Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN GERAKAN

ROM (RANGE OF MOTION) PASIF DAN AKTIF DAN CLAPPING


PADA PASIEN STROKE DI RUANG VII RSPAL Dr. RAMELAN
SURABAYA

Disusun Oleh:

Kelompok 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TA. 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pertanggung Jawaban Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Latihan Gerakan


ROM (Range of Motion) Pasif dan Aktif dan Clapping pada Pasien Stroke di
Ruang 7 RSPAL Dr. Ramelan Surabaya

Nama Kelompok : Kelompok 2

Gerbong 2

Prodi : Pendidikan Profesi

Ners Tanggal Pelaksanaan : 04 Desember 2023

Surabaya, 29 November 2023

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Dwi Priyantini, S.Kep., Ns., M.Kep. Riyanto Budi Laksana, S.Kep., Ns.

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Dr. Dhian Satya, S.Kep., Ns., M.Kep. Agustina S., S.Kep., Ns.

Kepala Ruangan

Endang Susanti, AMK.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG
TUAH SURABAYA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DENGAN ROM (RANGE OF


MOTION) PASIF DAN AKTIF DAN CLAPPING PADA PASIEN STROKE
Bidang Studi : Manajemen Keperawatan
Pokok Bahasan : ROM (Range Of Motion)
Sasaran : Keluarga pasien di Ruang VII RSPAL Dr. Ramelan
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Proyektor, Leaflet dan X-Benner
Waktu : 45 menit
Hari dan Tanggal : Senin / 04 Desember 2023
Tempat : Koridor Ruang VII RSPAL Dr. Ramelan
Pukul : Pukul 09.00 – 10.45 WIB
Pelaksana : Kelompok 2 Mahasiswa Profesi Ners Paralel STIKES Hang
Tuah Surabaya

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit tentang ROM (Range Of
Motion) diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat termotivasi untuk
melakukan gerakan ROM secara mandiri.

B. Tujuan Intruksional Khusus (TUK)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit audience diharapkan
mampu:
1. Keluarga mampu menjelaskan penatalaksanaan gerakan ROM pada
ektremitas atas dan ekstremitas bawah
2. Keluarga mampu menjelaskan penatalaksanaan posisi berbaring,
miring ke sisi yang sehat dan miring ke sisi yang lumpuh
3. Keluarga mampu menjelaskan penatalaksanaan clapping yang benar
4. Keluarga mampu menjelaskan penatalaksanaan keseimbangan
duduk dan berdiri
5. Keluarga mampu menjelaskan penatalaksanaan berjalan
menggunakan tongkat
6. Keluarga mampu menjelaskan penatalaksanaan cara berpindah dari
tempat tidur ke kursi dan dari roda ke mobil
7. Keluarga mampu menjelaskan penatalaksanaan activity of day
living

C. Sasaran
Pasien dan Keluarga pasien di Ruang VII RSPAL Dr. Ramelan.

D. Materi
a. Gerakan ROM dan Clapping
b. Tujuan dilakukan ROM dan Clapping
c. Prinsip dari gerakan ROM dan Clapping
d. Klasifikasi ROM

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab dan diskusi

F. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Audience dapat hadir, minimal 20 orang.
b. Kegiatan dilakukan pada pasien dan keluarga pasien di
Ruang VII RSPAL Dr. Ramelan
2. Kriteria Proses
a. Audience antusias terhadap materi yang diberikan.
b. Audience konsentrasi dan fokus mendengarkan materi.
c. Audience dapat mengajukan beberapa pertanyaan.
3. Kriteria Hasil
a. Audience hadir minimal 15 orang.
b. Audience kooperatif dalam acara penyuluhan.
c. Audience bertanya dan mampu menjawab pertanyaan dari
penyaji.
d. Audience mampu memahami materi penyuluhan yang telah
disampaikan.

G. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience


1 5 Menit Pembukaan
1. Penyuluh memulai penyuluhan 1. Menjawab salam.
dengan mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan.
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan. 3. Memperhatikan.
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan.
diberikan.
5. Membagikan leaflet. 5. Menerima dan membaca.
2 10 Menit Pelaksanaan
1. Pengertian dari ROM 1. Memperhatikan.
2. Tujuan dari Gerakan ROM. 2. Memperhatikan.
3. Prinsip dari gerakan ROM. 3. Memperhatikan.
4. Klasifikasi dari ROM 4. Memperhatikan.
5. Demonstrasikan cara gerakan 5. Mengikuti.
ROM (ektremitas atas dan
ekstremitas bawah, posisi
berbaring, miring ke sisi yang
sehat dan miring ke sisi yang
lumpuh, penatalaksanaan
clapping yang benar, berjalan
menggunakan tongkat, cara
berpindah dari tempat tidur ke
kursi dan dari roda ke mobil,
penatalaksanaan activity of day
living
3 10 Menit Evaluasi
1. Keluarga mampu menjelaskan Menjawab
penatalaksanaan gerakan ROM
pada ektremitas atas dan
ekstremitas bawah
2. Keluarga mampu menjelaskan
penatalaksanaan posisi
berbaring, miring ke sisi yang
sehat dan miring ke sisi yang
lumpuh
3. Keluarga mampu menjelaskan
penatalaksanaan clapping yang
benar
4. Keluarga mampu menjelaskan
penatalaksanaan keseimbangan
duduk dan berdiri
5. Keluarga mampu menjelaskan
penatalaksanaan berjalan
menggunakan tongkat
6. Keluarga mampu menjelaskan
penatalaksanaan cara berpindah
dari tempat tidur ke kursi dan
dari roda ke mobil
7. Keluarga mampu menjelaskan
penatalaksanaan activity of day
living
4 5 Menit Terminasi
1. Mengucapkan terima kasih atas 1. Memperhatikan.
perhatian yang diberikan.
2. Mengucapkan salam penutup. 2. Membalas salam.
H. SETTING TEMPAT

