TOR-BOK-PUSKESMAS - Menu 5
TOR-BOK-PUSKESMAS - Menu 5
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
c. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (lembaran negara Republik
Indonesia tahun 2009 nomor 144);
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perencanaan dan
Penganggaran Bidang Kesehatan ( Berita Negara RI Tahun 2014 Nomor 246) ;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
2. Latar Belakang
Tuberkulosis hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
menjadi tantangan global maupun nasional dan regional. Hingga awal tahun 2023, secara
global peringkat Indonesia telah meningkat menjadi urutan kedua diantara negara dengan
beban TB tertinggi di dunia. Berbagai tantangan Penaggulangan TBC seperti TB/HIV,
TB-DM, MDR-TB, TB pada anak, remaja, dewasa, lansia hingaa masyarakat rentan
lainnya. Komponen integrasi Kerjasama lintas program dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan Program P2- TBC dan P2-PTM harus dipenuhi sesuai standar minimal disemua
tingkatan layanan kesehatan baik pemerintah dan swasta.
Disisi lain, Penyakit Tidak Menular juga merupakan masalah kesehatan utama di
negara-negara maju dan berkembang. Pada tahun 2018 angka kematian PTM di Indonesia
647 per 100.000 penduduk. Dimana penyebab utama vitality rate tersebut adalah kasus
hipertensi dan diabetes militus (DM) yang juga menduduki peringkat tertinggi kasus
penyakit tidak menular secara nasional berdasarkan Riset Kesehata Dasar 2018. Terlebih
Diabetes mellitus disebut juga sebagai mother of disease atau induk dari segala penyakit
yang ada di tubuh manusia.
Sebagai salah satu upaya untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program P2-
TBC dan P2PTM di Kabupaten Berau yang dilaksanakan lintas program maupun lintas
sektoral, maka diperlukan kesepatakan dan pembahasan tetang Penguatan Kolaborasi
Puskesmas Dengan Klinik Pratama Dan TPMD Dalam Pelayanan Program Prioritas (TB
- Hipertensi - DM). Hal ini penting dilakukan dengan tujuan setiap pasien Tuberkulosis
mengetahui status Diabetes Mellitusnya dan sebalinya pasien Diabetes Mellitus juga
mengetahui status Tuberkulosisnya secara berkala dan teratur.
Sebagaimana latar belakang diuraikan, maka perlu untuk dibuat kerangka acuan agar
dapat menguraikan gambaran umum tentang Penguatan Kolaborasi Puskesmas Dengan
Klinik Pratama Dan TPMD Dalam Pelayanan Program Prioritas (TB - Hipertensi - DM)
tahun 2024 dengan harapan dapat menjadi parameter dalam pelaksanaan kegiatan yang
telah direncanakan
3. Gambaran Umum
Kabupaten Berau adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur. Ibu kota
Kabupaten terletak di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau memiliki luas wilayah 34.127,47
km2 terdiri dari daratan seluas 22.030,81 km 2 dan luas laut 12.299,88 km2, serta terdiri dari
52 pulau besar dan kecil dengan 13 Kecamatan, 10 Kelurahan, 100 Kampung/Desa. Data
Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan Tahun 2021 mengacu pad a proyeksi
jumlah penduduk tahun 2021 untuk Kabupaten Berau yang telah ditetapkan oleh DKP3A
Kaltim Provinsi, jumlah penduduk tahun 2021 adalah sebesar 253.979 jiwa, dengan jumlah
penduduk laki-laki sebesar 134.703 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 119.276
jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Tanjung Redeb
yaitu sebesar 72.311 jiwa, dan Kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah
Kecamatan Maratua 3.773 jiwa.
Berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan puskesmas
dikategorikan menjadi Puskesmas kawasan perkotaan, kawasan pedesaan, kawasan terpencil
dan sangat terpencil sedangkan berdasarkan kemampuan penyelenggaraan puskesmas
dikategorikan menjadi puskesmas non rawat inap dan puskesmas rawat inap. Kategori
puskesmas di Kabupaten Berau ditetapkan melalui keputusan Bupati Berau Nomor 399
Tahun 2015.
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, tentunya
mempunyai peran yang sangat menentukan keberhasilan program pembangunan kesehatan.
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung oleh jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan pelayanan
Puskesmas terdiri atas Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa.
Dalam rangka pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat di daerah
terpencil dan sangat terpencil, maka penyelenggaraan kegiatan luar gedung Pusat Kesehatan
Masyarakat memerlukan adanya dukungan pendanaan yang bersumber dari Dana Alokasi
Khusus (BOK Puskesmas) yang nantinya diharapkan membantu dalam pencapaian SPM
Bidang Kesehatan. Rincian menu kegiatan BOK Puskesmas antara lain:
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima
No Nama Kegiatan Jumlah
Manfaat
1 Penguatan Kolaborasi Puskesmas dengan Klinik Pratama 21 Puskesmas
dan TPMD dalam Pelayanan Program Prioritas