A. Identitas Pasien
1. Nama Pasien : Ny. F
2. Umur : 61 Tahun
3. Suku/ Bangsa : Jawa
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Laweyan Surakarta
8. Sumber Biaya : BPJS
B. Keluhan Utama
Tidak terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran
I. TERAPI
1. Infus NaCl dengan infus pump kecepatan 30ml/jam
2. O2 dengan nasal kanul 5lpm
3. Injeksi citicolin 500mg/24jam
4. Injeksi ranitidin 50mg/12jam
5. Infus paracetamol 1 gram/ 24 jam
6. Aspilet 80mg/24jam
7. Atorvastatin 20mg/24jam
8. Bisoprolol 2,5mg/24jam
9. Ramipril 2,5mg/24jam
J. ANALISA DATA
NO. Data Fokus Problem Etiologi
1. DS : - Ketidakefektifan Penurunan aliran
DO : perfusi jaringan darah ke otak
a. Kesadaran GCS: cerebral
E2V2M4 (Somnollen)
b. Adanya perubahan
motorik
1) Pasien mengalami
hemiparase
ekstremitas kiri
2) Pasien tampak
lemah, dengan
kekuatan otot
ekstremitas kanan 4
ekstremitas kiri 1.
c. Hasil CT Scan
Infark basal ganglia-
corona radiata kanan
d. Tanda-tanda vital :
TD : 109/65 mmHg
HR: 66 x/menit
RR: 33 x/menit
Suhu: 36,9℃
SpO2 = 95%.
2. DS : - Gangguan Ketidakseimbangan
DO : Petukaran gas perfusi ventilasi
a. Tanda-tanda vital :
TD : 109/65 mmHg
HR: 66 x/menit
RR: 33 x/menit
Suhu: 36,9℃
SpO2 = 95%.
Kesadaran : GCS:
E2V2M4 (Somnollen)
b. Pasien diberikan
oksigen nasal kanul 5
lpm
c. Pasien mengalami
sesak napas
d. Pola napas takipnea
e. CRT 2 detik, akral
hangat
f. Hasil AGD
PH : 7.582
PCO2 : 23.6 mmHg
PO2 :65.1 mmHg
HCO3 : 22.5 mmol/L
Intepretasi :
Alkalosis Metabolik
3. DS : - Defisit nutrisi Penurunan fungsi
nerfus hipoglosus
DO:
a. Pengkajian ABCD
A : TB : 158cm, BB :
66kg, IMT : 25.34
(berat badan berlebih)
B : Hematokrit 46%
C : GCS: E2V2M4
(Somnollen), membran
mukosa kering,
konjungtiva anemis,
akral hangat,
mengalami kesulitan
menelan, tidak ada
distensi abdomen,
bising usus 16x/menit,
BAB 1 kali/hari
terakhir tanggal 03
Februari 2020 dengan
konsistensi cair.
D : Terpasang NGT
dengan diit 1500
kkal/hari.
b. Tanda-tanda vital :
TD : 109/65 mmHg
HR: 66 x/menit
RR: 33 x/menit
Suhu: 36,9℃
SpO2 = 95%.
4. DS : - Hambatan Hemiparase sinistra
mobilitas fisik
DO :
a. GCS: E2V2M4
(Somnollen)
b. Tanda-tanda vital :
TD : 109/65 mmHg
HR: 66 x/menit
RR: 33 x/menit
Suhu: 36,9℃
SpO2 = 95%.
c. Turgor kulit kurang
pergerakan sendi
terbatas
d. Pasien mengalami
hemiparase
ekstremitas kiri
e. Pasien tampak lemah,
dengan kekuatan otot
ekstremitas kanan 4
ekstremitas kiri 1.
f. Pemenuhan ADL
(makan, mandi,
berpakaian, berpindah
posisi) dibantu
sepenuhnya oleh
perawat dan keluarga.
6. DS : - Resiko jatuh
DO :
a. Kesadaran : GCS:
E2V2M4 (Somnollen)
b. Tanda-tanda vital :
TD : 109/65 mmHg
HR: 66 x/menit
RR: 33 x/menit
Suhu: 36,9℃
SpO2 = 95%.
c. Skor Jatuh dengan
Ontario Modified
Stratify - Sydney
Scoring : 19 (Resiko
Jatuh tinggi)
d. Pemenuhan ADL
(makan, mandi,
berpakaian, berpindah
posisi) dibantu
sepenuhnya oleh
perawat dan keluarga.
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Tujuan & Kriteria
Intervensi Rasionalisasi
Dx Hasil
1. Setelah dilakukan a. Identifikasi penyebab a. Mengetahui
tindakan keperawatan peningkatan TIK (mis. penyebab
diharapkan perfusi Lesi, gangguan peningkatan TIK
serebral meningkat metabolisme, edema b. Mengetahui gejala
dengan kriteria hasil : serebral) peningkatan TIK
a. Gelisah menurun b. Monitor tanda/gejala c. Mengetahui nilai
b. Nilai rata-rata peningkatan TIK (mis. MAP pasien
tekanan darah tekanan darah d. Mengetahui nilai
membaik meningkat, tekanan CVP pasien
c. Tekanan darah nadi melebar, e. Memantau
sistolik dan bradikardia, pola napas balance cairan
diastolik membaik ireguler, kesadaran pasien
d. Tingkat kesadaran menurun) f. Mengurangi
meningkat c. Monitor MAP (Mean stimulus pada otak
e. Tekanan Arterial Pressure) g. Mengurangi
intrakranial d. Monitor CVP (Central peningkatan TIK
menurun Venous Pressure), jika h. Mengurangi
perlu kelebihan cairan
e. Monitor intake dan
output cairan
f. Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang
tenang
g. Berikan posisi semi
fowler
h. Kolaborasi pemberian
diuretic osmosis, jika
perlu
2. Setelah dilakukan a. Observasi tanda-tanda a. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan vital dan AGD kondisi pasien
diharapkan pasien b. Observasi adanya b. Untuk mengetahui
dengan gangguan tanda-tanda gagal sistem pernapasan
pertukaran gas dapat napas pasien
teratasi dengan c. Berikan posisi semi c. Memberi posisi
Kriteria Hasil : fowler nyama
a. Oksigen pasien d. Kolaborasi dengan d. Sebagai terapi dan
tercukupi dokter dalam mengurangi sesak
b. AGD dalam pemberian terapi napas
batas normal oksigen dan
c. Sesak napas bronkhodilator
berkurang
d. Tanda-tanda vital
dalam batas
normal :
TD : 120/80
mmHg
N : 60-100 ×/
menit
S : 36,5 -37,5 C
RR : 16-20
×/menit
3. Setelah dilakukan a. Identifikasi status nutrisi. a. Mengetahui
tindakan b. Identifikasi alergi dan jumlah kalori dan
keperawatan intoleransi makanan. nutrisi yang
diharapkan defisit c. Hentikan pemberian dibutuhkan
nutrisi membaik makan melalui selang b. Menghindari
dengan kriteria hasil: nasogastrik jika asupan adanya alergi
a. Nyeri abdomen oral dapat ditoleransi. c. Menghindari
menurun. d. Kolaborasi dengan ahli adanya aspirasi
b. IMT membaik gizi untuk menentukan d. Untuk memenuhi
c. Bising usus jumlah kalori dan jenis kebutuhan nutrisi
membaik. nutrient yang pasien setiap hari
d. Membrane mukosa dibutuhkan.
membaik
4. Setelah dilakukan a. Monitor kondisi umum a. Mengetahui
tindakan keperawatan selama melakukan tingkat mobilitas
diharapkan masalah mobilisasi pasien
gangguan mobilitas b. Fasilitasi melakukan b. Meningkatan
fisik dapat teratasi pergerakan, jika perlu mobilisasi pasien
dengan kriteria hasil: c. Libatkan keluarga c. Mengajarkan
a. Pergerakan untuk membantu pasien mobilisasi untuk
ekstremitas dalam meningkatkan perawatan
meningkat pergerakan dirumah
b. Kekuatan otot d. Anjurkan melakukan d. Menghindari
meningkat mobilisasi dini kontraktur sendi
c. Kaku sendi menurun e. Berikan terapi dan kelemahan
d. Kelemahan fisik komplementer otot
menurun ( kompres hangat pada e. Membantu dalam
sendi yang kaku) penerapan
mobilisasi dini
5. Setelah dilakukan a. Monitor tingkat a. Mengetahui
tindakan kemandirian tingkat
keperawatan b. Identifikasi kebutuhan kemandirian
diharapkan alat bantu kebersihan pasien
perawatan diri diri, berpakaian, b. Mengetahui
meningkat dengan berhias, makan tingkat
kriteria : c. Sediakan lingkungan ketergantungan
a. Kemampuan mandi yang terapeutik pasien
meningkat d. Fasilitasi pasien dalam c. Mengurangi
b. Kemampuan melakukan perawatan stimulus
mengenakan diri d. Membantu pasien
pakaian meningkat dalam perawatan
c. Kemampuan makan diri
meningkat
d. Kemampuan ke
toilet meningkat
6. Setelah dilakukan a. Identifikasi factor a. Mengetahui skala
tindakan keperawatn resiko jatuh resiko jatuh
diharapkan tingkat b. Identifikasi factor b. Mengetahu faktor
jatuh menurun, dengan
lingkungan yang yang
kriteria hasil: meningkatkan resiko meningkatkan
a. Jatuh dari tempatjatuh resiko jatuh
tidur menurun c. Orientasikan ruangan c. Memberi edukasi
b. Jatuh saat
pada pasien dan d. Mengurangi
beraktivitas keluarga tingkat resiko
menurun d. Pastikan roda tempat jatuh
tidur dan kursi roda e. Mengurangi
selalu dalam terkunci tingkat resiko
e. Pasang handrail tempat jatuh dari tempat
tidur tidur
M. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
4 Februari 2020
5 Februari 2020
Tanggal, Dx Implementasi Respon
Jam
5 Februari 1,2,3 Menghitung Balance cairan Input
2020 Makan+Minum: 2150 cc
02.00 WIB Infus:720 cc
Injeksi :20 cc
AM: 5x66 kg: 330 cc
Total: 3220 cc
Output:
Urine: 1600 cc
Fases: 600 cc
IWL: 15x66 kg: 990 cc
Total: 3190 cc
Balance cairan :
+30 cc
05.00 WIB 1 Memonitor irama jantung DO:
Sinus ritmis
1,2,4 Memonitor vital sign DO:
05.05 WIB TD : 100/60 mmHg
HR: 70 x/menit
RR: 26 x/menit
Suhu: 37,4 ℃
SpO2 = 95%.
05.10 WIB 1,3,4,5,6 Mengobservasi tingkat DO :
kesadaran pasien Kesadaran : GCS:
E2V2M4 (Somnollen)
05.12 WIB 1,2 Mempertahankan pasien DO :
head up 30 derajat Pasien dalam posisis
headup 30 derajat
05.14 WIB 2 Mempertahankan O2 5 Lpm DO :
nasal canul Terpasang O2 nasal
canul 5 lpm
05.15 WIB 1 Memberikan obat DO :
Inj. Citicolin 500 mg Injeksi telah diberikan
sesuai kolaborasi, Tidak
ada alergi obat.
05.15 WIB 3 Memberikan Inj. Ranitidine DO :
50 mg Injeksi telah diberikan
sesuai kolaborasi, Tidak
ada alergi obat.
05.16 WIB 1,2 Melakukan pengambilan DO:
sampel AGD Sampel AGD sudah
didapatkan.
05.30 WIB 5 Membantu hygine pasien DO :
Dan oral hygine Pasien sudah dilakukan
hygine
07.00 WIB 3 Memberikan sonde 500 DO :
Kkal - Mukosa bibir kering
- Bising usus
14x/menit
- Aspirasi cairan
berwarna
kekuningan sedikit,
sonde telah diberikan
07.45 WIB 3 Mengganti infus DO:
Infus sudah diganti
Tidak ada tanda-tanda
infeksi.
08.00 WIB 1 Memberikan Oral Aspilet DO :
80 mg Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi, Tidak
ada alergi obat.
08.00 WIB 1 Memberikan Ramipril 2,5 DO :
mg Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi, Tidak
ada alergi obat.
11.00 WIB 1,2 Mengobservasi hasil AGD DO:
PH :7,562
BE :0,5
PCO2 :24,1
P02 :65,2
HCO3 :22,4
13.00 WIB 3 Memberikan sonde siang DO :
500 Kkal - Nutrisi telah
diberikan
- Mukosa bibir lembab
- Bising usus
15x/menit
15.00 WIB 4 Melakukan Kompres hangat DO:
pada sendi yang kaku. Kompres hangat sudah
dilakukan pada
extermitas kiri, sendi
yang kaku
15.30 WIB 4 Melakukan ROM pasif DO:
Pasien sudah dilatih
ROM pasif
16.00 WIB 3 Memberikan inj. Rantidine DO :
50 mg, Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi. Tidak
ada alergi obat.
16.05 WIB 1 Memberikan oral DO :
Atorvastatin 20 mg Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi. Tidak
ada alergi obat
16.05 WIB 1 Memberikan Bisoprolol 2,5 DO :
mg Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi. Tidak
ada alergi obat
16.15 WIB 5 Membantu hygine pasien DO :
Pasien sudah dilakukan
hygine
18.00 WIB 4 Melakukan tirah baring DO : Pasien miring
selang 2 jam pada pasien kanan
19.00 WIB 3 Memberikan sonde 500 DO :
Kkal malam - Mukosa bibir kering
sonde telah diberikan.
Bising usus 14x/menit.
21.10 WIB 1 Mengobservasi suhu pasien DO:
T; 38,0 C
21.20 WIB 1 Memberikan paracetamol 1 DO:
gr Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi.
6 Februari 2020
Tanggal, Dx Implementasi Respon
Jam
6 Februari 1,2,3 Menghitung Balance cairan Input
2020 Makan+Minum: 2000 cc
02.00 WIB Infus:720 cc
Injeksi :120 cc
AM: 5x66 kg: 330 cc
Total: 3170 cc
Output:
Urine: 1600 cc
Fases: 300 cc
IWL Normal: 15x66 kg:
990 cc
IWL Kenaikan Suhu:
990+200(38,0-
36,8):1230
Total: 3130 cc
Balance cairan :
+40 cc
05.00 WIB 1 Memonitor irama jantung DO:
Sinus ritmis
1,2,4 Memonitor vital sign DO:
05.05 WIB TD : 100/80 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 25 x/menit
Suhu: 37,6 ℃
SpO2 = 95%.
05.10 WIB 1,3,4,5,6 Mengobservasi tingkat DO :
kesadaran pasien Kesadaran : GCS:
E2V2M4 (Somnollen)
05.13 WIB 1,2 Mempertahankan pasien DO :
head up 30 derajat Pasien dalam posisis
headup 30 derajat
05.16 WIB 2 Mempertahankan O2 5 Lpm DO :
nasal canul Terpasang O2 nasal
canul 5 lpm
05.17 WIB 1 Memberikan obat DO :
Inj. Citicolin 500 mg Injeksi telah diberikan
sesuai kolaborasi, Tidak
ada alergi obat.
05.17 WIB 3 Memberikan Inj. Ranitidine DO :
50 mg Injeksi telah diberikan
sesuai kolaborasi, Tidak
ada alergi obat.
05.30 WIB 5 Membantu hygine pasien DO :
Dan oral hygine Pasien sudah dilakukan
hygine
07.00 WIB 3 Memberikan sonde 500 DO :
Kkal - Sonde telah
diberikan
- Mukosa bibir lembab
- Bising usus
15x/menit
07.05 WIB 6 Memasang pengaman DO :
tempat tidur dan pengaman
memastikan roda tempat terpasang,roda terkunci
tidur terkunci
08.00 WIB 1 Memberikan Oral Aspilet DO :
80 mg Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi, Tidak
ada alergi obat.
08.00 WIB 1 Memberikan Ramipril 2,5 DO :
mg Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi, Tidak
ada alergi obat.
13.00 WIB 3 Memberikan sonde siang
500 Kkal DO :
- Nutrisi telah
diberikan
- Mukosa bibir lembab
- Bising usus 14
x/menit
16.40 WIB 4 Melakukan Kompres hangat DO:
pada sendi yang kaku. Kompres hangat sudah
dilakukan pada
extermitas kiri, sendi
yang kaku
15.30 WIB 4 Melakukan ROM pasif DO:
Pasien sudah dilatih
ROM pasif
16.00 WIB 3 Memberikan inj. Rantidine DO :
50 mg, Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi. Tidak
ada alergi obat.
16.05 WIB 1 Memberikan oral DO :
Atorvastatin 20 mg Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi. Tidak
ada alergi obat.
16.05 WIB 1 Memberikan Bisoprolol 2,5 DO :
mg Obat sudah diberikan
sesuai kolaborasi. Tidak
ada alergi obat.
16.15 WIB 5 Membantu hygine pasien DO :
Pasien sudah dilakukan
hygine
18.05 WIB 4 Melakukan tirah baring DO : Pasien miring
selang 2 jam pada pasien kanan
19.00 WIB 3 Memberikan sonde 500 DO :
Kkal malam - Nutrisi sudah
diberikan.
- Mukosa bibir lembab
- Bising usus
15x/menit
N. EVALUASI
Waktu Dx Evaluasi
6 Februari 1 S:-
2020 O : Kesadaran : GCS: E2V2M4 (Somnollen)
TD : 100/80 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 25 x/menit
Suhu: 37,6 ℃
SpO2 = 95%.
Balance cairan : +40 cc
Irama jantung : sinus ritmis
A : Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan
dengan penurunan aliran darah otak belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. tekanan
darah meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardia,
pola napas ireguler, kesadaran menurun)
2. Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
3. Monitor intake dan output cairan
4. Pertahankan posisi semi fowler
6 Februari 2 S:-
2020 O : Kesadaran : GCS: E2V2M4 (Somnollen)
TD : 100/80 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 25 x/menit
Suhu: 37,6 ℃
SpO2 = 95%.
Balance cairan : +40 cc
Irama jantung : sinus ritmis
Terpasang O2 nasal canul 5 lpm
Pasien dalam posisis headup 30 derajat
A : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi ventilasi teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital dan AGD
2. Pertahankan posisi semi fowler
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
oksigen dan bronkhodilator
6 Februari 3 S:-
2020 O : Kesadaran : GCS: E2V2M4 (Somnollen)
TD : 100/80 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 25 x/menit
Suhu: 37,6 ℃
SpO2 = 95%.
Balance cairan : +40 cc
Pasien terpasang NGT
Mukosa bibir lembab
Bising usus 15x/menit
A : Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan fungsi
nerfus hipoglosus belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Identifikasi status nutrisi.
2. Pertahankan pemberian makan melalui
selang nasogastrik
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan.
6 Februari 4 S:-
2020 O : Kesadaran : GCS: E2V2M4 (Somnollen)
TD : 100/80 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 25 x/menit
Suhu: 37,6 ℃
SpO2 = 95%.
Pasien sudah dilakukan kompres hangat pada sendi
yang kaku dan pada ektremitas kiri
Pasien dilakukan miring kanan miring kiri 2 jam sekali
Pasien sudah dilakukan ROM pasif
A : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
hemiparese sinistra belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
2. Pertahankan pasien dalam melakukan ROM pasif
3. Pertahankan dalam melakukan tirah baring
4. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
5. Berikan terapi komplementer ( kompres hangat
pada sendi yang kaku)
6 Februari 5 S:-
2020 O : Kesadaran : GCS: E2V2M4 (Somnollen)
TD : 100/80 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 25 x/menit
Suhu: 37,6 ℃
SpO2 = 95%.
Pasien sudah dilakukan hygine
A : Defisit perawatan diri berhubungan dengan gejala sisa
stroke belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Lakukan hygine pada pasien
2. Sediakan lingkungan yang terapeutik
3. Fasilitasi pasien dalam melakukan perawatan diri
secara total
6 Februari 6 S:-
2020 O : Kesadaran : GCS: E2V2M4 (Somnollen)
TD : 100/80 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 25 x/menit
Suhu: 37,6 ℃
SpO2 = 95%.
pengaman terpasang,roda terkunci
A : Resiko jatuh
P : lanjutkan intervensi
1. Identifikasi factor resiko jatuh
2. Identifikasi factor lingkungan yang meningkatkan
resiko jatuh
3. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu
dalam terkunci
4. Pasang handrail tempat tidur