Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 12

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA ILMU


PENGETAHUAN DI INDONESIA DAN SEBAGAI
GENETIVUS OBJEKTIVUS DAN GENETIVUS SUBJEKTIF
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hery Tahir, S.H., M.H
Fediyatun Muntazarah, S.Pd., M.Pd
Nama Kelompok
Nurul Muthmainnah (230306501027)
Putri Awalia Ramadhani (230306501051)
Dhini Damaiyanti (230306500030)
Nur Annisa Aulia Rahman (230306501028)
Rifdah Nadiyyah Idris (230306502018)
Muhammmad Abrar Tri Julianto (230306502037)
Syellomiela Jenica Monsangi (230306500031)
Triananta Ada’ Pakadang (230306501009)
Pancasila Sebagai Paradigma
Ilmu Pengetahuan
Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan adalah aktualisasi pancasila di bidang keilmuan selain sebagai
panduan etik pengembangan ilmu. Menurut KBBI, istilah paradigma berarti daftar semua bentukan dari sebuah
kata yang memperlihatkan konjungsi dan deklinasi kata tersebut; model dalam teori ilmu pengetahuan; dan
kerangka berfikir.

Paradigma sebagai etimologi diartikan sebagai model teori ilmu pengetahuan atau kerangka berfikir. Secara
terminologi diartikan sebagai pandangan mendasar para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok permasalahan
yang senantiasa di pelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma juga dijadikan sebagai alat bantu para
ilmuan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, dijawab, dan aturan-atruan yang harus dijalankan dalam
mengetahui persoalan tersebut.
Pancasila Sebagai Paradigma
Ilmu Pengetahuan
Paradigma keilmuan sebagai contoh, model, atau pola berfikir misalnya merupaan hasil kesepakatan dan
komunikasi keilmuan yang berdasarkan pada kode etik dan tradisi keilmuan. Hasil kesepakatan yang telah
menjadi paradigma ini sebagian telah menjadi kerangka berfikir, cara pandang, dan prosedur kerja dari
keilmuan yang sama.

Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka acuan
berfikir, pola acuan berfikir dan sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka kerja, dan sekaligus
kerangka arah/tujuan bagi ‘yang menyandangnya’. Maksud dari ‘menyandangnya’ adalah: (1) perkembangan
ilmu pengetahuan;
(2) perkembangan hukum; (3) supermasi hukum dalam perspektif pengembangan HAM;
(4) perkembangan sosial politik; (5) perkembangann ekonomi; (6) perkembangan kebudayaan bangsa; (7)
perkembangan pertahanan.
Dasar dan Arah Peran Paradigma dari
Nilai Pancasila
1. Aspek ontologi, bahwa hakikat ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aktivitas manusia
yang tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan
kenyataan. Ilmu pengetahuan harus dipandang secara utuh dalam dimensinya sebagai:

a. masyarakat, menunjukkan adanya suatu academic community yang dalam hidup keseharian

1.
para warganya untuk terus menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
b. proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang melalui abstraksi, spekulasi,
imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, komparasi dan eksplorasi, serta mencari dan
menemukan kebenaran dan kenyataan.
c. produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses yang berwujud karya-karya ilmiah beserta
implikasinya yang berwujud fisik ataupun nonfisik.
Dasar dan Arah Peran Paradigma dari
Nilai Pancasila

2. Aspek epistemologi, bahwa Pancasila dengan nilai-nilai yang

2. terkandung di dalamnya dijadikan metode berpikir.

3. Aspek aksiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila


sebagai metode berpikir, maka kemanfaatan dan efek pengembangan ilmu pengetahuan secara

3. negatif tidak bertentangan dengan ideal dari Pancasila dan secara positif mendukung atau
mewujudkan nilai-nilai ideal Pancasila.
Pancasila Sebagai Genetivus Objectivus

Pancasila merupakan genetivus objectivus berarti Pancasila berkedudukan sebagai objek yang dapat dikaji secara ilmiah dengan
menggunakan kerangka berpikir teoretis barat. Koento Wibisono (Mustafa Kamal Pasha, 2002) menyatakan bahwa bidang filsafat
Pancasila dapat dibedakan menjadi dua, yakni filsafat Pancasila sebagai genetivus objectivus dan filsafat Pancasila sebagai
genetivus subjectivus. Sebagai genetivus objectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan objek material dalam telaah filsafati.
Nilai-nilai Pancasila bisa dikaji secara teoretis akademik menurut sudut pandang aliran- aliran filsafat tertentu. Misalnya, nilai-nilai
Pancasila dikaji dari sudut pandang filsafat pragmatisme, eksistensialisme, fenomenologis, dan lain-lain. Pemikiran ini bisa
menghasilkan keragaman pendapat karena menggunakan perspektif filsafat yang berbeda-beda.
Pancasila Sebagai Genetivus Subjectivus

Pancasila sebagai genetivus subjectivus, Pancasila dijadikan subjek yang mengkaji dan menguji berbagai aliran
filsafat yang lain. Pancasila dijadikan pisau analisis, pokok pangkal, dan sudut pandang untuk mencari jawaban
atas masalah-masalah fundamental, seperti masalah hubungan manusia dengan Tuhan, dengan alam, dan dengan
diri sendiri. Contoh dari metode ini adalah apa yang dilakukan oleh Notonagoro dalam menelaah hukum
Indonesia berdasar filsafat Pancasila, pemikiran Mubyarto dalam menelaah ekonomi Indonesia menurut
perspektif Pancasila, dan pemikiran Mohammad Noer Syam dalam menelaah pendidikan Indonesia melalui
perspektif Pancasila.
Kaitan Dasar Pancasila dengan Ilmu
Pengetahuan
Merujuk pada pendapat Sri Soeprapto (2010), dasar ontologis Pancasila adalah pengetahuan rasional yang realistis,
yaitu pengertian yang ideal bersifat abstrak umum universal. Dasar ontologis Pancasila dapat menjadi sumber bahan dan
nilai untuk menentukan dasar epistemologis dan aksiologis pengetahuan ilmiah tentang bidang-bidang kehidupan
berbangsa dan bernegara tersebut. Pengetahuan Pancasila yang substansial akan mampu menjadi dasar aksiologis
pengembangan ilmu pengetahuan.
Dasar epistemologis Pancasila yang merupakan kesinambungan dengan dasar ontologis Pancasila adalah pengetahuan
substansial yang rasional realistis tersebut akan mampu menjadi dasar untuk menghindarkan diri dari jenis-jenis
pengetahuan ilmiah tentang bidang-bidang kehidupan yang empiris dan pragmatis.
Dasar aksiologis Pancasila berguna untuk menghindarkan diri dari pengetahuan ilmiah tentang kehidupan berbangsa dan
bernegara yang cenderung menganggap bahwa pengetahuan semata-mata berdasarkan pengalaman serta ilmu yang pasti
(positivistis) dan pragmatis.
Ada Pertanyaan?
KESIMPUL
AN
Berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya dapat dikemukakan beberapa simpulan perihal Pancasila dan
kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Bahwa Pancasila dapat memberikan dasar-dasar baik ontologi, epistemologi,
dan aksiologi ilmu pengetahuan di Indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia. Pengertian dasar nilai menggambarkan Pancasila suatu sumber orientasi dan arah
pengembangan ilmu. Dalam konteks Pancasila sebagai dasar nilai mengandung dimensi ontologis berarti ilmu
pengetahuan sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal titik henti. Dalam dimensi
epistemologis, nilai-nilai Pancasila dijadikan pisau analisis/metode berpikir dan tolok ukur kebenaran, misal
dengan pendekatan gotong royong. Dalam dimensi aksiologis, ada nilai-nilai imperatif dalam mengembangkan
ilmu yakni sila-sila Pancasila sebagai satu keutuhan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai