Anda di halaman 1dari 6

JIDAN

EFEKTIVITAS KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP SUHU TUBUH


ANAK DEMAM SETELAH IMUNISASI DI PUSKESMAS BAILANG KOTA
MANADO

EFFECTIVENESS OF SHALLOT COMPRESS TO BODY TEMPERATURE OF


CHILDREN HAVING FEVER AFTER IMMUNIZATION IN BAILANG HEALTH
CENTRE MANADO CITY

Robin Dompas1, Fredrika N. Losu2, Jurike Enggelina Emelia Laoh 3


1
Poltekkes Kemenkes Manado, rob.domps@gmail.com
2
Poltekkes Kemenkes Manado, nancy_losu@yahoo.com
3
Poltekkes Kemenkes Manado, jurike.jlaoh@gmail.com

ABSTRAK
Demam yang dirasakan oleh anak balita setelah imunisasi disebabkan oleh adanya reaksi
tubuh terhadap bakteri atau virus yang telah dilemahkan dimasukan kedalam tubuh responden
melalui suntikan imunisasi dengan tujuan untuk membuat responden kebal terhadap penyakit
tertentu. Studi awal yang dilakukan bulan januari di Puskesmas Bailang Kota Manado dari 60
anak diumunisasi terdapat 30 anak (50%) yang mengalami demam (peningkatan suhu)
setelah imunisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas kompres bawang merah
terhadap suhu tubuh anak demam setelah imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado.
Jenis penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dengan desain metode penelitian one
group pretest and posttest design, sampel penelitian ini adalah 15 responden, di pilih secara
accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan termometer, bawang merah dan
lembar observasi, data di uji dengan menggunakan uji t berpasangan.
Hasil uji t berpasangan mean suhu tubuh sebelum 37,713 dan mean suhu tubuh sesudah
kompres bawang merah 37,080, nilai p = 0,000 < 0,05 menunjukkan pengaruh kompres
bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam setelah imunisasi. Dengan demikian dapat
diketahui kompres bawang merah efektif menurunkan suhu tubuh anak demam setelah
imuniasi. Disarankan kepada petugas kesehatan maupun orang tua anak balita dapat
menggunakan kompres bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh anak demam setelah
imunisasi.

Kata kunci: Demam, Kompres Bawang Merah

ABSTRACT
Fever that toddler get after immunization caused by body reaction to bacteria or weakened viruses
that injected to the respondent body through immunization injection, with an intention to make the
respondent immune to specific disease. Initial study that conducted in January at Bailang health centre
Manado, from 60 children that received immunization, there is 30 children ( 50% ) having a fever
(increasing body temperature) after the immunization. The purpose of this study is to know about the
effectiveness of shallot compress to body temperature of children having fever after immunization in
Bailang health centre Manado.
This research using quasi experiment with a one group pre test and post test research method
design, the sample is 15 respondents, accidental sampling picked, research instrument using
thermometer, shallots and observation paper, data tested with pair t test method
Pair t result was, body temperature before is 37,713 dan 37,080 after compressed, p value = 0.000
< 0.05, shows the effect of compress using shallot to body temperature of children having fever after

1
JIDAN

immunization. With this, we know that shallot compress, effective to bring down body temperature
after immunization. Its recommended to health workers or toddler parents for using shallot to
compress and bring down child fever after immunization.

Keywords: Fever, Red Onion Compress

PENDAHULUAN
Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, karena anak sebagai
generasi penerus bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan
dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa(1). Pembangunan kesehatan di
Indonesia diakui relatif berhasil, namun keberhasilan yang dicapai belum dapat menuntaskan
problem kesehatan secara menyeluruh(2). Imunisasi merupakan salah satu cara yang
dilakukan negara untuk meningkatkan derajat kesehatan anak. Imunisasi sebagai salah satu
cara preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus
diberikan secara terus menerus, menyeluruh dan dilaksanakan sesuai standar sehingga
mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan (3).
Cara menurunkan demam juga dapat dilakukan secara non farmakologik, yaitu dengan
penggunaan energy panas melalui metode konduksi (perpindahan panas) dan evaporasi
(penguapan). Salah satu metode tradisional untuk mengendalikan demam pada anak dengan
metode konduksi dan evaporasi yaitu menggunakan bawang merah untuk mengompres. Hal
ini disebabkan karena bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine
sulfoxide (Alliin) yang berfungsi menghancurkan pembentukan pembekuan darah. Hal
tersebut membuat peredaran darah lancar sehingga panas dari dalam tubuh dapat lebih mudah
disalurkan ke pembuluh darah tepi. Senyawa Alliin mempunyai sifat mudah menguap
terutama pada suhu 20ºC hingga 40ºC (4).
Studi awal yang dilakukan di Puskesmas Bailang Kota Manado, jumlah anak di imunisasi
tahun 2018 sebanyak 875 anak dan diperoleh data 583 anak yang demam setelah di
imunisasi. Jumlah anak yang imunisasi pada bulan Januari 2019 ada 60 anak dan yang
mengalami demam (peningkatan suhu) setelah imunisasi ada 30 anak, dan sebagian besar
orang tua memberikan paracetamol untuk menurunkan demam pada anak mereka yang
mengalami peningkatan suhu tubuh setelah di imunsasi. Berdasarkan masalah tersebut,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektitifas Kompres Bawang
Merah Terhadap Suhu Tubuh Anak Demam Setelah Imunisasi di Puskesmas Bailang Kota
Manado”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres bawang merah terhadap
suhu tubuh anak demam setelah imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado.

METODE
Jenis penelitian menggunakan Quasi Eksperimen (eksperimen semu) dengan desain
penelitian one group pretest dan posttest design, yaitu melakukan pengukuran suhu tubuh
anak demam setelah imunisasi kemudian berikan kompres bawang merah setelah itu ukur
kembali suhu tubuh anak yang telah diberikan kompres bawang merah untuk mengetahui
perbedaan suhu sebelum dan setelah diberikan kompres bawang merah.
Variable Bebas (Independen Variabel) adalah Kompres bawang merah dan variabel Terikat
(Dependent Variabel) adalah suhu tubuh anak demam setelah imunisasi. Populasi yang
digunakan berjumlah 100 anak yang datang imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado
pada bulan Januari – Juli 2019. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode nonprobability sampling yaitu accidental sampling. Tehnik

2
JIDAN

accidental sampling adalah dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang
kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian di Puskesmas
Bailang Kota Manado dari Juni – Juli 2019. Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel
penelitian yang berupa distribusi frekuensi dan persentasi. Analisis bivariat menggunakan
uji statistik paired simple t test.
Penelitian ini sudah melalui komisi etik dengan mendapatkan surat keterangan layak etik.

HASIL
1. Gambaran Umum Responden
a. Umur
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur pada anak balita
demam setelah imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado
No Usia Frekuensi (N=15) Presentase (%)
1 0-12 Bulan 14 93,3
2 1-5 Tahun 1 6,7
Jumlah 15 100
Keterangan Tabel 4.1 diketahui data primer usia responden terbanyak adalah pada
usia 0–12 bulan sebanyak 14 orang (93,3%), usia 1–5 tahun 1 responden (6,6 %).
b. Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Anak
Balita Demam Setelah Imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
(N=15)
1 Laki – Laki 8 53,3
2 Perempuan11 7 46,7
Jumlah 15 100
Keterangan tabel 4.2 diketahui data primer jenis kelamin responden laki – laki
sebanyak 8 orang (53,3 %) dan Perempuan sebanyak 7 orang (46,7%).
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Gambaran suhu tubuh anak demam setelah imunisasi responden sebelum dan
sesudah di berikan kompres bawang merah disajikan dalam tabel 4.3:
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan suhu tubuh sebelum dan sesudah
intervensi dengan kompres bawang merah di Puskesmas Bailang Kota Manado
No Suhu Tubuh Pretest Postest
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
(N=15) (%) (N=15) (%)
1 Demam 15 100
2 Tidak Demam 15 100
Jumlah 15 100 15 100
Keterangan tabel 4.3 diketahui data primer suhu tubuh sebelum dilakukan intervensi
adalah demam (> 37,5°C) sebanyak 15 responden dengan presentase sebesar 100 %.
Sesudah dilakukan intervensi suhu tubuh tidak demam (< 37,5°C) sebanyak 15
responden (100%).
b. Analisis Bivariat
Berdasarkan data hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan selanjutnya dilakukan
uji homogenitas hasil signifikan 0,620 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok data mempunyai varian sama atau homogeny dan juga dilakukan uji

3
JIDAN

normalitas data. Secara statistic untuk mendeteksi normalitas data dilakukan uji
Shapiro Wilk didapatkan bahwa kedua data berdistibusi normal. Setelah dilakukan
uji homogenitas dan normalitas kemudian data di uji dengan t berpasangan.

Tabel 4.4 Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak
Demam Setelah Imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado.
Pengaruh Kompres Mean Std. Deviasi t Signifikasi
Bawang Merah
Pre test 37,713 0,1457 8,546 0,000
Post test 37,080 0,2859
Hasil analisis didapatkan bahwa nilai rata – rata pada pre intervensi kompres bawang
merah adalah 37,713 Dengan standar deviasi (SD) 0,1457. sedangkan rata – rata post
intervensi tindakan kompres bawang merah 37,080 dengan standar deviasi (SD) 0,2859
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan mean sebelum dan sesudah tindakan
pemberian kompres bawang merah. t = 8,546 dan nilai p = 0,001 menunjukkan terdapat
perbedaan suhu tubuh sebelum kompres dan setelah kompres sehingga dapat diketahui
bahwa terdapat perubahan signifikan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu
tubuh anak demam setelah imunisasi.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 15 responden anak balita demam setelah imunisasi
di Puskesmas Bailang Kota Manado dapat diketahui bahwa usia minimal adalah 2 bulan dan
usia maksimal adalah 18 bulan (1 tahun 6 bulan). Peneliti mengkatogerikan umur responden
0-5 tahun, dimana regulasi suhu tubuh belum stabil sampai anak – anak mencapai masa
pubertas sehingga mudah mengalami demam. Rentan suhu normal akan turun secara
berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Suhu tubuh bayi dapat berespons secara
drastic terhadap perubahan suhu lingkungan. Produksi panas akan meningkat seiring dengan
pertumbuhan bayi memasuki anak –anak.
Hasil penelitian menunjukkan responden berjenis kelamin laki – laki dan Perempuan 7,
selain jenis kelamin factor lain yang dapat mempengaruhi daya tahan tubuh seperti
lingkungan, gizi, penyakit dan sebagainya. Menurut Dr Maya Saleh estrogen pada perempuan
mempengaruhi untuk meningkatkan kekebalan / imunitas, itulah sebabnya dapat terlihat dari
hasil penelitian diatas laki – laki lebih banyak yang demam setelah imunisasi dibandingkan
wanita.
Analisis Univariat hasil penelitian pada 15 responden diketahui suhu tubuh responden
sebelum dilakukan kompres bawang merah semuanya mengalami demam / suhu diatas 37,5
°C sebanyak 15 orang (100%) yang berarti semua mengalami demam. Demam yang
dirasakan oleh responden merupakan suatu perasaan tidak menyenangkan yang merupakan
respon individu yang menyertai setelah dilakukan penyuntikan imunisasi. Demam yang
dirasakan di sebabkan oleh adanya reaksi tubuh terhadap bakteri atau virus yang telah
dilemahkan dimasukan kedalam tubuh responden melalui suntikan imunisasi dengan tujuan
untuk membuat responden kebal terhadap penyakit tertentu.
Sesudah dilakukan tindakan kompres bawang merah pada aksila masing – masing
responden selama 20 menit didapatkan hasil yang cukup baik. Pada tabel 4.2 tampak
keseluruhan responden mengalami penurunan suhu tubuh yaitu kembali normal. Pendamping
ibu dan keluarga juga dapat menjadi salah satu factor yang dapat membantu dalam proses
pemberian kompres bawang merah selama 20 menit, dengan kehadiran seorang ibu dan
keluarga membuat responden merasa nyaman dan tenang saat diberikan tindakan.
Analisis Bivariat dari hasil uji t berpasangan untuk melihat apakah kompres bawang
merah efektif untuk menurunkan suhu tubuh anak demam setelah imunisasi di Puskesmas

4
Bailang Kota Manado didapatkan nilai mean sebelum perlakuan 37,713 dan setelah perlakuan
mean 37,080 memperlihatkan adanya penurunan 633. Standar deviasi sebelum perlakuan
0,1457 menandakan bahwa sebaran data homogens dan setelah perlakuan terjadi peningkatan
standar deviasi 0,2859 menandakan terjadi penyebaran data. Nilai t hitung menunjukkan
8,547 dan nilai p < α, yaitu 0,001 < 0,05 berarti Ha di terima. Dengan hasil ini
memperlihatkan bahwa kompres bawang sangat berpengaruh menurunkan suhu tubuh anak
demam setelah imunisasi.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan kompres bawang merah memiliki kontribusi
yang besar untuk menurunkan suhu tubuh anak balita demam setelah imunisasi, hal ini dapat
terjadi dengan beberapa kemungkinan diantaranya teori yang dikatakan oleh Perry and Potter
(2009) Gerusan bawang merah dipermukaan kulit membuat pembuluh darah vena berubah
ukuran yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk mengontrol pengeluaran panas, sehingga
terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan hambatan produksi panas. Darah
didistribusi kembali ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas.
Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan panas melalui kulit meningkat, pori –
pori membesar, dan pengeluaran panas secara evaporasi(berkeringat) yang diharapkan akan
terjadi penurunan suhu tubuh mencapai keadaan normal kembali (5).
Bawang merah mengandung senyawa organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin).
Bawang merah yang digerus akan melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai
katalisator untuk alliin yang akan bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit yang
berfungsi menghancurkan bekuan darah(6). Dan Menurut dokter spesialis anak Meta
Hanindita, bawang merah memiliki efek melebarkan pembuluh darah atau vasodilatasi. Efek
tersebut bisa jadi menurunkan suhu tubuh anak demam.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan (4) yang menyatakan bahwa cara menurunkan demam
juga dapat dilakukan secara non farmakologik, yaitu dengan penggunaan energy panas
melalui metode konduksi (perpindahan panas) dan evaporasi (penguapan). Salah satu metode
tradisional untuk mengendalikan demam pada anak dengan metode konduksi dan evaporasi
yaitu menggunakan bawang merah untuk mengompres. Hal ini disebabkan karena bawang
merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin) yang
berfungsi menghancurkan pembentukan pembekuan darah. Hal tersebut membuat peredaran
darah lancar sehingga panas dari dalam tubuh dapat lebih mudah disalurkan ke pembuluh
darah tepi. Senyawa Alliin mempunyai sifat mudah menguap terutama pada suhu 20ºC hingga
40ºC (4).
Hasil penelitian ini juga sependapat dengan penelitian (7) yang mengatakan bahwa ada
pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak demam, hasil
penelitan ini adalah kompres bawang merah efektif dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh
anak demam setelah imunisasi, diharapkan kepada pihak Puskemas Bailang Petugas
Kesehtan di Ruang Imunisasi untuk dapat menerapkan tehnik kompres bawang merah dalam
memberikan asuhan kepada anak balita yang demam setelah imunisasi sebagai salah satu cara
untuk menurunkan suhu tubuh.
Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan one grup pretest dan
posttest design only tanpa kelompok kontrol sehingga tidak diketahui intensitas nyeri pada
kelompok kontrol atau kelompok pembanding.

KESIMPULAN
1. Suhu tubuh anak demam sebelum diberikan kompres bawang merah < 37,5 °C setelah
diimunisasi semuanya mengalami demam yaitu suhu tubuh anak > 37,5 °C.
2. Suhu tubuh setelah anak dilakukan kompres bawang merah semua anak mengalami
penurunan kembali ke suhu tubuh normal yaitu < 37,5 °C.

5
3. Kompres bawang merah efektif menurunkan suhu tubuh setelah imunisasi nilai p =
0,001. value < α, yaitu 0,001 < 0,05 sehingga dapat di simpulkan Ha diterima, yaitu
kompres bawang merah efektif untuk menurunkan suhu tubuh anak demam setelah
imunisasi di Puskesmas Bailang Kota Manado.

SARAN
1. Bagi Peneliti dapat dijadikan sebagai pedoman dan dipraktekkan dalam memberikan
pelayanan pada anak balita setelah imunisasi yang mengalami demam dapat menggunakan
kompres bawang merah sebagai salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh anak balita
yang demam.
2. Bagi Petugas Kesehatan agar dapat merekomendasikan kepada bidan atau perawat untuk
menggunakan teknik kompres bawang merah sebagai salah satu cara untuk menurunkan
suhu tubuh anak balita yang demam. Bagi petugas imunisasi diharapkan tidak lagi
menggunakan cara farmakologi untuk menurunkan suhu tubuh anak demam tapi dapat
menggunakan cara tradisional yaitu bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh anak
demam.
3. Bagi Institusi dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan bagi mahasiswa lain untuk
menggunakan bawang merah sebagai salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk
menurunkan suhu tubuh anak demam. Dan dapat dijadikan bahan acuan bagi peneliti
selanjutnya.
2. Bagi orang tua responden dapat menggunakan kompres bawang merah bagi anak mereka
saat mengalami demam setelah imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Arisandi, Yohana dan Adriani, Yofita. (2012). Therapy Herbal Pengobatan Berbagai
Penyakit. Cet 6. Jakarta: Eska Media
2. Cahyaningrum, E.D. (2014). Efektifitas Kompres Hangat dan Kompres Bawang Merah
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam.
3. Etika, D, C. (2017). Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Suhu Tubuh Anak
Demam. Stikes Harapan Bangsa Purwokerto.
4. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2012) Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:Salemba
Medika
5. Potter dan Perry. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,Proses &
Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta: EGC
6. Rinawati, Mulyani. (2013). Faktor – faktor yang Berhubungan Dengan Pembeian
Imunisasi Dasar Pada Bayi. Jurnal Promosi Kesehatan
7. Utami, Prapti dan Mardiana, Lina. (2013). Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Cetakan 1.
Jakarta: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai