Anda di halaman 1dari 23

ASKEP JIWA

ISOLASI
SOSIAL
Oleh: Kelompok 3 Tingkat 3A

Click the computer


Konsep Isolasi Sosial ASKEP Isolasi Sosial Nama Anggota Kelompok 3:
1. Irda Devi Oktavia 1910035004

2. Pipi Surianti 1910035011

3. Rada Amalia 1910035012

Photos K-Drama 4. Heldi 1910035028

5. Putri Neni Aprilia 1910035037

Music
10:00

08/06/2021
x
1. Pengertian
Isolasi sosial menurut Townsend, dalam Kusumawati F dan Hartono Y
(2010) adalah suatu keadaan kesepian yang dirasakan seseorang karena
orang lain menyatakan negatif dan mengancam. Sedangkan Menarik diri
>
adalah usaha menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa
<
kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi
perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalanya (Depkes, 2006 dalam
Dermawan D dan Rusdi, 2013).
x
2. Rentang Respon

>
<
x
3. Etiologi
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi.

• Faktor Tumbuh Kembang



Predisposisi •
Faktor Komunikasi Keluarga
Faktor Sosial Budaya >
• Faktor Biology
<
• Faktor Internal
Presipitasi • Faktor Eksternal
x
4. Patopsikologis

>
<
x
5. Manifestasi Klinis
b. Gejala Objektif
a. Gejala Subjektif
1. Klien banyak diam dan tidak mau
bicara
1. Klien menceritakan perasaan kesepian atau
ditolak oleh orang lain
2. Klien merasa tidak aman berada dengan orang
lain
2. Tidak mengikuti kegiatan

3. Banyak berdiam diri di kamar


>
3. Respon verbal kurang atau singkat
4. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti
dengan orang lain
4. Klien menyendiri dan tidak mau
berinteraksi dengan orang yang
terdekat
<
5. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan 5. Klien tampak sedih, ekspresi
waktu datar dan dangkal
6. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan
membuat keputusanKlien merasa tidak berguna 6. Kontak mata kurang

7. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup 7. Kurang spontan

8. Klien merasa ditolak 8. Apatis (acuh terhadap


lingkungan)
x
6. Penatalaksanaan (Medis)
a. Electro Convulsive Therapy (ECT )

Salah satu jenis pengobatan dimana arus listrikdigunakan pada otak dengan menggunakan 2
elektrode yang ditetapkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut
menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan terapeutik.
>
Indikasi: Depresi Mayor, Maniak, Skizofernia
<
b. Psikoterapi

Membutuhkan waktu yang relative cukup lama dan merupakan bagian penting dalam proses
terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: Memberikan rasa aman dan tenang ,
Menciptakan lingkungan terapeutik, Bersikap empati, Menerima klien verbal, Bersikap
ramah , Sopan, Jujur kepada klien .
x
7. Penatalaksanaan (Keperawatan)
Terapi Aktivitas Kelompok,
TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok
klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Bertujuan agar, anggotnya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang
destruktif dan maladaptif.
>
Terapi aktifitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan isolasi social
<
adalah TAK Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan
individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara
bertahap dari interpersonal, kelompok dan massa.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA PASIEN DENGAN ISOLASI sOSIAL
x
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan
data dan menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan
pasien tersebut (Yosep & Sutini, 2014). Pengkajian meliputi: >
1. Identitas Klien Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, pendidikan, status <
perkawinan, agama, tangggal MRS, informan, tangggal pengkajian, No.Rumah klien
dan alamat klien

2. Keluhan Utama Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan
orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari, dependen.
3. Faktor predisposisi
x
Kehilangan, perpisahan, penolakan
orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan/frustasi berulang, tekanan 6. Citra tubuh Menolak melihat dan
dari kelompok sebaya perubahan struktur menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
sosial. tidak menerima perubahan tubuh yang telah
4. Aspek fisik / biologis terjadi atau yang akan terjadi.
Hasil pengukuran tada vital (TD,
Nadi, suhu, Pernapasan, TB, BB) dan keluhan
7. Identitas diri Ketidakpastian memandang
diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak
>
fisik yang dialami oleh klien.
mampu mengambil keputusan
5. Aspek Psikososial
a.Genogram yang menggambarkan tiga
8. Peran Berubah atau berhenti fungsi peran
yang disebabkan penyakit, proses menua,
<
generasi. putus sekolah, PHK.
b.Klien mempunyai gangguan/hambatan 9. Ideal diri Mengungkapkan keputusasaan
dalam melakukan hubunga sosial dengan karena penyakitnya, mengungkapkan
orang lain terdekat dalam kehidupan, keinginan yang terlalu tinggi.
kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
10. Harga diri Perasaan malu terhadap diri
c.Kenyakinan klien terhadap Tuhan dan sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
kegiatan untuk ibadah (spritual) gangguan hubungan sosial, merendahkan
martabat, mencederai diri, dan kurang
percaya diri.
11. Status Mental x
Kontak mata klien kurang/tidak dapat
mepertahankan kontak mata kurang dapat
memulai pembicaraan, klien suka
menyendiri dan kurang mampu
13. Mekanisme Koping
berhubungan dengan orang lain, adanya
perasaan keputusasaan dan kurang berharga Klien apabila mendapat masalah takut atau
dalam hidup tidak mau menceritakannya pada orang
12. Kebutuhan persiapan pulang.
orang lain (lebih sering menggunakan
koping menarik diri).
>
a. Klien mampu menyiapkan dan
14. Asfek Medik

