Anda di halaman 1dari 3

MODEL SOSIAL

Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan pengalaman
hidupnya. Pandangan sosial terhadap penyimpangan perilaku, kondisi sosial bertanggung jawab
terhadap penyimpangan perilaku, perilaku yang dianggap normal pada suatu daerah tertentu
mungkin sebagai penyimpangan pada daerah yang lain.
Individu yang sudah dilabel/dicap jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma
lingkungan, maka perilaku tersebut memerlukan perawatan/dirawat.
Menurut Szazz, individu bertanggung jawab terhadap perilakunya. Individu tersebut
harus mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan yang diharapkan
masyarakatnya.
Kaplan, meyakini bahwa situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Oleh karena itu,
konsep pencegahan primer, sekunder dan tertier sangat penting. Situasi yang dapat menjadi
pencetus:
a. Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.
b. Kurang mampu mengatasi stress.
c. Kurang support system.
Situasi tersebut di atas dapat diantisipasi dan dapat dicegah.
Proses terapi:
a. Prevensi primer
b. Kesehatan jiwa masyarakat
c. Crisis intervensi
Fokus dari model sosial adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial tersebut dapat berakibat
terhadap individu dan pengalaman individu dalam hidupnya. Menurut Szass & Caplan dalam
Stuart & Laraia (2005), budaya dapat berguna dalam mengartikan gangguan jiwa, terapi dan
memastikan masa depan pasien.
Berdasarkan model sosial, kondisi sosial besar pengaruhnya terhadap penyimpangan
perilaku. Tingkah laku yang normal pada suatu budaya, kadang bisa jadi eksentrik pada budaya

lain. Szass berpendapat bahwa lingkungan sosial dapat menjadi tidak menyenangkan dengan
memberikan suatu label untuk gangguan jiwa.
Individu yang diberikan label tersebut biasanya tidak mampu dan menolak untuk
menyesuaikan diri dengan norma sosial dan tingkah laku mereka biasanya mengarah untuk
mengisolasikan diri. Jika individu tersebut menyesuaikan diri dengan harapan sosial maka
mereka akan dipertimbangkan untuk kembali ke komunitasnya.
Menurut Szass setiap individu bertanggungjawab terhadap perilakunya. Dan ia juga
mengatakan bahwa penyakit fisik dapat berpengaruh tehadap tingkah laku, tapi bukan secara
fisiologis yang menyebabkan terjadinya penyimpangan.
Caplan berpendapat bahwa terdapat model kesehatan masyarakat yang dapat diberikan untuk
menjaga kesehatan jiwa yang terdiri dari prevensi primer, sekunder dan tertier. Kurangnya
pemahaman tentang penyebab penyimpangan perilaku dapat diatasi dengan tehnik prevensi
primer. Berdasarkan model ini profesi yang profesional dan tidak profesional dengan
keterampilan konsultasi yang profesional.
Menurut Caplan, situasi sosial dapat menjadi faktor predisposisi dari gangguan jiwa. Situasi
tersebut dapat berupa kemiskinan, keluarga yang tidak stabil dan pendidikan yang rendah.
Penyimpangan perilaku dalam kehidupan dapat menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk
mengatasi stress. Individu yang kurang dukungan sosial juga dapat menyebabkan respon koping
yang maladaptive.
Terapi yang dianjurkan adalah terapi sosial dan pasien tidak dianjurkan untuk dirawat di
rumah sakit. Terapis dianjurkan untuk ke mengunjungi pasien di masyarakat. Dan aktivitas yang
dilakukan adalah penyuluhan terhadap kelompok masyarakat dan konseling.
Ketentuan hubungan pasien dan terapis (perawat) adalah terapi akan dapat menolong pasien
hanya apabila pasien meminta pertolongan. Pasien datang ke terapis untuk menjelaskan
masalahnya dan meminta untuk dibantu menenyelesaikan masalahnya. Pasien juga mempunyai
hak menolak intervensi terapeutik yang diberikan. Terapi akan sukses jika pasien puasa dengan
perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Terapis bersama-sama dengan pasien meningkatkan
perubahan. Perubahan tersebut menyangkut membuat rekomendasi tentang arti yang mungkin
dari apa elemen penyesuain diri yang efektif, tidak termasuk beberapa elemen yang termasuk
dalam paksaan terhadap tindakan di rumah sakit jika pasien tidak setuju dengan rekomendasi

yang dianjurkan oleh terapis. Ketentuan dari terapi juga termasuk didalamnya perlindungan
pasien dari tuntutan sosial terhadap prilaku kekerasan di lingkungan sosial.
Referensi :
Stuart, G.W. and Laraia, M.T (2005). Principles and practice of psychiatric Nursing 7 th Ed. St.
Louis : Mosby
Suliswati dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai