Anda di halaman 1dari 1

2.

Komentar, kritik dan saran terhadap kode etik kedokteran gigi :


Profesi Kedokteran Gigi Indonesia mempunyai tujuan mulia yang perlu memiliki
kode etik yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta
didasarkan pada asas etika (Bioetika) yang meliputi: Berbuat baik (beneficence), Tidak
merugikan (non maleficence), Menghargai otonomi pasien (autonomy), Berlaku adil (justice),
dan Kejujuran (veracity).
Etik Kedokteran Gigi Indonesia wajib dihayati dan diamalkan oleh setiap Dokter Gigi
di Indonesia. Pengingkaran terhadapnya akan menyebabkan kerugian baik bagi masyarakat
maupun bagi dokter gigi sendiri. Akibat yang paling tidak dikehendaki adalah rusaknya
martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran gigi yang harus dijaga bersama. Oleh karena itu
semua dokter gigi di Indonesia bersepakat, bagi dokter gigi yang melanggar Kode Etik wajib
ditindak dan diberi sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya.
Dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran memiliki kewajiban
untuk memberikan pelayan kesehatan sesuai dengan prosedur operasional dan informasi yang
lengkap dan jujur kepada pasiennya agar supaya semua tindakan dan pekerjaan dokter atau
dokter gigi dapat diptertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Apabila terjadi pelanggaran disiplin dalam praktik kedokteran oleh dokter atau
dokter gigi tentunya dapat menyebabkan kerugian bagi pasien, sehingga pasien dapat
mengadukan pelanggaran disiplin atas tata cara pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter atau dokter gigi. Hal ini diatur dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran sebagai upaya hukum untuk melindungi hak-hak
pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
Untuk mencegah terjadinya pelanggaran disiplin dokter atau dokter gigi maka
diperlukan upaya pembinaan dan pengawasan praktik kedokteran melalui pemerintah pusat,
Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintah daerah, organisasi profesi membina agar praktik
kedokteran dilakukan sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing. Pembinaan dan
pengawasan diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan dokter
dan dokter gigi dan melindungi masyarakat atas tindakan pelanggaran disiplin oleh dokter
dan dokter gigi; dan memberikan kepastian hokum bagi masyarakat mengenai adanya
perlindungan terhadap hak-hak di bidang kesehatan.
Pemberlakuan sanksi hukum atas pelanggaran disipilin dokter atau dokter gigi oleh
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia perlu dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku apabila dokter atau dokter gigi terbukti bersalah
melanggar disiplin. Hal ini dapat dapat membantu untuk mencegah terjadinya kembali
pelanggaran disiplin dan bagi dokter atau dokter gigi yang terbukti bersalah akan jera untuk
melakukan perbuatannya kembali.
Dengan adanya student project etik penelitian ini baik mahasiswa program studi
pendidikan dokter gigi maupun dokter atau dokter gigi dapat memahami segala peraturan
yang terdapat di dalam etika penelitian serta dapat mengetahui hal yang harus diperhatikan
dalam etika penelitian, mengetahui tentang research misconduct dan peran komite etik
sebagai badan pengawas penelitian.

Anda mungkin juga menyukai