b.
membersihkan alat makan
Klien mampu BAB dan BAK,
Terapi yang diterima klien bisa berupa <
terapi farmakologi psikomotor, terapi
menggunakan dan membersihkan
okopasional, TAK, dan rehabilitas.
Kamar mandi dan jamban, merapihkan
pakaian.
c. Pada observasi mandi dan cara
berpakaian klien terlihat rapi
d. Klien dapat melakukan istirahat dan
tidur , dapat beraktivitas didalam dan
diluar rumah
x
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan interprestasi ilmiah dari data pengkajian


yang digunakan untuk mengarahkan perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan. (Damaiyanti & Iskandar, 2012).
>
Ada beberapa diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan
<
isolasi sosial yaitu :
1.Isolasi Sosial b.d Perubahan Status Mental d.d Menarik diri, Tidak berminat
berinteraksi, Merasa ingin sendiri, Tidak ada kontak mata (SDKI : D.0121).
2.Harga diri rendah situasional b.d perubahan peran sosial d.d menolak
berinteraksi, merasa malu, postur tubuh menunduk (SDKI: D.0087).
x
3. Intervensi Keperawatan

Perencanan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan >


secara matang. Hal-hal ini yang akan dikerjakan dimasa
mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, <
perencanaan juga dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan
tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu
dilakukan.
Berikut ini merupakan intervensi keperawatan yang berdasarkan x
SIKI serta SLKI :
Diagnosa 1:
Isolasi Sosial b.d Perubahan Status Mental d.d Menarik diri, tidak berminat berinteraksi, merasa
ingin sendiri, tidak ada kontak mata. (SDKI: D.0121)
Tujuan: >
Mampu untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka dan independen dengan orang lain
(SLKI: L.13116). <
Kriteria Hasil:
1. Minat Interaksi Meningkat (5)
2. Verbalisasi Isolasi Menurun (5)
3. Perilaku Menarik Diri Menurun (5)
4. Kontak Mata Membaik (5)
x
Intervensi
Promosi sosialisasi (SIKI 1.13498)
Observasi
Identifikasi kemampuan melakukan interaksi Berikan umpan balik positif pada setiap
dengan orang lain peningkatan kemampuan
R: Dengan mengetahui tingkat kemampuan
klien dalam berinteraksi perawat mengetahui
R: Dengan pujian hormone endorphin klien
akan keluar dan dapat membuat klien Bahagia
>
intervensi yang akan dipilih dan percaya diri
Terapeutik Edukasi <
Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
dan kegiatan kelompok secara bertahap
R: Dengan kegiatan kelompok rasa percaya R: Interaksi dengan orang lain dapat membuat
diri klien akan meningkat karena akan banyak klien merasa diterima dan membuka diri
hal positif yang dilakukan
Diagnosa 2 :
x
Harga Diri Rendah Situasional b.d Perubahan Peran Sosial d.d
menolak berinteraksi, merasa malu, postur tubuh menunduk.
(SDKI: D.0087)
Tujuan :
Mampu bersikap positif terhadap diri sendiri atau kemampuan >
sebagai respon terhadap situasi saat ini. (SLKI L.09069)
  <
Kriteria Hasil :
1. Penilaian Diri Positif Meningkat (5)
2. Minat Mencoba Hal Baru Meningkat (5)
3. Postur Tubuh Menampakkan Wajah Meningkat (5)
4. Perasaan Malu Menurun (5)
5. Perasaan Tidak Mampu Melakukan Apapun Menurun (5)
Intervensi x
Promosi Harga Diri (SIKI 1.09307)
Observasi
Monitor verbalisasi yang merendahkan diri
sendiri.
R: Dengan begitu perawat/klien dapat Berikan umpan balik positif atas peningkatan
bertindak sewaktu-waktu verbalisasi tersebut
muncul/dating.
mencapai tujuan. >
R: Feedback positif dapat membuat klien
Monitor tingkat harga diri setiap waktu,
sesuai kebutuhan.
bahagian dan harga diri klien meningkat.
Edukasi
<
R: Dengan begitu perawat mengetahui apakah
ada perkembangan atau sebaliknya. Jelaskan kepada keluarga pentingnya
dukungan dalam perkembangan konsep
Diskusikan pengalaman yang meningkatkan positif diri pasien.
harga diri.
R: Keluarga adalah lingkungan terdekat klien,
R: Dengan mengingat hal positif yang sangat terikat dengan klien sehingga peran
meningkatkan harga diri dapat membuat klien mereka pun menentukan peningkatan status
merasa bahagia. klien.
Anjurkan mempertahankan kontak mata saat
x
4. Implementasi Keperawatan

Menurut Efendy dalam Nurjanah (2005) implementasi adalah


pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
>
pada tahap perencanaan.
Tindakan keperawatan merupakan standar dari asuhan keperawatan <
yang berhubungan dengan aktivitas keperawatan profesional yang
dilakukan oleh perawat, dimana implementasi dilakukan ada pasien,
keluarga dan komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat.
x
5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan ( Damaiyanti, M & Iskandar , 2012)


Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai afek dari
>
tindakan pada pasien. Evaluasi dilakukan secara terus-menerus pada
respon pasien terhadap keperawatan yang telah dilaksanakan, evaluasi <
dibagi menjadi dua, evaluasi proses atau formatif, yang dilakukan setiap
selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan
dengan membandingkan antara respon pasien dan tujuan khusus serta
umum yang telah ditentukan (Keliat, 2006).
x
5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan :


S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
>
dilakukan.
O: Respon objektif pasien terhadap keperawatan yang telah dilakukan <
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
pasien yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh
perawat.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai