PASCA STROKE
DI SUSUN OLEH :
Preceptor klinik
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok pembahasan : Latihan ROM Pasif Untuk Meningkatkan Kekuatan Otot Pasca stroke
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal atau
global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut
menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak
lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan kesadaran, gangguan penglihatan,
dan lainlain (Riskesdas, 2013). Pasien stroke akan mengalami gangguan-gangguan yang
bersifat fungsional. Gangguan sensoris dan motorik post stroke mengakibatkan gangguan
keseimbangan termasuk kelemahan otot, penurunan fleksibilitas jaringan lunak, serta
gangguan kontrol motorik dan sensorik Fungsi yang hilang akibat gangguan kontrol
motorik pada pasien stroke mengakibatkan hilangnya koordinasi, hilangnya kemampuan
keseimbangan tubuh dan postur (kemampuan untuk mempertahankan posisi tertentu)
(Irfan, 2010).
Berdasarkan laporan WHO pada tahun 1999 stroke merupakan penyebab
kematian nomor dua dan penyebab utama kecacatan dengan angka sekitar 5,54 juta
kematian. Jumlah ini merupakan 9,5% dari seluruh kematian di dunia (Bahrudin, 2012).
Berdasarkan data di negara maju seperti Amerika Serikat, pada tahun 2002, stroke
menduduki peringkat ke tiga sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan
kanker. Tahun 2006 didapatkan setiap tahunnya 700.000 orang menderita stroke dengan
550.000 diantaranya merupakan kasus stroke baru (HS Dourman, 2013)
Dari data South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC) diketahui
bahwa angka kematian stroke terbesar terjadi di Indonesia yang kemudian diikuti secara
berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand (Dinata et al., 2013).
Hasil Riskesdas Kemenkes RI, 2013 terjadi peningkatan prevalensi stroke dari tahun
2007 hingga 2013 yaitu 8,3 per mil menjadi 12,1 per mil. Prevalensi tertinggi terjadi di
daerah Sulawesi utara (10,8 per mil), Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7
per mil) dan DKI Jakarta (9,7 per mil) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2014). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mendapatkan data bahwa kasus tertinggi
stroke terdapat di Kota Semarang sebesar 17,36% yaitu 4.516 (Wurtiningsih, 2012).
Berdasarkan data rumah sakit RSUP MDJamil Padang diruang bangsal syaraf,
pada 1 minggu terakhir terhitung tanggal 28 januari- 2 februari berjumlah sebanyak 20
orang yang menderita stroke
Latihan rentang gerak yang aktif dan pasif memberikan keuntungan keuntungan
yang berbeda. Latihan aktif membantu mempertahankan fleksibilitas sendi dan kekuatan
otot. Sebaliknya, gerakan pasif hanya membantu mempertahankan fleksibilitas (Stanley
dan Beare, 2006). Menurut Kozier dkk (2010) Latihan ROM aktif merupakan latihan
isotonik yang mampu mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot
serta dapat mencegah perburukan kapsul sendi, ankilosis, dan kontraktur.
Tujuan
1. Tujuan
umum :
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan agar keluarga memahami bagaimana
latihan ROM pasca stroke agar bisa mempraktekan langsung kepada keluarganya
yang mengalami stroke.
2. Tujuan
khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu:
a. Menjelask
an pengertian ROM.
b. Menyebut
kan jenis ROM
c. Menyebut
kan tujuan ROM
d. Menyebut
kan manfaat ROM
3. Materi (Terlampir)
Kriteria inklusi :
a. Peserta dalam penyuluhan adalah anggota keluarga dari pasien yang sedang
mengalami stroke
b. Peserta berada di tempat penyuluhan yaitu di RSUP MDJAMIL Padang.
kriteria eksklusi:
a. Bila keluarga pasien yang berada di rumah sakit tidak mengikuti penyuluhan
5. Media Penyuluhan
1. LCD Proyektor
2. Leaflet
6. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
7. Setting Tempat
: Fasilitator : Observer
TahapKegiatan
Kegiatan penyaji Kegiatan peserta
/ Waktu
Pembukaan a. Salam pembuka a. Menjawab salam
(5 menit) b. Memperkenalkan anggota b. Mengikuti kegiatan dengan
penyuluhan dan dosen baik
pembimbing
c. .Kontrak waktu
d. Menjelaskan maksud dan c. Menyetuji kontrak waktu
tujuan penyuluhan d. Mendengarkan dengan baik
Penyajian 1. Menggali kemampuan - Mengemukakan pendapat
(15 menit) audiens tentang pengertian
ROM (Range Of Motion)
2. Memberi reinforcement - Mendengarkan
positif
3. Menjelaskan tentang jenis - Mendengarkan dan
ROM (Range Of Motion) memperhatikan
4. Menggali kemampuan
audiens tentang jenis ROM - Mengemukakan pendapat
(Range Of Motion)
5. Memberikan reinforcement - Mendengarkan
positif
6. Menjelaskan manfaat ROM - Mendengarkan dan
(Range Of Motion) memperhatikan
7. Menggali kemampuan - Mengemukakan pendapat
audiens tentang manfaat
ROM (Range Of Motion)
8. Memberikan reinforcement - Mendengarkan
positif
9. Mendemonstrasikan - Mendengarkan dan
gerakan ROM (Range Of memperhatikan
Motion)
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir sesuai dengan yang diharapkan
b. Setting waktu dan tempat sesuai dengan yang diharapkan
c. Ketersediaan media sesuai dengan yang diharapkan
d. Setting tempat yang aman, nyaman dan tenang
2. Evaluasi Proses
a. Audiens mengikuti penyuluhan sampai selesai
b. Diharapkan tidak ada audiens yang keluar selama penyuluhan berlangsung
c. Audiens dapat mengikuti penyuluhan dengan tenang\
d. Setiap anggota penyuluhan bertanggung jawab atas tugassnya masing-masing.
3. Evaluasi Hasil
Penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan audien :
1) Diharapkan audiens memahami dan menjelaskan pengertian ROM.
2) Diharapkan audiens memahami jenis ROM
3) Diharapkan audiens memahami tujuan ROM
4) Diharapkan audiens memahami manfaat ROM
5) Diharapkan audiens mampu melakukan latihan gerakan ROM kepada
keluarga yang mengalami stroke setelah melakukan perawatan
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian ROM
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (suratun dkk, 2008). Latihan ROM adalah
meningkatkan masa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005)
2. Jenis-jenis ROM
a. ROM aktif
ROM aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seorang (pasien) dengan
rentang gerak normal dengan kekuatan otot 75%. Hal ini untuk melatih kelenturan
dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif.
Sendi yang digerakan ROM aktif adalah sendi diseluruh tubuh dari kepala sampai
b. ROM pasif
ROM pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai
Indikasi latihan pasif adalah pasien semi koma dan tidak sadar, pasien yang
latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakan kaki pasien, sendi yang digerakan pada ROM pasif
adalah seluruh tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dank lien tidak
3. Tujuan ROM
6. Keterangan Gambar
Irfan, Muhammad, 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Edisi Pertama. Penerbit Graha
Ilmu:Yogyakarta.
Kozier, B., Berman, A.and Shirlee J. Snyde, alih bahasa Pamilih Eko Karyuni, dkk.
2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik edisi VII
Volume 1. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan
Praktek. Edisi 2. Jakarta: EGC.