Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD )

Oleh :
Kelompok se-Kab.Bengkalis:
SUHARTINI (1921158) ENDANG SRI HARTITI ( 1921176 )
ASLINA (1921180 ) NURLENA (1921151 )
EENDRIANI (1921181 ) NURYASNI ( 1921175 )
RIKA APDANIATI (1921185 ) ELIDA TAMBA ( 1921136 )
HALIYAH (1921179 ) JULINDA HUTAGULUNG ( 1921144 )
MASRINA ( 1921182 ) SYARIFAH AINI PURBA ( 1921174 )
SUSRY YUHANI ( 1921161 ) MORLINA MANIK (1921149 )
SEPRIZAL ABNUR ( 1921177 ) CHRISTIAN SITINJAK ( 1921132 )

DOSEN PEMBIMBING:
Awaluddin, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes TENGKU MAHARATU
PEKANBARU
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmatNya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul ” DEMAM BERDARAH DENGUE”
(DBD)
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas penunjang salah satu mata
kuliah pada Program S1 Keperawatan STiKes Tengku Maharatu.
Pada kesempatan ini pula Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan membimbing Kami, terutama kepada dosen pengajar kami
Bapak Awaluddin, M.Kep..
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, maka segala kritik dan saran membangun dari para pembaca, teman-
teman dan terutama dosen pengajar sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata Kami mngucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Pekanbaru, 2 Januari 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Penyakit demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia,
hal ini tampak dari kenyataan seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk
terjangkit penyakit demam berdarah dengue, Sebab baik virus penyebab maupun
nyamuk penularannya sudah tersebar luas di perumahan-perumahan penduduk dan
menunjukkan peningkatan yang drastis bahkan di seluruh dunia.
Pada Mei 1993, pertemuan kesehatan dunia yang ke-46 mengajukan suatu resolusi
tentang pengendalian dan pencegahan dengue yang menekankan bahwa pengokohan
pencegahan dan pengendalian DF, DHF, DSS baik di tingkat lokal maupun nasional
harus menjadi salah satu prioritas dari Negara Anggota WHO tempat endemiknya
penyakit.
Resolusi tersebut juga meminta:
1. Strategi yang dikembangkan untuk mengatasi penyebaran dan peningkatan
insiden dengue harus dapat dilakukan oleh negara terkait
2. Peningkatan penyuluhan kesehatan masyarakat,
3. Mengencarkan promosi kesehatan
4. Memperkuat riset
5. Memperluas surveilens dengue
6. Pemberian panduan dalam hal pengendalian vektor
7.Mobilisasi sumber daya eksternal untuk pencegahan penyakit harus menjadi
prioritas.
Untuk menanggapi resolusi WHO dalam pencegahan dan pengendalian dengue,
strategi global untuk operasionalitas kegiatan pengendalian vektor dikembangkan
berdasarkan komponen utama seperti, tindakan pengendalian nyamuk yang selektif
terpadu dengan partisipasi masyarakat dan kerja sama antar sektor, persiapan
kedaruratan, dll.
Salah satu penopang utama dalam strategi global adalah peningkatan
surveilans yang aktif dan didasarkan pada pemeriksaaan laboratorium yang akurat
terhadap DF/DHF dan vektornya. Agar berjalan lancar, setiap negara endemik harus
memasukkan penyakit DHF menjadi salah satu jenis penyakit yang harus dilaporkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Demam Berdarah
Dengue (DBD)
2. Tujuan Khusus
1. Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD)
2. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
Demam Berdarah Dengue (DBD)
3. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada pasien dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD)
4. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD)
5. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada pasien dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD)
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1.      Pengertian Demam Berdarah


DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang
disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Demam Berdarah Dengue
sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).
Menurut beberapa ahli pengertian DHF sebagai berikut:
DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan Aedes
aegypti yang betina. (Suriadi : 2001).
Demam dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan dewasa
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah
dua hari pertama terinfeksi virus ( Arif Mansjur : 2001).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty (Seoparman,
1996).

2.     Peyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue


Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan
nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya
adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan
dengan :
Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Penyedaiaan air bersih yang langka.

3.      Cara penularan penyakit demam berdarah


Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty betina.
a. Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang
· Yang sakit DBD, atau
· Yang tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus Dengue (karena
orang ini memiliki kekebalan terhadap virus dengue)
· Orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit, dapat pergi kemana-
mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada
nyamuk Aedes Aegypti.
Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh
tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya.
Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk.
Bila orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-anak), ia akan
segera menderita DBD.
Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya
dapat menularkan kepada orang lain.
Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih
kurang 1 minggu.

4. Tahap penyakit demam berdarah


a. Demam berdarah (klasik)
Gejala demam berdarah yang terjadi berbeda-beda tergantung pada usia pasien. Pada
bayi dan anak-anak ditandai dengan ruam yang muncul. Pada usia remaja dan
dewasa, penyakit demam berdarah ditandai dengan sakit kepala parah, demam tinggi
dan nyeri dibelakang mata, nyeri pada tulang dan sendi, muntah dan mual dan ruam
pada kulit.
b.   Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue atau sering disingkat menjadi DBD biasanya ditinjukkan
dengan gejala seperti penderita demam berdarah klasik dan empat gejala utama
lainnya yakni demam tinggi, pendarahan hebat dan diikuti pembesaran hati serta
sistem sirkulasi udara yang memiliki kegagalan. Diagnosis lainnya pada DBD adalah
kerusakan pembuluh darah, kerusakan pembuluh limfa,pendarahan di bawah kulit
seperti memar kebiruan, trombositopenia dan jumlah sel darah merah yang
meningkat.
C. Sindrom syok dengue
Sindrom syok dengue adalah tingkat yang paling tinggi dari infeksi virus
dengue. Hal ini ditandai dengan pasien akan mengalami seluruh gejala penyakit
demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue dan kebocoran cairan yang
terjadi dipembuluh darah, perdarahan dan syok yang menyebabkan tekanan darah
rendah dan berlangsung demam selama 2-7 hari. Awal terjadinya akan ditandai
dengan tubuh dingin, sakit perut dan sulit tidur.

5. Tanda dan gejala penyakit demam berdarahn


Masa inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue,
Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah
sebagai berikut :
a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
b. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya bintik (puspura) perdarahan.
c. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),
Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Feaces) berupa lendir
bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
d. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
e. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
f. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan
trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai
Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
g. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah,
penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan
sakit kepala.
h. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
i. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada
persendian.
j. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah

6. klasifikasi demam berdarah dengue (Menurut WHO 1986)


Derajat I : adanya demam tanpa pendarahan spotan, manifestasi pendarahan
hanya berupa tornikuet tes yang positif.
Derajat II : gejala demam diikiuti dengan pendararahan spontan,biasanya
berupa pendarahan di bawah kulit dan atau tanpa pendarahan lainya.
Derajat III : adanya kegagalan sirkulasi berupa nadi yang cepat dan
lemah,penyempitan tekanan darah (20< mmHg), atau hipotensi dengan di
sertai akral yang dingin dan gelisah.
Derajat IV : adanya syok yang berat dengan nadi tak teraba dan tekanan
darah tidak teratur (soegijanto,2002).

7. Pengobatan demam berdarah dengue


Semua pasien DBD harus di rawat untuk menghindari syok yang dapat terjadi
kemudian observasi ketat dan berkala terhadap keadaan umum, tekanan darah,
frekuensi nadi, frenkensi pernafasan dan diuresis sangat penting. Bila kebocoran
plasma dari pembuluh darah kejaringan interstisial cukup banyak maka akan terjadi
hemokosentrasi.nilai nilai hemokosentrasi perlu di kerjakan berkala (tiap 4-6 jam
sekali), sehingga dapat menentukan saat diperlukanya pemberian infus
mengobservasikan nilai hematocrit dan hemoglobin serta trombosit sampai masa
kritis terlewati (hari sakit 3-7 hari).(who,1999).
Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan,
mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar
penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam(air the atau
susu).penambah cairan tubuh melalui infus munkin di perlukan untuk mencegah
dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebih. Adapun penatalaksanan medis demam
berdarah dengue adalah penganti cairan yang hilang sebagai akibat dari kerusakan
dinding kapiler yang menimbulkan peninggian permeabilitas sehingga
mengakibatkan kebocoran plasma selain itu perlu di berikan obat penurun panas yaitu
paracetamol 3-4 kali/sehari (rampengan,2007).demam bisa dibantu dengan kompres
hangat dan apa bila tidak turun setelah minum obat dapat di lakukan dengan
pemberian cairan infus Laktata Ringer (soedarma,dkk,2008).
Pengobatan cara herbal atau alternatif
Ada cara yang bisa ditempuh tanpa harus diopname di rumah sakit, tapi butuh
kemauan yang kuat untuk melakukannya. Cara itu adalah :
 Minumlah air putih (lebih banyak lebih baik)
 Angkak atau beras merah yang mampu menaikan trombosit dengan cara
seduh dengan air hangat. Takaran satu sendok makan angkak dengan 2 gelas
air hangat,minum airnya saat masih hangat dan warnanya berubah jadi merah.
 Meminum jus jambu klutuk yang berwarna merah yang dapat mempercepat
penyembuhan demam berdarah dengue dan mampu menaikan trombosit,
kandungan jambu klutuk vitamin C,A yang banyak mengandung zat
antioksidan.
 Minuman jus daun papaya yang banyak mengandung vitamin A,B,C,dan E
serta mineral seperti kalsium,fosfor dan zat besi, caranya membuat jus daun
papaya yaitu: 5 helai daun papaya dibersihkan di tumbuk/ blender dan di
saring kemudian di minum 25 ml dua hari sekali untuk hasil efektifnya..
 Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang
banyak (meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis).

8. Cara pencegahan penyakit demam berdarah


Saat ini, metode utama yang digunakan untuk mengontrol dan mencegah
terjadinya demam berdarah dengue adalah dengan melakukan pemberantasan
terhadap nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebar virus dengue.
9. Model terjadinya penyakit demam berdarah
a. Agent
Nyamuk Aedes aegypti merupakan pembawa virus dari penyakit Demam
Berdarah. Cara penyebarannya melalui nyamuk yang menggigit seseorang yang
sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus ini akan terbawa dalam kelenjar ludah
si nyamuk. Kemudian nyamuk ini menggigit orang sehat. Bersamaan dengan
terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus demam berdarah juga berpindah ke
orang tersebut dan menyebabkan orang sehat tadi terinfeksi virus DBD.
b. Host/pejamu
Manusia tergigit oleh nyamuk Aedes yang telah memiliki virus DBD di dalam
tubuhnya, virus DBD menginfasi kedalam tubuh. Ketika sistem imun melemah, virus
ini aktif berkembang biak dan memulai infasi dan menginfeksi trombosit.
c. Lingkungan
Bak penampungan air yang tidak pernah dikuras dan tanpa penutup merupakan lokasi
perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypty. Semakin banyak genangan air, maka
semakin meningkat populasi nyamuk Aedes Aegypty.
Kebiasaan dari nyamuk ini adalah dia senang berada di genangan air bersih dan di
daerah yang banyak pohon seperti di taman atau kebun. Genangan air pada pot bunga
mungkin menjadi salah satu tempat favorit nyamuk yang dapat terlupakan oleh Anda.
Jangan menggantung baju karena dapat sebagai tempat berkembangnya nyamuk.

10. Perjalanan alamiah penyakit demam berdarah


a. Fase prepatogenesis
Fase Susepteble : agent (nyamuk aedes aegypti) sudah terinfeksi virus dangue
dari host yang satu yang menderita penyakit DBD tetapi agent belum menularkan
virus dangue pada host yang lain, sehingga host tersebut belum terinfesi virus dangue
b.  Fase fatogenesis
* Fase presimtomatis : host sudah terinfeksi virus dangue tetapi gejalanya
belum tampak namun apabila dilakukan pemeriksaan diagnostik maka
akan didapat peningkatan leukosit dan penurunan trombosit
*Fase klinis : infeksi virus semakin meluas, muncul tanda-dan gejala DBD
Masa inkubasi selama 3 – 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue.
Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah
sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 – 40 derajat Celsius)
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),
mimisan (epitaksis), buang air besar dengan kotoran berupa lendir bercampur
darah (melena), dan lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium hari ke 3 – 7 terjadi penurunan trombosit
dibawah 100.000 /mm3 terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari
nilai normal.
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah.
* Fase ketidakmampuan : apabila pengobatan berhasil, maka penderita akan
sembuh sempurna tetapi apabila penyakit tidak ditangani dengan segera atau
pengobatan yang dilakukan tidak berhasil maka akan mengakibatkan kematian.

Anda mungkin juga menyukai