Anda di halaman 1dari 3

Nama: Genthia Ayu Putri

Npm: 19340005

Kuis 5 pancasila

1.Coba anda uraikan sejarah peristiwa 10 november 1945 di Surabaya dalam bela negara
mempertahankan kemerdekaan?jelaskan

Jawab:

Peristiwa 10 November 1945 menjadi salah satu pertempuan terbesar dalam sejarah bangsa. Peristiwa
itu memperlihatkan kepada dunia bahwa Bangsa Indonesia memiliki kekuatan. Di Surabaya, Belanda
mengibarkan bendera negara mereka di Hotel Yamato. Insiden ini membuat warga setempat marah.

Ini karena pada waktu itu, Pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya memberikan informasi
kepada rakyat mengenai makna kemerdekaan. Bukan itu saja, pemerintah kala itu juga melakukan
sosialisasi setelah menetapkan Bendera Merah Putih sebagai bendera nasional.

Tak lama setelah mengumpulnya massa di Hotel Yamato, Residen Soedirman, pejuang dan diplomat
yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai
Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI, datang melewati
kerumunan massa lalu masuk ke Hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono. Sebagai perwakilan RI dia
berunding dengan Mr. Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera Belanda segera
diturunkan dari gedung Hotel Yamato. Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan
bendera Belanda. Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah
perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga tewas
oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman, sementara Soedirman
dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk
menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Soedirman kembali ke dalam hotel dan
terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama Koesno Wibowo berhasil menurunkan bendera
Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang bendera kembali sebagai bendera
Merah Putih.

2. Coba anda uraikan bagaimana cara bela negara oleh panglima jendral soedirman dalam
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan?
Jawab:

Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang,
menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya
sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.

kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Ia ditugaskan untuk mengawasi
proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal
Badan Keamanan Rakyat. Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh panglima
sementara Oerip Soemohardjo, dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut. Pada tanggal 12
November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta,
Soedirman terpilih menjadi panglima besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum
Soedirman lahir, menjadi kepala staff. Sembari menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan
serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Pertempuran ini dan penarikan diri
tentara Inggris menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya
diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember.

3. Coba anda uraikan terbentuknya pemerintah Darurat RI sebagai penyelamat proklamasi


kemerdekaan?

Jawab:

Karena saat itu presiden (Ir. Soekarno) dan wakil presiden (Drs. Moh. Hatta) ditawan dan kota
Yogyakarta sebagai ibukota RI diduduki Belanda pada Agresi Militer II.Soekarno-Hatta tidak dapat
menjalankan pemerintahan akibat agresi militer belanda II.

Dan hancurnya ibu kota Indonesia pada saat itu (Yogyakarta) yang mengalami Agresi Militer, sehingga
pemerintahan kosong. untuk mengisi kekosongan, maka dalam sidang kabinet memutuskan
memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara.

Namun Tokoh Bangsa Indonesia Yang berada Di Sumatera tidak tinggal diam. Mereka Pada Akhirnya
Membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang Diketuai Oleh Syafruddin
Prawiranegara.

4. Coba anda uraikan sejarah mosi Integrasi Natsir dalam kulminasi perjuangan menuju Negara
kesatuan?

Jawab:
Mosi Intergral Natsir merupakan sebuah hasil keputusan parlemen mengenai bersatunya kembalinya
sistem pemerintahan Indonesia dalam sebuah kesatuan yang digagas oleh Mohammad Natsir.Terjadinya
perdebatan di Parlemen Sementara Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah merupakan titik kulminasi
aspirasi masyarakat Indonesia yang kecewa terhadap hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) yang
berlangsung di Den Haag, Belanda, 23 Agustus - 2 November 1949.

Dalam pengajuannya ke parlemn banyak yang menolak. Pihak yang termasuk menolak hasil KMB adalah
Natsir yang waktu itu Menteri Penerangan (Menpen) dan Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim. Natsir
menolak jabatan Menpen dan memilih berkonsentrasi memimpin Fraksi Masyumi di DPR-RIS. Salah satu
alasan Natsir menolak jabatan itu adalah karena ia tak setuju Irian Barat tak dimasukkan ke dalam RIS.

Perdana Menteri (PM) RIS Mohammad Hatta menugaskan Natsir dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
melakukan lobi untuk menyelesaikan berbagai krisis di daerah. Pengalaman keliling daerah menambah
jaringan Natsir. Selain itu, kecakapannya berunding dengan para pemimpin fraksi di Parlemen RIS,
seperti IJ Kasimo dari Fraksi Partai Katolik dan AM Tambunan dari Partai Kristen, telah mendorong Natsir
ke satu kesimpulan, negara-negara bagian itu mau membubarkan diri untuk bersatu dengan Yogya—
maksudnya RI—asal jangan disuruh bubar sendiri.

Lobi Natsir ke pimpinan fraksi di Parlemen Sementara RIS dan pendekatannya ke daerah-daerah lalu ia
formulasikan dalam dua kata ”Mosi Integral” dan disampaikan ke Parlemen 3 April 1950. Mosi diterima
baik oleh pemerintah dan PM Mohammad Hatta menegaskan akan menggunakan mosi integral sebagai
pedoman dalam memecahkan persoalan.

Anda mungkin juga menyukai