Anda di halaman 1dari 33

BUKU PEDOMAN

UPAYA KESEHATAN
PERORANGAN (UKP)
UPT PUSKESMAS DAMPANG
TAHUN 2023

Dibuat Oleh:
UPT Puskesmas Dampang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan buku Pedoman Upaya Kesehatan Perorangan
UPT Puskesmas Dampang dapat diselesaikan dengan baik.
Dengan tersusunnya Buku Pedoman Upaya Kesehatan Perorangan UPT
Puskesmas Dampang, kami mengucapkan, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan kontribusi daıam penyusunan buku ini.
Kami sadari buku ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran
perbaikan sangga kami harapkan guna penyempurnaannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan HidayahNya kepada kita
semua.

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Dampang

RINI DARMAYANTI,SKM.,M.Kes
NIP. 19760615 200312 2 013

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Pedoman......................................................................................................2
C. Sasaran Pedoman....................................................................................................2
D. Ruang LingkupPedoman........................................................................................2
E. Batasan Operasional................................................................................................7
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia.........................................................................8
B. Distribusi Ketenagaan.............................................................................................9
C. Jadwal Kegiatan.....................................................................................................10
BAB III STANDAR FASILI
A. Denah Ruang...........................................................................................................11
B. Standar Fasilitas...................................................................................................11
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan................................................................................................15
B. Metode................................................................................................................15
C. Langkah Kegiatan................................................................................................15
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN
KEGIATAN/PROGRAMBAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN
MUTUBAB IX PENUTUP

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas Dampang terletak di Jl.Parela No1 Kec. Gantarang keke Kabupaten
Bantaeng. Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang memberikan
kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk melaksanakan satuan tugas
operasional pembangunan di wilayah kerja. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Perorangan , pada
Pasal 4 disebutkan bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Permenkes RINo
75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan Perorangan ) tingkat pertama di
wilayahkerjanya
2. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di
wilayahkerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8 menyebutkan
bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya
kesehatan; Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Upaya kesehatan
Perorangan tingkat pertama meliputi upaya kesehatan Perorangan esensial dan upaya
kesehatan Perorangan pengembangan. Upaya kesehatan Perorangan meliputi:
a. Pelayanan Poli Umum;
b. Pelayanan Poli gigi:
c. Pelayanan Poli Lansia
d. Pelayanan Poli MTBS/Anak

4
e. Laboratorium;
f. Pelayanan Ruang Tindakan;
g. Pelayanan Ruang Obat;
h. Pelayanan KIA/KB;
i. Pelayanan Gizi;
j. Pelayanan Sanitasi;
Upaya kesehatan Perorangan esensial harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kota.

B. Tujuan Pedoman
Pedoman Upaya kesehatan bertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh aktifitas
pelayanan upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Dampang hingga pada
akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat mendukung pencapaian standar pelayanan
minimal (SPM).

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas Dampang meliputiJenis
kegiatan:
a. Pelayanan Poli Umum;
b. Pelayanan Poli gigi;
c. Pelayanan Poli Lansia
d. Pelayanan Poli MTBS/Anak
e. Laboratorium;
f. Pelayanan Ruang Tindakan;
g. Pelayanan Ruang Obat;
h. Pelayanan Poli Lansia
i. Pelayanan KIA/KB;
j. Pelayanan Gizi;
k. Pelayanan Sanitasi;

D. Batasan Operasional
1. Pelayanan poli umum merupakan salah satu dari jenis layanan di Puskesmas
yang memberikan pelayanan kedokteran berupa pemeriksaaan
kesehatan,pengobatan dan penyuluhan kepada pasien

5
serta masyarakat, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
dalam bidang kesehatan
2. Pelayanan poli gigi merupakan salah satu dari jenis layanan di Puskesmas yang
memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut berupa pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut,pengobatan dan pemberian tindakan medis dasar kesehatan gigi
dan mulut

