Anda di halaman 1dari 35

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI GAWAT DARURAT

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG


PEMERINTAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang
penting. Pengorganisasian merupakan proses pengaturan sumber daya yang
ada dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien, efektif dan
produktif dengan memperhatikan lingkungan yang ada serta fasilitas yang
dimiliki.
Pengorganisasian RSJD Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat mengacu kepada Peraturan Gubernur Kalimantan Barat No
16 Tahun 2015 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Jiwa Daearah Sungai Bangkong, dengan menyesuaikan kebutuhan organisasi
dan kondisi lingkungan yang ada.

B. Tujuan
Tujuan dibuatnya Pedoman Pengorganisasian RSJD Sungai Bangkong
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat adalah :
1. Sebagai acuan pola pengorganisasian RSJD Sungai Bangkong Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat
2. Menjadi salah satu bagian dari dokumentasi proses pengorganisasian
RSJD Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sebagai
bahan acuan perbaikan/ evaluasi proses pengorganisasian kedepannya.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari diterbitkannya Pedoman Pengorganisasian RSJD
Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat adalah seluruh
sumber daya organisasi di semua unit kerja yang ada di lingkungan RSJD
Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

D. Batasan Operasional
Pedoman pengorganisasian RSJD Sungai Bangkong Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat adalah sebuah pedoman terhadap proses
pengorganisasian berdasarkan struktur organisasi, pola ketenagaan, peran
masing-masing bagian/ individu dalam organisasidan tata hubungan kerja

2
dalam organisasi besar RSJD Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat.

E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah.
5. Peraturan Daerah No 2 Tahun 2005 tentang Struktur Organisasi Perangkat
Daerah Provinsi Kalimantan Barat.
6. Peraturan Gubernur Nomor 231 Tahun 2005 tentang Struktur Organisasi,
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja.;
7. Peraturan Daerah No 9 Tahun 2014 tentang Susunan Organisasi Perangkat
Daerah Provinsi Kalimantan Barat.
8. Peraturan Gubernur No 16 tahun 2015 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Identitas
1. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong
Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat
2. Kepemilikan : Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
3. Jenis Rumah Sakit : Rumah Sakit Jiwa
4. Kelas : Rumah Sakit Khusus Kelas B
5. Alamat : Jl. Alianyang No 01 Pontianak Kota

B. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong didirikan tahun 1939 dengan
nama Rumah Perawatan Sakit Jiwa Sei Bangkong. Rumah Perawatan
tersebut merupakan warisan masa kolonial. Dalam perkembangannya
melalui SK Menkes RI No. 135/MENKES/SK/IV/1978 ditetapkan menjadi
Rumah Sakit Jiwa Pontianak Tipe A. Pelayanan kesehatan jiwa yang tadinya
bersifat Kostodial yaitu isolatif tertutup dan hanya dilakukan di dalam
Rumah Sakit telah berkembang menjadi pelayanan yang bersifat mediko-
psiko-sosial, nonisolatif, terbuka, komprehensif meliputi pelayanan
intramural dan ekstramural pelayanan klinis maupun kesehatan masyarakat.
Sebagai dampak kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang mengacu
pada Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, maka terbitlah SK. No. 1732/Menkes-
Kesos/2000, bahwa Rumah Sakit Jiwa Pontianak diserahkan kepada
Pemerintah Kota Pontianak. Namun demikian pada tahun 2001 dilakukan
revisi penataan kelembagaan Unit Pelaksana Teknis berdasarkan SK No.
196/Menkes-Kesos/III/2001 Rumah Sakit Jiwa Pontianak diserahkan kepada
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Berdasarkan SK Gubernur Kalimantan Barat No 215 Tahun 2002 Tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Pontianak, ditetapkan
perubahan struktur organisasi Rumah Sakit Jiwa Pontianak sebagai Unit
Pelaksana Teknis Pemerintah Provinsi setingkat dengan Badan, dan dipimpin
oleh seorang Direktur. Perubahan ini sekaligus untuk pertama kali

