Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN PADA IBU DENGAN ABORTUS

Disusun Oleh:

DEA NANDA WAHYU SAFITRI

P07224220011

PROGRAM STUDI D - III KEBIDANAN TINGKAT II


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan asuhan kebidanan pada ibu dengan abortus telah diperiksa,
dievaluasi dan disetujui oleh pembimbing ruangan dan pembimbing institusi di
RSUD Aji Muhammad Parikesit

Tenggarong, 16 April 2022

Mahasiswa

Dea Nanda Wahyu Safitri


NIM. PO7224220011

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Ruangan,

NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Persalinan
Normal di RSUD A. M. Parikesit. Asuhan kebidanan persalinan normal ini tidak
akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah
membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan
Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Tenggarong, 20 Maret 2022


Mahasiswa

Dea Nanda Wahyu Safitri


NIM. P07224220011
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................i


Daftar Isi ............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ...........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................2
1. Tujuan Umum .........................................................................................................2
2. Tujuan Khusus ........................................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Konsep Dasar Teori ....................................................................................................4
B. Konsep Dasar Manajenemen Asuhan Kebidanan .....................................................8
Bab III Tinjauan Kasus .....................................................................................................32
Bab IV Pembahasan...........................................................................................................37
Bab V Penutup...................................................................................................................41
Daftar Pustaka ..................................................................................................................42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) bahwa aborsi termasuk dalam masalah
kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan penyebab penderitaan
wanita di seluruh dunia.”Masalah aborsi menjadi suatu pokok perhatian dalam kesehatan
masyarakat karena pengaruhnya terhadap mobiditas dan mortalitas maternal” (Sarwono, 2014:
7). WHO tahun 2012 menjelaskan bagaimana Pengadilan Nasional dan badanbadan Hak Asasi
Manusia (HAM) Regional dan Internasional, termasuk badan pemantau perjanjian Perserikatan
Bangsa-Bangsa, telah semakin menerapkan prinsipprinsip HAM untuk memfasilitasi akses
transparan perempuan terhadap layanan aborsi yang aman. Sebagai aborsi elektif yang tidak
aman adalah masalah multifaset yangmelibatkan politisi, pengacara, kelompok agama dan staf
medis, menangani HAM perempuan yang menghadapi kehamilan yang tidak direncanakan
(Fathala, 2012: 1). Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia yaitu satu dari 8 kematian ibu,
diperkirakan 13% atau 67.000 kematian, diakibatkan oleh aborsi yang tidak aman. Hampir 95%
aborsi yang tidak aman berlangsung di Negara berkembang dan diperkirakan bahwa diseluruh
dunia, hampir 80.000 wanita meninggal tiap tahun akibat komplikasi setelah abortus,
diperkirakan bahwa diantara 10% dan 50% dari seluruh wanita yang mengalami aborsi yang
tidak aman memerlukan pelayanan medis akibat komplikasi. Komplikasi yang paling sering
terjadi adalah aborsi inkomplit, sepsis, hemoragi, dan cedera intra abdomen (WHO, 2012:32-33).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada pada ibu dengan abortus
menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut
Varney.

2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada pasien abortus penulis mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar teori Abortus
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada pasien abortus
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien abortus dengan pendekatan varney
yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan/intervensi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada pasien abortus dalam bentuk catatan
SOAP.
B. Manajemen Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Abortus Incomplete
I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama :
Umur : usia ibu hamil < 20 th dan > 40 th meningkatkan resiko abortus
(Cunningham,2015)
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan : ibu hamil yang bekerja di lahan pertanian dan sering terpapar pestisida
berisiko lebih tinggi mengalami abortus. (Sindo,2011)
Alamat :
No Register :

2. Alasan kunjungan / Keluhan Utama


a. Alasan kunjungan
Berisi alasan klien masuk ke RS. Apakah karena rujukan atau keinginan sendiri
b. Keluhan utama
Untuk mengetahui masalahyang dihadapi berkaitan dengan abortus inkomplet ,
misalnya pasien merasa adanya perdarahan pervaginam yang banyak, adanya sisa
jaringan yang keluar bersamaan pendarahan pervaginam.

3. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat Kesehatan Sekarang
b. Riwayat Kesehatan yang Lalu
1) Penyakit Kardiovaskuler : Hipertensi esensial pada kehamilan dapat
menyebabkan abortus (Wiknjosastro, 2012)
2) Penyakit Darah : Anemia berat
Anemia pada kehamilan dapat menyebabkan hipoksia janin dan kurangnya
asupan nutrisi sehingga terjadi abortus
3) Penyakit Paru-paru : Pneumonia, Asma
Ibu hamil yang terkena pneumonia dapat mengalami abortus (Wiknjosatro, 2012)
Asma dapat menyebabkan hipoksia janin sehingga akan terjadi abortus
(Wiknjosastro, 2012)
4) Penyakit Hati : Hepatitis
Pada nifas dapat menyebabkan gangguan bekuan darah dan atonia uteri
5) Penyakit Endokrin : Diabetes Melitus, Hipotiroidism
Abortus spontan dan malformasi congenital meningkat pada wanita dengan
diabetes dependen insulin. Resiko ini berkaitan dengan derajat control metabolic
pada trimester I (Cunningham, 2012)
Hipotiroidism dapat meningkatkan resiko abortus
6) Penyakit Infeksi :Infeksi TORCH,malaria, tifoid
Infeksi TORCH pada kehamilan dapat menyebabkan abortus (Haksohudusodo,
2012)
Insiden abortus karena meningkat pada wanita yang terkena malaria
(Cunningham, 2012)
Tifoid dapat menyebabkan abortus pada hampir 80 % kasus (Cunningham, 2012)
7) Penyakit Ginjal dan Saluran Kencing :
8) Penyakit/Kelainan sistem Reproduksi: Retroversio uteri,mioma uteri,serviks
inkompeten dapat menyebabkan abortus (Wiknjosastro, 2012)
Adanya riwayat abortus (Kiwi, 2012).
9) Riwayat Alergi
10) Riwayat Pembedahan

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gagguan kesehatan pasien dan janinnya, yaitu apabila ada penyakit keluarga
yang menyertainya (Ambarwati, 2009)
5. Riwayat Menstruasi
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya. (Sulistyawati,
2010). Adanya perdarahan yang banyak setelah amenore merupakan tanda abortus

6. Riwayat Obstetri:
N Kehamilan Persalinan Anak Nifas
o Sua Ank U Pny Jns Pnlg Tmp Peny JK BB/PB H M Abnrmlts Laktasi Peny
mi K t
1
- Riwayat abortus dikehamilan sebelumnya, bisa menjadikan abortus berulang
(sarwono, 2010)

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Menurut Varney, 2007 riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi komplikasi
beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan yang dialami klien
sejak haid terakhirnya (HPHT).
a. Keluhan tiap trimester
b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkna
e. Imunisasi
Pola kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan. Riwayat merokok, minum alkohol,
minum jamu atau obat-obatan tradisional, ketergantungan obat-obatan tertentu dan
kebiasaan memelihara hewan.
8. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang pernah digunakan
dan apakah ada keluhan yang dirasakan selama pemakaian yang dapat menjadi
penyebab abortus.
9. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Kapan terakhir makan dan minum pasien. Untuk mengetahui nutrisi yang ada
di dalam tubuh ibu apakah sudah mencukupi untuk tenaga dalam
melahirkan/perlu tambahan nutrisi per IV jika diperlukan (Sarwono, 2005)
Eliminasi Kapan terakhir BAB dan BAK. Kandung kemih yang penuh dapat
menyebabkan atonia uteri (Sarwono, 2005)
Istirahat Kapan terakhir istirahat. Jika istirahat kurang dapat menimbulkan kelelahan
dan stres sehingga dapat mengganggu kondisi kesehatan ibu. (Sarwono, 2005)
Aktivitas Apakah aktivitas terakhir yang dilakukan klien. Untuk mengetahui apakah
penyebab abortus yang terjadi saat ini berhubungan dengan aktivitas tersebut.
(Sarwono, 2005)
Personal Bagaimana pola kebersihan ibu. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pola
Hygiene kebersihan ibu dengan terjadinya abortus inkomplit. (Sarwono, 2005)
Seksualitas Kapan terakhir melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual yang
dilakukan dapat memicu kontraksi persalinan. (Sarwono, 2005)

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a) Psikologis : Bagaimana psikis ibu setelah abortus
b) Sosial : Pernikahan keberapa, lama menikah, status pernikahan sah/tidak. Respon
klien dan keluarga bayi yang dilahirkan, diterima/tidak
Kalau orang hamil sudah lama kawin,nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan persalinan.(Sulaiman,2016 : 155)
c) Kultural :Adat istiadat yang dapat merugikan kesehatan
d) Spiritual : Tradisi keagamaan yang dapat merugikan kesehatan

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Kesadaran menurun
Tanda Vital :
Tekanan Darah :Hipotensi
Suhu badan :normal-hipertermi
Nadi :Tachikardi
Pernafasan :Tachipnea
Antropometri :
Tinggi Badan :Tinggi badan merupakan salah satu ukuran pertumbuhan
seseorang. Tinggi badan dapat diukur dengan stasiometer atau tongkat
pengukur (Tambunan dkk, 2011).
BB sebelum hamil :
BB sekarang :Massa tubuh di ukur dengan pengukuran massa atau
timbangan. Indeks massa tubuh digunakan untuk menghitung hubungan
antara tinggi dan berat badan, serta menilai tingkat kegemukan.
(Tambunan dkk, 2011).
LILA : Untuk menentukan status gizi ibu

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut tampak kuat, distribusi
rambut tampak merata dan tekstur rambut lembut (Sarwono, 2011).
Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak tampak odem, dan tampak
pucat (Tambunan dkk, 2011)
Mata : Kelopak mata tidak tampak odem, konjungtiva pucat, dan sklera warna
putih
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak tampak polip, tidak tampak
peradangan (Tambunan dkk, 2011)
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak tampak caries dentis, tidak
tampak stomatitis, geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih, tremor
dan merah muda, tidak tampak pembesaran tonsil (Tambunan dkk, 2011
& Uliyah dkk, 2011).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret (Tambunan dkk, 2011).
Leher : Tidak tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak pembesaran tonsil,
tidak tampak peradangan faring( Tambunan dkk, 2011).
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada (Tambunan, 2011)
Payudara : Tampak simetris kiri dan kanan, tampak bersih,tidak tampak pengeluaran
colostrum, areolla tampak hyperpigmentasi, puting susu menonjol,tidak
tampak retraksi
Abdomen : Uterus tampak besar
Genetalia : Tampak perdarahan pervaginam disertai dengan keluarnya jaringan
hasil konsepsi.
Anus : Tidak tampak hemoroid
Ekstremitas:Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak tampak
varices,cavilari refile kembali dalam waktu < 2 detik (Ambarwati dkk,
2009)
Palpasi
Kepala : Tidak teraba oedema / massa (Priharjo,2016).
Mata : Tidak teraba oedema
Hidung : Tidak teraba polip
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan kelejar getah
bening (Priharjo, 2016).
Payudara : Tidak teraba benjolan / massa, konsistensi teraba padat berisi ( Ambarwati
dkk, 2009)
Abdomen : Uterus teraba lembek, nyeri tekan dan rasa mulas atau kram perut di
daerah sympisis
Genetalia : Tidak teraba pembesaran kelenjar bartholini
Ekstremitas : Tidak teraba oedema(varney 2011 & Ambarwati dkk, 2009)
Auskultasi
 Abdomen : 5-35 x/menit (Varney 2011)
 Dada : nafas vesikuler, BJ I terdengar jelas teratur

Perkusi
 Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+), Bisep (+), Trisep (+)
(Varney, 2011)
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Vaginal Touche : kanalis servikalis terbuka,teraba jaringan sisa konsepsi
dan pendarahan bertambah banyak setelah dilakukan VT.
4. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium : hasil pemeriksaan Test pack kehamilan masih
menyatakan positif walaupun kehamilan tidak dapat dipertahannkan
 Pemeriksaan USG : untuk memeriksa apakah janin sudah meninggal
 Pemeriksaan darah lengkap ( HB, HT, leukosit Dll)
 Pemeriksaan Diagnostik lainnya

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : GPAPAH Usia Kehamilan………. dengan abortus ...............,
Janin tunggal mati
Masalah : Gangguan kenyamanan dan kecemasan

III.IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/ MASALAH POTENSIAL


1. Syok Haemoragic
2. Perforasi uterus
3. Sepsis Maternal
4. Kematian ibu

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan tindakan segera : berkolaborasi dengan dokter spesialis kandungan tentang
pemberian cairan IV NaCL atau RL, pemberian antibiotik, pemberian oksigen, pemberian
tranfusi jika perdarahan banyak

V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
R/ penjelasan mengenai pemeriksaan fisik merupakan hak klien
2. Observasi Keadaan umum dan tanda-tanda vital serta perdarahan
R/ Dengan observasi untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan kearah atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan serta mengetahui jumlah perdarahan agar
memudahkan dalam penanganan selanjutnya.
3. Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang pentingnya dilakukan kuret.
R/ Dengan penjelasan kepada ibu dan keluarganya diharapkan dapat menyetujui rencana
tindakan kuret agar ibu dapat menyiapkan fisik dan psikis.
4. Informed Consent
R/ Sebagai pernyataan persetujuan dari klien/keluarga untuk tindakan yang akan
dilakukan dan sebagai perlindungan hukum bagi dokter dan bidan dalam
melaksanakan tindakan.
5. Siapkan rujukan untuk melakukan kuret
R/ Tindakan segera yang dilakukan untuk mengeluarkan sisa jaringan dan mengurangi
perdarahan.
6. Kolaborasikan dokter tentang pemberian obat-obatan
R/ obat-obatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan klien dalam masa penyembuhan.

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan rencana asuhan yang telah disusun.
Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien
atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan kebidanan
yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk bentuk
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Abortus adalah berakhirnya suatu sebelum jannin mencapai berat 500gram atau
kehamilan sebelum 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan..Dalam menerapkan asuhan kebidanan dengan abortus ini diperlukan
pendekatan terhadap klien agar diperoleh hasil pengkajian yang akurat.Penanganan
asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien dengan kasus abortus sangat perlu
diperhatikan adanya komplikasi sepsis dan perforasi uterus.

B. Saran
1. Ibu hamil sebaiknya melakukan ANC secara teratur segera setelah terlambat haid pada
tenaga kesehatan serta menyarankan ibu untuk tidak hamil lagi dengan pertimbangan
usia.
2. Setiap ibu hamil dan keluarga khususnya bidan harus mengetahui tanda-tanda bahaya
dalam kehamilan.
3. Bidan harus memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya untuk itu manajemen
kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang mendasar bagi bidan untuk
memecahkan masalah klien dalam berbagai kasus.


DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, 2005, Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta:EGC


Hidayat Asri,2010, Asuhan Persalinan, Yogjakarta:Nuha Medika
Mandriati G.A, 2007, Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Jakarta:EGC
Manuaba I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, EGC.
Jakarta.
Maryunani Anik, 2009, Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan, Trans Info Media,
Jakarta.
Rustam Mochtar, 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi II. Cetakan I. EGC:Jakarta..
Sujiatini, 2009, Asuhan Patologi Kebidanan, Cetakan I. Nuha Medika. Yogjakarta.
Syaifuddin A.B, 2004, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,
Edisi I. Cetakan VI. YBP-SP. Jakarta.
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2007, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan IX. YBP SP. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai