Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Tentang Bahan Nuklir


Untuk Memenuhi Mata Kuliah Teknologi Bahan Elektrik

Ibu Ayu Novia Lisdawati, S.Si.,M.Si

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5
Muhammad Rizky W 19650077
Nawawi 19650078

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARBARU
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Pancasila Sebagai Sistem Etika“. Makalah ini diajukan guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, yaitu
kepada :

 Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kami.

 Bapak Dodik Kariadi M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila.

 Orang tua yang selalu mendukung setiap aktivitas kami.

 Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Terima kasih.

Banjarbaru, 28 September 2019

Kelompok 9
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………………………….ii

DAFAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Apa Itu Nuklir?………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2

BAB II PPEMBAHASAN

A. Nuklir………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 4

B. Bahan Bakar Nuklir………………………………………………………………………………………………………………………………………… 7

C. Kelebihan dan Kekurangan Nuklir…………………………….. …………………………………………………………………………..… 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………………………..…….. 11

B. Saran………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 11

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN

A. Apa Itu Nuklir?

Apa yang terbayangkan dalam benak kita ketika mendengar kata “nuklir”?
Sepertinya sebagian besar orang berpikir bahwa nuklir itu sesuatu yang mengerikan dan
berbahaya, identik dengan bom dan dampak radiasi yang ditimbulkannya. Bagi kebanyakan
orang, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik dan berbahaya. Apakah itu benar? Seperti
ada pepatah mengatakan: “Tak kenal maka tak sayang”, begitu pula dengan penilaian kita
terhadap nuklir. Jika kita bersikap terbuka dan mencoba untuk mengenal nuklir lebih dalam lagi,
ternyata kita dapat menemukan “kebaikan-kebaikan” yang dapat diberikan nuklir bagi
kesejahteraan hidup manusia. Dengan berlandaskan asumsi bahwa nuklir dapat bermanfaat bagi
manusia, para peneliti dan orang-orang yang bergelut di bidang nuklir telah banyak memberikan
kontribusi bagi kemajuan pengembangan teknologi nuklir. Di zaman ini, manusia sudah banyak
melakukan berbagai upaya dan penelitian dalam rangka pemanfaatan energi nuklir. Berikut ini
akan dibahas secara lebih mendalam lagi mengenai berbagai pemanfaatan energi nuklir yang
telah dilakukan manusia sampai saat ini.
Nuklir adalah sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan melalui reaksi inti,
baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). Sumber energi nuklir yang
paling sering digunakan untuk PLTN adalah sebuah unsur radioaktif yang bernama Uranium.
Bagaimana caranya sebuah unsur radioaktif mampu menghasilkan panas yang besar? Tentu saja
bukan dengan dibakar. Namun melalui reaksi pemisahan inti (reaksi fisi). Biar tidak terlalu rumit
penjelasannya, perhatikan gambar berikut :

Gambar 1 : Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi)


Apa itu Energi Nuklir?

Menurut http://kliktedy.wordpress.com energi Nuklir adalah "Energi yang dihasilkan dari


perpecahan dua inti atom yang tidak stabil memecah menjadi dua inti atom yang lebih kecil.
Akibat dari reaksi ini adalah dilepaskan sinar gamma dalam bentuk energi panas (dikenal dengan
istilah reaksi fisi )."

Apakah reaksi Nuklir tersebut terjadi secara alami?

Tidak, untuk membuat reaksi Nuklir tersebut terjadi diperlukan pemicu. artinya reaksi Nuklir ini
tidak terjadi secara spontan. Namun terlebih merupakan sebuah reaksi dari aksi yang dilakukan
pada atom tersebut (dalam hal ini Uranium)

Mengapa Harus Uranium?

Karena Uranium merupakan salah satu atom terberat, dengan kata lain memiliki proton dan
neutron yang banyak.

Bagaimana proses terjadinya reaksi Nuklir pada Uranium?

Seperti yang saya jelaskan, bahwa inti atom tidak dapat meluruh dengan sendirinya tanpa ada
penyebab luar. Kenapa? Karena inti atom ini terikat oleh gaya, yang merupakan gaya terkuat
dalam alam semesta atau dikenal dengan istilah “Gaya Nuklir Kuat”. Agar reaksi nuklir dapat
terjadi (yang dimaksudkan disini adalah reaksi fisi) maka kita harus menembakkan sebuah netron
berkecepatan tinggi pada uranium. Setelah Netron diserap inti uranium, hasilnya menarik, inti
atom menjadi tidak stabil. Mengapa tidak stabil? karena Jumlah netron dan proton terdapat
selisih sehingga struktur inti menjadi tidak lagi stabil, karena itu inti atom berusaha untuk
menstabilkan dirinya – yang sudah tidak stabil- dengan cara pembelahan menjadi fragmen dan
dengan memancarkan energi. dengan pengaruh energi yang dilepaskan, inti atom tersebut pun
mulai mengeluarkan komponen-komponen yang dimilikinya dengan kecepatan tinggi, termasuk
partikel netron berkecepatan tinggi yang akhirnya menabrak inti Uranium tetangganya. Akhirnya
reaksi berantaipun dimulai sehingga energi yang dilepaskanpun akan semakin besar. Jadi dapat
dibuat skema sebagai berikut:

1. Neutron berkecapatan tinggi di tembakan ke atom Uranium stabil


2. Neutron di serap sehingga atom tidak stabil
3. Atom yang tidak stabil berusaha menstabilkan dirinya dengan cara memecah menjadi
fragmen dan mengeleuarkan pancaran energi
4. akibat pengaruh energi tersebut, inti atom mengeluarkan komponen komponen yang
dimilikinya termasuk Neutron berkecepatan tinggi.
5. Neutron tersebut akan menabrak atom Uranium tetangga sehingga kembali lagi ke
proses 2, 3, dst.
BAB II PEMBAHASAN

A. Nuklir

1. Pengertian Nuklir

Nuklir adalah sebuah atom yang tidak memiliki inti. Bahan dasar pembuatan nuklir adalah
Uranium-235 yang merupakan isotop dari Uranium-238. Ada dua macam reaksi pada nuklir
yaitu reaksi fisi (pembelahan inti) dan reaksi fusi (penggabungan inti). Pada reaksi fisi, inti atom
akan pecah menjadi inti-inti yang lebih kecil. Secara eksperimen hal ini dapat dijelaskan melalui
penembakan unsur U235 dengan partikel neutron termik (partikel neutron yang bergerak sangat
lambat). Saat partikel neutron ini menembus inti Uranium maka inti tersebut akan tereksistasi
dan menjadi tidak stabil dan akan kehilangan bentuk asalnya. Inti akan membelah menjadi unsur-
unsur yang lebih kecil dengan melepaskan energi dalam bentuk panas, sekaligus melepas 2-3
neutron. Saat inti mengalami perubahan bentuk, inti memancarkan radiasi-radiasi alfa, beta, dan
gamma.

Nuklir merupakan bagian dari atau yang berhubungan dengan nukleus atom ( inti atom ). Reaksi
nuklir ialah sebuah proses yang dimana dua nuclei atau pertikel nuklir bertubrukan, untuk
memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat
melibatkan lebih dari dua partikel yang bertubrukan tetapi kejadian tersebut sangat jarang.
Apabila partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah ( kecuali mungkin dalam level
energi ), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.

Dikenal dua reaksi nuklir yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.

 Reaksi fusi nuklir ialah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan
menghasilkan energi juga dikenal sebagai reaksi yang bersih.

 Reaksi fisi nuklir ialah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya dan
menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil serta radiasi
eletromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang
sangat berbahaya bagi manusia.

Contoh :

 Reaksi fusi nuklir ialah reaksi yang terjadi di hampir semua inti bintang di alam semesta.
Senjata bom hydrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi fusi tak terkendali.

 Reaksi fisi ialah ledakan senjata nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir. Untuk unsur
yang sering digunakan reaksi fisi nuklir ialah Plutonium dan Uranium ( terutama
Plutonium-239, Uranium-235 ) sedangkan dalam reaksi fusi nuklir ialah Lithium dan
Hidrogen ( terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium ).
2. Bahan Pembuat Nuklir

Untuk bahan pembuat nuklir ialah Uranium. Uranium merupakan unsur radioaktif, berikut ini
adalah pengertian uranium dan cara kerjanya menurut Organisasi Nuklir Dunia atau World
Nuclear Assosiation.

 Uranium ialah logam yang sangat berat yang dapat digunakan sebagai sumber berlimpah
energy terkosentrasi.

 Uranium ini terjadi pada sebagian besar batu di konsentrasi 2-4 bagian per juta dan
adalah sebagai umum dalam kerak bumi sebagai timah, tungsten dan molybdenum.
Uranium terjadi dalam air laut dan dapat pulih dari lautan.

 Uranium ditemukan pada tahun 1789 oleh Martin Klaproth seorang kimiawan Jerman
dalam mineral yang disebut bijih-bijih uranium. Hal ini dinamakan planet Uranus yang
telah ditemukan delapan tahun sebelumnya.

 Uranium rupaya dibentuk pada supernova sekitar 6,6 miliar tahun yang lalu, meskipun
tidak umum ditata surya hari ini peluruhan radioaktif yang lambat menyediakan sumber
utama panas didalam bumi, menyebabkan konveksi dan pergeseran benua.

 Kepadatan tinggi uranium berarti bahwa ia juga menemukan menggunakan dalam keels
dari yacht dan sebagai counterweight untuk control permukaan pesawat serta untuk
perisai radiasi.

 Uranium memiliki titik lebur adalah 1.132 derajat celcius. Untuk symbol kimia uranium
ialah U.

3. Energi Nuklir

Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa
besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran bahan bakar
nuklir. Proses ini sangat berbeda dengan pembakaran kimia biasa yang umumnya sudah
dikenal, seperti pembakaran kayu, minyak dan batubara. Besar energi yang tersimpan (E)
di dalam inti atom adalah seperti dirumuskan dalam kesetaraan massa dan energi oleh
Albert Einstein :

E=mC

Dimana

m : massa bahan (kg)

C : kecepatan cahaya (3 x 108 m/s).


Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian massa inti dan keluar dalam
bentuk panas. Dilihat dari proses berlangsungnya, ada dua jenis reaksi nuklir, yaitu reaksi
nuklir berantai tak terkendali dan reaksi nuklir berantai terkendali. Reaksi nuklir tak
terkendali terjadi misal pada ledakan bom nuklir. Dalam peristiwa ini reaksi nuklir sengaja
tidak dikendalikan agar dihasilkan panas yang luar biasa besarnya sehingga ledakan bom
memiliki daya rusak yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang terjadi dapat dikendalikan
secara aman dan energi yang dibebaskan dari reaksi nuklir tersebut dapat dimanfaatkan,
maka manusia berusaha untuk membuat suatu sarana reaksi yang dikenal sebagai reaktor
nuklir. Jadi reaktor nuklir sebetulnya hanyalah tempat dimana reaksi nuklir berantai
terkendali dapat dilangsungkan. Reaksi berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat
berbeda dengan reaksi berantai pada ledakan bom nuklir.

4. Kegunaan Nuklir

Nuklir ini sendiri ternyata memiliki banyak kegunaan, nah berikut ini beberapa kegunaan nuklir
yang telah digunakan oleh negara-negara maju yang antara lain :

1). Sebagai Sumber Listrik Yang Hemat

Lebih dari 14% dari listrik dunia dihasilkan dari uranium dalam reactor nuklir. Jumlah ini lebih
dari 2500 miliar kwh setiap tahunnya. Ini berasal dari beberapa 440 reaktor nuklir dengan
kapasitas produksi total sekitar 377.000 megawatt ( MW ) yang beroperasi di 30 negara. Seperti
negara Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Finlandia, Perancis, Hungaria, Jepang, Korea Selatan,
Slovenia, Swedia, Swiss dan Ukraina semua mendapatkan 30% atau lebih dari listrik dari reactor
nuklir. Amerika Serikat memiliki lebih dari 100 operasi reaktor memasok 20% dari listrik.
Perancis mendapat tiga perempat dari listrik dari uranium.

2). Senjata Militer

Kedua uranium dan Plutoniumyang digunakan untuk membuat bom sebelum mereka menjadi
penting untuk membuat listrik dan radioisotope. Untuk jenis uranium dan plutonium untuk bom
berbeda dari yang dipembangkit listrik tenaga nuklir. Bom-grade uranium sangat diperkaya ( >
90% U-235, bukannya sampai dengan 5% ) bom-plutonium yang cukup murni Pu-239 ( > 90%
bukan 60% dalam reaktor-grade ) dan dibuat dalam reaktor khusus. Sejak tahun 1990-an karena
perlucutan senjata, banyak uranium militer menjadi tersedia untuk produksi listrik. Uranium
militer diencekan tentang 25:1 dengan uranium habis ( kebanyakan U-238 ) dari proses
pengayaan sebelum digunakan dalam pembangkit listrik. Plutonium militer mulai digunakan
sama dicampur dengan depleted uranium.

3). Radio Isotop

Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan makanan air dan kesehatan yang baik. Hari ini
isotop radioaktif memainkan peranan penting dalam teknologi. Didalam dunia kedokteran
radioisotop secara luas digunakan untuk diagnosis dan penelitian. Pelacak kimia radioaktif
memancarkan radiasi gamma yang menyediakan informasi diagnostic tentang seseorang anatomi
dan fungsi organ tertentu. Radio terapi juga menggunakan radioisotop dalam pengobatan
beberapa penyakit seperti kanker. Lebih kuat sumber gamma digunakan untuk mensterikan
jarum suntik, perban dan peralatan medis lainnya. Sekitar satu orang dalam dua
di dunia barat kemungkinan akan mengalami manfaat dari kedokteraan nuklir di
masa hidup mereka dan gamma peralatan sterilisasi hampir
universal. Dan masih banyak lagi kegunaan yang lainnya dari
radio isotop.

B. Bahan Bakar Nuklir

Bahan bakar nuklir adalah semua jenis material yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi nuklir, demikian bila dianalogikan dengan bahan bakar
kimia yang dibakar untuk menghasilkan energi. Hingga saat ini, bahan bakar nuklir yang umum
dipakai adalah unsur berat fissil yang dapat menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam reaktor
nuklir; Bahan bakar nuklir dapat juga berarti material atau objek fisik (sebagai contoh bundel
bahan bakar yang terdiri dari batang bahan bakar yang disusun oleh material bahan bakar, bisa
juga dicampur dengan material struktural, material moderator atau material pemantul (reflector)
neturon. Bahan bakar nuklir fissil yang sering digunakan adalah 235U dan 239Pu, dan kegiatan
yang berkaitan dengan penambangan, pemurnian, penggunaan dan pembuangan dari material-
material ini termasuk dalam siklus bahan bakar nuklir. Siklus bahan bakar nuklir penting adanya
karena terkait dengan PLTN dan senjata nuklir.

Tidak semua bahan bakar nuklir digunakan dalam reaksi fissi berantai. Sebagai contoh, 238Pu
dan beberapa unsur ringan lainnya digunakan untuk menghasilkan sejumlah daya nuklir melalui
proses peluruhan radioaktif dalam generator radiothermal, dan baterai atom. Isotop ringan seperti
3H (tritium) digunakan sebagai bahan bakar fussi nuklir. Bila melihat pada energi ikat pada
isotop tertentu, terdapat sejumlah energi yang bisa diperoleh dengan memfusikan unsur-unsur
dengan nomor atom lebih kecil dari besi, dan memfisikan unsur-unsur dengan nomor atom yang
lebih besar dari besi.

1.) Bahan bakar nuklir untuk reaksi fissi

a) Uranium ore - material dasar bahan bakar nuklir

b) Yellowcake - bentuk uranium guna dikirim ke pabrik pengkayaan uranium


c) 3 UF6 - uranium dalam pengkayaan

d) 4 Bahan bakar nuklir - berbentuk padat, secara kimia bersifat inert

Bahan bakar nuklir tradisional yang digunakan di USA dan beberapa negara yang tidak
melakukan mendaur ulang bahan bakar nuklir bekas mengikuti empat tahapan seperti yang
tampak dalam gambar di atas. Proses di atas berdasarkan siklus bahan bakar nuklir. Pertama,
uranium diperoleh dari pertambangan. Kedua, uranium di proses menjadi "yellow cake".
Langkah berikutnya bisa berupa mengubah "yellow cake" menjadi UF6 guna proses pengkayaan
dan kemudian diubah menjadi uranium dioksida, atau tanpa proses pengkayaan untuk kemudian
langsung ke tahap 4 sebagaimana yang terjadi untuk bahan bakar reaktor CANDU.

2.) Bentuk kimia umum dari bahan bakar nuklir

a. Bahan bakar oksida

Sebuah pelet plutonium bercahaya-panas yang adalah sumber listrik generator


termoelektrik radioisotop probe

Konduktivitas panas dari uranium dioksida sangat rendah, hal ini dipengaruhi oleh porositas and
proses pembakaran (burn-up). Burn-up menghasilkan produk fissi dalam bahan bakar (seperti
lantanida), penyisipan produk fissi seperti palladium, pembentukan gelembung gas fissi seperti
xenon dan kripton dan kerusakan bahan bakar akibat radiasi. Rendahnya konduktivitas panas
dapat berakibat pada pemanasan berlebih pada pusat pellet bahan bakar. Porositas berakibat pada
penurunan konduktivitas panas dan pengembangan bahan bakar ketika digunakan.

