OLEH :
WAHYU WULANDARI
P00320022123
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya haturkan puja & puji syukur kehadirat Tuhan YME. Yang telah
mellimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang
”Keperawatan Medikal Bedah I”.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...…….3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
1. Konsep dan perspektif keperawatan medikal bedah.............................................................6
A. Definisi keperawatan medikal bedah................................................................................6
B. Peran dan fungsi perawat dalam keperawatan medikal bedah..........................................7
C. Lingkup keperawatan medikal bedah...............................................................................8
D. Komponen keperawatan medikal bedah.........................................................................10
E. Trend dan issue keperawatan medikal bedah..................................................................12
2. Peran perawat medikal bedah dalam kebijakan pelayanan kesehatan (nasional dan
internasional)..............................................................................................................................18
A. Definisi............................................................................................................................18
B. Peran dan fungsi perawat................................................................................................18
C. Sistem pelayanan kesehatan kepada masyarakat............................................................20
D. Lingkup praktik keperawatan dalam pelayanan Kesehatan............................................22
BAB III..........................................................................................................................................23
PENUTUP.....................................................................................................................................23
A. Kesimpulan.........................................................................................................................23
B. Saran...................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
b. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang keperawatan
keperawatan medikal bedah.
c. Menerapkan prinsip dan tekhnik penalaran yang tepat dalam berpikir secara
logis, kritis, dan mandiri.
1. Peran perawat
Peran perawat dalam keperawatan Medikal Bedah yaitu, memberikan bantuan
bantuan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis karena adanya
penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan meliputi penanganan terhadap individu
untuk memperoleh kenyamanan, membantu individu dalam meningkatkan dan
mempertahankan kondisi sehatnya, melakukan pencegahan, deteksi dan mengatasi
kondisi yang berkaitan dengan penyakit, mengupayakan pemulihan sampai klien
dapat mencapai kapasitas produktif tertingginya, serta membantu klien menghadapi
kematian secara bermartabat.
2. Fungsi perawat
Fungsi perawat dalam keperawatan medical bedah adalah untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien khususnya kepada
klien dengan gangguan pada sistem fisiologis tubuh.
7
F. Lingkup keperawatan medikal bedah
1. Lingkup Klien
Klien yang ditangani dalam praktek pengembangan medikal bedah adalah orang
dewasa, dengan pendekatan one to one basis. Kategori dewasa berimplikasi pada
pengembangan yang dijalani sesuai tahapannya. Perkembangan tugas-tugas ini dapat
berdampak pada perubahan peran dan respon psikososial selama klien mengalami
masalah kesehatan, dan hal ini perlu menjadi pertimbangan perawat dalam melakukan
pengkajian dan intervensi penyakit. Pendekatan pendekatan harus
mempertimbangkan tingkat kedewasaan klien yang ditangani, demikian pula
pemberdayaan klien dalam proses asuhan merupakan hal yang penting sesuai dengan
kondisinya, hal ini berkenaan dengan kepedulian terhadap diri sendiri.
8
pengungkapan adalah respon manusia dalam menghadapi masalah, baik aktual
maupun potensial. Dalam lingkup cakupan medikal bedah, masalah kesehatan ini
meliputi gangguan fisiologis nyata atau potensial sebagai akibat adanya penyakit,
terjadinya trauma maupun kecacatan berikut respon klien yang unik dari aspek-aspek
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Mengingat dasar telahahan respon klien bersumber dari gangguan fisiologis, maka
pemahaman akan patofisiologis atau mekanisme terjadinya gangguan dan potensi
manifestasi klinis dari gangguan tersebut sangat mendasari lingkup garapan dan
intervensi mengaktifkannya. Penyakit, trauma atau bencana sebagai masalah
kesehatan yang dihadapi klien dapat bersumber atau terjadi pada seluruh sistem tubuh
meliputi sistem-sistem persyarafan; Endokrin; Pernapasan; Kardiovaskuler;
Pencernaan; Perkemihan; muskuloskeletal; Integumen; Kekebalan Tubuh;
Pendengaran; Penglihatan serta Permasalahan – permasalahan yang dapat secara
umum menyertai seluruh gangguan sistem yaitu isu-isu yang berkaitan dengan
keganasan dan kondisi terminal.
a. Lingkup garapan
Lingkup garapan rekayasa adalah kebutuhan dasar manusia,
penyimpangan dan intervensinya. Lingkup garapan kelompok medis bedah adalah
segala hambatan pemenuhan kebutuhan dasar yang terjadi karena perubahan
fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh; serta modalitas dan berbagai
upaya untuk mengatasinya. Guna menentukan berbagai hambatan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dan modalitas yang tepat waktu untuk mengatasi
keterampilan berpikir logis dan kritis yang dibutuhkan dalam mengkaji secara
tepat kebutuhan dasar apa yang tidak dipenuhi, pada tingkat serta kemungkinan
penyebab apa (diagnosis klasifikasi). Hal ini akan menentukan perlakuan
(pengobatan) lingkup, dan modalitas yang sesuai. Disini dibutuhkan keterampilan
teknis dan telaah legal etis.
9
b. Basis intervensi
Basis intervensi intervensi medis adalah ketidakmampuan klien untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri (defisit perawatan diri). Ketidakmampuan
ini dapat terjadi karena kecocokan antara tuntutan kebutuhan (self-care demand)
dan kapasitas klien untuk memenuhinya (self-care ability) sebagai akibat
perubahan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh. Kondisi ini unik pada
setiap individu, karena kebutuhan akan perawatan diri (self-care requirement)
dapat berbeda-beda, sehingga dibutuhkan integrasi keterampilan-keterampilan
berpikir logis-kritis, teknis dan telaah legal etis untuk menentukan bentuk
intervensi keterlibatan mana yang sesuai, apakah bantuan total, parsial, atau
suportif-edukatif yang dibutuhkan klien.
3. Konsekuensi Profesional
Ada berbagai konsekuensi logis yang masih harus ditata sebagai acuan bagi
praktisi realisasi pada area terjadinya medikal bedah. Menyingkap kerumitan fokus
telaahan, cakupan garapan dan area intervensi dasar kompleksitas bedah medis dan
konsekuensi profesionalnya perlu dirumuskan :
Standar kinerja untuk acuan kualitas layanan.
Kategorikan kualifikasi perawat untuk menentukan kelayakannya sebagai praktisi.
Sertifikasi dan lisensi keahlian yang selalu sederhana untuk memberikan jaminan
keamanan bagi pengguna jasa keperawatan.
Ada 5 objek utama dalam ilmu keterbelakangan: manusia, individu (yang mendapatkan
asuhan keperawatan), konsep sakit, aplikasi tindakan keperawatan.
1. Manusia
Penerima asuhan asuhan adalah manusia, individu, kelommpok, komunitas, atau
sosial. Masing-masing diperlakukan oleh perawat sebagai sistem adaptasi yang
holistik dan terbuka.
2. Keperawatan
10
Bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan
kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan
sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
3. Konsep Sehat-Sakit
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif ;
A. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
B. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
C. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah. (Kamus Collegiate
Baru Webster). Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal,
bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan
jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan.
4. Konsep Lingkungan
Lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan ekternal, yang
mempengaruhi dan berakibat pada perkembangan dan prilaku seseorang dan
kelompok. Lingkungan dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima
individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman, sedangkan lingkungan internal
adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan
emosional, kepribadian) dan proses eksternal stressor biologi (sel maupun molekul)
yang berasal dari dalam tubuh individu.
5. Aplikasi asuhan Keperawatan
Proses pengelolaan ;
a. Pengakajian
b. Perumusan diagnosis terjadinya
c. Intervensi kerajaan
d. Pelaksanaan
e. evaluasi
11
H. Trend dan issue keperawatan medikal bedah
12
memperpendek lama hari perawatan. Namun demikian, prinsip ini belum
diterapkan di semua rumah sakit di seluruh Indonesia.
13
tidak perlu dilakukan lagi. Bidang garapnya meliputi aspek bio-psiko-sosio-
spiritual yang bertujuan dalam memberikan dukungan fisik dan psikis, dukungan
moral bagi pasien dan keluarganya, dan juga memberikan pelatihan perawatan
praktis. Di Indonesia, metode perawatan ini di bawah pengelolaan Yayasan
Kanker Indonesia. Sedangkan di beberapa rumah sakit yang lain program ini
sudah dikembangkan, namun belum dilakukan secara legal.
g. Klinik HIV
Saat ini mulai berkembang klinik HIV di beberapa Rumah Sakit
pemerintah maupun swasta. Hal ini dilakukan dalam usaha mendeteksi dini akan
HIV dan mencegah penyebaran HIV di masyarakat. Target penderita adalah
kelompok masyarakat dengan resiko tinggi, misalnya pekerja sex, penderita
HIV-AIDS, remaja, kelompok IDU (injection drug use). Klinik ini masih terbatas
dikembangkan dibeberapa rumah sakit saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya
persiapan tenaga yang kompeten dalam bidang tersebut serta sarana dan prasar
ana yang masih minimal. Selain itu masyarakat masih belum siap untuk
memanfaatkan klinik ini, karena ada stigma dimasyarakat masih menganggap
bahwa penyakit ini adalah penyakit kutukan dan harus dikucilkan. Namun
demikian, dalam praktik nyata, telah ada wadah khusus dari Depkes RI untuk
menjaring pengidap HIV/AIDS oleh VCT (Voluntary Counselling and Testing).
Usaha ini telah berhasil menjaring sejumlah pengidap AIDS dimana hingga bulan
14
Juni 2008 telah terdeteksi 12.686 (Depkes, 2008). Dari sejumlah pasien ini,
apabila diibaratkan dengan fenomena gunung es, maka sebenarnya disekeliling
kita sudah terdapat banyak pasien dengan HIV/AIDS.
15
didiseminasikan dan dimanfaatkan untuk pengembangan praktik klinis
keperawatan.
16
sudah dalam proses untuk dilegalisasi. Dikatakan bahwa 72% dari populasi lebih
cenderung untuk menjadi relawan euthanasia aktif. Dalam praktik nyata,
masyarakat telah melegalkan euthanasia pasif terutama dalam proses aborsi.
Diyakini bahwa 30 tahun yang akan datang, euthanasia akan bergeser dari sesuatu
yang ”samar -samar” menjadi sesuatu yang legal. Dalam hal ini, perawat berada
dalam posisi yang sangat baik untuk mengkajinya secara lebih obyektif, sehingga
akan menjadi kesempatan terbaik bagi perawat untuk mengambil bagian terlibat
aktif dalam mengembangkan kebijakan-kebijakan terkait, khususnya pada kasus
keperawatan medikal bedah.
17
2. Peran perawat medikal bedah dalam kebijakan pelayanan kesehatan (nasional dan
internasional)
A. Definisi
a. Peran perawat
Sebagaimana yang tercantum dalam Konsorsium Ilmu Keperawatan (1989), ada 7
peran penting perawat yang perlu diketahui yakni sebagai berikut.
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, dimana perawat dalam hal ini berperan
dalam menyesuaikan pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan tetap
memperhatikan kebutuhan dasar manusia.
2. Sebagai advokat pasien, di mana perawat dalam hal ini akan membantu proses
komunikasi dan pemberian informasi yang layak di antara pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya. Perawat juga akan membantu pasien dan keluarga
mendapatkan hak-haknya.
3. Sebagai edukator, di mana perawat dalam hal ini akan memberikan pengetahuan
mengenai kesehatan, gejala, hingga tindakan yang perlu diambil untuk menambah
perilaku hidup sehat pada pasien.
4. Sebagai koordinator, di mana perawat akan mengoordinasikan pelayanan kesehatan
yang terbaik untuk pasien.
18
5. Sebagai kolaborator, di mana perawat akan dapat mengolaborasikan berbagai
tindakan yang perlu diambil untuk dapat memberikan pelayanan terbaik pada
pasien, dengan para tenaga kesehatan lainnya.
6. Sebagai konsultan, di mana perawat dalam hal ini akan memberikan penjelasan
terbaik mengenai berbagai informasi yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada pasien.
7. Sebagai pembaharu, yang akan melakukan perencanaan, kolaborasi, serta
perubahan yang sistematis demi mencapai tujuan pemberian pelayanan
keperawatan yang terbaik untuk pasien.
b. Fungsi perawat
Fungsi perawat terdiri dari 3 yaitu independen, dependen, dan interdependen. Fungsi
perawat ini dijalankan sesuai dengan perannya dalam memberikan pelayanan
keperawatan dan disesuaikan dengan kondisi riil dari pasien. Berikut ini penjelasan
mengenai fungsi perawat yang lebih detail.
1. Independen
Fungsi perawat yang pertama yaitu fungsi independen. Dalam hal ini perawat
memiliki hak independen dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan
yang terbaik yang didasarkan dari ilmu keperawatan. Tindakan independen yang
diambil ini haruslah berdasarkan pada ilmu keperawatan. Selain itu, keputusan
dan tindakan yang dilakukan oleh perawat akan menjadi tanggung jawab penuh
perawat tanpa melibatkan pihak lain.
2. Dependen
Fungsi perawat yang selanjutnya yaitu fungsi dependen yang membuat perawat
dapat menjalankan perintah dari dokter seperti pemasangan infus, pemberian obat,
pengambilan sampel darah, penyuntikan dan sebagainya. Berbeda dari fungsi
sebelumnya yang menjadi tanggung jawab penuh perawat, maka dalam fungsi ini
yang bertanggung jawab secara penuh adalah dokter.
3. Interdependen
Fungsi perawatan yang terakhir yaitu fungsi interdependen. Dalam fungsi ini,
perawat dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak lain yang terlibat
19
dalam usaha memberikan pelayanan kesehatan terbaik, seperti dokter, ahli gizi,
fisioterapi, dan para ahli untuk memberikan tindakan keperawatan terhadap
pasien. Sebagai contoh, dalam menangani pasien yang menderita diabetes,
perawat akan bekerja sama dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan asupan
makanan sang pasien.
Teori system menyebutkan bahwa system terbentuk dari sub system yang saling
berhubungan dan saling memengaruhi. Bagian tersebut terdiri sdari input, proses,
output, dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling berhubungan dan
saling memengaruhi. Pelayanan Kesehatan sebagai suatu system terdiri dari sub system
pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
sebagainya. Kebarhasilan system pelayanan Kesehatan tergantung dari berbagai
komponen yang masuk dalam pelayanan Kesehatan diantaranya perawat, dokter, atau
tim Kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling menunjang. System ini akan
memberikan kualitas pelayanan Kesehatan yang efektif dengan melihat nilai yang ada
dimasyarakat.
Bagian dalam system tersebut antara lain:
Input ( masukan)
Merupakan sub system yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya
sebuah system, seperti system pelayanan Kesehatan, maka masukan dapat berupa
potensi masyarakat, tenaga Kesehatan, sarana Kesehatan dan lainnya.
Proses
Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk menjadikan
sebuah hasil yang diharapkan dari system tersebut, sebagaimana contoh dalam
system pelayanan Kesehatan, maka yang dimaksud dalam proses adalah berbagai
kegiatan dalam pelayanan kesahatan.
Output (keluaran)
Hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam system pelayan Kesehatan hasilnya
dapat berupa pelayanan Kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien, serte dapat
20
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien cepat sembuh dan
optimal.
Dampak
Merupakan akibat yang dihasilkan oleh output (keluaran), yang terjadi relatif lama
waktunya. setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam sistem pelayanan Kesehatan,
maka dampaknya akan menjadikan masyarkat sehat dan mengurangi angka
kesakitan dan kematian karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat.
Umpan balik
Merupakan usatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari
sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling memengaruhi. umpan balik
dalam sistem pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang
juga dapat menjadikan input selalu meningkat.
Lingkungan
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar system tetapi dapat memengaruhi
pelayanan Kesehatan sebagaimana dalam system pelayanan Kesehatan, lingkungan
yang dimaksud dapat berupa lingkungan strategis, atau situasi kondisi social yang
ada dimasyarakat seperti institusi diluar pelayanan masyarakat.
21
2. Menggalang potensi masyarakat melalui organisasi masyarakat seperti LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat). Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan
oleh LSM merupakan bentuk partisipasi masvarakat.
3. Menggalang potensi masyarakat melalui perusahaan swasta sehingga akan
membantu meringankan beban pelayanan kesehatan masyarakat.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. saya selaku penulis
memohon adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Dengan mempelajari makalah ini diharapkan agar pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dapat menerapkan peran-peran keperawatan medical bedah sesuai dengan
konsep dan perspektif keperawatan medical bedah.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen, PPM dan PPL Depkes RI (2008). “Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia”,
http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf, diakses pada tanggal 10 februari 21.02
Saputra, Alfin. 2021. “Mengenal Peran dan Fungsi Perawat Yang Perlu Diketahui”,
https://aido.id/health-articles/mengenal-peran-dan-fungsi-perawat-yang-perlu-diketahui/detail,
diakses pada tanggal 11 februari 19.38.
Dewi, Niluh Puspita. 2020. Kebijakan & Manajemen PELAYANAN KESEHATAN. Jawa Barat :
Widina Bhakti Persada Bandung.
24