Sosial Budaya
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pembimbing kami yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya seta mencurahkan ilmu untuk kami. Dan kami tidak
lupa ucapan terima kasih kepada kedua orang tua juga semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................
A. Masa Menyusui.........................................................................................................
B. Bayi dan Balita Normal.............................................................................................
C. KB.............................................................................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faktor sosial budaya merupakan suatu faktor pendorong yang cukup kuat
terhadap seseorang untuk berperilaku.Ibu menyusui perilaku budaya dimana tidak
terlepas dari pandangan budaya yang telah diwariskan turun temurun dalam
kebudayaan yang bersangkutan (Swaswono & Meutia,1998).Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan ASI eksklusif sebagai strategi
penting untuk mengurangi kematian anak, khususnya di negara berkembang.
ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI kepada bayi tanpa disertai
apapun bahan selain ASI untuk enam bulan pertama (tidak ada makanan atau
cairan termasuk air).Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia
harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu
faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia
adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Masa balita adalah masa dimana seorang
anak membutuhkan perhatian dan kesehatan agar dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal.Usia balita adalah mulai 13 sampai dengan 59 bulan.Dimana pada
masa ini peran serta orang tua sangat penting untuk menjaga pola makan dan
kebutuhan balita itu sendiri.Gizi yang seimbang dan kasih sayang sangat penting
dalam menjaga pertumbuhan balita, terutama pada lingkungan keluarga dan
sekitar balita itu sendiri.
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi yang diberi ASI Ekslusif sampai usia 6 bulan cenderung mempunyai
anti bodi yang lebih dari bayi yang hanya disusui selama 4 bulan (Duijts &
Vincent,2017). Hak-hal yang diyakini oleh seseorang memegang peranan penting
dalam pembuatan keputusan. Seperti juga halnya dalam pemberian ASI ekslusif,
para ibu yang memberikan ASI secara ekslusif pada bayinya meyakini bahwa ASI
memang yang terbaik untuk bayinya, selain itu mereka juga percaya bahwa ASI
yang diberikan sudah mencukupi kebutuhan bayi. Berbeda dengan ibu yang tidak
memberikan ASI ekslusif, walaupun beberapa dari mereka mengetahui tentang
ASI ekslusif tapi nilai dan kepercayaan yang mereka anut masih sangat kental
sehingga lebih dominan mempengaruhi keputusan.misalnya saja keyakinan
mereka bahwa bayi yang sering menangis menandakan bahwa bayi masih lapar
karena ASI yang mereka berikan belum cukup dan perlu ditambah dengan
pembrian susu formula atau makanan tambahan lainnya. Memang di tempat
penelitian banyak tradisi yang masih melekat pada masyarakat.
Bayi baru lahir sudah diberi makan pisang, diberi minum kopi dan
sebagian dari mereka berpendapat selama mereka masih menyusui bayinya tidak
jadi masalah kalau mereka memberikan susu formula atau makanan lain. Hal ini
juga berkaitan dengan masih rendahmya pengetahuan yang mereka miliki tentang
ASI ekslusif. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti bahwa selama memberikan
ASI Ekslusif adanya mitos tentang pembatasan makanan yang dimakan. Selama
memberikan ASI Ekslusif tidak boleh makan pedas dan asam karena dapat
menyebabkan bayi diare. Banyak minum es dapat menyebabkan anak sakit flu.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Kumza & Jerzy, 2013) bahwa sebanyak
57% ibu mengakui adanya pembatasan makanan oleh budaya mereka.
Pemberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Artinya setiap pemberian
ASI dari ibu kepada anaknya akan berhubungan dengan sosial budaya yang ada
dimasyarakat. Perilaku dibentuk oleh kebiasaan yang diwarnai oleh sosial budaya.
Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan lingkungan serta
mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung
(Perinasia, 2003). Perilaku yang telah dibentuk dengan oleh kebiasaan dan
kepercayaan akan pemberian ASI Eksklusuif akan berdampak pada keingingan
ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada anak. Sosial budaya ini akan
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eklusif, responden yang memiliki
kategori sosial budaya baik akan menunjukan keberhasilan dalam pemberian ASI
Eksklusif. Hal ini ditunjukan dengan 25 (45,5%) responden memiliki kategori
sosial budaya yang baik dengan pemberian ASI Eksklusif.
DUKUNGAN KELUARGA
Mitos-mitos yang lahir dimasyarakat ini kebenarannya kadang tidak masuk akal
dan bahkan dapat berbahaya bagi balita. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang merawat balita. Mitos dan fakta,dampak positif
dan negatif yang berkembang sekitar perawatan balita, yaitu sebagai berikut:
Mitos: Bayi baru lahir perlu dipijat setiap hari
Fakta: Pemijatan hanya berguna jika dilakukan dengan benar dan tepat. Sebaiknya
yang melakukan pijat adalah ibu si bayi sendiri. Tentu saja setelah mempelajari
teknik memijat bayi dengan baik. Perlu di perhatikan kondisi si kecil, apakah ia
sedang dalam keadaan nyaman dan sehat untuk dipijat. Selain itu perlu juga
diperhatikan bahan-bahan atau minyak yang digunakan untuk memijat dapat
membuat bayi alergi.
Mitos: membedong bayi dapat memperkuat kaki atau membuat struktur kaki
bayi menjadi lurus
Yang sebenarnya adalah sentuhan kulit ke kulit membuat bayi baru lahir, terutama
bayi premature, lebih baik perkembangannya. Walaupun begitu, tidak diperlukan
untuk memijatnya setiap hari. Yang perludilakukan adalah perbanyak sentuhan dan
berkomunikasi dengan si kecil agar ia merasa nyaman dan aman.
Dalam kondisi seperti itu, tentunya memiliki banyak anak tidak masalah. Jadi,
masalahnya dalam kepemilikan jumlah anak adalah” apakah orang tua dapat
memberikan pendidikan, makanan yang bergizi dan lain sebagainya sehingga dapat
melahirkan generasi yang tangguh. Akan tetapi, apabila masyarakat tersebut berada
pada kondisi dimana mengalami kesulitan secara ekonomi, pendidikan yang
rendah, lalu apakah dia dapat menyediakan kebutuhan untuk melahirkan generasi
yang tangguh atau hanya akan menambah jumlah penduduk yang menjadi beban
pemerintah dan juga beban keluarga.
berencana adalah:
Target atau sasaran dalam program keluarga berencana adalah pasangan usia subur
yaitu pasangan usia 15-49 tahun, kemudian anggota masyarakat, institusi dan
wilayah. Program keluarga brencana ini memiliki tujuan yang terdiri atas tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum kecil dan sejahtera adalah secara bertahap
dalam rangka perkembangan dan pembudayaan norma keluarga kecil keluarga
bahagia dan sejahtera.(BKKBN).
Kepercayaan yang masih dipercayai oleh sebagian masyarakat yaitu banyak anak
banyak rezeki, setiap anak memiliki rezeki masing-masing sehingga jika anaknya
banyak maka rezekinya juga akan banyak. Selain itu ada juga masyarakat yang dalih
agama bahwa melakukan KB dilarang agama (haram) sehingga mereka tidak
menggunakan alat kontrasepsi Kebiasaan masyarakat yang lebih menghargai anak
laki-laki dibandingkan anak perempuan sehingga ketika anaknya sudah ada 2-4
orang tetapi belum memiliki anak laki-laki maka mereka berusaha untuk
mendapatkan anak laki-laki, yang berarti istri tidak menggunakan alat kontrasepsi
dan harus hamil/melahirkan lagi dengan harapan pada kehamilan ini akan
mendapatkan anak laki-laki. Sebagian responden juga beranggapan bahwa dengan
anak yang sedikit maka tidak ada yang mengurusnya pada saat tua nanti.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu
ibu (ASI) dari payudara ibu. Segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu
mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya disebut dengan manajemen laktasi
(Sutanto, 2018). Keluarga Berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan
hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan
yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur
jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan dan membina
ketahanan serta kesejahteraan anak (BKKBN, 2015). Program Keluarga Berencana
adalah bagian yang terpadu (intergral) dalam program pembangunan nasional dan
bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya
penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan
produksi nasional (Budisuari dan Rachmawati, 2011).
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti. Karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat mengharapkan
kritik dan saran para pembaca dan kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari
kami semoga dapat diterima dihati dan kami ucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya.
DAFTAR PUSTAKA