b. UOX

Uranium dioksida adalah padatan semikonduktor berwarna hitam. Bahan ini dapat dibuat
dengan mereaksikan uranil nitrat dengan "base" (amonia) untuk membentuk padatan (ammonium
uranat). Selanjutnya dipanaskan (calcined) untuk membentuk U3O8 yang dapat diubah dengan
memanaskannya dalam campuran argon / hidrogen dengan suhu (700 oC) untuk membentuk
UO2. UO2 kemudian dicampur dengan pengikat organik
dan ditekan menjadi pellet. Pellet ini kemudian di bakar dalam
suhu yang jauh lebih tinggi (dalam H2/Ar) kemudian
menjalani proses sintering guna menghasilkan padatan dengan sedikit pori.

Konduktivitas panas uranium dioksida tergolong rendah bila dibandingkan dengan metal
zirconium, dan terus terus menurun seiring dengan naiknya suhu.
c. MOX

Mixed oxide, atau Bahan bakar MOX, adalah campuran dari plutonium dan uranium alam atau
uranium depleted yang bersifat serupa (meskipun tidak persis sama) dengan uranium dengan
pengkayaan yang digunakan dalam sebagian besar reaktor nuklir. Bahan bakar MOX adalah
bahan bakar alternatif dari bahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah yang digunakan
dalam reaktor air ringan (light water reactor) yang mendominasi jenis PLTN.

Beberapa keprihatinan telah disampaikan berkaitan dengan penggunaan MOX, bahwa


penggunaan MOX akan menimbulkan masalah pembuangan limbah baru, meskipun MOX itu
sendiri merupakan salah satu cara penanganan kelebihan produksi plutonium

d. Bahan bakar TRIGA aman secara inheren. Semakin tinggi temperatur bahan bakar maka
semakin tinggi pula tampang lintang (ukuran penyerapan neutron) hidrogen yang ada dalam
bahan bakar, sehingga semakin banyak neutron yang hilang akibat serapan ini dan semakin
sedikit yang dithermalkan. Sebagian besar teras (core) reaktor jenis ini mempunyai tingkat
kebocoran yang tinggi dimana neutron bocor tersebut digunakan untuk penelitian.

Bahan bakar TRIGA di gunanakan di reaktor-reaktor TRIGA (Training, Research, Isotopes, General
Atomics). Bahan bakar TRIGA tersusun dari matriks uranium zirconium hidrida. Bahan bakar jenis ini

3.) Bentuk kimia bahan bakar nuklir yang jarang digunakan

1. Bahan bakar keramik

a. Uranium nitrida

Bahan bakar jenis ini sering menjadi pilihan reaktor yang didesain oleh NASA. Uranium nitrida
mempunyai konduktivitas panas yang lebih baik daripada UO2 dan mempunyai titik lebur yang
sangat tinggi. Kekurangan bahan bakar ini adalah bahwa nitrogen yang digunakan, 15N
(bukannya 14N yang lebih berlimpah jumlahnya), akan menghasilkan 14C dari reaksi pn. Karena
nitrogen yang digunakan pada bahan bakar ini sangat mahal harganya, bahan bakar ini dapat
didaur ulang dengan metode pyro untuk mendapatkan 15N kembali.

b. Uranium karbida

Ini adalah bahan bakar nuklir lainnya yang mempunyai konduktivitas panas yang lebih baik
daripada uranium oksida.

2. Bahan bakar cair

a. Larutan garam anhydrous

Bahan bakar jenis ini dilarutkan dalan pendingin reaktor dan biasa digunakan dalam reaktor
molten salt percobaan dan sejumlah reaktor percobaan dengan bahan bakar cair lainnya. Bahan
bakar cair ini tersusun dari LiF-BeF2-ThF4-UF4 (72-16-12-0.4 mol%), yang mempunyai titik
temperatur operasi maksimum 705 °C pada saat percobaan, tapi sebenarnya bisa lebih tinggi lagi
karena titik didihnya lebih dari 1400 °C.

b. Larutan garam uranyl

Reaktor homogen cair menggunakan uranyl sulfate atau garam uranium lainnya dalam air.
Reaktor homogen tidak pernah digunakan sebagai reaktor pembangkit daya skala besar. Salah
satu kekurangan reaktor ini adalah bentuk bahan bakarnya yang cair, mudah menyebar bila
terjadi kecelakaan.

