MAKALAH KONSEP
PENYAKIT TIDAK
MENULAR (DM)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Della Putri Agustin Nadyanti PO.71.20.1.20.023
2. Nur Rahmaniya PO.71.20.1.20.024
3. Oktaliza AR PO.71.20.1.20.025
4. Bintang Ayu Lestari PO.71.20.1.20.026
5. Namira Gustiany Putri Mayana PO.71.20.1.20.027
6. Dea Agustini PO.71.20.1.20.028
7. Nissa Amalia Putri PO.71.20.1.20.029
DOSEN PENGAMPU :
Imelda Erman,S.Kep.,M.Kes
TINGKAT 3A
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
menjadi penyebab utama dari 36 juta kematian di dunia dengan persentase 70% (Natalia
Paskawati Adimuntja, 2020). Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk Diabetes Melitus kini
menjadi ancaman serius bagi kesehatan global. Diabetes Melitus merupakan salah satu
penyebab utama penyakit kardiovaskular (CVD), kebutaan, gagal ginjal, amputasi (akibat
luka), bahkan kematian (IDF, 2017). Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang
ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah yang melebihi dari batas normal yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, sehingga memerlukan perhatian yang serius (WHO Global
Report, 2016). Diabetes Melitus dikenal sebagai silent killer karena penderitanya baru
menyadari setelah terjadinya komplikasi (Decroli, 2019). Komplikasi pada penderita DM
disebabkan oleh banyak faktor diantaranya karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, riwayat penyakit dan dapat dipengaruhi juga dengan
faktor penanganan yang meliputi diet, aktivitas fisik, terapi obat, dan pemantauan glukosa
darah (Wa Ode Sri Asnaniar, 2019).
Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi
insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh
terhadap insulin Faktor keturunan merupakan faktor penyebab utama timbulnya penyakit DM
di samping penyebab lain seperti infeksi, kehamilan dan obat-obatan. Tetapi meskipun
demikian, pada orang keturunan diabetes, belum menjamin timbulnya penyakit diabetes,
masih mungkin tidak menampakkan secara nyata sampai akhir hayatnya. Beberapa faktor
pencetus yang dapat memperburuk diabetes dan sering juga merupakan faktor pencetus DM
yaitu kurang gerak, makan berlebihan, kehamilan, kurang produksi hormon insulin, dan
penyakit hormone.
Faktor predominan diabetes adalah berat badan berlebih dan obesitas, untuk
mengendalikan DM Kemenkes sendiri telah membentuk 13.500 Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) untuk memudahkan akses warga melakukan deteksi dini penyakit diabetes [4].
Menteri Kesehatan telah menghimbau masyarakat untuk melakukan aksi cek kesehatan
4
secara teratur, rajin melakukan aktivitas fisik, diet yang seimbang, istirahat yang cukup
dan kelola stress dengan baik dan benar melalui program CERDIK.
Masalah keperawatan defisit nutrisi adalah kondisi ketika individu yang tidak puasa
mengalami atau beresiko mengalami ketidakadekuatan asupan atau metabolism nutrien untuk
kebutuhan metabolism dengan atau disertai penurunan berat badan (Carpenito, 2013). Akibat
produksi insulin tidak adekuat maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga
menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan, berat badan menurun, dan mudah lelah.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya defisit nutrisi (Mubarak, Chayatin &
Susanto, 2015).
Menurut Indah Sri Wahyuni & Hermawati Di Desa Sawah Kuwung Karang Anyar,
Surakarta (2017) terdapat beberapa hambatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
penderita diabetes mellitus yaitu perasaan takut mengkonsumsi gula karena penderita
beranggapan bahwa gula dapat menaikkan kadar gula darah, diet yang ditentukan tidak sesuai
dengan selera, serta penderita bosan dengan menu diet diabetes mellitus. Persepsi tersebut
timbul karena sebagian besar penderita kurang memahami tentang konsep diet pada penderita
diabetes mellitus. Pengetahuan mereka tentang diabetes mellitus masih terbatas. Oleh karena
itu, implementasi keperawatan tentang edukasi pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
diabetes mellitus sangat diperlukan.
