Anda di halaman 1dari 10

ETIKA PROFESI

DAN HUKUM
KESEHATAN
kelompok 8

Dosen Pengampu
Andi Sri Dewi Anggraeni. M, S.Pd., M.Biomed
Daftar Anggota
Nur Fadillah Tambunan Amaliyah Rahmadhani Fadlan Firmannyah
230306500001 230306501011 23030502004
HUKUM PROFESI
Hukum merupakan aturan tertulis yang
mengatur perilaku dan tindakan
individu dalam masyarakat. Dalam
kehidupan profesi, hukum berperan
untuk:

Melindungi hak-hak dan kewajiban


profesional dan klien.
Menciptakan standar minimum
perilaku profesional.
Menyediakan kerangka kerja untuk
menyelesaikan perselisihan antara
profesional dan klien
ETIKA PROFESI
Etika adalah norma dan nilai yang
mengatur perilaku individu
berdasarkan moralitas. Dalam
kehidupan profesi, etika berperan
untuk:

Memandu profesional dalam


membuat keputusan yang
tepat.
Menjaga kepercayaan publik
terhadap profesi.
Meningkatkan kualitas layanan
profesional.
contoh Penerapan Hukum dan Etika Profesi
Contoh penerapan hukum dalam kehidupan profesi:

Seorang dokter wajib merahasiakan informasi pasiennya.


Seorang pengacara tidak boleh berbohong kepada hakim.
Seorang akuntan harus menyusun laporan keuangan yang akurat.

Contoh penerapan etika dalam kehidupan profesi:

Seorang jurnalis harus selalu objektif dalam menyampaikan berita.


Seorang guru harus adil dalam memperlakukan semua muridnya.
Seorang politisi harus bertindak dengan integritas.
Penerapan Hukum dan etika profesi Fisioterapi
Fisioterapis, sebagai tenaga kesehatan profesional, memiliki tanggung jawab untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas, bermartabat, dan adil bagi pasien. Untuk itu, fisioterapis perlu
memahami dan menerapkan hukum dan etika profesi dalam menjalankan tugasnya.

Hukum yang Berkaitan dengan Fisioterapi Di Indonesia, terdapat beberapa hukum yang
mengatur praktik fisioterapi, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelayanan Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 376 Tahun 2007 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 778/Menkes/SK/VIII/2008 tentang Pedoman Pelayanan
Fisioterapis di Sarana Kesehatan
Hukum-hukum tersebut mengatur berbagai aspek praktik fisioterapi, termasuk:
Ruang lingkup praktik fisioterapi
Persyaratan pendidikan dan pelatihan fisioterapis
Standar pelayanan fisioterapi
Hak dan kewajiban pasien dan fisioterapis
Selain hukum, fisioterapis juga perlu mematuhi etika profesi. Etika profesi fisioterapis dirumuskan
dalam Kode Etik Fisioterapi Indonesia. Kode etik tersebut memuat prinsip-prinsip dasar yang harus
dipegang teguh oleh fisioterapis dalam menjalankan tugasnya, antara lain:

1. Menjunjung tinggi martabat manusia


2. Memberikan pelayanan dengan penuh tanggung jawab
3. Menjaga kerahasiaan pasien
4. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya
5. Penerapan Hukum dan Etika Profesi Fisioterapis dalam Praktik

Berikut adalah beberapa contoh penerapan hukum dan etika profesi fisioterapis dalam praktik:
Fisioterapis hanya boleh memberikan pelayanan kepada pasien yang memiliki rujukan dari
dokter. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelayanan
Kesehatan.
Fisioterapis harus menjelaskan kepada pasien tentang tujuan, manfaat, dan risiko dari setiap
tindakan fisioterapi. Hal ini sesuai dengan prinsip informed consent dalam etika profesi.
Fisioterapis harus menjaga kerahasiaan informasi pasien. Hal ini sesuai dengan prinsip
kerahasiaan dalam etika profesi.
Fisioterapis harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien. Hal ini sesuai dengan prinsip kolaborasi dalam etika
profesi.
Ada Pertanyaan?
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penerapan hukum dan etika dalam profesi bidang kesehatan adalah
pentingnya menjaga standar etika dan kepatuhan hukum dalam setiap tindakan dan
keputusan yang diambil oleh para profesional kesehatan. Hal ini tidak hanya untuk
melindungi kepentingan pasien dan masyarakat, tetapi juga untuk memastikan
kualitas pelayanan kesehatan yang baik dan aman.

Dengan mematuhi hukum dan etika, para profesional kesehatan dapat memastikan
bahwa mereka memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan,
menjaga kerahasiaan informasi pasien, menghormati hak pasien, dan bertindak
dengan integritas dan profesionalisme. Selain itu, penerapan hukum dan etika juga
membantu melindungi para profesional kesehatan dari konsekuensi hukum yang
merugikan dan mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap profesi
kesehatan secara keseluruhan.

Dengan demikian, penerapan hukum dan etika dalam profesi bidang kesehatan
sangat penting untuk menjaga kualitas pelayanan kesehatan, melindungi
kepentingan pasien, dan membangun hubungan yang baik antara para profesional
kesehatan, pasien, dan masyarakat.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai