1. M.YUSRI PANJAITAN
2. AHMADAL HADI
3. RIO ASHAR AULIAH
4. M. RIDWAN
5. NURHAMIJAH PUTRI BATUBARA
6. MASYARANI SIMBOLON
7. SAMSIDAR PUTRI HASIBUAN
8. CUT NIRWANA FITRIA POHAN
9. RIRIN RAHMA DINI
10. RIKA NURJANNAH BATUBARA
11. NANI MAIDA WATI
Setelah memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, tak lupa kita panjatkan sholawat dan sallam senantiasa dicurah limpahkan kepada
panutan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan segenap sahabatnya. Puji syukur juga
kamil panjatkan karena sesuai dengan jadwal kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
tentang ”DEMAM BERDARAH DENGUE”.
Kami telah berusaha maksimal sesuai dengan kemampuan kami untuk menyusun
makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Sumber dari makalah ini adalah literatur-
literatur dari berbagai sumber baik media cetak maupun yang berasal dari kami berselancar di
dunia maya. Makalah ini terselesaikan berkat bantuan dari banyak pihak, sehingga pada
kesempatan ini tak lupa kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini
adanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun
tata cara kami menyampaikanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya tulis makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. Definisi
2. Etiologi
3. Epidemiologi
4. Tanda dan Gejala
5. Klasifikasi
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Diagnosa Keperawatan
2. Intervensi Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang
endemis di masyarakat, terutama sangat berbahaya bagi kalangan anak-anak. Penyebab penyakit
ini adalah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty sebagai faktor
utama, disamping nyamuk Aedes albopictus. Demam dengue dapat menyebabkan demam tinggi,
ruam, dan nyeri otot dan sendi. Sedangkan demam berdrah dengue (DBD) dapat menyebabkan
kebocoran plasma yang mengakibatkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba
(syok), hingga bahkan kematian (Sukana, 2003).
Di Indonesia penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan karena masih banyak
daerah yang endemik. Daerah endemik DBD pada umumnya merupakan sumber penyebaran
penyakit ke wilayah lain. Setiap kejadian luar biasa (KLB) DBD umumnya dimulai dengan
peningkatan jumlah kasus wilayah tersebut. Penyakit DBD mempunyai perjalanan yang sangat
cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganannya yang
terlambat. Demam berdarah dengue disebut juga dengan dengue hemorragic fever (DHF),
dengue fever (DF), demam dengue (DD), dan dengue shock syndrome (DSS).
Penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus ini dapat menyerang siapa saja, dari
tingkat anak- anak hingga orang dewasa. Pada umumnya penderita demam berdarah sebelumnya
mengalami gejala yang sangat bervariasi. Mulai demam ringan sampai gejala yang paling berat,
seperti penderita mengalami muntah-muntah atau berak darah. Biasanya penderita demam
berdarah dialami oleh bayi atau anak-anak, ditandai dengan ruam-ruam pada kulit (Warsidi,
2009).
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
Demam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropadborn
Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices dan Aedes Aegypti).
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang diesebabkan oleh virus dengue sejenis virus
yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti (betina), terutama menyerengan anak, remaja, dan dewasa dan seringkali menyebabkan
kematian bagi penderita.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang teradapat pada anak-anak dan dewasa
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai leucopenia, dengan atau tanpa
tanda ruam dan limfadenopati.
2. Etiologi
Penyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah adalah virus dengue.
Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada 4 serotipe, dengue 1,
dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Infeksi
dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype
bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype lain.
3. Epidemiologi
Demam berdarah dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh
dunia menunjukan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah
dengue setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World
Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus demam
berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia demam berdarah pertama kali
ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang
di antaranya meninggal dunia (Angka Kematian/AK= 41,3%). Sejak saat itu, penyakit ini
menyebar luas ke seluruh Indonesia (Kementrian Kesehatan, 2010).
1. Demam tinggi.
Demam tinggi ini terjadi terus-menerus selama 2-7 hari. Suhu tubuh saat demam bisa
mencapai 40°C sehingga dapat menyebabkan kejang.
2. Trombositopenia
Jumlah trombosit ≤ 100×109/L biasanya ditemukan antara hari ketiga dan kedelapan.
3. Manifestasi hemoragik
Manifestasi hemoragik seperti uji torniket positif. Biasanya manifestasi hemoragik ringan itu
seperti perdarahan pada kulit (petekie, hematoma), epistaksis (pendarahan hidung),
pendarahan gusi, dan hematuria mikroskopis. Manifestasi hemoragik yang lebih serius yaitu
perdarahan vagina, hematemesis, melena, dan pendarahan intrakranial.
5. Klasifikasi
a. Derajat I
Tanda yang ada pada derajat I yaitu demam disertai gejala tidak khas dan uji torniket
positif.
b. Derajat II
Pada tahapan derajat II terdapat tanda derajat I ditambah ada perdarahan spontan di kulit
atau perdarahan lain.
c. Derajat III
Pada tahap ini ditandai adanya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah serta
penurunan tekanan nadi (<20 mmHg), hipotensi (sistolik menurun sampai <80 mmHg),
sianosis di sekitar mulut, akral dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
d. Derajat IV
Tanda yang terdapat pada tahapan derajat IV yaitu syok berat (profound shock), nadi
tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.
Kriteria Diagnosis Laboratoris infeksi dengue baik demam dengue, demam berdarah dengue
maupun expanded dengue syndrom terdiri atas:
1. Probable
=> apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil pemeriksaan serologi antidengue (deteksi
antibodi) serum tunggal dan/atau penderita bertempat tinggal/ pernah berkunjung ke daerah
endemis DBD dalam kurun waktu masa inkubasi.
2. Confirmed
=> apabila diagnosis klinis diperkuat dengan sekurangkurangnya salah satu pemeriksaan berikut:
b. Pemeriksaan HI Test dimana terdapat peningkatan titer antibodi 4 kali pada pasangan serum
akut dan konvalesen atau peningkatan antibodi IgM spesifik untuk virus dengue
c. Positif antigen virus Dengue pada pemeriksaan otopsi jaringan, serum atau cairan
serebrospinal (LCS) dengan metode immunohistochemistry, immunofluoressence atau
serokonversi pemeriksaan IgG dan IgM (dari negatif menjadi positif) pada pemeriksaan serologi
berpasangan (ELISA)
d. Positif pemeriksaan antigen dengue dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau
pemeriksaan NS1 dengue. Pemeriksaan Laboratorium
Ada beberapa jenis pemeriksaan laboratorium pada penderita infeksi dengue antara lain:
1) Hematologi
a. Leukosit
• Jumlah leukosit normal, tetapi biasanya menurun dengan dominasi sel neutrofil.
• Peningkatan jumlah sel limfosit atipikal atau limfosit plasma biru (LPB) > 4% di darah tepi
yang biasanya dijumpai pada hari sakit ketiga sampai hari ke tujuh.
b. Trombosit
• Langsung (Rees-Ecker)
C.Hematokrit
Peningkatan nilai hematokrit menggambarkan adanya kebocoran pembuluh darah. Penilaian
hematokrit ini, merupakan indikator yang peka akan terjadinya perembesan plasma, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan hematokrit secara berkala selisih nilai hematokrit tertinggi dan
terendah baru dapat dihitung setelah mendapatkan nilai Ht saat akut dan konvalescen (hari ke-7).
Pemeriksaan hematrokrit antara lain dengan mikro-hematokrit centrifuge.
• Anak-anak : 33 - 38 vol%
Untuk puskesmas yang tidak ada alat untuk pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkan estimasi
nilai Ht = 3 x kadar Hb.
BAB III
KASUS
An.H 10 tahun masuk RS Ibnu Sina dengan keluhan demam sudah 4 hari yang lalu,
mual,muntah,perut terasa sakit,nyeri pada persendian,nyeri seperti di tusuk-tusuk,sakit kepala.
Klien mengatakan tidak selera makan An.H mengatakan tidak pernah dirawat atau pun
menderitapenyakit DBD , kakak kandung menderita DBD dan tinggal serumah. Keluarga
mengatakan dirumah menggunakan bak mandi yang jarang diurus.
Pada pemeriksaan wajah tampak kemerahan, bibir pucat, mukosa kering. Tampak pecah- pecah
serta nyeri saat menelan, terhadap nyeri tekan pada uluh hati, bising usus (+), klien tampak mual
dan muntah, klien hanya menghabiskan 1/4 porsi makanya, tampak adanya petekie, BB sebelum
sakit 38 dan BB sesudah sakit 34
Hb : 13,0 g/dl, leukosit : 2.500 / m³, trombosit : 133/ mm³, Hematokrit : 42 %, kala nyeri: 7,
Suhu : 38,5 c°, HR 90x/i, Td : 100/60 mmHg, RR : 20x/i
1. Identitas Pasien
Nama : An.H
Umur : 10 tahun
An. H mengeluh demam sudah 4 hari yang lalu, mual muntah perut terasa sakit nyeri
persendian, sakit kepala.
Klien mengatakan tidak selera makan. Wajah tampak kemerahan, bibir pucat, mukosa kering,
tampah pecah- pecah serta nyeri saat menelan, nyeri tekan pada uluh hati , bising usus(+), HB
13.0 g/dl , skala nyeri : 7, suhur : 38,5C° HR :90 x/i, RR : 20x/i Td: 100/60 mmHg.
ANALISIS DATA
DS:
- Pasien mengatakan
mual,muntah
- Perut terasa sakit
- Klien mengatakan tidak
selera makan
DO:
- Pasien tampak mual dan
muntah
- Pasien hanya
menghabiskan ¼ porsi
makanan
- Bising usus (+)
4 - Hb :13.0 g/dl Kekurangan cairan aktif Hipovolemia
- Bb sebelum masuk
rs :38kg
- Bb sesudah masuk rs 34kg
DS:
- Pasien mengeluh mual dan
muntah
DO:
- Bibir pucat,mukosa kering
tampak pecah-pecah serta
nyeri saat menelan
- Pasien tampak mual dan
muntah hemotokrit : 42%
No Diagnosa Noc Noc Implementasi Evaluasi
1 - Nyeri akut b/d Tujuan : -kaji nyeri -mengkaji Evaluasi tanggal 13
- Perjalan penyakit Setelah dilakukan secara nyeri secara jam 20:00
- d/d : tindakan komprehensif kompehensif S : klien mengatakan
ds: keperawatan 3 x 24 -pantau tanda- -memantau nyeri pada
- pasien mengatakan jam nyeri berkurang tanda nyeri tanda-tanda persendian
nyeri pada Kriteria hasil: nyeri -kolaborasi nyeri O : skala nyeri 7
persendian terkendali pemberian -berkolaborasi A : masalah dapat
- pasien mengatakan analgesic dengan dokter teratasi
nyeri seperti ditusu- dengan dokter -menganjurkan P : intervensi
tusuk -ajarkan teknik tekhnik dilanjutkan
- pasien mengatakan napas dalam relaksasi nafas Tanggal 14 jam
sakit kepala -ajarkan teknik dalam 20:00
do: distraksi -menganjurkan S : klien mengatakan
- bibir tampak pecah- tekhnik nyeri seperti ditusuk-
pecah,serta nyeri distraksi tusuk
saat menekan O : skala nyeri 3
- terdapat nyeri tekan A :masalah sebagian
- skala nyeri 7 teratasi
- trombosit: P : intervensi
133.000/mm3 dilanjutkan
Tanggal 15 jam
20:00
S : klien mengatakan
sudah tidak nyeri
O : skala nyeri 0
A : masalah teratasi
P : intervensi
diberhentikan.
2 - Hipertermi b/d Tujuan -pantau suhu 3 -memantau Tanggal 13 jam
- Terinfeksi virus Setelah dilakukan jam /sekali suhu 3 20:00
dengue d/d tindakan -pantau tanda- jam/sekali S : klien mengeluh
Ds: keperawatan 3x24 tanda dehidrasi -memantau demam dan sakit
- Pasien mengatakan jam suhu normal -lakukan tanda-tanda kepala
demam sudah 4 hari Kriteria hasil : suhu kompres dehidrasi O : suhu 38,5° c
yang lalu normal,bibir lembab hangat -melakukan A : maalah belum
- Pasien mengatan -kolaborasi kompres air teratasi
sakit kepala dengan dokter hangat P : intervensi
Do : pemberian -berkolaborasi dilanjutkan
- Wajah tampak antiperetik dengan dokter Tanggal 14 jam
kemerahan ,bibir -anjurkan pemberian 20:00
pucat,mukosa minum air antiperetik S : klien mengatakan
kering putih yang -menganjurkan sudah tidak pusing
- Suhu : 38,5° c cukup minum air O : suhu 38℃
- Leukosit : -anjurkan tidak putih yang A : masalah teratasi
2.500/mm3 memakai baju cukup sebagian
- Tampak petekie yang tebal P : intervensi
dilanjutkan
Tanggal 15 jam
20:00
S : klien mengatakan
sudah tidak demam
dan pusing
O : suhu 36,8℃
A : masalah teratasi
P : intervensi
3 dihentikan
Tujuan
Gangguan nutrisi kurang Setelah dilakukan - pantau -memantau
dari kebutuhan b/d tinakan keperawatan penyebab mual penyebab Tanggal 13 jam
Anoreksia d/d 3x24 jam nutrisi muntah mualmuntah 20:00
Ds : terpenuhi -kaji frekuensi -mengkaji S : klien mengatakan
- Pasien mengatakan Kriteria hasil : mual muntah frekuensi mual mual muntah
mual dan muntah Bb ideal -kolaborasi muntah O :pasien tidak
- Perut terasa sakit Mual muntah dengan ahli -berkolaborasi menghabiskan
- Klien mengatan teratasi gizi diet yang dengan ahli makanan
tidak selera makan sesuai gizi diet yang A : masalah belum
Do : -anjurkan seimbang teratasi
- Pasien tampak mual makan sedikit -menganjurkan P : intervensi
muntah tapi sering makan sedikit dilanjutkan
- Klien hanya -anjurkan tapi sering Tanggal 14 jam
menghabiskan ¼ makan- -menganjurkan 20:00
porsi makanannya makanan yang makan-makan S : klien sudah tidak
- Bisisng usus (+) lunak yang lunak mual muntah
- Hb : 13,0 g/dl O : klien hanya
- Bb sebelum MRS : menghabiskan ¼
38kg makannya
- Bb setelah A : masalah sebagian
MRS :34kg teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
Tanggal 15 jam
20:00
S : klien sudah tidak
mual muntah
O : klien
4 menghabiskan
makannya
Tujuan A : masalah teratasi
Setelah dilakukan P : intervensi
tindakan -pantau cairan -memantau dihentikan
Hipovolemik keperawatan 3x24 yang keluar cairan yang
(kekurangan volume jam volume cairan -Kaji tanda keluar Tanggal 13 jam
cairan)b/d tercukupi adanya -mengkaji 20:00
Kehilangan cairan aktif d/d Kriteria hasil : dehidrasi tanda-tanda S : klien mengatakan
Ds : - Volume -kolaborasi adanya mual muntah
- Klien mengeluh cairan dengan dokter dehidrasi O : bibir pucat,
mual muntah tercukupi pemberian -berkolaborasi mukosa kering
Do : - Tidak ada terapi infus dengan dokter A : masalah belum
- Bibir pucat, mukosa tanda-tanda -anjurkan pemberian teratasi
kering, tampak dehidrasi makan buah terapi infus P : intervensi
pucat - dilanjutkan
- Peteki serta nyeri mengenajurkan Tanggal 14 jam
saat menekan minum air 20:00
- Klien tampak mual putih yang S : klien mengatakan
muntah cukup sudah tidak mual
- Hemotokrit 42% -menganjurkan muntah
makan buah O :bibir pucat,
mukosa kering
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
Tanggal 15 jam
20:00
S : klien sudah tidak
mual muntah
O : bibir sudah tidak
pucat dan lembab
A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan
Pasien pulang