Proposal Penelitian
Disusun oleh :
DINI SALSABILAH GASIM
NIM 291418045
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN……………………………………….…… 1
i
2.4 Konsep Budaya .................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA………….………………………………………… 41
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
keberagaman suku dan budaya. Dalam buku Keindonesiaan dalam Budaya (2007)
Sebagaimana termaktub dalam pasal 32 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan, “Negara
budayanya”. Amanat konstitusi ini memuat pesan bahwa pelestarian budaya harus
unggulan kebudayaan lokal atau daerah, yang kemudian menjadi warisan budaya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, sebagai pelaku
Kebudayaan, 2013).
“Produk atau hasil budaya fisik dari tradisi-tradisi dan prestasi-prestasi spiritual
1
dimasa lalu yang menjadi elemen pokok dalam jati diri suatu kelompok atau bangsa”.
suatu upaya dinamis untuk menjaga eksistensi dan nilai budaya dengan cara
sebagai gerakan yang mengukuhkan jati diri kebudayaan, dan yang tak kalah
pentingnya sebagai pendorong untuk menghadirkan rasa memiliki sejarah yang sama
Di sisi lain, proses globalisasi juga membuka ruang bagi pergerakan kebudayaan
antar negara di seluruh dunia secara bebas dan massif yang mengarah pada
2
Dalam konteks ini, penyeragaman menjadi barang yang saling dipertukarkan.
Hasil dari pertukaran tersebut ditandai dengan produksi global atas produk lokal dan
gerakan lokalisasi budaya daerah yang akhirnya dipandang unik dan asing
nilai unggulan yang mengakar pada masyarakat setempat dan bersifat lokal.
Kedudukan budaya daerah atau budaya lokal ini dalam usaha pelestarian warisan
budaya menjadi sangat penting dalam pembangunan nasional. Untuk itu, ketahanan
budaya lokal perlu terus diperkuat di tengah perkembangan globalisasi budaya asing.
Ketidakberdayaan menghadapi kondisi ini sama saja dengan menyulut erosi sumber
identitas lokal yang ditandai dengan krisis identitas lokal. Menghadapi persoalan ini,
ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk memperkuat pertahanan budaya
(Mubah, 2011).
Pentingnya fungsi media massa dalam upaya ini, sehingga idealnya media massa
harus hadir diberbagai lapisan masyarakat. Salah satu media massa yang sampai
3
sekarang masih digemari masyarakat adalah radio. Radio mempunyai peran penting
yaitu: informasi, pendidikan, hiburan, kontrol dan perekat sosial yang mengakibatkan
radio dijuluki sebagai the fifth estate atau kekuatan kelima (Ardianto, 2007).
Sebenarnya, radio lahir dari kebutuhan informasi publik, dalam hal ini radio memiliki
beban tuntutan publik sebagai saluran informasi dalam hubungan sosial, yang
2012).
(RH) yang selanjutnya disebut Radio Suara RH merupakan lembaga penyiaran publik
lokal yang berbentuk badan hukum dan didirikan oleh Pemerintah Provinsi
Gorontalo. LPPL Radio Suara RH sebagai media informasi yang berorientasi pada
layanan dan kepentingan masyarakat telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda)
komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya,
dan ekonomi. Memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial”.
identitas budaya lokal dan jati diri masyarakat Gorontalo dengan muatan budaya dan
keunikan berbasis kearifan lokal. Berdasarkan pemaparan dari Sheila Julian salah satu
4
penyiar Radio Suara RH, terdapat dua puluh tiga program siaran, dua diantaranya
siaran yang menyuguhkan tema budaya lokal Provinsi Gorontalo. Kedua program
tersebut yaitu, “Banthayo Lo RH” dan “Lipu’u” yang disiarkan seminggu sekali.
Sheila menjelaskan, tujuan kedua program spesial budaya ini untuk menyasar seluruh
lapisan masyarakat Gorontalo. Selain itu, kedudukan dari kedua program ini hanya
sebagai program pendukung yang mengisi 30% dari keseluruhan program siaran.
budaya lokal, selaku LPPL, Radio Suara RH belum bisa dikatakan telah menjalankan
tugas pelestarian budaya lokal dengan maksimal. Tugas besar yang harus dijalankan
oleh LPPL ini rasanya tidak seimbang dengan porsi yang diberikan yakni hanya 30%
dengan durasi 1 X 180 menit jam siaran. Adanya kesenjangan peran LPPL Radio
pelestarian budaya daerah sangat berkaitan erat dengan identitas daerah. Jika
masyarakat tidak mendapat sentuhan yang lebih besar dengan kebudayaan lokal
terutama melalui media komunikasi radio, maka daerah akan terancam krisis
identitas.
Agar kegiatan berjalan dengan baik dan lancar, maka diperlukan sebuah
mencakup sumber daya semua aktivitas yang dirancang untuk mengubah perilaku.
5
Perencanaan komunikasi melibatkan pengambilan keputusan, pengendalian dan
budayanya.
seluruh stakeholder harus memahami tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan uraian
antara lain:
1. Selaku lembaga penyiaran publik lokal (LPPL) yang memiliki peran strategis
6
program siaran budaya sebagai program pendukung dengan alokasi durasi
siaran 1 X 180 menit saja. Sehingga dapat dikatakan, Radio Suara RH belum
program siaran budaya saja yakni "Banthayo lo RH" dan "Lipu'u" masih
informasi berbasis kearifan lokal secara maksimal. Oleh karena itu, diperlukan
Media massa dalam hal ini Lembaga Penyiaran Publik Lokal berupa radio
atau pesan yang ingin disampaikan oleh media massa hanya bisa menyentuh
perencanaan komunikasi yang baik. Dari uraian latar belakang dan identifikasi
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi isi pesan dalam program siaran budaya
7
1.4 Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk
pengetahuan dan sebagai bahan masukan yang dapat mendukung peneliti maupun
sebagai sumbangan pikiran, bahan masukan, serta referensi bagi Radio Suara RH
terarah, efektif dan efisien, agar dapat mencapai hasil sesuai harapan. Juga bisa
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
adalah usaha yang sadar, terorganisasi, dan terus-menerus guna memilih alternatif
yang terbaik untuk mencapai tujuan tertentu (Cangara, 2013). Adapun komunikasi
menurut Carl I. Hovland adalah proses mengubah perilaku orang lain. Sedangkan
Ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar
2002).
organisasi. Sumber daya tersebut tidak saja mencakup media massa dan
komunikasi antar pribadi, tapi juga setiap aktivitas yang dirancang untuk
individu dan kelompok dalam ruang lingkup tugas-tugas yang dibebankan oleh
organisasi.
9
Jadi, dapat dikatakan bahwa perencanaan komunikasi adalah sebuah dokumen
tertulis yang harus mampu menjawab: (1) Apa yang ingin dicapai, (2) Mengapa
kita menginginkan ada hasil yang diperoleh, (3) Siapa yang menjadi target sasaran,
(4) Apa yang menjadi kata kunci pada pesan yang akan dibawakan, (5) Siapa yang
akan menjadi aktor dalam penyampaian pesan, dan bagaimana cara untuk memilih
dan menentukannya, (6) Menggunakan cara apa agar tujuan yang diinginkan
tercapai, (7) Bagaimana tipe saluran komunikasi yang bisa digunakan untuk
menyampaikan pesan, (8) Kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan setiap
pesan, (9) Bagaimana mengukur dan mengevaluasi hasil dari program yang
sangat penting untuk dilakukan, mengingat dalam sebuah proses komunikasi yang
dijalankan tidak akan luput dari rintangan dan hambatan. Oleh karena itu,
tersebut agar efektivitas komunikasi bisa tercapai. Selain itu, dari sisi fungsi dan
seusia dengan tujuan dan target sasaran yang dicapai agar terarah dengan efektif.
10
Banfield dan Mayerson dalam Solihin (2009) menyatakan pendekatan perencanaan
dan terpadu.
yang diprioritaskan.
realistis.
komunikasi yang ada sebelumnya. Hanya saja, model yang ditemukan oleh
Assifi dan French ini nampaknya lebih rinci dan runtut sampai pada tahap akhir,
11
a) Menganalisis masalah
Hasil dari analisis masalah inilah yang akan menjadi titik tolak dalam
harapan dan kenyataan, atau selisih antara aspirasi dan realitas. Untuk
b) Menganalisis khalayak
adalah hal yang sangat penting, sebab semua arah aktifitas komunikasi
c) Merumuskan tujuan
12
tentang pemilihan media dikalangan masyarakat harus diriset lebih dahulu
e) Mengembangkan pesan
Pesan yang baik harus bisa dipersepsikan sama dengan khalayak sasaran
agar hasil yang didapatkan nantinya maksimal dan sesuai tujuan yang
g) Merencanakan manajemen
agar semua unsur yang terkait dalam program dapat terkoordinir dengan
masing bidang.
program komunikasi. Tolak ukur dari evaluasi bisa berangkat dari tujuan-
13
tingkat pencapaiannya cukup atau tidak. Evaluasi dapat dilakukan melalui
Analisis masalah
Analisis khalayak
Menetapkan tujuan
Memilih media
Mengembangkan pesan
Memproduksi media
Melaksanakan program
Monitoring atau evaluasi
Radio adalah anak pertama dunia penyiaran. Suara adalah modal utama
mengemukakan bahwa suara dari penyiar memiliki komponen visual yang bisa
murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengar dimana-mana. Radio berfungsi
memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang
14
buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan
audiens. Karakteristik radio siaran, antara lain: auditori (untuk didengar), isi
siaran sepintas lalu dan tidak bisa diulang, identik dengan musik, mengandung
gangguan timbul-tenggelam (fading) dan teknis, akrab dan hangat, suara penyiar
hadir di rumah atau didekat pendengar. Sifat radio antara lain: heterogen, pribadi,
aktif, berpikir, interpretasi, menilai dan selektif dalam memilih gelombang siaran
a) Auditori
Sifat radio siaran adalah auditori, untuk didengar, karena hanya untuk
didengar, maka isi siaran yang sampai di telinga pendengar hanya sepintas itu
saja. Ini lain dengan suatu yang disiarkan melalui media surat kabar, majalah,
atau media dalam bentuk tulisan lainnya yang dapat dibaca, diperiksa, dan
b) Mengandung Gangguan
menghadapi dua faktor gangguan. Gangguan yang pertama ialah apa yang
15
c) Akrab
Radio siaran sifatnya akrab, intim. Seorang penyiar radio seolaholah berada di
Proses produksi acara untuk radio bukan hal yang mudah, karena
membutuhkan perencanaan yang matang agar acara yang disiarkan sukses dan
siaran berarti membuat konsep acara yang disajikan kepada pendengar. Tahapan-
tahapan produksi dalam program radio terdiri atas pra produksi, produksi, pasca
1) Pra Produksi
a) Planning
berupa proposal yang memuat nama acara, target pendengar, tujuan dan
target penempatan siaran, sumber materi kata dan musik, durasi, biaya
produksi dan promosi, serta crew yang akan terlibat meliputi produser,
16
1. Perencanan siaran termasuk di dalamnya perencanan produksi dan
b) Collecting
c) Writing
diklasifikasikan untuk ditulis secara utuh dalam kalimat yang siap baca
siaran atau naskah selingan. Dalam siaran dakwah materi dapat berupa
17
2) Produksi
a) Vocal Recording
b) Mixing
c) On-Air
Pada saat on-air ada dua metode yang dilakukan oleh penyiar, yakni
18
3) Pasca Produksi
berupa evaluasi program yang telah disiarkan (Wahyudi, 1994). Sesuai siaran
bentuk jamak dari buddhi yang berarti “ budi” atau “ akal”. Secara etimologis,
kata “kebudayaan” berarti hal-hal yang yang berkaitan bengan “akal”.Namun ada
pula anggapan bahwa kata “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang
berarti “daya dari budi” atau “daya dari akal” yang berupa cipta,karsa,dan rasa.
Kata “kebudayaan” itu sepadan dengan kata culture dalam bahasa inggris. Kata
culture itu sendiri berasal dari bahasa latin colere yang berarti merawat,
sekumpulan sikap, nilai, keyakinan, dan perilaku yang di miliki bersama oleh
lewat bahasa atau beberapa sarana komunikasi lain. Definisi budaya ini ”Kabur”,
19
artinya tidak ada aturan yang baku dan cepat untuk menentukan sebuah budaya
atau siapa-siapa yang termasuk dalam budaya tersebut. Dalam pengertian ini,
sekelompok orang dalam fenomena psikologis seperti nilai, sikap, keyakinan dan
perilaku.
berikutnya.
hasil daya pemikiran manusia baik bentuk abstrak maupun konkret. Daya pikir
pertama wujud kebudayaan sebagai suatu khasanah dari ide-ide, gagasan, nilai-
suatu khazanah aktivitas perilaku terpola dari manusia dalam mayarakat, dan
pedoman pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya
20
masyarakat pasal 3 yang berbunyi: “Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat
dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat Dilakukan dengan, (a) Konsep dasar, (b)
terhadap isi dari suatu konten media oleh pengaruh internal dan eksternal.
Shoemaker & Reese membagi menjadi beberapa level pengaruh konten media,
yaitu pengaruh dari individu awak media, pengaruh dari rutinitas media,
pengaruh dari organisasi media, pengaruh dari eksternal media, serta pengaruh
21
Teori ini mengasumsikan bagaimana pesan media yang disampaikan kepada
khalayak adalah hasil pengaruh dari kebijakan internal organisasi media dan
pengaruh dari eksternal media itu sendiri. Pengaruh sari internal media
media yang turut mempengaruhi konten media adalah para pengiklan, pangsa
Dalam teori ini akan terlihat seberapa besar hirarki pengaruh dalam sebuah
konten pada tiap-tiap level yang diperkenalkan oleh Shoemaker & Reese. Berikut
uraian dari setiap level dalam teori hirarki pengaruh media, yakni:
digambarkan kepada penyiar, karena dalam hal ini mereka terjun langsung
penyiar dalam hal ini berpotensi mempengaruhi konten dari sebuah media.
kepercayaan, serta profesionalitas dank ode etik yang diikuti seorang penyiar
Disisi lain, Shoemaker & Reese juga menjelaskan bahwa nilai, perilaku,
dan kepercayaan, yang dianut oleh seorang penyiara atau awak media sebagai
22
pencari konten informasi tidak terlalu memberikan efek yang besar terhadap
pengemasan konten siaran dan sudah dipraktekkan oleh awak media secara
tugasnya para awak media menggunakan aturan baku yang telah berlaku.
Rutinitas media terbentuk oleh tiga unsur yang saling berkaitan yaitu
sebuah media, kebijakan, serta tujuan dari sebuah media. Berangkat dengan
level sebelumnya yakni, level individu dan level rutinitas media, level
organisasi ini lebih berpengaruh dari kedua level tersebut. Hal ini disebabkan
23
kebijakan terbesar dipegang oleh pemilik media melalui kepala stasiun
Banyak unsur yang harus dikritisi dalam level organisasi ini, seperti
level ini adalah pemimpin atau pemilik media yang menentukan arah
kebijakan.
Level keempat dari teori ini adalah level pengaruh pada konten media
yang berasal dari luar organisasi media, yang juga disebut sebagai level ekstra
media. Pengaruh-pengaruh dari luar media itu diantaranya berasal dari sumber
penyajian konten media. Oleh karena itu, perlu bagi setiap media untuk tetap
24
e. Level Pengaruh Ideologi Media
sebuah media.
Ideologi yang dianut oleh media bisa terlihat dari konten yang disajikan.
Namun kembali lagi, semua terletak pada kebijakan media (Shoemaker et. al,
2013).
beberapa penelitian lain sebagai referensi yang relevan dengan topik ini. Untuk
Universitas Riau. Jurnal ini diterbitkan pada Jurnal Dakwah Risalah Volume 29,
25
untuk menganalisis potensi objek wisata di Kabupaten Bengkalis dan
dihampir semua kecamatan, yang memiliki karakter dan potensi yang hampir
sama, berdasarkan konten lokal di kawasan itu, seperti potensi wisata alam dan
budaya.
Perbedaan antara penelitian Nurjannah dan penelitian skripsi ini yakni terletak
Volume 15 Nomor 1 Tahun 2014, dengan judul “Siaran Bahasa Sunda di RRI
Bandung dan Upaya Pelestarian Budaya Lokal”. Tujuan dari penelitian ini adalah
26
untuk mendeskripsikan bagaimana RRI Bandung mengembangkan dan
pendengar.
informan kunci yang terdiri dari beberapa pihak. Hasil penelitian menunjukkan
Perbedaan antara kedua penelitian ini terletak pada objek penelitian, yang
gorontalo secara luas melalui program siaran budaya. Perbedaan lainnya terdapat
1 Tahun 2015 dengan judul “Manajemen Program Siaran Lokal Aceh TV dalam
Upaya Penyebarluasan Syariat Islam dan Pelestarian Budaya Lokal”. Tujuan dari
27
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aceh TV sebagai media televise yang
broadcasting sebuah tv lokal. fungsi agenda setting media massa yang diterapkan
islam dan menjaga kearifan lokal setempat. Hal ini terlihat dari semua program
acara yang ditayangkan merupakan program budaya lokal yang bernuansa syariat
Perbedaan antara penelitian Furqany, dkk dengan penelitian skripsi ini terletak
komunikasi.
Judul
Metode
No. Penelitian/ Persamaan Perbedaan
Penelitian
Nama
28
2018).
Suara Rakyat Hulonthalo (RH) sebagai Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL)
29
Tentu dalam proses penyiaran, harus dilakukan Perencanaan Komunikasi
yang tepat. Baik itu melalui proses menemukan fakta, perencanaan program,
Suara RH.
Jika proses perencanaan komunikasi ini dijalankan dengan baik, maka hal ini
melalui program siaran budaya Radio RH maka hal ini juga akan berdampak
30
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Stasiun Radio Suara Rakyat Hulonthalo, yang
penelitian akan dilaksanakan pada kisaran bulan Januari – Juni 2022. Berikut
a. Observasi awal
d. Pengurusan administrasi
32
e. Penentuan instrument penelitian
2. Pelaksanaan penelitian
a. Pengumpulan data
b. Proses bimbingan
c. Pengolahan data
3. Penyusunan laporan
a. Penyusunan
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
holistik. Melalui deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
yang bertujuan untuk menggambarkan berbagai kondisi atau situasi yang timbul
33
di masyarakat yang menjadi objek penelitian, kemudian menarik ke permukaan
sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi dan situasi tersebut (Bungin,
2001). Melalui metode ini, peneliti berharap dapat menggali dan menggambarkan
program siaran budaya di Radio Suara RH. Untuk mendapatkan data yang
program siaran budaya di Radio Suara RH. Berikut daftar informan dalam
penelitian ini :
Radio Suara RH
34
“Lipu’u”
“Banthayo lo RH”
RH Gorontalo. Dengan adanya objek penelitian ini, peneliti akan bisa menggali
informasi melalui Produser atau Koordinator Penyiaran dan Kepala Stasiun pada
program budayanya.
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian
a. Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli atau pihak pertama yaitu Kepala Stasiun Radio Suara RH dan Produser
langsung dari sumber asli tanpa perantara. Data ini dapat berupa opini
35
perseorangan dari subjek, baik secara individu maupun kelompok, hasil
observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, serta hasil pengujian
b. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
merupakan data yang tidak didapat langsung dari informan atau sumbernya.
Data tersebut bisa diraih melalui penelusuran dari internet, literatur, maupun
media lainnya. Dalam penelitian ini, data sekunder yang akan diambil berasal
dari berbagai catatan, file atau dokumentasi berupa foto yang akan
cara untuk memperoleh data atau informasi yang sistematis dan akurat dari objek
yang hendak diteliti. Sehingga validitas dari data atau informasi tersebut bisa
peneliti :.
keterangan yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan secara sepihak
berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditetapkan.
sebuah percakapan, biasanya dilakukan oleh dua orang”. Tujuan dari metode
36
ini untuk memperoleh informasi dan pemahaman mengenai suatu isu
penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dirahasiakan oleh Radio Suara
RH bisa diperoleh.
dokumen dan data tentang isu penelitian skripsi ini. Dokumen atau file yang
Proses analisis data dalam penelitian ini didasarkan pada Model Perencanaan
37
a. Analisis Masalah
erosi identitas budaya lokal yang terjadi pada masyarakat Gorontalo, yang
b. Analisis Khalayak
Pada tahap kedua ini, peneliti akan melihat bagaimana Radio Suara RH
siaran yang memuat budaya lokal pada segmentasi yang telah diklasifikasi
c. Menetapkan Tujuan
Pada langkah ketiga perencanaan ini, terlebih dahulu peneliti akan mengulik
alasan Radio Suara RH mengangkat program siaran budaya yang saat ini telah
disiarkan dalam kurun waktu tertentu. Selanjutnya, apa tujuan dari program
d. Memilih Media
Dikarenakan subjek dari penelitian ini adalah radio yang merupakan saluran
komunikasi massa, maka pada tahapan ini peneliti akan melihat selain media
38
radio, medium apa saja yang digunakan Radio Suara RH untuk
sasarannya.
e. Mengembangkan Pesan
pada Radio Suara RH, peneliti ingin mengamati bagaimana penyajian pesan
program siaran budaya di Radio Suara RH. Dalam hal ini meliputi, lagu atau
music apa saja yang digunakan, penggunaan dan variasi ID Station yang
siaran budaya.
g. Merencanakan Manajemen
siaran.
39
h. Monitoring dan Evaluasi
Pada tahap terakhir ini, peneliti ingin melihat apakah Radio Suara RH
atau capaian dari program siaran budaya ini. Tolak ukur dari keberhasilan
Suara RH.
aspek-aspek yang berada dalam Radio Suara RH itu sendiri maupun aspek-aspek
diluar organisasi media ini. Untuk mendukung analisis tahap kedua ini, peneliti
akan melihatnya melalui Teori Hirarki Pengaruh pada konten program siaran
40
DAFTAR PUSTAKA
41
Mubah. A Safaril. 2011. Strategi meningkatkan daya tahan budaya lokal dalam
menghadapi arus globalisasi. Departemen Hubungan Internasional, FISIP,
Universitas Airlangga, Surabaya. Vol. 24, Nomer 4.
Romli M., Asep Syamsul. 2009. Basic Announcing: Dasar-dasar Siaran Radio.
Bandung: Nuansa.
42