Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AKEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM RENTANG SEHAT SAKIT

OLEH

NAMA: ADE JIHAN FARIDA A SIPI

NPM: 1420118105

Semester: V

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIkes)

Maluku Husada

Ambon

2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segalah rahmat serta karunia-NYA, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Keperawatan komunitas” .

Dalam menyusun makalah ini saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaiki di masa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi saya serta bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan komunitas.

Ambon, 13 januari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………………………………..

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Bab I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………………..

1.2 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………………………………………………….

BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………………………………………………………………………….

2.1 Konsep Dasar Asuhan keperawatan komunitas dalam rentang sehat sakit…………………………….

2.1.1 Tujuan dan Sasaran keperawatan komunitas………………………………………………………………………

2.1.2 Strategi keperawatan komunitas (berikan contoh pada setiap starategi pelayanan
keperawatan komunitas )………………………………………….………………………………………………………..

2.1.3 Intervensi pelayanan keperawatan komunitas (Promotif,Preventif,Kuratif,Kolaboratif)


( berikan contoh pada setiap intervensi)
………………………………………………………………………………………………….

2.1.4 Implementasi pelayanan keperawtan komunitas (Primer,Sekunder,Tersiar)( berikan contoh


pada setiap intervensi)………………………………………………………………………………………………………….

2.1.5 focus pelayanan Keperawatan Komunitas………………………………………………………………………….

2.2 Konsep Rentang sehat sakit……………………………………………………………………………………………………….

2.2.1 Paradigma kesehatan (gambarkan dalam bentuk bagan)…………………………………………………

2.2.2 Konsep sehat……………………………………………………………………………………………………………………

2.2.3 Konsep sakit……………………………………………………………………………………………………………………

2.2.4 Indikator dan karakteristik sehat……………………………………………………………………………………

2.2.5 Prilaku hidup sehat………………………………………………………………………………………………………

2.3 Standar praktek dalam keperawatan komunitas (sesuai materi saya,silakan di jelaskan dengan
bahasa sendiri perstandar dan memberkan contoh sederhana pada setiap standar)………….

3
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Standar praktek dalam keperawatan komunitas (sesuai materi saya,silakan di jelaskan dengan
bahasa sendiri perstandar dan memberikan contoh sederhana pada setiap standar)

3.2 Masalah Kesehatan Komunitas Yang terjadi pada setiap standar

3.3 Kelamahan yang sering di temui pada setiap standar

3.4 Kelebihan/keunggulan pada setiap standar(poin 3,2-3,4 menggunakan nalar masing2 individu)

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………………………………………………..

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………..

4.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………………

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia, disamping juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Oleh karena itu kesehatan
perlu dipelihara dan ditingkatkan serta dilindungi dari ancaman yang merugikan. Derajat kesehatan
dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Faktor lingkungan termasuk keadaan pemukiman atau perumahan, tempat kerja, sekolah, tempat
umum, air, udara, tekhnologi, keadaan social, pendidikan dan ekonomi, sedangkan perilaku
tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti pola makan, kebersihan keluarga dan gaya hidup.
Pelayanan kesehatan mencakup sarana kesehatan, program kesehatan, dan tenaga kesehatan
(Mubarak, 2005).

Salah satu pelayanan kesehatan yang memberikan konstribusi penting dalam peningkatan
derajat kesehatan adalah keperawatan yang berwenang memberikan asuhan keperawatan pada
komunitas. Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga diperlukan suatu
kerja sama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat serta peran serta masyarakat dalam melakukan upaya preventif,
promotif dan mempertahankan kesehatanya. Praktik dilaksanakan secara komprehensif dan umum,
tidak hanya terbatas pada usia kelompok tertentu atau diagnosa tertentu. Tanggung jawab yang
dominan adalah terhadap komunitas secara keseluruhan dan pelayanan deberikan secara langsung,
berkelanjutan dan tidak episodik yang ditujukan kepada individu, keluarga dan kelompok maupun
masyarakat (Mahyuddin, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat dengan pendekatan pada resiko tinggi
melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak kuratif dan rehabillatif. Sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah dengan pengkajian, analisis data dan diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam perawatan kesehatan masyarakat keterlibatan kader
kesehatan, tokoh-tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam tahap pelayanan
keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat benar-benar mampu dan
mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan (Anderson & Mc
Farlane, 2000).

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan


masyarakat melalui upaya, pertama pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas, kedua perhatian langsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat (Health General community) dan mempertimbangkan bagaimana
masalah atau issue kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Dan selanjutnya secara spesifik diharapkan : individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

5
mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami, menetapkan
masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut, merumuskan serta memecahkan,
menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi, mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah
yang mereka hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (Mubarak, 2005).

1.1.2. Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui konsep keperawatan komunitas.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Rentang Sehat Sakit

Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)


1. Sasaran Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut,
penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare,
ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif.
2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan
(vulnerable group) atau resiko tinggi (high risk group), dengan prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (puskesmas dan
jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai
masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan
reproduksi, penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan priritas serta
belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
d. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu
institusi.
Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Posyandu,
Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita
penyakit tertentu, Kelompok pekerja informal.
Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga
pemasyarakatan (lapas).
3. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi terhadap
timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada :
a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan daerah lain.
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain.
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah Dri daerah lain.
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah, dll)
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya.
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografis sulit antara lain daerah terpencil,
daerah perbatasan.
e. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah
transmigrasi.

7
2.1.1.2. Strategi Keperawatan komunitas

Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu digunakan strategi


sebagai berikut :

a. Locality Development: yang menekankan pada pran serta masyarakat dan masyarakat
terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
b. Social planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan
birokrasi.
c. Social Action; adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau program
yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar. Sedangkan dalam
melaksanaan program pelayanan keperawatan kesehatan komunitas perlu juga diberi
strategi:
1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola perawatan
kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas melalui kegiatan penataran.
2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui kegiatan temu
karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun puskesmas.
3) Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan melalui
pendidikan kesehatan pada keluarga, memberikan bimbingan teknis dalam bidang
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.
4) Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.
5) Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat dipengaruhi
oleh 4 faktor:
a) Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga dimana ia
tumbuh dan berkembang. Faktor ini mencakup lingkungan, fisik, sosial budaya
dan biologi.
b) Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam masyarakat,
maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.
c) Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik sebagai
upaya profesional maupun sebagai upaya pelayanan swadaya masyarakat dan
atau keluarga sendiri.
d) Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga.
2.1.1.3. Intervensi pelayanan keperawatan komunitas (Promotif, Preventif, Kuratif, Kolaboratif)
a) Upaya promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan jalan memberikan :
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
2. Peningkatan gizi.
3. Pemeliharaan kesehatan perseorangan.
4. Pemeliharan kesehatan lingkungan.
5. Olahraga secara teratur.
6. Rekreasi.
7. Pendidikan seks.

8
Contohnya: pemberikan penyuluhan dan diadakan di suatu desa yang mempunyai resiko
terjangkitnya penyakit tersebut.

b) Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :
1. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil.Pemeriksaan kesehatan secara
berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah.
2. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun dirumah.
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

Contohnya: di suatu desa pendapatkan penyakit demam berdarah, pencegahan suatu


penyakit demam berdarah ialah upaya preventif demam berdarah lain seperti fogging
dan vaksinasi masih belum dilakukan.

c) Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan :
1. Perawatan orang sakit dirumah (Home Nursing). Perawatan orang sakit sebagai
tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit.
2. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
3. Perawatan paudara.
4. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

Contohnya: merujuk pasien kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

d) Collaboratif
Perawat dapat berkolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan dari lembaga berbasis
masyarakat dan kelompok masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan. Dalam
melakukan peranannya di masyarakat perawat haus belajar untuk bermitra dengan
lembaga lain diluar sistem perawatan kesehatan, misalnya pendidikan, perumahan dan
lapangan kerja.
Contohnya: perawat berkolaborasi dengan dokter untuk memperian obat analgenik

.1.4. Implementasi Pelayanan Keperawatan Komunitas (Primer, Sekunder, Tersier)


a. Primer
Peran Perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting dalam upaya
pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat.
Contohnya: gizi buruk pada suatu desa implementasi primer dari kasus tersebut ialah
memberikan pendidikan kesehatan,memberikan kampanye gizi, membentuk kelp masy
peduli gizi,lomba menyusun menu sehat dan serta melakukan,prog pemanfaatan lahan
perkarangan

9
b. Sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya penyakit pada
kelompok resiko, diagnosis dan penanganan segera yang dapat dilakukan oleh perawat.
Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga segera dapat
dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder adalah mengendalikan
perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan lebh lanjut.
Contohnya: memberikan pemantauan status gizi balita, skrining balita gizi buruk,dan
mempentuk peer group kelg balita gizi buruk
c. Tersier
Bertujuan untuk mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat
meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus
utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat
akibat penyakitdan luka, sehingga dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi secara
fisik, sosial, emosional.
Contohnya: merujuk balita gizi buruk ke yankes dan direct care balita gizi buruk pasca
rawat RS.

