Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

LATIHAN ROM PASIF UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT

PASCA STROKE

DI SUSUN OLEH :

1. Okpur Starta Yunus, S.Kep


2. Novika Sari, S.Kep
3. Nor Azima, S.Kep
4. Sinta Silvina Safitri, S.Kep

Preceptor Akademik Preceptor Akademik

( Ns. Zuriati, M.Kep ) ( Ns. Melti Surya, M.Kep )

Preceptor klinik

( Ns. Wesnawati, M.Kep )

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


STIKES ALIFAH PADANG

TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok pembahasan : Latihan ROM Pasif Untuk Meningkatkan Kekuatan Otot Pasca stroke

Sasaran : Keluarga pasien yang mengalami stroke di RSUP Mjdamil Padang.


Target : 10 orang
Hari/tanggal : Jumat/ 08 Februari 2019
Jam : 11.00 s/d 11:30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Neurologi, Bangsal Syaraf RSUP Dr, M. DJAMIL Padang
Penyuluh : Mahasiswa Prodi Ners Keperawatan STIKes Alifah Padang

A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal atau
global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut
menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak
lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan kesadaran, gangguan penglihatan,
dan lainlain (Riskesdas, 2013). Pasien stroke akan mengalami gangguan-gangguan yang
bersifat fungsional. Gangguan sensoris dan motorik post stroke mengakibatkan gangguan
keseimbangan termasuk kelemahan otot, penurunan fleksibilitas jaringan lunak, serta
gangguan kontrol motorik dan sensorik Fungsi yang hilang akibat gangguan kontrol
motorik pada pasien stroke mengakibatkan hilangnya koordinasi, hilangnya kemampuan
keseimbangan tubuh dan postur (kemampuan untuk mempertahankan posisi tertentu)
(Irfan, 2010).
Berdasarkan laporan WHO pada tahun 1999 stroke merupakan penyebab
kematian nomor dua dan penyebab utama kecacatan dengan angka sekitar 5,54 juta
kematian. Jumlah ini merupakan 9,5% dari seluruh kematian di dunia (Bahrudin, 2012).
Berdasarkan data di negara maju seperti Amerika Serikat, pada tahun 2002, stroke
menduduki peringkat ke tiga sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan
kanker. Tahun 2006 didapatkan setiap tahunnya 700.000 orang menderita stroke dengan
550.000 diantaranya merupakan kasus stroke baru (HS Dourman, 2013)
Dari data South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC) diketahui
bahwa angka kematian stroke terbesar terjadi di Indonesia yang kemudian diikuti secara
berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand (Dinata et al., 2013).
Hasil Riskesdas Kemenkes RI, 2013 terjadi peningkatan prevalensi stroke dari tahun
2007 hingga 2013 yaitu 8,3 per mil menjadi 12,1 per mil. Prevalensi tertinggi terjadi di
daerah Sulawesi utara (10,8 per mil), Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7
per mil) dan DKI Jakarta (9,7 per mil) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2014). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mendapatkan data bahwa kasus tertinggi
stroke terdapat di Kota Semarang sebesar 17,36% yaitu 4.516 (Wurtiningsih, 2012).
Berdasarkan data rumah sakit RSUP MDJamil Padang diruang bangsal syaraf,
pada 1 minggu terakhir terhitung tanggal 28 januari- 2 februari berjumlah sebanyak 20
orang yang menderita stroke
Latihan rentang gerak yang aktif dan pasif memberikan keuntungan keuntungan
yang berbeda. Latihan aktif membantu mempertahankan fleksibilitas sendi dan kekuatan
otot. Sebaliknya, gerakan pasif hanya membantu mempertahankan fleksibilitas (Stanley
dan Beare, 2006). Menurut Kozier dkk (2010) Latihan ROM aktif merupakan latihan
isotonik yang mampu mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot
serta dapat mencegah perburukan kapsul sendi, ankilosis, dan kontraktur.

Tujuan

1. Tujuan
umum :
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan agar keluarga memahami bagaimana
latihan ROM pasca stroke agar bisa mempraktekan langsung kepada keluarganya
yang mengalami stroke.
2. Tujuan
khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu:
a. Menjelask
an pengertian ROM.
b. Menyebut
kan jenis ROM
c. Menyebut
kan tujuan ROM
d. Menyebut
kan manfaat ROM

3. Materi (Terlampir)

4. Target/ sasaran penyuluhan


Sasaran dalam penyuluhan ini adalah semua keluarga pasien yang mengalami
stroke di ruang bangsal syaraf di RSUP MDJAMIL Padang dengan kriteria:

Kriteria inklusi :
a. Peserta dalam penyuluhan adalah anggota keluarga dari pasien yang sedang
mengalami stroke
b. Peserta berada di tempat penyuluhan yaitu di RSUP MDJAMIL Padang.

kriteria eksklusi:

a. Bila keluarga pasien yang berada di rumah sakit tidak mengikuti penyuluhan
5. Media Penyuluhan
1. LCD Proyektor
2. Leaflet
6. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
7. Setting Tempat

Ket : : Penyaji : Audience


: Moderator : Media

: Fasilitator : Observer

8. Pengorganisasian dan Pembagian Tugas


1. Moderator : Nor Azima
Tugas:
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan diri
c. Menjaga kelancaran acara
d. Memimpin diskusi
e. Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama audien

2. Penyaji : Okpur Starta Yunus


Tugas:
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam penyuluhan

3. Observer : Novika Sari


Tugas:
a. Mengamati jalannya acara
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat perilaku verbal dan non-verbal peserta penyuluhan

