darah menuju otak yang juga menyebabkan kematian beberapa
sel otak dan stroke . Demensia biasa terjadi pada penderita tekanan darah tinggi
dan pasien yang mempunyai riwayat stroke atau serangan jantung.


Demensia Lewy Body – Ini merupakan salah satu jenis demensia yang tidak
dapat disembuhkan. Gejala utama yang timbul adalah halusinasi visual dan
gejala penyakit Parkinson seperti getaran pada tangan (tremor) dan otot kaku.
Penderita demensia Lewy Body dapat mengalami gangguan tidur, termasuk
melakukan kegiatan saat bermimpi.


Demensia Frontotemporal (temporal bagian depan) – Pada penderita demensia


frontotemporal, sel-sel otak yang berada pada lobus temporal dan frontal
(daerah depan) mengalami penurunan fungsi, yang berakibat pada kelainan
perilaku, bahasa, serta kesulitan dalam berpikir, berkonsentrasi dan bergerak.


Bab III
PENUTUP
KESIMPULAN

Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya bersifat kronik atau progresif
serta terdapat gangguan fungsiluhur.Sindrom ini terjadi pada penyakit Alzheimer, pada penyakit
serebrovaskuler, dan pada kondisi lain yang secara primer atau sekunder mengenai otak. Dari
seluruh pasien yang menderita demensia, 50-60% diantaranya menderita jenis demensia yang
paling sering dijumpai yaitu demensia tipe Alzheimer (Alzheimer’s diseases).
Faktor risiko demensia alzheimer yang terpenting adalah usia, riwayat keluarga, dan genetik.
Genetik (herediter) berperan penting dalam peningkatan faktor risiko demensia alzheimer
dimana terdapat dua jenis gen yang berperan dalam perkembangan alzheimer. Kedua jenis gen
tersebut adalah gen risiko dan gen determinan. Gen risiko meningkatkan kemungkinan
perkembangan penyakit namun tidak menjamin terjadinya penyakit, yaitu apolipoprotein E ε4.
Sedangkan gen determinan secara langsung menyebabkan demensia alzheimer, terdiri dari tiga
protein yaitu amyloid precursor protein (APP), presenilin-1 (PSEN-1), dan presenilin-2 (PSEN- 2).
Penyakit alzheimer yang disebabkan oleh ketiga variasi determinan disebut autosomal dominant
alzheimer’s disease (ADAD).

Saran
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar dapat mengerti ,
memahami dan menjelaskan tentang penyakit demnsia alzeimer
dan pada akhirnya mampu melakukan segala bentuk pencegahan
demi menekan angka insidensi penyakit alzeimer ini. Selain itu juga
diharapkan lebih banyak menggali informasi tentang hal yang
terkait dengan itu untuk mengetahui dan memperoleh informasi yg
lebih dalam lagi.
Daftar pustaka

https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/890/798

https://www.google.com/amp/s/www.docdoc.com/id/info/condition/demensia/amp/

https://www.alodokter.com/penyakit-alzheimer

Anda mungkin juga menyukai