4
menghilangkan kata “Jiwa” yang telah disandang lebih dari 60 tahun.
Meskipun secara fungsi masih tetap menyediakan pelayanan kesehatan jiwa.
Dengan dilaksanakannya Otonomi Daerah, Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat telah melakukan reorganisasi perangkat daerah yang diwujudkan
dalam bentuk Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2005 tentang Struktur
Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Peraturan Daerah
tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Kalimantan
Barat Nomor 231 Tahun 2005 tentang struktur Organisasi, Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Kesehatan Khusus Provinsi
Kalimantan Barat.
Pada tahun 2008 keluarlah Perda No. 10, disusul kemudian Pergub No. 73,
nama Unit Pelayanan Kesehatan Khusus berubah lagi menjadi Rumah Sakit
Khusus Provinsi Kalimantan Barat. Rumah Sakit Khusus Provinsi
Kalimantan Barat memiliki tiga fokus layanan yaitu: Penanganan bagi
penyalahgunaan NAPZA, pelayanan kesehatan bagi kedaruratan psikiatri
(gangguan jiwa akut) serta penanganan terhadap anak dengan kebutuhan
khusus.
Peraturan Gubernur No 73 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Khusus Provinsi Kalimantan Barat kemudian
direvisi melalui Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan
atas Peraturan Gubernur tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Khusus Provinsi Kalimantan Barat, dimana tugas pokok Rumah
Sakit Khusus Provinsi Kalimantan Barat terfokus pada satu bidang pelayanan
yakni Kesehatan Jiwa dengan unggulan penanganan penyalahgunaan Napza.
Untuk mengakomodir penyesuaian nomenklatur rumah sakit sebagaimana
yang diatur dalam Permenkes Nomor 340 Tahun 2010 tentang Kalsifikasi
Rumah Sakit, maka diterbitkanlah Peraturan Gubernur Nomor 75 Tahun
2013 tentang Perubahan atas peraturan Gubernur Nomor 73 tahun 2008
tentang tugas pokok, fungsi dan tata kerja Rumah Sakit Khusus Provinsi
Kalimantan Barat, maka nama Rumah Sakit Khusus berubah menjadi Rumah
Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong Provinsi Kalimantan Barat. Kemudian
dengan dasar Pergub ini registrasi rumah sakit yang selama ini terdaftar
sebagai Rumah Sakit Jiwa Pontianak di Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS), diregistrasi ulang menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai
Bangkong dengan kode 6171044.

5
Penetapan nomenklatur Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong
kemudian dipertegas dengan terbitnya Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2014
tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008
Tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat,
dimana RSJD Sungai Bangkong merupakan salah satu Lembaga Teknis
Daerah Provinsi.
Perda tersebut kemudian disusul oleh Peraturan Gubernur Kalimantan Barat
Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong.

6
BAB III
FALSAFAH, VISI, MISI, TUJUAN, NILAI DAN MOTTO RUMAH SAKIT

A. Visi Rumah Sakit


Visi RSJD Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat adalah
“Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Kesehatan Mental di Provinsi
Kalimantan Barat”

B. Misi Rumah Sakit


Misi RSJD Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat adalah :
a. Memberikan pelayanan Kesehatan jiwa yang holistik, profesional,
terjangkau dan memuaskan
b. Menciptakan manajemen administrasi yang efektif dan efisiensi serta
transparan dengan didukung sumber daya yang profesional serta sarana
dan prasarana yang optimal
c. Meningkatkan sosialisasi serta jangkauan pelayanan kepada masyarakat
guna mendukung derajat kesehatan mental masyarakat.

C. Tujuan dan Sasaran Rumah Sakit

a. Tujuan

Tujuan Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong Provinsi


Kalimantan Barat adalah: Tercapainya kualitas hidup yang lebih baik
bagi klien, keluarga dan masyarakat, serta meningkatnya kemampuan
dan kemandirian mereka dalam meraih dan mempertahankannya.

b. Sasaran

Sasaran pelayanan Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong


Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari:

1. Sasaran Primer, yakni klien pengguna layanan kesehatan dan


layanan jasa lainnya di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong
Provinsi Kalimantan Barat.

7
2. Sasaran Sekunder, yakni keluarga klien dan masyarakat secara luas
yang memiliki peranan penting terhadap kesembuhan dan
kemandirian klien.

3. Sasaran Tersier, adalah institusi formil dan nonformil atau tokoh


masayarakat/agama yang memiliki peranan dalam pengambilan
kebijakan.

c. Motto Rumah Sakit


Motto RSJD Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat adalah
:
“CITRA” ; Cepat, Inisiatif, Tepat, Ramah, Aman

8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi RSJD Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi Kalimantan


Barat berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat No 16 tahun 2015 tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong
adalah sebagai berikut :

DIREKTUR

KELOMPOK JAFUNG SUBBAGIAN


TATA USAHA

SEKSI SEKSI SEKSI


PELAYANAN MEDIK PENUNJANG MEDIK KEPERAWATAN

Instalasi Instalasi Instalasi

9
SK Direktur RSJD Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat

Nomor : STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT


Tanggal : RSJD SUNGAI BANGKONG PEMERINTAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kepala Instalasi Gawat Darurat


Isntalasi Rawat Jalan

Dokter Jaga
Instalasi NAPZA
Kepala Ruangan IGD

Instalasi Rawat Inap


Perawat Jaga

PJ Obat/Alkes PJ Kebersihan PJ Inventaris PJ KIE PJ Dokumentasi PJ Ambulance

10
BAB V
VISI, MISI., FALSAFAH DAN TUJUAN IGD

A. Visi : Instalasi Gawat Darurat RSJD Sungai Bangkong Pemerintah Provinsi


Kalimantan Barat Terakreditasi
B. Misi : Memberikan pelayanan gawat darurat yang bermutu dan
mengembangkan pelayanan gawat darurat dengan profesional
C. Falsafah
Kecepatan dan ketepatan pertolongan pada pasien gawat darurat tanpa
membedakan latar belakang sosial, ekonomi, agama dan suku bangsa.
D. Tujuan
1. Memberikan pelayanan yang profesional dengan menjunjung tinggi
etika untuk mencegah kematian dan kecacatan pada pasien gawat
darurat sehingga dapat hidup dan berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Memberikan pelayanan gawat darurat yang profesional dan modern.
3. Peningkatan mutu pelayanan kepada pasien dengan cepat, tepat,
profesional dan berkualitas

11
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI IGD

Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan yang dalam
struktur organisasi dikepalai oleh seorang kepala instalasi. Kepala instalasi dalam
menjalankan tugas dibantu oleh kepala ruangan dan didukung oleh enam
penanggungjawab. Sedangkan perawat IGD dipimpin oleh seorang perawat
sebagai kepala ruangan. Dalam menjalankan tugasnya perawat IGD bertanggung
jawab kepada kepala ruangan IGD.

12
BAB VII
URAIAN JABATAN

Uraian Jabatan 1
Nama jabatan : Kepala instalasi
Unit kerja : IGD
Kompetensi jabatan : Dokter spesialis, Dokter umum
Pengalaman kerja : 3 tahun
Hasil kerja :
 Kinerja Instalasi
 Mutu Pelayanan
 Usulan Rencana Kebutuhan Barang Instalasi
 Laporan Tahunan
 Usulan SOP
Tanggung Jawab :
1. Kelancaran kegiatan Pelayanan
 Alur
 Kecepatan respon time
2. Menjamin mutu pelayanan
 Ketepatan terapi
 Ketepatan diagnosa
 Ketertiban menjalankan prosedur
3. Komunikasi
 Tersampaikannya kebijakan manejemen kepada staf
 Menjawab komplain baik intern maupun extern
 Akomodir terhadap masukan
4. Menjamin kesiapan dan ketersediaan sarana dan prasarana
5. Pembuatan monitoring dan evaluasi kegiatan IGD
6. Pembuatan laporan pelayanan gawat darurat

13
Wewenang
1. Meminta dan memberikan informasi, saran, pertimbangan kepada direktur
2. Mengorganisasi/mengendalikan fasilitas, sarana, SDM dan kegiatan
pelayanan gawat darurat
3. Memberi petunjuk dan membagi habis tugas kepada bawahan
4. Melakukan pembinaan dan penilaian terhadap bawahan
5. Memberikan teguran/peringatan dan pujian / penghargaan kepada bawahan

Uraian Tugas :
1. Menyusun rencana kegiatan dan tata kerja IGD
2. Menyusun rencana kebutuhan tenaga serta kebutuhan peralatan kesehatan
kedokteran dan perawatan di IGD
3. Membina dan mengawasi mekanisme kerja bawahan serta menjalin
hubungan dengan unit-unit terkait di lingkungan RSJD Sungai Bangkong
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
4. Mengendalikan kegiatan pelayanan medik danaskep di IGD
5. Memimpin rapat di IGD bersama staf IGD dan memimpin unit-unit terkait
bila diperlukan, membahas permasalahan yang ada untuk meningkatkan
pelayanan IGD dan melakukan evaluasi kegiatan pelayanan gawat darurat
serta menindak lanjuti.
6. Menghadiri rapat tim medik dan rapat pimpinan
7. Menyusun jadwal jaga dokter dan konsulen bersama dengan koordinasi
kasi pelayanan medik serta menandatangani jadwal dinas perawat.
8. Menyusun dan menandatangani laporan harian, bulanan pelayanan gawat
darurat
9. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan atasan.

14
15
Uraian Jabatan 2
Nama jabatan : Kepala ruangan
Unit kerja : IGD
Kompetensi jabatan :
Pendidikan : DIII keperawatan / Ners
Pengalaman kerja : 3 tahun
Pelatihan : PPGD/BTCLS dan sertifikat kegawatdaruratan lain
Hasil kerja :
 Proses keperawatan dan pendokumentasiannya di
IGD.
 Askep sesuai SAK dan kompetensi di IGD
 Konseling keperawatan
 Pengembangan SDM tenaga keperawatan di
IGD.

Tanggung Jawab :
1. Kelancaran kegiatan pelayanan keperawatan di IGD
2. Menjaga mutu pelayanan
 Penampilan tim
 Etika tim
 Keterampilan Tindakan
3. Menjamin kedisiplinan pelaksanaan protap

Wewenang :
1. Mengarahkan, membimbing, mengevaluasi, menegur, dan memotivasi staf
yang berada di bawahnya.
2. Menyusun formasi tim
3. Membagi tugas yang bersifat insidentil
4. Meminta arahan dari atasan
5. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait
6. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
7. Menandatangani formulir :
 BON barang.obat
 Surat pengantar masuk pasien
 Rincian pelayanan pasien IGD

16
Uraian Tugas :
1. Melakukan proses keperawatan sesuai SAK
2. Memberikan pelayanan keperawatan kedaruratan
3. Membimbing peserta didik keperawatan yang praktek klinik
4. Menghadiri kegiatan Askep ruangan keperawtan IGD.
5. Mengkoordinir Askep di ruangan keperawatan IGD
6. Memberikan Askep dan menerapkan proses keperawatan
7. Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan pelayanan keperawatan di IGD
8. Melakukan tugas administrasi ruangan keperawatan
9. Membuat penilaian staf keperawatan di IGD
10. Mengikuti atau mengadakan rapat keperawatan di IGD.
11. Membuat jadwal dinas tenaga keperawatan di IGD
12. Menyerahkan hasil rekapan angka kredit tenaga keperawatan ke Kasie
Keperawatan
13. Menyelesaikan masalah keperawatan yang ada di IGD
14. Mengatur pemberian dan urusan kepegawaian tenaga keperawatan IGD.

17
Uraian Jabatan 3
Nama jabatan : Dokter jaga
Unit kerja : IGD
Kompetensi jabatan :
Pendidikan : Dokter umum
Pengalaman kerja : 3 tahun
Pelatihan : ACLS/BCLS/PPGD
Hasil kerja :
 Dihasilkan kualitas optimal layanan medik gawat
darurat psikiatrik dan umum dengan melakukan
anamnesa, pemeriksaan psikis fisik, pemeriksaan
penunjang, penegakan diagnosa serta tindakan
pengobatan dalam rangka mencegah kematian,
cacat penderita.
Tanggung Jawab :
1. Kebenaran diagnosa
2. Kebenaran terapi/tindakan
3. Membuat laporan jaga

Wewenang :
1. Memberikan instruksi rencana terapi/tindakan kepada perawat.
2. Mengawasi pelaksanaan penanganan penderita oleh perawat

Uraian Tugas :
1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan psikiatrik dan fisik dan memberikan
terapi/tindakan penerita gawat darurat.
2. Mengadakan konsultasi dengan dokter konsulen
3. Melakukan pemeriksaan penunjang
4. Mengisi rekam medik instalasi gawat darurat.
5. Membuat rujukan ke rumah sakit lain bila diperlukan.
6. Membuat visum et repertum
7. Mengikuti rapat rutin IGD dan Rumah Sakit
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan.

18
Uraian Jabatan 4
Nama jabatan : Pelaksana keperawatan
unit kerja : IGD
Kompetensi jabatan :
Pendidikan : D III keperawatan
Pengalaman kerja : 2 tahun
Pelatihan : PPGD/BLS
Hasil kerja :
 Proses keperawatan dan pedokumentasiannya di IGD.
 Askep sesuai dengan standar prosedur tetap di IGD
 Konseling keperawatan di IGD.
Tanggung Jawab :
 Menjamin terlaksananya pemberian asuhan keperawatan kedaruratan
sesuai dengan prosedur di IGD.

Wewenang :
 Memberikan Askep dan melakukan tindakan keperawatan di IGD

Uraian Tugas :
1. Melaksanakan serah terima tugas secara tertulis dan lisan dengan perawat
jaga sebelum dan setelah waktu jaga selesai.
2. Mengarahkan/membimbing tim keperawatan dalam melakukan dan
pendokumentasiannya.
3. Mengkoordinir pelaksanaan asuhan keperawatan kedaruratan
4. Melaksanakan asuhan keperawatan kedaruratan
5. Membuat laporan lengkap mengenai keadaan umum penderita
6. Menginformasikan kepada perawat pengawas/ kepala ruangan/dokter jaga
bila ada peristiwa penting dan darurat seperti kecelakaan, kebakaran,
penderita lari.
7. Melaporkan asuhan keperawatan yang dilakukan kepala ruangan.
8. Melakukan pencatatan/pendokumentasian asuhan keperawatan
9. Melakukan serah terima tugas dengan dinas malam dan sore.

19
Uraian Jabatan 5
Nama jabatan : Penanggungjawab obat dan alkes
Unit kerja : IGD
Kompetensi jabatan :
Pendidikan : D III keperawatan
Pengalaman kerja : 2 tahun
Pelatihan : BLS/PPGD
Hasil kerja :
 Tertib administrasi pengeluaran, pemakaian dan
pengamprahan obat/alkes
Tanggung Jawab :
1. Pemakaian / pengeluaran obat / alkes setiap hari
2. Keamanan / pemeliharaan obat / alkes
3. Kebenaran dan ketepatan laporan pemakaian / pengeluaran obat / alkes.
Wewenang :
1. Mengajukan usul permintaan obat / alkes
2. Mendapatkan petunjuk / arahan dari atasan

Uraian Tugas :
1. Memonitor pemakaian obat / alkes setiap minggu
2. Menyusun kebutuhan obat / alkes
3. Mengamprahkan kebutuhan obat / alkes melalui kepala IGD.
4. Membuat laporan penggunaan / pengeluaran obat / alkes setiap akhir
bulan

20
Uraian Jabatan 6
Nama jabatan : Penanggungjawab kebersihan
Unit kerja : IGD
Kompetensi jabatan :
Pendidikan : SMA sederajat
Pengalaman kerja : 1 tahun
Pelatihan : -
Hasil kerja :
 Kebersihan dan kerapian ruangan
Tanggung Jawab :
1. Kebersihan dan kerapian ruangan
2. Memelihara alat/bahan untuk kebersihan ruangan
3. Kebenaran laporan penggunaan alat/bahan kebersihan ruangan.
Wewenang :
1. Mempergunakan alat/bahan untuk kebersihan
2. Mengajukan permintaan alat/bahan untuk kebersihan ruangan
3. Mendapatkan petunjuk/arahan dari atasan

Uraian Tugas :
1. Melaksanakan kebersihan dan kerapiran ruangan
2. Menyusun kebutuhan alat/bahan untuk kebersihan ruangan
3. Mengamprahkan kebutuhan bahan/alat untuk kebersihan ruangan
4. Membuat laporan penggunaan alat/bahan untuk kebersihan ruangan
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

21
Uraian Jabatan 7
Nama jabatan : Penanggungjawab inventaris
Unit kerja : IGD
Kompetensi jabatan
Pendidikan : D III keperawatan
Pengalaman kerja : 2 tahun
Pelatihan : BLS/PPGD
Hasil kerja :
 Terpeliharanya barang inventaris ruangan

Tanggung Jawab :
1. Barang inventaris ruangan
2. Keamanan dan pemeliharaan barang inventaris
3. Melaporkan ke kepala ruangan bila ada barang inventaris yang rusak.

Wewenang :
1. Mengajukan usul perbaikan barang inventaris bagian instalasi sarana
dan prasarana rumah sakit
2. Mendapatkan petunjuk/arahan dari atasan

Uraian Tugas :
1. Memeilihara dan menata barang inventaris
2. Menyusun rencana kebutuhan barang inventaris
3. Membuat permintaan perbaikan barang inventaris
4. Melaksanakan tugas lain yang diberi atasan

22
Uraian Jabatan 8
Nama jabatan : Penanggungjawab KIE
Unit kerja : IGD
Kompetensi jabatan
Pendidikan : D III keperawatan
Pengalaman kerja : 2 tahun
Pelatihan : BLS/PPGD
Hasil kerja
 Tercapainya arus informasi yang benar dan akurat
Tanggung Jawab :
 Memberikan informasi dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

Wewenang :
1. Menyampaikan informasi pelayanan kesehatan jiwa di IGD.
2. Mendapatkan petunjuk/arahan dan saran dari atasan

Uraian Tugas :
1. Memberikan informasi dan pendidikan kesehatan kepada penderita dan
keluarga maupun pengantarpenderita yang datang berkunjung ke IGD
2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

23
Uraian Jabatan 9
Nama jabatan : Penanggung jawab dokumentasi
Unit kerja : IGD
Kompetensi jabatan
Pendidikan : SMA
Pengalaman kerja : 1 tahun
Pelatihan :
Hasil kerja :
 Dihasilkan tertib administrasi umum di IGD
Tanggung Jawab :
1. Keefisienan penggunaan ATK
2. Keamanan dan pemeliharaan berkas-berkas dan surat-surat
3. Keamanan dan terpeliharanya alat kerja serta peralatan sehingga selalu
baik dan siap pakai.
4. kebenaran konsep-konsep surat
5. Kebenaran dan ketetapan konsep laporan

Wewenang :
1. Mempergunakan peralatan/fasilitas kantor
2. Mengajukan usul permintaan ATK
3. Mendapatkan petunjuk/arahan dari atasan

Uraian Tugas :
1. Melaksanakan urusan tata usaha dengan cara menerima surat,
mengkonsep, mengarsipkan dan mendistribusikan surat-surat atau
naskah lain.
2. Menyusun rancangan rencana kebutuhan rumah tangga IGD khususnya
ATK dan cetakan
3. Membuat laporan kegiatan IGD
4. Membuat sensus harian
5. Membuat laporan pemakaian obat-obatan di IGD
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

24
Uraian Jabatan 10
Nama jabatan : Penanggung jawab ambulance
Unit kerja : IGD
Kompetensi jabatan
Pendidikan : SMA
Pengalaman kerja : 1 tahun
Pelatihan : memiliki SIM A
Hasil kerja :
 Dihasilkan ambulance yang siap operasional di
IGD
Tanggung Jawab :
1. Pemeliharaan mobil ambulance
2. Kelengkapan peralatan ambulance
3. Ketersediaan bahan bakar mobil ambulance

Wewenang :
1. Mempergunakan mobil ambulance
2. Mengajukan usul permintaan peralatan dan bahan bakar mobil ambulance
3. Mendapatkan petunjuk/arahan dari atasan

Uraian Tugas :
1. Melaksanakan urusan rujukan pasien ektramural.
2. Menyusun rancangan perawatan berkala mobil ambulance
3. Membuat laporan penggunaan mobil ambulance
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

25
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

LABORATORIUM IRJA IRNA FARMASI RUMAH


TANGGA

IGD

 Dengan Laboratorium
Pasien IGD yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan
dibuatkan formulir permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir
diserahkan kepada petugas laboratorium oleh perawat IGD

 Dengan IRJA
 Mengirimkan pasien yang memerlukan follow up rawat jalan
 Konsul ke spesialis

 Dengan IRNA
 Mengirim pasien
 Menerima konsulan pasien yang memerlukan penanganan gawat
darurat

 Dengan Farmasi
 Mengajukan bon permintaan kebutuhan obat rutin

26
 Mengajukan bon obat isidentil
 Menerima kunjungan pengawasan penyediaan

 Dengan Rumah Tangga


 Mengajukan bon alat tulis kantor
 Mengajukan bon kebutuhan alat rumah tangga rutin/insidentil
 Mengajukan usulan perbaikan sarana/prasarana
 Kontrol inventarisasi barang

27
BAB IX
POLA DAN KUALIFIKASI TENAGA DI IGD

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Instalasi Gawat Darurat mengacu


pada buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat Departemen Kesehatan RI tahun
1995, secara rinci disajikan pada tabel dibawah ini :

POLA KETENAGAAN INSTALASI GAWAT DARURAT


RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA

NO JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH JUMLAH SELISIH


YANG YANG (+\-)
ADA DIBUTUHK
AN
1 Kepala IGD - Dokter
spesialis/dokter 1 1 0
umum
- Sertifikat
PPGD/ATLS/ACLS
2 Dokter jaga - Dokter umum /ASN 4 4 0
IGD - Sertifikat
PPGD/BTLS
3 Dokter - Dokter Spesialis/
Konsulen ASN 1 2 1
IGD:

4 Kepala - S 1 / DIII
Ruangan Keperawatan
- Sertifikat 1 1 0
PPGD/BTCLS

5 Perawat - DIII Keperawatan 11 12 1


Pelaksana - Sertifikat PPGD
IGD

28
Contoh perhitungan kebutuhan tenaga di IGD
1. Dokterjaga Konsulen On Call
Dokter spesialis jaga On Call terdiri dari : Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
Setiap hari secara bergantian mulai jam 07.30 WIB – 07.30 WIB keesokan
harinnya.
2. Dokter jaga IGD
Cara perhitungan ketenagaan dokterjaga di IGD adalah berdasarkan rasio
jumlah kasus di IGD dalam 24 jam yaitu : I : 20 kasus dibagi dalam 3 shift (1—
1—1).
Peraturan kerja dokterjaga IGD dibagi dalam 3 Shift yaitu:
 Shift pagi : jam 07.00 —14.00
 ShiftSore : jam 14.00—20.00
 Shift Malam : jam 20.00 — 07.00
Dokter jaga ruangan dirangkap oleh Dokter IGD.

3. PerawatlGD
Cara perhitungan ketenagaan perawat di IGD adalah berdasarkan metode
Douglass dengan hasil perhitungan sebagai berikut :

Pagi ( 2 orang / shift ) Sore ( 2 orang / shift Malam ( 2 orang /


) shift )
Karu + Katim + PP = 1+2+2 = 2 2
5
Karu + Katim + PP + Cadangan = 1+2+6+3= 12 orang

29
BAB X
PROGRAM ORIENTASI

Dalam melaksanakan tugasnya karyawan IGD harus mampu bekerja secara


cepat, tepat dan tanggap dalam memberikan pelayanan terhadap kasus-kasus
kegawat daruratan di IGD. Untuk itu sebelum melaksanakan tugas di IGD
karyawan yang ditugaskan harus mengetahui sarana dan prasarana yang ada dan
memahami tata laksana dan teori dasar pelayanan gawat darurat.

A. Sasaran
1. Tenaga baru rumah sakit yang melakukan orientasi di IGD
2. Tenaga baru yang ditempatkan di IGD baik yang sudah maupun belum
mempunyai sertifikat PPGD
3. Tenaga baru yang dipindah tugaskan dari unit lain

B. Tujuan dan Manfaat


Tujuan Umum
Setelah orientasi dilakukan tenaga baru dapat melakukan kegiatan sesuai tugas
dan fungsinya.

Tujuan Khusus
Setelah dilakukan orientasi pada petugas baru di IGD diharapkan dapat:
1. Mengetahui alur pelayanan di IGD
2. Mengetahui struktur organisasi di IGD
3. Mengetahui manajemen kepegawaian di IGD
4. Mengetahui pengelolaan obat dan alat
5. Mengetahui tata laksana dan kerja TIM di IGD

30
C. Pelaksanaan dan Alokasi waktu
Orientasi dilaksanakan untuk petugas yang tidak ditempatkan di IGD
menyesuaikan dari rumah sakit atau instansi terkait berapa lama bertugas di
IGD, sedangkan untuk tenaga baru yang ditempatkan di IGD secara efektif
selama 2 minggu. Mengetahui shift pagi, dengan jadwal sebagai berikut :
Waktu Materi Metode Penanggung jawab
Hari 1  Pengenalan Struktur Ceramah dan Ka.instalasi
organisasi dan uraian praktek IGD/Ka.Ru
tugas lapangan
 Pengenalan ruangan
dan Alur
 Pengisian kartu Ceramah dan Ka.Ru
rekam medis, praktek
formulir dll lapangan
 Pengenalan
administrasi
keuangan
Hari 2 Pengenalan obat-obatan Tinjauan PJ obat dan alkes
dan alkes lapangan
Pengenalan kebijakan, Ceramah dan Ka.Ru
protap dll praktek
lapangan
Pengenalan mekanisme Ceramah PJinventaris
pengadaan barang/obat
dll
Hari 3 Operasional Ceramah dan PJdokumentasi
sarana/prasarana praktek
lapangan
Hari 4-7 Pemantapan skill Praktek Ka.instalasi
lapangan IGD/Ka.Ru
Hari 8-11 Pemantapan skill Praktek Ka. Instalasi
lapangan IGD/Ka.Ru
Hari 12-14 Evaluasi - Ka.instalasi
IGD/Ka.Ru

31
BAB XI
PERTEMUAN/RAPAT

A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau
memecahkan suatu masalah tertentu.
B. Tujuan
i. Umum:
Dapat membantu terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang
profesional di IGD RSJD Sunagai Bangkong Pemerintahan Provinsi
Kalimantan Barat
ii. Khusus:
a. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian
pelayanan di IGD
b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang
terkait dengan pelayanan di IGD

C. Kegiatan Rapat
Rapat dilakukan dan diadakan oleh IGD yang dipimpin oleh kepala ruang dan
diikuti oleh seluruh stafnya. Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu:
1. Rapat Terjadwal:
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh kepala ruang di IGD
setiap bulan I kali dengan perencanaan yang telah dibuat selama I tahun
dengan agenda rapat yang telah ditentukan oleh Ka ru.
2. Rapat Tidak Terjadwal:
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan
diadakan oleh kepala ruang untuk membahas atau menyelesaikan
permasalahan di IGD dikarenakan adanyapermasalahan yang ditemukan
bersifatinsiden.

32
Form notulen IGD
NOTULEN RAPAT IGD

Tanggal : ……………………………………………………………….
Perihal : ……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
Pimpinan Rapat :

Pembicara : ………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………

Pembahasan : ………………………………………………………………

Kesimpulan/Rekomendasi : ……………………………………………………….

Penulis

………………

33
BAB XII
PELAPORAN

A. Laporan Harian, meliputi :


 Jumlah kunjungan pasien
 Inventaris obat dan alat
 Penerimaan SVER

B. Laporan Bulanan, meliputi :


 Jumlah Kunjungan
 Angka kematian
 Penerimaan SVER
 Data Sepuluh Besar Penyakit
 NAPZA
 Kasus Traumatik
 Data Rujukan (penerimaan dan pengiriman)
 Indikator Mutu

C. Laporan Tahunan
Berisi data tentang
 Data SDM
 Data Inventaris alat
 Data hasil kegiatan
 Evaluasi Pelayanan

D. Laporan Insidentil
 Laporan pelayanan Hari Besar
 Laporan pelayanan KLB
 Dll

34
BAB XII
PENUTUP

Dengan telah tersusunnya buku Pedoman Organisasi IGD RSJD Sungai


Bangkong Pemerintah Provinsi Kalimantan Barati, harapan kami semoga dapat
dijadikan sebagai pegangan bagi seluruh staf di IGD.
Untuk pemerhati diluar organisasi diharapkan buku ini bisa membantu
mengenal sisi pengorganisasian di IGD RSJD Sungai Bangkong Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat secara singkat.
Cetakan pertama ini kami harapkan sebagai pijakan awal dan tentunya
harus senantiasa diperbaiki. Saran dan masukan dari pemerhati buku ini sangat
kami nantikan.

35

Anda mungkin juga menyukai