4. Fasilitator : Sinta Silvina Safitri


Tugas:
a. Memotivasi peserta penyuluhan
b. Menjadi contoh dalam kegiatan
c. Membagikan leaflet
d. Menjalankan absensi penyuluhan
e. Menjawab pertanyaan
9. KegiatanPenyuluhan

TahapKegiatan
Kegiatan penyaji Kegiatan peserta
/ Waktu
Pembukaan a. Salam pembuka a. Menjawab salam
(5 menit) b. Memperkenalkan anggota b. Mengikuti kegiatan dengan
penyuluhan dan dosen baik
pembimbing
c. .Kontrak waktu
d. Menjelaskan maksud dan c. Menyetuji kontrak waktu
tujuan penyuluhan d. Mendengarkan dengan baik
Penyajian 1. Menggali kemampuan - Mengemukakan pendapat
(15 menit) audiens tentang pengertian
ROM (Range Of Motion)
2. Memberi reinforcement - Mendengarkan
positif
3. Menjelaskan tentang jenis - Mendengarkan dan
ROM (Range Of Motion) memperhatikan
4. Menggali kemampuan
audiens tentang jenis ROM - Mengemukakan pendapat
(Range Of Motion)
5. Memberikan reinforcement - Mendengarkan
positif
6. Menjelaskan manfaat ROM - Mendengarkan dan
(Range Of Motion) memperhatikan
7. Menggali kemampuan - Mengemukakan pendapat
audiens tentang manfaat
ROM (Range Of Motion)
8. Memberikan reinforcement - Mendengarkan
positif
9. Mendemonstrasikan - Mendengarkan dan
gerakan ROM (Range Of memperhatikan
Motion)

Penutup - Mengevaluasi hasil Bertanya menjawab pertanyaan


(10 menit ) penyuluhan penyuluhan
- Memberikan kesimpulan
penyuluhan
- Salam penutup
sa
s

J. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir sesuai dengan yang diharapkan
b. Setting waktu dan tempat sesuai dengan yang diharapkan
c. Ketersediaan media sesuai dengan yang diharapkan
d. Setting tempat yang aman, nyaman dan tenang

2. Evaluasi Proses
a. Audiens mengikuti penyuluhan sampai selesai
b. Diharapkan tidak ada audiens yang keluar selama penyuluhan berlangsung
c. Audiens dapat mengikuti penyuluhan dengan tenang\
d. Setiap anggota penyuluhan bertanggung jawab atas tugassnya masing-masing.

3. Evaluasi Hasil
Penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan audien :
1) Diharapkan audiens memahami dan menjelaskan pengertian ROM.
2) Diharapkan audiens memahami jenis ROM
3) Diharapkan audiens memahami tujuan ROM
4) Diharapkan audiens memahami manfaat ROM
5) Diharapkan audiens mampu melakukan latihan gerakan ROM kepada
keluarga yang mengalami stroke setelah melakukan perawatan
LAMPIRAN MATERI

A. ROM (Range OF Motion)

1. Pengertian ROM

Range of motion (ROM) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat

dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (suratun dkk, 2008). Latihan ROM adalah

latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat

kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk

meningkatkan masa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005)

2. Jenis-jenis ROM

ROM dibedakan menjadi 2 jenis:

a. ROM aktif

ROM aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seorang (pasien) dengan

menggunakan energy sendiri. Perawat memberikan motivasi dan membimbing

klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan

rentang gerak normal dengan kekuatan otot 75%. Hal ini untuk melatih kelenturan

dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif.

Sendi yang digerakan ROM aktif adalah sendi diseluruh tubuh dari kepala sampai

ujung jari kaki oleh klien sendiri secara aktif.

b. ROM pasif
ROM pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain

(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai

rentang gerak yang normal kekuatan 50%.

Indikasi latihan pasif adalah pasien semi koma dan tidak sadar, pasien yang

mengalami keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua

latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan

paralisis ekstremitas total. (suratun, dkk, 2008)

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan

persendian dengan menggerakan otot orang lain secara pasif misalnya perawat

mengangkat dan menggerakan kaki pasien, sendi yang digerakan pada ROM pasif

adalah seluruh tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dank lien tidak

mampu melaksanakannya dengan mandiri.

3. Tujuan ROM

a. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot


b. Memelihara mobilitas persendian
c. Merangsang sirkulasi darah
d. Mencegah kelainan bentuk
4. Manfaat ROM

a. Memperbaiki tonus otot


b. Meningkatkan mobilisasi sendi
c. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
d. Meningkatkan massa otot
e. Mengurangi kehilangan tulang
5. Gerakan pada ROM

a. Fleksi : gerakan menekuk persendian


b. Ekstensi : gerakan meluruskan persendian
c. Abduksi : gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis tubuh
d. Adduksi : gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis tubuh
e. Rotasi : gerakan memutar atau menggerakkan satu bagian melingkari aksis
tubuh
f. Pronasi : gerakan memutar ke bawah
g. Supinasi : gerakan memutar ke atas
h. Inversi : gerakan ke dalam
i. Eversi : gerakan ke luar

6. Keterangan Gambar

Fleksi merupakan gerakan menekuk persendian sedangkan ekstensi meluruskan


persendian.
DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI

Irfan, Muhammad, 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Edisi Pertama. Penerbit Graha
Ilmu:Yogyakarta.

Dourman. 2013. Waspadai Stroke Usia Muda. Jakarta : Cerdas Sehat

Kozier, B., Berman, A.and Shirlee J. Snyde, alih bahasa Pamilih Eko Karyuni, dkk.
2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik edisi VII
Volume 1. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan
Praktek. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai