Anda di halaman 1dari 2

Pendapat saya :

Bukan suatu kebetulan jika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
sampai berkunjung ke salah satu SPBU dan mengecek toiletnya. Menurut saya, besar
kemungkinannya beliau memperoleh laporan dari masyarakat yang resah dengan
fasilitas toilet berbayar yang selama ini terjadi. Dan saya yakin, bapak Erick Thohir pun
mendapat keluhan dari masyarakat melalui media sosialnya. Karena tidak sedikit juga
dari pejabat kita yang menggunakan media sosial untuk mensosialisaikan kebijakan,
mempublikasikan kegiatan dan memberikan himbauan kepada masyarakatnya.

Laporan terbaru dari agensi marketing We Are Social dan platform manajemen media
sosial Hootsuite mengungkap bahwa lebih dari separuh penduduk di Indonesia telah
"melek" alias aktif menggunakan media sosial pada Januari 2021. Dalam laporan
berjudul “Digital 2021: The Latest Insights Into The State of Digital” itu, disebutkan
bahwa dari total 274,9 juta penduduk di Indonesia, 170 juta di antaranya telah
menggunakan media sosial. Dengan demikian, angka penetrasinya sekitar 61,8 persen.
Angka pengguna aktif media sosial di Indonesia tersebut tumbuh sebesar 10 juta atau
sekitar 6,3 persen dibandingkan bulan Januari 2020. Dalam periode yang sama,
pengguna internet di Indonesia tumbuh 27 juta atau 15,5 persen menjadi 202,6 juta (We
Are Social & Hootsuite, 2020)

Media sosial memegang peranan penting bagi komunitas untuk berpartisipasi dengan
benar melalui berkontribusi dan berkomentar secara publik untuk berbagi informasi dan
merespon secara cepat secara online. Jejaring sosial seperti instagram, facebook
seringkali terutama terkait dengan masalah sosial. Namun kini banyak yang mulai
menyentuh rana kekuatan politik dan kekuasaan nasional. Perkembangan teknologi
komunikasi berdampak positif pada sistem politik. Padahal, kemajuan komunikasi email
digital akan menciptakan semangat baru berdemokrasi (Muhammad, Khaidir and Nora
Eka Putri, 2020).

Kemudian lewat akun media sosialnya juga bapak Erick Thohir mengunggah foto/video
dan tentu saja caption yang menjelaskan soal kejadian ini lalu meminta seluruh SPBU
milik BUMN ataupun swasta yang bermitra dengan Pertamina agar menggratiskan
fasilitas toilet. Tapi kebijakan beliau tidak berhenti pada sebatas caption di akun media
sosialnya. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi menetapkan
ketentuan larangan pungutan biaya bagi masyarakat yang menggunakan fasilitas
umum milik BUMN. Ketentuan tersebut diterbitkan dalam Surat Edaran (SE) Nomor SE-
16/MBUT11/2021 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Fasilitas Umum dan Fasilitas
Sosial BUMN. SE tersebut diterbitkan pads 24 November 2021. Dalam SE tersebut,
Erick menjelaskan pemberian layanan BUMN yang di dalamnya terdapat fasilitas umum
dan fasilitas sosial, ,senantiasa dilakukan perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan
yang memadai sehingga memberikan dampak timbal dan tidak membebani masyarakat
yang menggunakannya. "Tidak dipungut biaya bagi masyarakat pengguna," bunyi SE
tersebut. Tak hanya itu, Erick juga meminta agar dewan komisaris dan dewan
pengawas BUMN untuk mengawasi pelaksanaan penyediaan fasilitas umum dan
fasilitas sosial yang berada di dalam usaha BUMN. Media sosial bias dipastikan
mempunyai efek yang berperan penting dalam kebijakan public yang dibuat oleh bapak
Erick Thohir, tetapi surat edaran yang dikeluarkan oleh kementrian BUMN juga sangat
diperlukan untuk mengesahkan kebijakan tersebut. Setelah SE diterbitkan Pertamina
memastikan fasilitas umum tersebut dapat digunakan secara gratis, bahkan Pertamina
berterima kasih atas masukan dari Pak Menteri dan masyarakat untuk membuat
Pertamina lebih baik.

Referensi :

We Are Social & Hootsuite (2020) ‘Indonesia Digital report 2020’, Global Digital Insights,
p. 43.

Muhammad, F., Khaidir, A. and Nora Eka Putri (2020) ‘Partisipasi Media Sosial untuk
Mempengaruhi Kebijakan Publik Pemerintah Kota Padang’, Mahasiswa Ilmu
Administrasi Publik, 1(4), pp. 49–57.

Anda mungkin juga menyukai