3. Pelayanan poli lansia merupakan salah satu dari jenis layanan di Puskesmas yang
memberikan pelayanan kedokteran berupa pemeriksaaan kesehatan,pengobatan
dan penyuluhan kepada pasien khusus lansia danpasien yang memiliki riwayat
tekanan darah tinggi serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
dalam bidang kesehatan
4. Pelayanan poli MTBS merupakan salah satu dari jenis layanan di Puskesmas
yang memberikan pelayanan kedokteran berupa pemeriksaaan
kesehatan,pengobatan dan penyuluhan kepada pasien khusus bayi dan balita
dibawah 5 tahun serta anak usia sampai 18 tahun serta meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan
5. Laboratorium merupakan sarana pelayanan di Puskesmas yang melaksanakan
pengukuran, penetapan,dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia
untuk penentuan jenis penyakit penyebaran penyakit,kondisi kesehatan,atau
factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat .
6. Pelayanan ruang tindakan merupakan salah satu dari jenis layanan di Puskesmas
yang memberikan pelayanan kedokteran berupa pemeriksaaan
kesehatan,pengobatan gawat darurat kepada pasien serta masyarakat, serta
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan
7. Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh Puskesmas
untuk menjadikan lingkungan yang sehat dalam rangka pencegahan terhadap
penyakit yang berhubungan dengan lingkungan dan menciptakan lingkungan
yang dapat mengoptimalkan penyembuhan suatu penyakit di Perorangan .

6
8. Upaya Kesehatan ibu dan anak dan KB adalah upaya kesehatan primer yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan
fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup,
pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan
anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.
Keluarga Berencana adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi
reproduksi yang berkualitas.
9. Upaya peningkatan gizi Perorangan adalah kegiatan untuk mengupayakan
peningkatan status gizi Perorangan dengan pengelolaan terkoordinasi dari
berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif Perorangan .
10. Upaya promosi kesehatan adalah suatu upaya untuk mencegah agar
penyakitmenular tidak menyebar didalam Perorangan , yang dilakukan antara
lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan
penyuluhankesehatan, surveilans dan imunisasi.
11. Pelayanan farmasi merupakan salah satu dari jenis layanan di Puskesmas yang
memberikan pelayanan kedokteran berupa pemberian obat-obatan serta
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan

E. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Perorangan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013
tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan
Perorangan Bidang Kesehatan

7
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya kesehatan yang
adadi Puskesmas Dampang :
Kualifikasi
Kegiatan Realisasi
SDM
Diampu oleh 1 orang dengan latar
Pelayanan Poli Pendidikan
belakang pendidikan S1 Kedokteran,
Umum minimal S1
2 orang perawat
Diampu oleh 2 orang dengan latar
Pendidikan
Pelayanan Poli Gigi belakang pendidikan S1 Kedokteran gigi,
minimal S1
2 orang perawat gigi
Diampu oleh 1 orang dengan latar
Pelayanan Poli Pendidikan
belakang pendidikan S1 Kedokteran, 2
Lansia minimal DIII
orang perawat
Diampu oleh 1 orang dengan latar
Pelayanan Poli Pendidikan
belakang pendidikan S1 Kedokteran, 2
MTBS/Anak minimal D III
orang perawat
Diampu oleh 3 orang dengan latar
Pendidikan
Laboratorium belakang pendidikan DIII analis
minimal D III
kesehatan
Pelayanan ruang Pendidikan Diampu oleh 3 orang dengan latar
tindakan minimal D III belakang pendidikan S-I
Keperawatan, 2 orang DIII
keperawatan
Pelayanan kesehatan Pendidikan Diampu oleh 2 orang dengan latar
lingkungan minimal D III belakang pendidikan SKM
Pelayanan kesehatan Pendidikan Diampu oleh 3 orang dengan latar
ibu, anak, dan minimal D III belakang pendidikan ,D III kebidanan
keluarga berencana (2 orang), Sarjana S.St (1 orang)

8
Pelayanan gizi Pendidikan Diampu oleh 2 orang dengan latar
minimal D III belakang pendidikan S1 Gizi
Pelayanan promosi Pendidikan Diampu oleh 2 orang dengan latar
kesehatan penyakit minimal S1 belakang pendidikan SKM
Pelayanan Farmasi Pendidikan Diampu oleh 1 orang apoteker dan 3
minimal DIII orang asisiten apoteker

B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program upaya kesehatan dan latar
belakang profesinya adalah sebagai berikut:
Kegiatan Petugas Profesi
dr. A.Nur Tenri Ratu Palar Dokter
Pelayanan Poli Umum Ayu Sasmita,S.Kep,Ns Perawat
Iis Arfina, S.Kep,Ns Perawat
drg.Asfar Juniadi Dokter Gigi
drg.Khusnul Ilma amaliah Dokter gigi
Pelayanan Poli Gigi
Idawati S.Tr,Kes Perawat gigi
Maryam harira S.tr,Kes Perawat gigi
dr. Khaeratul Hisan Dokter
Pelayanan Poli Lansia Duweny Putri Amd,Kep Perawat
Hardyanti Amd,Kep Perawat
dr. Putri Perdana Dokter
Pelayanan Poli
Hajrah,S.Kep,Ns Rismawati Perawat
MTBS/Anak
S.ST Bidan
Amriani Analis
Elyas Vikal Analis
Laboratorium Analis
Sri Wahyuni

9
Pelayanan ruang Tenri Helmiany, S.Kep,Ns Perawat
tindakan Syarifuddin S.Kep,Ns Perawat Perawat
Nasdir Sumar, S.Kep,Ns
Perawat Perawat
Nur Awal, S.Kep,Ns Fitriani
Perawat
S.Kep
Nurhikmah Amd,Kep
Pelayanan kesehatan Fatmawati, SKM Sanitarian
lingkungan Febrianti Ramadhani, SKM
Pelayanan kesehatan ibu, Hj. Mutmainnah Amd, Keb Bidan
anak, dan keluarga Eli Astina Amd, Keb Hindra Bidan
berencana Muh. Arif Amd,Keb Bidan
Sukmawati Amd,Keb Bidan
Pelayanan gizi Aminarti Nutritionis
Palupi Rahayu Nutritionis
Pelayanan promosi Nur Isma HD, SKM Kesehatan
kesehatan Dirmayanti, SKM Masyarakat
Pelayanan Farmasi Apt. Nurshaimah S.Farm Apoteker
Asmawati, S.Si Asisten
Mukarramah Amd,Farm Apoteker
Wana Asrifah S.Farm

C. Jadwal Kegiatan

1. Pelayanan dilaksanakan setiap hari sesuai jam kerja sedangkan untuk pelayanan
di IGD,dan Rawat Inap, dan Ruang Bersalin puskesmas membuka pelayanan 24
jam.
2. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para
pemegangprogram dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun
tri bulanan / lintas sektor, dengan persetujuan kepala Puskesmas Dampang
3. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap pada awal
bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
4. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Dampang

1
BAB III

STANDAR FASILITAS

Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya kesehatan, PuskesmasDampang


memiliki:
1. Satu (1) unit mobil puskesmas ambulance/homecare
2. Seperangkat LCD Proyektor
3. Beberapa unit laptop dan computer laptop
Adapun fasilitas penunjang untuk masing-masing kegiatan upaya kesehatan dapatdilihat pada
tabel berikut ini.

Nama Ruangan Fasilitas


 Tensimeter
 Stetoskop
 Timbangan dewasa
 Meteran
Pelayanan Poli Umum  Alat ukur nadi
 Senter
 Kursi
 Meja
 Tempat tidur
 Buku register
 Dental unit
 Sterilisatior
 Tang cabut dewasa
 Tang cabut anak
 Bein
 Cryer
Pelayanan Poli Gigi
 OD set
 BMHP
 Meja
 Kursi

1
 Tensimeter
 Stetoskop
 Timbangan dewasa
 Meteran
 Alat ukur nadi
Pelayanan Poli Lansia  Buku Kesehatan lansia
 Lembar P3G
 Kursi
 Meja
 Tempat tidur
 Buku register
Pelayanan Poli MTBS/Anak  Tensimeter
 Stetoskop
 Timbangan bayi
 Meteran
 Alat ukur nadi
 Kursi
 Meja
 Tempat tidur bayi
 Buku register
 Batang pengaduk
 Beker
 Corong kaca
 Gelas pengukur
 Mikroskop binokuler
Laboratorium
 Hematology Analizer
 Pipet tetes
 Tabung sentrifus
 Urinometer
 Wadah aquades

1
Pelayanan Unit Gawat Darurat  Tensimeter
 Stetoskop
 Timbangan dewasa
 Meteran
 Alat ukur nadi
 EKG
 Emergency Kit
 Tempat tidur
 Meja
 Kursi
 Trolly
 BMHP
 Buku Register
 Lemari alat
 Wastafel

Pelayanan promosi kesehatan  Leaflet


 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Pamflet
 Form PHBS
 LCD dan laptop
Pelayanan kesehatan lingkungan  Senter
 Block Grill
 Kit Sampling air
 Alat pembasmi nyamuk
 Leaflet
Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan  Tensimeter
keluarga berencana  Stetoskop
 Stetoskop laennec
 Termometer
 Doppler
 KB set
 Partus set
 Spuit
 Pita pengukur
 USG
BMHP
Pelayanan gizi  Leaflet
 Panduan Diet
 Food Model
 Timbangan dan Mikrotois

1
Pelayanan pencegahan dan  Leaflet/Brosur penyuluhan
pengendalian penyakit penyakit
 Poster
 Blanko surveilans
 Pedoman KLB
 Senter
 Alat-alat pelindung diri
 Alat kebersihan lingkungan
Pelayanan Farmasi  Lumpang dan stamper
 Lemari obat
 Lemari obat narkotika
 Kulkas
 Kursi
 Meja
 Kipas angina
 Buku register
 Rak obat

1
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

1. Pelayanan Medis

Penyakit berdasarkan daftar penyakit terpilih di SKDI 2012, namun beberapa


penyakit dengan karakterisitik yang hampir sama dikelompokkan menjadi satu
judul penyakit. Pada setiap judul penyakit dilengkapi:
a. Kode penyakit a. Kode International Classification of Primary Care (ICPC),
menggunakan kode ICPC-2 untuk diagnosis. b. Kode International
Classification of Diseases (ICD), menggunakan kode ICD-
10 versi 10. Penggunaan kode penyakit untuk pencatatan dan pelaporan di
fasilitas pelayanan kesehatan primer mengacu pada ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
b. Tingkat kemampuan dokter dalam penatalaksanaan penyakit berdasarkan
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar
Kompetensi Dokter Indonesia.
2. Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan berisi pengertian singkat serta prevalensi penyakit di


Indonesia. Substansi dari bagian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
awal serta gambaran kondisi yang mengarah kepada penegakan diagnosispenyakit
tersebut.
a. Hasil Anamnesis (Subjective)
Hasil Anamnesis berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta yang
sering disampaikan oleh pasien atau keluarga pasien. Penelusuran riwayat
penyakit yang diderita saat ini, penyakit lainnya yang merupakan faktor
risiko, riwayat keluarga, riwayat sosial, dan riwayat alergi menjadi informasi
lainnya pada bagian ini. Pada beberapa penyakit, bagian ini memuat informasi
spesifik yang harus diperoleh dokter dari pasien atau keluarga pasien untuk
menguatkan diagnosis penyakit.
b. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)

1
Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang spesifik, mengarah kepada diagnosis penyakit (pathognomonis).
Meskipun tidak memuat rangkaian pemeriksaan fisik lainnya, pemeriksaan
tanda vital dan pemeriksaan fisik menyeluruh tetap harus dilakukan oleh dokter
layanan primer untuk memastikan diagnosis serta menyingkirkan diagnosis
banding.

c. Penegakan Diagnosis (Assesment)


Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat ditegakkan
dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa penyakit
membutuhkanhasil pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis atau
karena telah menjadi standar algoritma penegakkan diagnosis. Selain itu,
bagian ini juga memuat klasifikasi penyakit, diagnosis banding, dan
komplikasi penyakit
d. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Bagian ini berisi sistematika rencana penatalaksanaan berorientasi
pada pasien (patient centered) yang terbagi atas dua bagian yaitu
penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi. Selain itu, bagian ini juga
berisi edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga (family focus), aspek
komunitas lainnya (community oriented) serta kapan dokter perlu merujuk
pasien (kriteria rujukan).
Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu dari
kriteria“TACC” (Time-Age-Complication-Comorbidity) berikut:
1. Time: jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi
kronis atau melewati Golden Time Standard.
2. Age: jika usia pasien masuk dalam kategori yang
dikhawatirkan meningkatkan risiko komplikasi serta risiko kondisi
penyakit lebih berat.
3. Complication: jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat
kondisi pasien.
4. Comorbidity: jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
memperberat kondisi pasien. Selain empat kriteria di atas, kondisi
fasilitas pelayanan juga dapat menjadi dasar bagi dokter untuk
melakukan rujukan demi menjamin

1
keberlangsungan penatalaksanaan dengan persetujuan
pasien.
e. Peralatan
Bagian ini berisi komponen fasilitas pendukung spesifik dalam
penegakan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit tersebut. Penyediaan
peralatan tersebut merupakan kewajiban fasilitas pelayanan kesehatan
disamping peralatan medik wajib untuk pemeriksaan umum tanda vital.
f. Prognosis
Kategori prognosis sebagai berikut :
1. Ad vitam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap proses
kehidupan.

