Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPERAWA
TAN
MEDIKAL
BEDAH
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan atas kehadirat Allah Tuhan yang Maha Esa,karena atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan sebagaimana mestinya.
Penulisan makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ……. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada baginda kita, Rasulullah SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami tentang Keperawatan Medikal Bedah
yang kami susun berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangsih
pemikiran kepada pembaca.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

24 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................5

BAB 2. PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Keperawatan Medikal Bedah..........................................................6
2.2 Tujuan proses Keperawatan Medikal Bedah.....................................................8
2.3 Tahap proses Keperawatan Medikal Bedah......................................................8
2.4 Penanganan kasus lazim yang terjadi di tatanan Home Care Keperawatan
Medikal Bedah...................................................................................................13

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan medikal bedah merupakan bagian dari keperawatan, dimana
keperawatan itu sendiri adalah : Bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprihensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan
berupa bantuan yang diberikan dengan alasan kelemahan fisik, mental, masalah
psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan ketidakmampuan dalam melakukan
kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat gangguan patofisiologis. Keperawatan
medikal bedah membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia
dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik dengan atau tanpa tindakan operatif
yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada sistem cardiovascular, penginderaan (mata,
tht), pencernaan, dan urologi oleh karena berbagai penyebab patologis seperti infeksi
atau peradangan, kongenital, neoplasma trauma, dan degeneratif.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik
dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya
maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat. Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu
keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti
teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan.
Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu
yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud pengertian Keperawatan Medical Bedah
2. Bagaimana Tujuan proses Keperawatan Medical Bedah
3. Bagaimana Tahap proses Keperawatan Medical Bedah

4
4. Bagaimana Penanganan kasus lazim yang terjadi di tatanan Home Care
Keperawatan Medikal Bedah

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui Pengertian Keperawatan Medikal Bedah
2. Mengetahui Tujuan proses Keperawatan Medikal Bedah
3. Mengetahui Tahap proses Keperawatan Medikal Bedah
4. Mengetahui Penanganan kasus lazim yang terjadi di tatanan Home Care
Keperawatan Medikal Bedah

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keperawatan Medikal Bedah


Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu
keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk
pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama pengkajian filsafat ilmu
keperawatan: ontologis). Pengertian keperawatan medikal bedah Menurut Raymond H.
& Simamora,mengandung 3 hal ialah :
1. Mengembangkan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan
professional dalam medikal bedah dengan cara:
a. Menerapkan konsep-konsep keperawatan dalam melaksanakan kegiatan
keperawatan.
b. Melaksanakan kegiatan keperawatan dalam menggunakan pendekatan ilmiah.
c. Berperan sebagai pembaru dalam setiap kegiatan keperawatan pada berbagai
tatanan pelayanan keperawatan.
d. Mengikuti perkembangan IPTEK secara terus-menerus melalui kegiatan yang
menunjang.
e. Mengembangkan IPTEK keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan ilmu.
f. Berperan aktif dalam setiap kegiatan ilmiah yang relevan dengan keperawatan.
2. Melaksanakan kegiatan penelitian rangaka pengembangan ilmu keperawatan
medikal bedah dengan cara:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan menganlisis, menyintesis informasi
yang relevan dari berbagai sumber dan memerhatikan perspektif lintas budaya.
b. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang keperawatan
keperawatan medikal bedah.
c. Menerapkan prinsip dan tekhnik penalaran yang tepat dalam berpikir secara
logis, kritis, dan mandiri.
3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka untuk
menerima perubahan, dan berorientasi pada masa depan dengan cara:

6
a. Menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk membantu
menyelesaikan masalah masyarakat yang terkait dengan keperawatan medikal
bedah.
b. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan dan
mengelola sumber yang tersedia.

Praktik Keperawatan Medikal Bedah membutuhkan pengetahuan khusus dan


keterampilan klinis untuk mengelola masalah kesehatan aktual atau potensial yang
mempengaruhi individu, orang terdekat mereka, dan komunitas. Pelayanan
Keperawatan Medikal Bedah diberikan kepada klien sejak remaja sepanjang
rentang kehidupan. Perawat Medikal Bedah terutama di unit rumah sakit merawat
pasien dewasa yang sakit akut dengan berbagai macam masalah medis atau pulih
dari operasi. Mereka memberikan perawatan 24/7 dan memiliki lebih banyak tatap
muka dengan pasien daripada tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit.
Perawat Medikal Bedah adalah koordinator utama unit tersebut yang menyulap
perawatan untuk banyak pasien sekaligus (Akademi Perawat Medis-Bedah, 2017).
Mereka memiliki kemampuan berpikir kritis tingkat tinggi, pengetahuan klinis luas,
dan tetap tenang di bawah tekanan. Banyak keperawatan spesialisasi yang
membutuhkan keahlian yang serupa, tetapi pada Keperawatan Medikal Bedah ini
diperlukan tingkat koordinasi yang intens sejak pasien datang ke rumah sakit
sampai pasien meninggalkan rumah sakit yang menjadi pembeda Keperawatan
Medikal Bedah dengan lainnya. Bahkan setelah keluar dari ruang rawat inap,
Perawat Medikal Bedah terus memberikan perawatan kepada pasien baik di fasilitas
perawatan subakut, perawatan di rumah, klinik perawatan rawat jalan, layanan
rawat jalan, praktik swasta, maupun pelayanan fasilitas kesehatan lainnya.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keperawatan medikal
bedah merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang berhubungan dengan
perawatan pasien dewasa yang menderita suatu penyakit pada suatu system tubuh,
melalui pengobatan atau intervensi pembedahan atau keduanya. Perawatan
kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang
(Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non
profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Keperawatan medikal bedah dengan
melakukan perawatan di rumah merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga

7
di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.

2.2 Tujuan Proses Keperawatan Medikal Bedah


Sifat dinamis dari lingkungan perawatan kesehatan dan pengetahuan yang semakin
berkembang dalam praktik keperawatan memfokuskan kepada kebutuhan untuk
menafsirkan dan menjelaskan ruang lingkup praktik untuk spesialisasi Keperawatan
Medikal Bedah.
Adapun tujuan dari spesialisasi Keperawatan Medikal Bedah yaitu untuk
mempromosikan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan klien secara optimal.
Ruang lingkup praktik Perawat Medikal Bedah berhubungan dengan praktik klinis.
Klien atau pasien sebagai penerima tindakan keperawatan dapat berupa orang dewasa,
keluarga, kelompok, atau komunitas. Perawat Medikal-Bedah memberikan perawatan
dengan pemahaman bahwa klien merupakan fokus mendasar dan sentral dalam
melakukan pemberian asuhan keperawatan. Perawat medikal bedah selalu berkomitmen
untuk :
1. Membantu klien mencapai tingkat fungsi kesehatan yang optimal.
2. Merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang diarahkan untuk
mempromosikan kesehatan secara berkelanjutan dalam hal mencegah terjadinya
penyakit dan komplikasi, mendeteksi lebih lanjut penyakit dan disfungsi pada
organ yang bermasalah.
3. Membantu rehabilitasi klien
Pada intinya dalam praktik Keperawatan Medikal Bedah harus melakukan anjuran
untuk mempromosikan bagaimana menjaga kualitas hidup bagi klien sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki oleh klien. Perawat Medikal Bedah juga mempromosikan
kesadaran masyarakat dengan berfokus pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit atau cedera.

2.3 Tahap Proses Keperawatan Medikal Bedah


Proses keperawatan terdiri atas lima tahap, yaitu :
1. TAHAPAN PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
8
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian
merupakan pemikiran dasar dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran
data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu.
a. Data Dasar
adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan
hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
b. Data Fokus
adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan
dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan terhadap klien.
 Fokus pengkajian keperawatan
Fokus pengkajian keperawatan tidak sama dengan pengkajian medis.
Pengkajian medis difokuskan pada keadaan patologis, sedangkan
pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap masalah-
masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Misalnya dapatkah klien melakukan aktivitas sehari-hari,
sehingga fokus pengkajian klien adalah respon klien yang nyata maupun
potensial terhadap masalahmasalah aktifitas harian.
 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan
informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah
yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan,
serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
2. TAHAPAN DIAGNOSA
Pada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh V. Fry dengan
menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan rencana asuhan

9
keperawatan. Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/ proses kehidupan yang
aktual atau risiko. Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan
intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun
persyaratan dari diagnose keperawatan adalah perumusan harus jelas dan singkat
dari respons klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi, spesifik dan akurat,
memberikan arahan pada asuhan keperawatan, dapat dilaksanakan oleh perawat
dan mencerminkan keadaan kesehatan klien.
3. TAHAPAN PERENCANAAN
Langkah ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan. Perencanaan
adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis
dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah. Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan
hasil pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan
petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah,
menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan keperawatan meliputi:
penetapan prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan,
menentukan intervensi keperawatan yang tepat dan pengembangan rencana asuhan
keperawatan. Setelah diagnosa keperawatan dirumuskan secara spesifik, perawat
menggunakan kemampuan berfikir kritis untuk segera menetapkan prioritas
diagnosa keperawatan dan intervensi yang penting sesuai dengan kebutuhan klien.
Penetapan prioritas bertujuan untuk mengidentifikasi urutan intervensi
keperawatan yang sesuai dengan berbagai masalah klien. Penetapan prioritas
dilakukan karena tidak semua masalah dapat diatasi dalam waktu yang bersamaan.
Salah satu metode dalam menetapkan prioritas dengan mempergunakan hirarki
kebutuhan menurut Maslow. Prioritas dapat diklasifikasi menjadi tiga tingkatan,
antara lain high priority, intermediate priority, dan low priority. Dalam menetapkan
prioritas perawat juga harus memperhatikan nilai dan kepercayaan klien terhadap
kesehatan, prioritas klien, sumber yang tersedia untuk klien dan perawat,
pentingnya masalah kesehatan yang dihadapi, dan rencana pengobatan medis.
Diagnosa keperawatan klien dan penetapan prioritas membantu dalam
menentukan tujuan keperawatan. Tujuan adalah petunjuk untuk menyeleksi
10
intervensi keperawatan dan kriteria hasil dalam mengevaluasi intervensi yang telah
diberikan. Evaluasi kritis perawat dalam menetapkan tujuan dan ukuran hasil yang
diharapkan ditekankan pada diagnosa, masalah yang mendesak, dan sumber-
sumber klien serta sistem pelayanan keperawatan.
4. TAHAP IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait
dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi
keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai
kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan
keterampilan dalam melakukan tindakan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.
5. TAHAP EVALUASI
Meskipun proses keperawatan mempunyai tahap-tahap, namun evaluasi
berlangsung terus menerus sepanjang pelaksanaan proses keperawatan. Tahap
evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dalam
keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah
ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan.
Menurut Craven dan Hirnle, evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari
efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah
ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara
lain:
a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan
keperawatan yang telah diberikan.
11
b. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
c. Mendapatkan umpan balik.
d. Sebagai tanggungjawab dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

Setiap tahap dari proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan satu
sama lain. Jika dari proses keperawatan langkah -langkah nya tidak dilaksanakan
secara keseluruhan maka proses keperawatan tidak akan berjalan dengan baik,
karena jika satu saja langkah atau tahap itu tidak dilakukan maka akan
mempengaruhi tahap yang lain karena mereka saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan.

Pada dasarnya tahapan dalam praktik Keperawatan Medikal Bedah sama


dengan tahapan keperawatan pada umumnya dimana terdapat pengkajian,
diagnose, perencanaan, implementasi, dan evaluasi seperti yang sudah dijabarkan
sebelumnya. Proses keperawatan menyediakan kerangka kerja untuk praktik
Keperawatan Medikal Bedah. Bedanya, Keperawatan Medikal Bedah lebih
menekankan bukti berbasis praktik, bersama dengan keahlian klinis perawat dan
preferensi klien untuk menilai, mendiagnosis, merencanakan, menerapkan, dan
mengevaluasi perawatan. Keperawatan Medikal Bedah merumuskan diagnosa
keperawatan dari data pengkajian terkait klien dan membantu klien dalam
mengembangkan dan membuat prioritas tujuan kesehatannya. Dalam praktik
Keperawatan Medikal Bedah, perawat berkonsultasi dengan klien untuk melakukan
identifikasi terkait hasil yang diharapkan dan intervensi yang diperlukan untuk
mencapai hasil tersebut. Perawat Medikal Bedah kemudian menerapkan intervensi
yang berbasis bukti untuk klien yang akan meningkatkan kesehatan fisik dan
mental, mendorong gaya hidup sehat, mendukung pengambilan keputusan, dan
mendorong kemandirian kesehatan yang dapat dicapai. Respons klien terhadap
intervensi tersebut kemudian dievaluasi dan didiskusikan sebagaimana mestinya.

Dalam merawat klien, Perawat Medikal Bedah tidak boleh menghakimi, tidak
bersikap diskriminatif, sensitif, dan harus menghormati budaya, usia, jenis
kelamin, dan orientasi seksual klien. Perawat Medikal Bedah berusaha keras untuk
memberikan perawatan holistik yang saling berkaitan dengan klien, orang lain,
alam, dan spiritualitas (Asosiasi Perawat Holistik Amerika & ANA, 2013). Perawat
Medikal Bedah siap untuk merawat klien pada semua fase penyakit yang diderita

12
melalui kemampuan untuk merumuskan secara individu rencana perawatan yang
akan diberikan.

2.4 Penanganan kasus lazim yang terjadi di tatanan Home Care Keperawatan
Medikal Bedah
Jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus-
kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang
dijumpai di komunitas. Salah satu yang sering terjadi di layanan homecare adalah pada
kasus diabetes. Umumnya pasien harusnya patuh dengan diet diabetes, dan jika ada
luka melakukan perawatan luka dengan benar. Hal ini masih banyak yang belum
memahami sehingga luka pada penderita diabetes berkembang menjadi gangrene
bahkan kematian. Adapun penanganan nya yaitu melakukan upaya promosi kesehatan
tentang pentingnya menjaga pola hidup sehat mulai dari menjaga makanan, olahraga,
mekanisme koping individu. Selanjutnya jika ada luka atau dalam masa pengobatan,
dilakukan dengan pemantauan agar pasien dapat menjalankan pengobatan secara
teratur. Selanjutnya rehabilitasi yakni menjaga pola hidup sehat dan memulihkan
keadaan untuk kembali optimal. menunjukkan bahwa kualitas pelayanan home care
di tinjau dari 5 aspek yang meliputi kehandalan, jaminan, bukti langsung, empati
dan daya tanggap sangat berkaitan erat dengan kepuasan klien

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu :
1. Keperawatan medikal bedah merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang
berhubungan dengan perawatan pasien dewasa yang menderita suatu penyakit pada
suatu system tubuh, melalui pengobatan atau intervensi pembedahan atau keduanya
yang bisa dilakukan melalui perawatan di rumah.
2. Tujuan dari spesialisasi Keperawatan Medikal Bedah yaitu untuk mempromosikan,
mempertahankan, dan memulihkan kesehatan klien secara optimal.
3. Keperawatan Medikal Bedah lebih menekankan bukti berbasis praktik, bersama
dengan keahlian klinis perawat dan preferensi klien untuk menilai, mendiagnosis,
merencanakan, menerapkan, dan mengevaluasi perawatan.
4. Jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus-
kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang
dijumpai di komunitas seperti luka akibat diabetes mellitus.

3.2 Saran
Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami selaku
penulis memohon adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Dengan mempelajari makalah ini diharapkan agar pembaca khususnya
mahasiswa keperawatan dapat menerapkan praktik keperawatan medikal bedah sesuai
dengan konsep dan perspektif keperawatan medical bedah untuk ditingkatkan dalam
mengejar pencapaian indikator MDGs.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asmi, A. S., & Husaeni, H. 2019. Keperawatan Home Care Pada Keluarga dengan
Masalah Kesehatan Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 8(2), 32-38.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.99
Asmi, A. S., & Husaeni, H. 2019. Nursing Home Care in Families with Problems
Hypertension Health. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 32–38.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.99
Butarbutar, dkk. 2022. Keperawatan Medikal Bedah. Medan : Yayasan Kita Menulis.
Hartman, et al. 2018. Scope and Standards of Medical-Surgical Nursing Practice 6 th
edition. Academy of Medical-Surgical Nurses.
Nurfallah, I., & Masyarakat, K. 2021. Penerapan Telenursing dalam meningkatkan
pelayanan keperawatan pada pasien Homecare dengan Stroke:  Literatur review. Jurnal
Kesehatan Masyarakat , 11(02). https://doi.org/10.2196/medinform.908

15

Anda mungkin juga menyukai