2.1.1.5. Fokus Pelayanan Keperawatan Komunitas


Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan dan kesehatan komunitas dapat diberikan
secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan, yaitu :
1. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang mempunyai
pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
2. Di rumah perawat “Home Care” memberikan pelayanan secara langsung pada keluarga
dirumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran Home Care dapat
meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggoa keluarga yang mempunyai resiko
tinggi masalah kesehatan.
3. Di sekolah perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care) diberbagai
institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi, guru dan karyawan).
Perawat sekolah melaksanakan program screening kesehatan, mempertahankan
kesehatan, dan pendidikan kesehatan.
4. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan langsung dengan
kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, home industri/industri,
pabrik dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja,
nutrisi seimbang, penurunan stress, olahraga dan penanganan perokok serta pengawasan
makanan.
5. Di barak-barak penampuangan Perawat memberikan tindakan keperawatan langsung
terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda dan mental.
6. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling
diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di pedesaan, kelompok terlantar.
Pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah pengobatan sederhana, screening
kesehatan, perawatan kasus penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukankasus
penyakit.

10
7. Di panti atau kelompok khusus lain seperti, Panti asuhan anak, Panti wreda dan Panti
sosial lainnya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga pemasyarakatan (lapas).
8. Pelayanan pada kelompok-kelompok resiko tinggi:
a. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat
perlakukan kekerasan.
b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa.
c. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan penyalahgunaan obat.
d. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia, gelandangan
pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV (ODHA/Orang Dengan HIV-
AIDS) dan WTS.

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik
individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menananmkan pengertian, kebiasaan
dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya.

2.1 Konsep Rentang Sehat Sakit


2.1.1.Paradigma kesehatan

Komunitas dengan keluarga


sebagai
unit yang dasar

Manusia

Keperawatan (Dengan Kesehatan

3 level pencegahan) (Sehat-Sakit)

Lingkungan (fisik, biologis, psikologis

sosial, kultural & spiritual)

Ket :

a. Manusia → Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada pada
lokasi/batas geografi. Memiliki nilai, keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya
interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.

11
b. Kesehatan → Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien/komunitas.
c. Lingkungan → Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis-psikologis-sosial-kultural-spiritual.
d. Keperawatan → Intervensi yang bertujuan untuk menekan stressor/meningkatkan
kemampuan klien/komunitas menghadapi stressor melalui upaya pencegahan primer,
sekunder dan tersier.

2.2.2 Konsep Sehat

1. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan.


2. Sehat merupakan gaya hidup, desain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi
untuk sehat.
3. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen “here and now”.
4. Sehat efisien dalam mengolah energy, energy yang diperoleh dari lingkungan,
dotransfer melalui manusia. Dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar
5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan,
rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
6. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.

2.2.3 Konsep Sakit

1. Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya
perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2. Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya
dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada
tubuhnya.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seseorang mengadakan hubungan dengan meminta nasehat dari profesi
kesehatan.
4. Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi dimana seseorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan
perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelim sakit.

2.2.4 Indikator dan Karakteristik Sehat

Berikut ini adalah indicator yang berhubungan dengan derajat kesehatan masyarakat,
adalah sebagai berikut :

12
1. 12 Indikator Kesehatan menurut H.L. Bloom
a. Life Span
Lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat atau dapat juga dipandang
sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan mati karena mati tua.
b. Disease of Infirmity
Keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis dari masyarakat.
c. Discomfort or Ilness
Keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatic, kejiwaan, maupun
social dari dirinya.
d. Disability or Incapacity
Ketidakmampuan seseorang dalam masyarakat untuk melakukan pekerjaan
dan menjalankan peranan sosialnya karena sakit.
e. Participation in Healthy Care
Kemampuan dan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga
dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat.
f. Healthy Behavior
Perilaku nyata dari anggota masyarakat secara langsung berkaita dengan
kesehatan.
g. Ecologic Behavior
Perilaku masyarakat terhadap lingkungan, spesies lain, SDA, dan ekosistem.
h. Sosial Behavior
Perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya, keluarga, komunitas dan
bangsanya.
i. Interpersonal Relationship
Kualitas komunikasi anggota masyarakat terhadap sesamanya.
j. Reserver of Positive Health
Daya tahan anggota masyarakat terhadap penyakit atau kapasitas anggota
masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan somatic, kejiwaan dan social.
k. External Satisfaction
Rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap lingkungan sosialnya meliputi:
rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi dan sarana pelayanan
kesehatan yang ada.
l. Internal Satisfaction
Kepuasaan anggota masyarakat terhadap seluruh aspek kehidupan dirinya
sendiri.

2. Indikator sehat menurut WHO


a. Indikator yang berhubungan dengan keadaan status kesehatan masyarakat,
meliputi:
a) Indikator Komprehensif, angka kematian kasar/CDR (Crue
DateRate)menurun, rasio angka kematian (mortalitas) proposional
menurun, dan usia harapan hidup meningkat (life expectensy rate).
b) Indikator spesifik, angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian
karena penyakit menular menurun dan angka kelahiran menurun.

13
b. Indikator pelayanan kesehatan
a) Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang.
b) Distribusi tenaga kesehatan merata.
c) Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur dirumah sakit dan fasilitas
kesehatan lain.
d) Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan, diantaranya RS,
Puskesmas, Rumah Bersalin, Poli Klinik dan Pelayanan Kesehatan
lainnya.

Karakteristik Sehat.

1. Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat.


2. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya Promosi kesehatan
(Health Promotion), pencegahan penyakit (Health Prevention), penyembuhan
penyakit (Curative Health), dan pemulihan kesehatan (Rehabilitatif Health), terutama
untuk ibu dan anak.
3. Berupaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama penyediaan sanitasi
dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan mutu
lingkungan hidup.
4. Selalu meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
social ekonomi masyarakat.
5. Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit.

2.2.5 Perilaku Hidup Sehat

Pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko
terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan. Masyarakat contohnya seperti menjaga kebersihan rajin cuci tangan
dan makan makanan sehat dan bergizi.

BAB III

14
PEMBAHASAN

3.1. Standar praktek keperawatan Komunitas


DesaX Rt:05/Rw:02 di KelurahanSukorame, KecamatanMojoroto, Kabupaten Kediri
denganjumlahpenduduk ± 500 orang danjumlahremaja didesaituberjumlah ± 250 orang.
Mayoritas remajan yang pernahmenyalah gunakan narkoba. Berdasarkan data yang kami
dapatdari BNN (BadanNarkotika Nasional) di desasukorametersebut kami mendapatkan hasil
bahwa sejumlah 60% penggunaan narkotika dengan jenis sabu-sabu,heroin,ganja, cimeng dll
pada tahun 2010- 2015, dan kemungkinan meningkat dilihat dari kebiasaan remaja dengan akses
yang mudah untuk mendapatkan narkotika tersebut.
Warga mengatakan bahwa mereka sering melihat remaja keluar dari sebuah rumah
dengan keadaan kacau diantaranya jalan sempoyongan, wajah berkeringatdan pucat, mata
cekung dan merah, bicara cedal. Saat dilakukan bersih desa, warga menemukan banyak botol-
botol miras, pil-pilekstasi, jarum suntik di beberapa titik yang ada di desa tersebut. Data dari
polsek setempat, ditemukan ladang ganja disalah satu perkebunan milik warga di desa X.Pihak
warga maupun polisise tempat menemukan korban kecelakaan di area tikungan, Data dari polsek
juga menunjukkan bahwa tindak kejahatan terutamanya pemalakan atau pemerasan dilakukan
oleh remaja. Warga juga mengatakan bahwa remaja sering memaksa-maksa minta uang pada
sembarang orang dan merekaakan marah jika tidak diberikan. Mereka juga aksegan memukul
jika keinginan merekatak segera dituruti.Banyak orang tua yang mengatakan,uang yang
diberikan pada anaknya seharusnya digunakan untuk membayar sekolah disalahgunakan untuk
membeli narkoba.
a. Standar 1 Pengkajian
Demografi : Desa X Rt:05/Rw:02 di KelurahanSukorame, KecamatanMojoroto,
Kabupaten Kediri denganjumlahpenduduk ± 500 orang danjumlahremaja di
desaituberjumlah ± 250 orang.
Status perkawinan :wargadesa x Rt 05 Rw 02 kelurahansukorame,
kecamatanmojorotomenikahdanbelummenikah.
Nilai, kepercayaan, dan agama:
Agama yang dianutolehwarga x Rt:05/Rw:02 di KelurahanSukorame,
KecamatanMojoroto, Kabupaten Kediri 70% Islam, 10% Kristen Protestan, 10% Kristen
Katolik, 10% Hindu
b. Standar 2 Prioritas dan Diagnosis Komunitas
Memproritaskan cara pencegahan serta penyuluhan bahaya napsa
c. Standar 3 Identifikasi Hasil
Jarak desa x dengan puskesmas cukup jauh, jarak tempuhnya sekitar 5km. remaja
jarang mendapatkan sosialisasi tentang bahaya penggunaan napsa
d. Standar 4 Perencanaan
Perencanaa tindakan di lakukan mengajak para remaja untuk kesadaran akan
akibat pemakaian zat, dan juga memberikan penyuluhan bahaya untuk memakai napsa