2. Ad functionam, menunjuk pada pengaruh penyakit


terhadapfungsi organ atau fungsi manusia dalam
melakukan tugasnya.
3. Ad sanationam, menunjuk pada penyakit yang dapat sembuh
totalsehingga dapat beraktivitas seperti biasa.
Prognosis digolongkan sebagai berikut:
1. Sanam: sembuh
2. Bonam: baik
3. Malam: buruk/kritis
4. Dubia: tidak tentu/ragu-ragu
5. Dubia ad sanam: tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/ baik
6. Dubia ad malam: tidak tentu/ragu-ragu, cenderung
memburuk/kritis
Untuk penentuan prognosis sangat ditentukan dengan kondisi pasiensaat
diagnosis ditegakkan.

A. Poliklinik Umum
Tatalaksana
 Petugas melakukan pemanggilan pasien umum
 Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Pasien disiapkan di kursi untuk

1
diperiksa dokter.
 Dokter memeriksa kondisi kesehatan pasien dan mencatatkannya di rekam
medis.
 Bila pasien memerlukan tindakan, maka dokter umum akan melakukan
tindakan di Unit Gawat Darurat.
 Bila dokter umum tidak dapat melakukan tindakan dan diagnose penyakit
pasien perlu ditangani oleh dokter ahli maka dokter akan melakukan rujukan di
RSUD Anwar Makkatutu, RS Banyorang, Klinik Doi Bantayan, dan Klinik
Mitra Medica.

B. Poliklinik Gigi

Tatalaksana
 Petugas melakukan pemanggilan pasien
 Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Pasien disiapkan di kursi gigi untuk
diperiksa dokter.
 Dokter memeriksa kondisi kesehatan mulut pasien dan mencatatkannya di
rekam medis. Bila pasien memerlukan tindakan perawatan gigi, maka dokter
gigi akan melakukan tindakan. Bila tidak dan pasien membutuhan obat, maka
dokter akan menuliskan resep untuk pengambilan obat di farmasi.
C.Poli Lansia
Tatalaksana
 Petugas melakukan pemanggilan pasien lansia dan pasien yang memiliki
tekanan darah tinggi ( Inovasi Cetar)
 Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Pasien disiapkan di kursi untuk diperiksa
dokter.
 Dokter memeriksa kondisi kesehatan pasien dan mencatatkannya di rekam
medis.
 Bila pasien memerlukan tindakan, maka dokter umum akan melakukan
tindakan di Unit Gawat Darurat.

1
 Bila dokter umum tidak dapat melakukan tindakan dan diagnose penyakit
pasien perlu ditangani oleh dokter ahli maka dokter akan melakukan rujukan di
RSUD Anwar Makkatutu, RS Banyorang, Klinik Doi Bantayan, dan Klinik
Mitra Medica.
D.Poli MTBS
Tatalaksana
 Petugas melakukan pemanggilan pasien anak dan balita
 Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Pasien disiapkan di kursi untuk diperiksa
dokter.
 Dokter memeriksa kondisi kesehatan pasien dan mencatatkannya di rekam
medis.
 Bila pasien memerlukan tindakan, maka dokter umum akan melakukan
tindakan di Unit Gawat Darurat.
 Bila dokter umum tidak dapat melakukan tindakan dan diagnose penyakit
pasien perlu ditangani oleh dokter ahli maka dokter akan melakukan rujukan di
RSUD Anwar Makkatutu, RS Banyorang, Klinik Doi Bantayan, dan Klinik
Mitra Medica.

E. POLI KIA/KB

Tatalaksana
 Petugas melakukan pemanggilan pasien.
 Petugas akan melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital serta
mencatatakannya di rekam medis.
 Pasien ibu hamil yang akan memeriksakan kehamilannya akan dipersilakan
naik ke bed periksa untuk dilakukan pemeriksaan kondisi kehamilannya. Hasil
pemeriksaan akan dicatat di rekam medis.
 Bila memerlukan pemeriksaan penunjang yang lain, ibu hamil akan dirujuk
internal. Bila memerlukan imunisasi akan diberi immunisasi.
 Bila sudah selesai ibu hamil diberi resep untuk pengambilan vitamin atau obat
lainnya.
 Pasien bayi yang akan immunisasi akan diperiksa dulu apakah cukup

1
sehatuntuk mendapatkan immunisasi hari ini.
 Bila kondisi bayi sehat, maka bayi akan diberi jenis immunisasi sesuai
jadwalnya. Untuk jenis immunisasi yang dapat menimbulkan demam, kepada
orang tua bayi akan deberi resep pengambilan obat penurun panas.

 Pasien peserta KB akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi,


kemudianakan diberikan pelayanan KB sesuai keinginan pasien.
 Pasien calon pengantin akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi.
Bilamemerlukan immunisasi akan dilakukan sesuai dengan prosedur.

F.Upaya Promosi kesehatan


1. Penanggung jawab:
 Petugas promkes
2. Perangkat Kerja
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Pamflet
 Form PHBS
3. Tujuan
Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan Perorangan dalam
membina dan memelihara perilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
4. Kegiatan
Kegiatan promosi kesehatan yaitu:
a. pemantauan PHBS
Untuk memetakan perilaku Perorangan , kegiatan berupa
pemantauanPHBS (perilaku hidup bersih dan sehat). Pemantauan PHBS
dapat berupa:
 pemantauan PHBS tatanan rumah tangga
 pemantauan PHBS institusi pendidikan

2
b. Pembinaan posyandu
c. Penyuluhan
Untuk meningkatkan pengetahuan secara langsung, baik penyuluhan
kelompok/penyuluhan masa ataupun penyuluhan perorangan.
Sasarankegiatan penyuluhan ini diantaranya adalah:
 kader posyandu
 ibu hamil / ibu menyusui
 calon pengantin
 siswa sekolah
d. Pembinaan desa siaga
e. Advokasi program
Untuk mendapat dukungan pemangku kepentingan setempat seperti Camat, Lurah.
5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan promosi kesehatan pada RKA (yang
bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan
Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau PPTK BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang
akandilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan

G. Upaya Kesehatan Lingkungan


1. Penanggung jawab

2
 Sanitarian
2. Perangkat Kerja
 Senter
 Block Grill
 Kit Sampling air
 Alat pembasmi nyamuk
 Leaflet
3. Tujuan Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi Perorangan dari segala
kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan Perorangan yang lebih baik.

Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin Perorangan
mencapai derajat kesehatan yang optimal
b. Terwujudnya pemberdayaan Perorangan dan keikutsertaan sektor lain yang
bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan
danpelestarian lingkungan hidup.
c. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan
permukiman yang berlaku.
d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan
dalampeningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan,
kelompok Perorangan , tempat pembuatan/penjualan makanan, perusahaan
dan tempat-tempat umum.
4. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus
dilakukanPuskesmas meliputi:
a. Penyehatan air
b. Penyehatan makanan dan minuman
c. Pengawasan SPAL, Jamban, air, TTU/TPM
d. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah

2
e. Penyehatan pemukiman
f. Pengawasan sanitasi tempat umum
g. Pengamanan pestisida

5. Tata Laksana
a. Perencanaan (P1)
Sanitarian merencanakan kegiatan kesehatan lingkungan pada RKA (yang
bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan
Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau PPTK BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang
akandilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan

H. Upaya Peningkatan Gizi Perorangan


1. Petugas penanggung
jawabNutrisionos
2. Peralatan kerja
a. Leaflet
b. Panduan Diet
c. PC / Komputer
d. Food Model
e. Timbangan badan

3. Tujuan
Tujuan Umum

2
Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi Perorangan

Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta Perorangan , keluarga
dan seluruh anggotanya untuk mewujudkan perilaku gizi yang baik
dan benarsesuai dengan gizi seimbang
b. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga
dari berbagai institusi pemerintahan serta swasta
c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi / petugas
Puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, membina,
memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi Perorangan
d. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi
keluarga terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan
gizi
e. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan masalah
gizidan tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.

4. Kegiatan
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
a. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
b. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:
Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi
Protein(KEP) Dan Kurang Energi Kronis (KEK)
 Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Masalah Kekurangan
GiziMikro Lain
 Pencegahan Dan Penanggulangan Masalah Gizi Lebih

5. Tata laksana
a. Perencanaan (P1)

2
Nutrisionis merencanakan kegiatan penanggulangan gizi Perorangan
pada RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA
BOK (plan of action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan
yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau
PPATK BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang
kegiatanyang akan dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil
kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa
pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan

2
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Pedoman upaya Kesehatan
Perorangan direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.

2
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN
Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu:
1. IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR
Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama pasien
danalamat, tidak termasuk nomor dan lokasi kamar.
b. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat atau produk
lainnya.
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk
keperluan pemeriksaan.

d. Pasien diidentifikasi sebelum memberikan perawatan atau prosedur lainnya.


Prosedur dalam Identifikasi Pasien

Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan ALAMAT yang disesuaikan


dengan tanda pengenal resmi.Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada
kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD.
Beberapa hal yang dapat dilakukan petugas adalah:

 Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir sebelum
melakukan prosedur, dengan pertanyaan terbuka, contoh :” Nama bapak
siapa?”“Tolong sebutkan tanggal lahir Bapak”.
 Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat ditanyakan
kepada penunggu/ pengantar pasien.
2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF Cara komunikasi yang efektif di
puskesmas:
a. Menggunakan teknik SBAR(Situation – Background – Assessment –
Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan
efektivitaskomunikasi antar pemberi layanan.
 Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.

 Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi


pasienterkini.
 Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
 Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah

2
pasiensaat ini.
b. Komunikasi Verbal(Write down/tulis, Read back/baca kembali)
 Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh penerima
instruksi/ laporan.
 Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali
olehpenerima instruksi/ laporan.
 Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu
pemberiinstruksi/ laporan.
 Untuk istilah yang sulit atau obat – obatan kategori LASA (Look Alike Sound
Alike)diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup misalnya :
UBRETID
S Situasi
Saya memberitahu tentang (nama pasien,
umur, dan lokasi)………….
Masalah yang ingin disampaikan…..
Tanda- tanda vital :
B Background/ latar belakang
Status mental pasien :
Kulit:…
Alat Bantu…
A Assesment/ Penilaian
Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan
katakan penilaian anda.
R Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan? Jika
ada perubahan tatalaksana, tanyakan…

3. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN


Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial:
a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum.
b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.
Semua petugas di Puskesmas termasuk dokter melakukan kebersihan
tanganpada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
 Sebelum kontak dengan pasien

2
 Sesudah kontak dengan pasien
 Sebelum tindakan asepsis
 Sesudah terkena cairan tubuh pasien
 Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar
pasienAda 2 cara cuci tangan yaitu :
1. HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik
2. HANDWASH – dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik

Alat Pelindung Diri


Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan tubuh,
ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker, tutup kepala,
kacamata pelindung, apron/ jas, dan sepatu pelindung.

4. PENGURANGAN RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH


Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :
a. Semua pasien baru dinilai rIsiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya.
b. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat resiko jatuh
pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.

2
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Program keselamatan kerja di puskesmas merupakan salah satu upaya untuk


meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan
keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat
sekitar.

1. Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan
lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan baik danlancar.
2. Tujuan khusus
a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja)
danKAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas puskesmas.

Alat Keselamatan Kerja


1. Pemadam kebakaran (hidrant)
2. Jas
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
b. Pakailah jas (dokter, dokter gigi, analis) saat bekerja
c. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye
shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
d. Buanglah sampah pada tempatnya.
e. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.

3
f. Dilarang merokok

3
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pemberdayaan Perorangan dimonitor dan dievaluasi


denganmenggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator kinerja UKM
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

3
BAB IX PENUTUP

Salah satu keistimewaan Puskesmas adalah bahwa institusi ini memiliki


wilayah kerja. Oleh karena itu selain pelayanan yang dilaksanakan di dalam
gedung, dimana pasien datang ke Puskesmas, Puskesmas menyelenggarakan pula
kegiatan luar gedung, yakni petugas Puskesmas melakukan kegiatan di wilayah kerja
seperti di lokasi desa, padukuhan, posyandu, sekolah dan lain-lain. Penanggungjawab
utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/ kota. Sedangkan Puskesmas
bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunankesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional. Yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.

Anda mungkin juga menyukai