C. Kelebiham dan kekurangan Nuklir

1. Kelebihan nuklir

 Bahan bakarnya tidak mahal, mudah untuk dipindahkan (dengan system keamanan
yang ketat).

 Energi yang dihasilkan sangat tinggi, dan tidak mempunyai efek rumah kaca dan
hujan asam.

 menghasilkan bahan-bahan sisa padat lebih sedikit.

 cadangan simber bahan bakar nuklir melimpah.

 penyediaan bahan bakarnya memerlukan penambangan yang lebih sedikit.

 Tidak mencemarkan udara. PLTN tidak menghasilkan karbondioksida,


sulfurdioksida, nitrogen oksida, tidak seperti energi lainnya seperti batu bara, gas, dan
minyak bumi yang menghasilkan produk sisa. Semua produk sisa ini tidak hanya
berbahaya bagi manusia, tapi juga bagi lingkungan.

 lebih ekonomis.Energi Nuklir adalah energi yang murah untuk dihasilkan, ini
membuatnya menjadi energi alternatif yang luar biasa. Bisa dibayangkan, satu gram
uranium saja mampu menghasilkan energi listrik yang setara dengan satu ton batu
bara. Mungkin biaya yang relatif mahal dalam energi nuklir adalah dalam hal
konstruksi dari PLTN. Namun ketika PLTN sudah dibangun maka dapat dirasakan
bahwa ternyata PLTN merupakan pembangkit listrik yang paling ekonomis. Ini
dikarenakan biaya pengoperasian dan bahan bakarnya jauh lebih murah dibandingkan
dengan biaya sumber energi lainnya.
2. Kelemahan nuklir

 Butuh biaya yang besar untuk sistem penyimpanannya, disebabkan dari bahaya radiasi
energi nuklir itu sendiri. Masalah kepemilikan energi nuklir, disebabkan karena
bahayanya nuklir sebagai senjata pemusnah massal dan produk buangannya yang sangat
radioaktif.

 Menghasilkan bahan sisa radioaktif yang berumur sangat panjang sehingga harus
disimpan dan diamankan untuk jangka waktu yang sangat lama.

 Dapat melepaskan bahan-bahan radioaktif. Perlu ditambahkan bahwa pelepasannya


adalah sedemikian rendahnya sehingga tidak begitu berarti apabila dibandingkan dengan
latar belakang radiasi yang sudah ada dalam alam. Pelepasan bahan-bahan radioaktif dari
suatu Pusat Listrik Tenaga Batu-bara yang berasal dari radio-aktivitas alam dalam batu
bara dapat melebihi pelepasan radioaktif dari Pusat Listrik Tenaga Nuklir.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahan Nuklir. Bahan nuklir sering dipakai sebagai bahan bakar reaktor nuklir. Reaktor nuklir
adalah pesawat yang mengandung bahan-bahan nuklir yang dapat membelah, yang disusun
sedemikian sehingga suatu reaksi berantai dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi terkendali.

Dengan sendirinya syarat agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar nuklir
adalah bahan yang dapat mengadakan fisi (pembelahan atom). Dalam reaktor nuklir digunakan
bahan bakar uranium 235, plutonium-239, uranium-233.

1. Bahan Nuklir sering di pakai sebagai bahan bakar reaktor nuklir.

2. Reaktor nuklir adalah pesawat yg mengandung bahan bakar nuklir yg dapat membelah,
yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi berantai dapat berjalan dalam keadaan
dan kondisi terkendali.

3. syarat agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar nuklir adalah bahan yg
dapat mengadakan fisik (pembelahan atom).

4. Dalam reaktor nuklir digunakan bahan bakar uranium 235, plutonium-239, uranium-233

B. Saran

1) Pengembangan PLTN sangat penting bagi kemajuan ekonomi Negara


2) Sebaiknya PLTN di kembangkan di Indonesia sesuai keperluan
3) Oleh karena itu, pengembangan PLTN di Indonesia mampu disokong oleh pemerintah

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_nuklir

https://rahmadhanimulvia.wordpress.com/fisika/manfaat-teknologi-nuklir/

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-nuklir-beserta-bahan-pembuatnya-dan-
kegunaannya/#Posting_terkait

http://zackypedia.blogspot.com/2011/03/kentungan-dan-kerugian-nuklir_16.html?m=1)

Anda mungkin juga menyukai