15
e. Standar 5 Implementasi
Ketika perencanaa maka segera melakukasn implementasi
Pencegahan primer
1. Memberikan penyuluhan tentang dampak dari penyalahgunaan narkoba
2. meberikan bimbingan atau penyuluhan untuk taat beragama dan patuh terhadap
hukum kepada semua lapisan masyarakat
3. Salurkan kegiatan masyarakat terutama generasi muda yang ada kepada kegiatan
positif seperti olahraga, kesenian dan lain-lain
4. Lakukan kerjasama dengan keluarga, sekolah, masyarakat ataupun komunitas tertentu
untuk mengembangkan program pencegahan yang menekankan pada aspek
pendidikan ( edukasi )
5. Anjurkan pada keluarga untuk meningkatkan support system dan member dukungan
terhadap anak-anak serta remaja selama dalam fase perkembangan

PencegahanSekunder

1. Bentuklah hubungan dengan pemakai dan coba tingkatkan kesadaran akan akiba
tpemakaian zat
2. Muncul kanal asan untuk berubah
3. Perkuatefikasi/kemampuan diri untuk berubah
4. Lakukan pemeriksaan penuh (full assessment) terhadap pemakai
5. Anjurkan untuk mengembangkan gaya hidup sehat
6. Bantu pasien untuk memutuskan langkah terbaik untuk berubah

Perubahan tersier

1. Ajarkan beberapa keterampilan pada pemakai dan cara mengembangkan starategi


untuk hidup bebas tanpa narkoba
2. Anjurkan untuk selalu menerapkan strategi hidup sehat tanpa narkoba untuk mencegah
kekambuhan Persiapkan pemakai terlebih dulu untuk memahai tahapan kambuh
3. Menggaambarkan apa penyebab kambuh dan bantu perbarui kontemplasilaluterapkan
rencana aksi lebih efektif Persiapkan lingkungan dimana pemakai tinggal agar bisa
menerima kembali.
f. Standar 6 Evaluasi
1. 80% remaja mendapat undangan
2. Poster terpasang di depan posyandu dan di masing-masing RT

16
3. 70% remaja dan 50% kader di pokjakesan tokoh masyarakat hadir pada acara
penyuluhan
4. remaja yang diberi pertanyaan dapat menjawab dengan benar
g. Standar 7 Kualitas Praktek
Anjurkan pada keluarga untuk meningkatkan support system dan memberikan dukungan
terhadap anak serta serta remaja selama dalam fase perkembangan
Karena kelurahan keluarga dapat berpengaruhi kepribadian
h. Standfar 8 Pendidikan
Pengalaman perawat komunitas salah satunya yaitu lingkungan fisik.
Rumah warga sudah berpagar besi sehingga berkesan tertutup. Dan di salah satu area
perkebunan warga terdapat kebunganja.Rumah satu dengan rumah yang lain berdekatan.
Banyak terdapat warung yang menjual rokok dan minuman keras. Data remaja yang
ketergantungan obat sekitar 60% dari total jumlah remaja. Kebanyakan kedua orang tua
tidak memperhatikan anaknya. Dikarenakan orang tua sibuk dengan pekerjaannya.
i. Standar 9 Evakuiasi
Mengimplemtasikan perencanaa untuk memenuhi tujuan rencana kerja mandiri
j. Standar 10 Hubungan Sejawat
Hubungan sejawat, berkontribusi untuk mendukung lingkungan kerja aman dan sehat
k. Standar 11 Kolaborasi
Berkolaborasi dengan orgnisasi ormas
l. Standar 12 Etik
Memecahkan issu-issu yang beredar di luar sana tentang penggunaa napsa
m. Standar 13 Penelitian
n. Standar 14 Menggunakan Sumber-sumber
Membantu komunitas dalam memberikan mengenai pilihan yang baik
o. Standar 15 Kepemimpinan
Memberikan arahan untuk meningkatkan efektivitas kebijakaan program, dan pelayanan
yang disediakan oleh tim multi sector lain
p. Standar 16 advokasi
Memberikan tanggung jawab dan integritas dana public untuk proses penebangkan
kebikkan dari masyarakat

3.1.2. Masalah Kesehatan Keperawatan Komunitas

17
Masalah yang terjadi dari tiap komunitas kurangnya pengetahuan dan lingkungan yang
tidak memadai sehingga remaja melakukan hal yang tidak senonoh.
3.1.3. kelemahan yang sering di temui

Kelemahan yang sering dijumpai ialah Kurangnya memahaman remaja tentang


bahayanya zat yang telah mereka pakai

.4. kelebihan /keunggulan di setiap standar

Kelebihannya masyarakat dapat mengetahui apa yang di lakukan masyarakat dan


kemudian dilaporkan di pihak yang berwenang

BAB IV

18
KESIMPULAN DAN SARAN

.1. Kesimpulan
Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas: Sasaran Individu Sasaran prioritas individu
adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB
Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit
degeneratif. Sasaran Keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan
(vulnerable group) atau resiko tinggi (high risk group. Sasaran Kelompok Sasaran kelompok
adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik
yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi. Kelompok masyarakat khusus tidak
terikat dalam suatu institusi antara lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil,
Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu, Kelompok pekerja informal.
Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah, pesantren, panti
asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas). Sasaran
Masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi
terhadap timbulnya masalah kesehatan

Strategi keperawatan komunitas Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan


komunitas perlu digunakan strategi sebagai berikut :

a. Locality Development: yang menekankan pada pran serta masyarakat dan masyarakat
terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
b. Social planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan
birokrasi.
c. Social Action; adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau program
yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar

Karakteristik sehat.Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup


sehat.Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya Promosi kesehatan (Health
Promotion), pencegahan penyakit (Health Prevention), penyembuhan penyakit (Curative Health),
dan pemulihan kesehatan (Rehabilitatif Health), terutama untuk ibu dan anak. Berupaya untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.Selalu meningkatkan
status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status social ekonomi masyarakat.Berupaya
selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

Perilaku Hidup Sehat Pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah resiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan. Masyarakat contohnya seperti menjaga kebersihan rajin cuci tangan
dan makan makanan sehat dan bergizi.

4.1.2. Saran
1. Perawat Puskesmas

19
Agar perawat puskesmas dapat melakukan kunjungan rumah di masyakat serta melakukan
pembinaan yang berkelanjutan terhadap keluarga dengan anak usia prasekolah. Disamping
itu hendaknya puskesmas dapat melakukan penyuluhan kepeda masyarakat terkait kesehatan
jiwa khususnya tumbuh kembang anak usia keperawatan
2. Pelayanan Keperawatan
Agar dapat dilakukan pelatihan, pemantauan saerta evaluasi secara rutin oleh perawat yang
berwenang terkait pelaksanaan manajemen pelayanan kesehatan kounitas
3. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan agar lebih meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada mata ajar
keperawatan komunitas terkait manajemen asuhan keperawatan pada usia prasekolah.

DAFTAR PUSTAKA

20
Keperawatan kesehatan komunitas.2010

Keperawatan kesehatankomunitas teori dan praktik dalam keperawatan 2009

Kepewatan keluarga dan komunitas 2016.p2m2

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=promotif+keperawatan+komunitas+gizi&btnG=&rlz=#d=gs_qabs&
u=%23p%3DHo1FzPLpn5sJ

https://www.slideshare.net/mobile/ayanurdin/implementasi-danevaluasikepkomreguler

21

Anda mungkin juga menyukai