1. 2 TUJUAN
1. Melakukan Implementasi Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus ll
2. Memberikan edukasi tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien Diabetes
Mellitus Tipe II
5
1. Definisi
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak memiliki
tandaklinis secara khusus sehingga menyebabkan seseorang tidak mengetahui dan
menyadari kondisi tersebut sejak permulaan perjalanan penyakit (Kemenkes RI,
2014). Kondisi tersebut menyebabkan keterlambatan dalam penanganan dan
menimbulkan komplikasi PTM bahkan berakibat kematian. Beberapa karakteristik
PTM antara lain, ditemukan di negara industri maupun negara berkembang, tidak
ada rantai penularan, dapat berlangsung kronis, etiologi atau penyebab tidak jelas,
multikausal atau penyebabnya lebih dari satu, diagnosis penyakit sulit, biaya mahal
dan tidak muncul dipermukaan seperti fenomena gunung es serta mortalitas dan
morbiditasnya tinggi. PTM dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikonya
dengan upaya promotif dan preventif (Bustan, 2007).
Penyakit jantung memiliki gejala khas yaitu nyeri dada. Kebanyakan orang
mungkin tidak merasakan atau hanya merasakan sedikit nyeri dada, sehingga
mereka mengabaikan gejala tersebut dan dapat menyebabkan penderitanya
mengalami kematian mendadak. Berikut iniadalah macam-macam PJPD :
1) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu bentuk utama penyakit
kardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah), menjadi
penyebab kematian nomor satu di dunia (Bustan, 2007). PJK terjadi
akibat penyempitan pembuluh darah koroner pada jantung yang
6
2.4.4 Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanaakan dalam
rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
(independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen) adalah
aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan
bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan
kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti
dokter dan petugas kesehatan lain (Tarwoto and Wartonah, 2015). Tujuan
dari pelaksanaaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah di
tetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. perencanaan dalam tindakan
keperaawatan akan dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaantindakan keperwatan.
Implementasi keperawatan di lakukan sesuai dengan perencanaan yang
telah direncanakan berdasarkan masalah keperawatan diambil yaitu
implementasi keperawatan manajemen nutrisi pada pasien Diabetes Melitus
tipe 2.
2.4.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan menurut
Bararah dan Juhar (2013). Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil
yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang
diharapkan dalam perencanaan.
3.1. Pengkajian Keperawatan Keluarga
A Identifikasi Data
5. Genogram
Keterangan:
:klien :serumah
menikah dengan Tn. A. Dan mereka memiliki dua orang anak laki-
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
8. Agama
dengan anak usia sekolah karena anak pertama dan kedua masih
rumah sakit selama 3 hari dan hingga saat ini Ny. S masih
mengeluh sering merasa lapar dan haus, sering buang air kecil
lebih dari 6 kali sehari, sering merasa kesemutan pada ujung jari
kaki, susah tidur malam hari, merasa gatal pada kulit, terdapat
t D t C
20xmenit GDS pukul 10.00: 292 mg/dL, GDS pukul 15.00: 268
menderita DM.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Kamar mandi: kamar mandi terdiri dari 1 bak mandi dan 1 WC.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi
bersama.
3. Struktur peran
nafkah. Ny. S berperan sebagai ibu rumah tangga dan An. S dan
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
sakit
membersihkannya.
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
kebutuhan.
103
puskesmas.
G. Harapan Keluarga
2. Ny. S mengatakan
jarang mengontrol
gula darah ke
fasilitas
kesehatan.
3. Keluarga
mengatakan Ny. S
sering
mengkonsumsi
makanan dan
minuman tinggi
gula seperti nasi
putih, gorengan,
dan kopi.
4. Ny. S tidak
diingatkan oleh
keluarga tepatnya
suami Ny. S untuk
minum obat dan
Ny. S juga sering
lupa untuk minum
obat DM.
5. Ny. S mengatakan
107
menginjeksi
insulin tanpa
diperiksa kadar
gula darah
terlebih dahulu.
6. Keluarga Tn. A
khawatir jika
sewaktu-waktu
penyakit Ny. S
memburuk dan
menimbulkan
komplikasi.
Data objektif
1. GDS pada tanggal
11 Maret 2020
pukul 10.00: 292
mg/dL
pukul 15.00: 268
mg/dL
3. Ny. S mengatakan
terdapat bekas
garukan di
punggung Ny. S.
4. Keluarga
mengatakan tidak
mengetahui secara
rinci cara
108
perawatan luka
yang benar.
Data objektif
1. Terdapat luka
lembab di kaki
Ny. S dan ada
sedikit nanah
disebabkan karena
adanya infeksi
bakteri dan kuman
serta akibat
perawatanluka
yang keliru dan
kurangnya
kesadaran diri
untuk menjaga
kebersihan luka.
2. Terdapat bekas
garukan di
punggung Ny. S.
3. Keluarga terlihat
bingung saat
menyebutkan
urutan perawatan
luka yang benar.
bertanya.
4. Berikan
reinforcement
positif
pencegahan DM
pada keluarga.
6. Berikan pujian
kepada keluarga
atas jawaban yang
benar.
keluarga.
3. Setelah
dilakukan 1. Keluarga 1. Keluarga 1. Kaji pengetahuan
kunjungan mampu merawat mampu keluarga tentang
1x50 menit anggota memahami cara merawat
keluarga keluarga dengan bagaimana anggota keluarga
mampu diabetes mellitus perawatan DM dengan DM.
merawat dan mampu dan mampu 2. Diskusikan dengan
anggota mendemonstrasi menyebutkan 3 keluarga tentang
keluarga kan bagaimana dari 5 cara merawat anggota
dengan DM. cara mengatasi mengatasi keluarga dengan
DM. masalah DM DM.
yaitu 3. Jelaskan dan
manajemen demonstrasikan
diet, aktivitas pada keluarga
dan olahraga mengenai cara
(senam DM dan mengatasi masalah
senam kaki), DM.
pengobatan, 4. Evaluasi kembali
manajemen tentang cara
stress, dan merawat dan
pemeriksaan mengatasi DM.
berkala kadar 5. Berikan
gula darah. kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas
117
jawaban yang
benar.
2. Kerusakan Setelah 3 hari 1. Setelah 1. Keluarga mampu 1. Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan
integritas kulit keluarga dilakukan melakukan mengetahui tata keluarga tentang
berhubungan memahami edukasi tindakan cara perawatan perawatan luka.
dengan tentang selama 60 perawatan luka. pada kerusakan 2. Diskusikan dengan
ketidakmampuan pencegahan menit, jaringan keluarga tata cara
keluarga dan perawatan keluarga integritas kulit. perawatan luka.
merawat anggota diabetes mampu 1. Perawatan 3. Jelaskan tata cara
keluarga yang mellitus. mengenal terhadap luka perawatan luka dan
sakit diabetes tentang basah. mendemonstrasikan
mellitus tipe II perawatan 2. Sebelum 4. Cuci tangan sebelum
pada Ny. S. luka. bekerja cuci dan sesudah
tangan dengan melakukan
bersih di air perawatan luka
yang
mengalir.
3. Gunakan
sarung tangan.
4. Bersihkan
area luka
dengan air
hangat/NaCL
dengan
menggunakan
kassa steril
dan pinset).
5. Bersihkan dari
kotoran yang
menempel
120
atau jaringan
mati/nekrosis
6. Setelah itu
memberikan
betadin
kompres pada
luka setelah
itu di tutup
pakai kassa
steril dan
dilakukan
setiap hari
sampai
sembuh.
7. Untuk luka
garuk atau
luka lecet
cukup
dibersihkan
pakai
desinfektan
larutan
betadin.
kaki.
5. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
TUK 2:
a. Membimbing dan memotivasi
keluarga untuk berperan dalam
menangani masalah diabetes
mellitus.
Keluarga mengatakan termotivasi
untuk merawat Ny. S agar
terhindar dari komplikasi DM
lebih lanjut
TUK 3:
a. Menjelaskan dan
125
TUK 4:
a. Mendiskusikan bersama keluarga
bagaimana lingkungan yang
nyaman dan sehat misalnya
menjaga ruangan rumah tidak
licin terutama dapur dan kamar
mandi, menggunakan alas kaki
saat berjalan ke luar rumah, dan
tidak meletakkan benda tajam
sembarangan tempat.
Keluarga tampak dapat
menyebutkan bagaimana
lingkungan yang nyaman dan
sehat untuk anggota keluarga.
TUK 5:
a. Mendiskusikan bersama keluarga
apa saja fasilitas kesehatan yang
ada dan bagaimana memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut.
Keluarga tampak paham tentang
pentingnya fasilitas kesehatan dan
pemanfaatannya namun belum
dapat datang ke fasilitas kesehatan
karena sibuk bekerja.
12 Maret 2. TUK 1:
2020 a. Mengkaji pengetahuan keluarga
11.00 tentang perawatan luka.
Keluarga tampak bingung
menyebutkan urutan perawatan
luka yang benar.
b. Mendiskusikan dengan keluarga
tata cara perawatan luka.
Keluarga tampak bingung
menyebutkan urutan perawatan
luka yang benar.
126
TUK 2:
a. Mendiskusikan bersama keluarga
apa saja fasilitas kesehatan yang
ada dan memanfaatkan fasilitas
pada semua anggota keluarga.
Keluarga tampak paham tentang
pentingnya fasilitas kesehatan dan
pemanfaatannya namun belum
dapat datang ke fasilitas kesehatan
karena sibuk bekerja
TUK 3:
a. Memotivasi keluarga agar lebih
bersemangat dalam melakukan
tindakan perawatan luka.
Keluarga tampak kurang
termotivasi dan kurang
bersemangat dalam melakukan
perawatan luka.
TUK 4:
a. Membimbing keluarga untuk
mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan perawatan
luka.
Keluarga belum mampu untuk
mengambil keputusan untuk
melakukan perawatan luka secara
mandiri.
TUK 5:
a. Mendiskusikan bersama keluarga
bagaimana lingkungan yang
nyaman dan aman untuk
mencegah luka semakin parah
pada Ny.S. misalnya dengan
menganjurkan untuk
menggunakan alas kaki saat
berjalan ke luar rumah.
Keluarga tampak sudah paham
tentang bagaimana lingkungan
yang nyaman dan sehat untuk
mencegah luka semakin parah.
13 Maret 1. TUK 1:
2020 a. Menjelaskan kepada keluarga
18.00 tentang penyebab diabetes
mellitus.
127
TUK 5:
a. Mendiskusikan bersama keluarga
jenis fasilitas kesehatan yang ada
dan bagaimana memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut.
Keluarga mengatakan sudah
kontrol ke fasilitas kesehatan.
13 Maret 2. TUK 1:
2020 a. Mendiskusikan dengan keluarga
19.00 tata cara perawatan luka.
Keluarga tampak sudah dapat
menyebutkan paham urutan
perawatan luka dengan benar.
TUK 2:
a. Mendiskusikan bersama keluarga
apa saja fasilitas kesehatan yang
ada dan memanfaatkan fasilitas
pada semua anggota keluarga.
Keluarga mengatakan sudah
kontrol ke fasilitas kesehatan.
TUK 3:
a. Memotivasi keluarga agar lebih
bersemangat dalam melakukan
tindakan perawatan luka.
Keluarga tampak kurang
bersemangat dalam melakukan
perawatan luka.
TUK 4:
a. Membimbing keluarga untuk
mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan perawatan
luka
Keluarga belum mampu untuk
128
14 Maret 2. TUK 3:
2020 a. Memotivasi keluarga agar lebih
15.00 bersemangat dalam melakukan
tindakan perawatan luka.
Keluarga tampak sudah
bersemangat dalam melakukan
tindakan perawatan luka.
TUK 4:
a. Membimbing keluarga untuk
mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan perawatan
luka.
Keluarga mengatakan sudah
mampu untuk mengambil
keputusan untuk melakukan
perawatan luka secara mandiri.
O:
1. Keluarga tampak bingung saat
dikaji tentang penyakit diabetes
mellitu
2. Keluarga Tn. A terlihat dapat
menjelaskan pengertian dan tanda
gejala DM.
3. Keluarga Tn. A kurang dapat
menjelaskan dan terlihat bingung
mengenai penyebab dan pencegahan
DM.
4. Terlihat menu makanan sudah
rendah gula seperti sudah
mengomsumsi nasi merah bukan
nasi putih.
5. Ny. S belum ada datang ke fasilitas
kesehatan untuk cek kesehatan.
6. Gula darah sewaktu: 254 mg/dL
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi.
1. Menjelaskan kembali penyebab dan
pencegahan DM.
2. Menganjurkan Ny. S untuk kontrol
kesehatan ke fasilitas kesehatan.
12 Maret 2020 2. S:
11.00 1. Keluarga Tn. A belum mengerti
sepenuhnya urutan cara
130
O:
1. Keluarga Tn. A terlihat bingung saat
ditanya mengenai cara perawatan
luka DM.
2. Terlihat luka Ny. S masih belum
dibersihkan.
3. Keluarga tampak paham tentang
pentingnya fasilitas kesehatan dan
pemanfaatannya namun belum dapat
datang ke fasilitas kesehatan karena
sibuk bekerja.
4. Keluarga tampak kurang termotivasi
dan kurang bersemangat dalam
melakukan perawatan luka.
5. Keluarga belum mampu untuk
mengambil keputusan untuk
melakukan perawatan luka secara
mandiri.
6. Keluarga tampak sudah paham
tentang bagaimana lingkungan yang
nyaman dan sehat untuk mencegah
luka semakin parah.
A:
Masalah belum teratasi.
P:
1. Lanjutkan dan pertahankan
perawatan kerusakan jaringan kulit
setiap hari.
2. Mendemonstrasikan cara perawatan
luka oleh keluarga.
3. Menganjurkan Ny. S untuk minum
obat antibiotik sesuai anjuran
dokter.
13 Maret 2020 1. S:
18.00 1. Keluarga Tn. A mengatakan sudah
paham mengenai penyebab dan
pencegahan DM.
2. Ny. S mengatakan sudah ada datang
dan kontrol ke fasilitas kesehatan
131
O:
Gula darah sewaktu: 218 mg/dL.
Terlihat ada hasil GDS dari puskesmas
A:
Masalah teratasi.
P:
Hentikan intervensi dan edukasi
keluarga untuk:
1. Selalu menjaga pengaturan makanan
diet diabetes.
2. Kontrol gula darah ke fasilitas
kesehatan secara teratur.
3. Mengingatkan keluarga untuk
menjaga kenyamanan lingkungan
agar tetap bersih dan mendapatkan
sirkulasi udara.
13 Maret 2020 2. S:
20.00 1. Keluarga Tn. A sudah mengerti
sepenuhnya cara membersihkan
luka pada Ny. S.
2. Keluarga Tn. A sudah
membersihkan luka DM pada Ny. S
3. Ny. S mengatakan belum minum
antibiotik.
4. Ny. S mengatakan sudah ada
kontrol ke fasilitas pelayanan
kesehatan.
5. Keluarga mengatakan belum
mampu untuk mengambil keputusan
untuk melakukan perawatan luka
secara mandiri.
O:
1. Keluarga Tn. A dapat menjawab
saat ditanya mengenai urutan cara
perawatan luka DM.
2. Terlihat luka Ny. S masih sudah
dibersihkan dan ditutup dengan
kassa steril.
3. Tetapi luka masih terlihat basah.
4. Keluarga tampak kurang
132
A:
Masalah belum teratasi.
P:
1. Lanjutkan dan pertahankan
perawatan kerusakan jaringan kulit
setiap hari.
2. Mendemonstrasikan cara perawatan
luka oleh keluarga.
14 Maret 2020 2. S:
15.00 1. Keluarga Tn. A mengatakan luka di
kaki Ny. S sudah tiap hari
dibersihkan, dibalut oleh kasa steril
dan diberi kompres betadin dan
merasa nyaman.
2. Ny. S mengatakan minum obat
antibiotik tiap hari.
3. Keluarga mengatakan sudah mampu
untuk mengambil keputusan untuk
melakukan perawatan luka secara
mandiri
O:
1. Tampak luka bersih dan kering serta
tidak bengkak, luka jaringan kulit
mulai ada perbaikan.
2. Tampak keluarga Tn. A dapat
mendemonstrasikan perawatan luka
dengan benar.
3. Keluarga tampak sudah
bersemangat dalam melakukan
tindakan perawatan luka
A:
Masalah teratasi.
P:
Hentikan intervensi dan menganjurkan
keluarga untuk:
1. Melakukan tindakan perawatan luka
sampai sehat oleh keluarga dengan
mengutamakan kebersihan dan
selalu cuci tangan.
2. Melakukan perawatan periodik ke
133
DAPTAR PUSTAKA
Adam, F.M.S., Adam, J.M.F. 2005. Toleransi Glukosa Terganggu: Pengertian, Patogenesis,
Dan Penatalaksanaan. Medika, Vol. Xxxi, Juli: 438-42
Arif, Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta. Media Aesculapius Fkui.
Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Jakarta: Pt.Elex Media
Komputindo.
Barcelo, A., Aedo, C., Rajpathak, S., Robles, S. 2003. The Cost Of Diabetes In Latin
America And The Carribean. Bulletin Of The World Health Organization, Vol. 81
(1): 19-27.
Bennet, P.H. 2005. Natural History And Determinants Of Type 2 Diabetes Mellitus (Golden
Lecture).
Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular . Cetakan 2 Rineka Cipta,
Jakarta.
Chatarina U Wahyuni & Santi Martini : Buku Bahan Ajar Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular, FKM- Unair, Surabaya.
Timmreck, Thomas C. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Egc.
Widijanti, A., Ratulangi, B.T. 2003. Pemeriksaan Laboratorium Penderita Diabetes Mellitus.
Medika, No. 3, Xxix, Maret: 166-9.
135
SOAL
1. banyak kencing, banyak minum dan sering lapar. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/80, HR 76x/menit, RR 18x/menit, Tax 36.5. Dari hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan GDS 120, GDP 130, TTGO 210. Diagnosa yang paling tepat
untuk pasien adalah...
a. Tidak sda kelainan
b. DM tipe 2
c. TGT
d. GDPT
e. Prediabetes
2. Seorang wanita usia 54 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 2 minggu. Keluhan
disertai dengan keringat dingin, berdebar, pandangan kabur. Pasien didiagnosis DM
sejak 1 tahun yang lalu dan rutin mengonsumsi obat, namun akhir- akhir ini pasien
jarang makan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456, TD 130/80, HR 90x/menit,
RR 18x/menit, Tax 36. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS 65 mg/dL.
Diagnosa pasien adalah...
a. Hipoglikemia ringan
b. Hipogilkemia sedang
c. Hipoglikemia berat
d. Syok Hipoglikemia
e. Krisis hipoglikemia
3. Seorang pesakit diabetes melitus kekurangan .....
a. Insulin
b. Nutrisi
c. Glukagon
d. Tiroksina
e. Hormon pertumbuhan
4. Air kencing seorang pesakit diabetes melitus didapati ......
a. Tinggi isipadu air
b. Tinggi glukosa
c. Rendah glukosa
d. Tinggi garam
e. Tinggi mineral
5. Hal yang perlu diperhatikan dari diabetes mellitus, kecuali. . . .
a. Selalu menggunakan alas kaki ketika bepergian
b. Minum obat harus rutin, saat penggantian dan pemberhentian obat harus
dikonsultasikan ke dokter
c. Membatasi makanan yg banyak mengandung protein
d. Melakukan cek gula darah secara teratur
136