F M

Keterangan :
P
: Audience : Penyaji M : Moderator

O F
: Proyektor : Observer : Fasilitator

I. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Galuh Mei R
2. Penyaji : Wanda Mega, Siti Khonisah
3. Fasilitator : Dyah Hardina
4. Dokumentasi : Khikmatul Aini, Chika Awidya
5. Operator : Firliana
MATERI

A. Pengertian
1. ROM (Range Of Motion)
Latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas,
mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting
untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah
suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu
sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh
berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau
berbaring
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara
pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasim secara pasif yaitu: mobilisasi
dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang
lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam
menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu
jalannya penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan
kepercayaan pada pasien bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan
dan posisi ini harus diterangkan pada pasien atau keluarga yang menunggui.
Pasien dan keluarga akan dapat mengetahui manfaat mobilisasi, sehingga akan
berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi
2. Clapping
Clapping atau disebut perkusi adalah tepukkan atau pukulan ringan pada
dinding dada klien menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk,
tepukan tangan secara berirama dan sistematis dari arah atas menuju kebawah.
Selalu perhatikan ekspresi wajah klien untuk mengkaji kemungkinan nyeri. Setiap
lokasi dilakukan perkusi selama 1-2 menit. Clapping tidak dapat dilakukan pada
pasien emboli paru, hemoragie, eksaserbasi dan nyeri hebat (seperti pasien
kanker).
B. Tujuan
Latihan ROM ini memberikan manfaat yaitu :
1. Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan
aktivitas.
2. Untuk mengetahui posisi tidur yang baik dan manfaatnya.
3. Untuk mengetahui cara memindahkan pasien dari satu posisi ke
posisi lain
a. Posisi fowler adalah posisi pasien setengah duduk/
duduk Tujuan :
1) Mempertahankan kenyamanan
2) Menfasilitasi fungsi pernafasan
b. Posisi sim adalah pasien terbaring miring baik ke kanan atau ke
kiri Tujuan :
1) Melancarkan peredaran darah ke otak
2) Memberikan kenyamanan
3) Melakukan huknah
4) Memberikan obat peranus (inposutoria)
5) Melakukan pemeriksaan daerah anus
c. Posisi trelendang adalah menempatkan pasien di tempat tidur
dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki
Tujuan : untuk melancarkan peredaran darah
d. Posisi dorsal recumbent adalah posisi pasien ditempatkan pada
posisi terlentang dengan kedua lutut fleksi di atas tempat tidur
Tujuan :
1) Perawatan daerah genetalia
2) Pemeriksaan genetalia
3) Posisi pada proses persalinan
e. Posisi litotomi adalah posisi pasien yang ditempatkan pada posisi
terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen
Tujuan :
1) Pemeriksaan genetalia
2) Proses persalinan
3) Pemasangan alat kontrasepsi
f. Posisi genu pectorat adalah posisi nungging dengan kedua kaki
ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.
g. Memindahkan pasien ke tempat tdiur/ ke kursi
roda Tujuan :
1) Melakukan otot skeletal untuk mencegah kontraktur
2) Mempertahankan kenyamanan pasien
3) Mempertahankan kontrol diri pasien
4) Memindahkan pasien untuk pemeriksaan

Latihan Clapping ini memberikan manfaat yaitu :


1. Meningkatkan efisiensi pola pernafasan
2. Membersihkan jalan napas.
3. Mencegah akumulasi secret.

C. Indikasi dilakukan ROM


1. Stoke atau penurunan kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4. Klien dengan tirah baring
lama Indikasi dilakukan Clapping
1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret
2. Mobilisasi sekret yang tertahan

D. Kontra indikasi
Pada ROM yaitu:
1. Kelainan sendi atau tulang
2. Nyeri hebat
3. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
4. Trauma baru yang kemungkinan ada fraktur yang
tersembunyi Pada Clapping yaitu:
1. Tension pneumotoraks
2. Hemoptisis / batuk berdarah
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi,
infark miokard akutrd infark dan aritmia.
4. Edema paru
5. Efusi pleura yang luas

E. Prinsip gerakan ROM


1. ROM harus diulang pada tiap gerakan sebanyak 8 kali dan di
lakukan sehari minimal 2 kali
2. ROM harus dilakukan perlahan dan hati-hati
3. Bagian-bagian tubuh yang dapat digerakkan meliputi persendian
seperti leher, jari, lengan , siku, tumit, kaki, dan pergelangan kaki
4. ROM dapat dilakukan pada semua bagian persendian atau hanya
pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit

F. Klasifikasi ROM
1. Gerakan ROM Pasif
Latihan ROM yang dilakukan dengan bantuan perawat setiap
gerakan. Indikasinya adalah pasien semi koma dan tidak sadar, pasien usia
lanjut dengan mobilisasi terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien
dengan paralisis.
Gerakan yang dapat dilakukan meliputi
a) Fleksi  Gerakan menekuk persendian
b) Ekstensi  yaitu gerakan meluruskan persendian
c) Abduksi  gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati
aksis tubuh
d) Adduksi  gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi
aksis tubuh
e) Rotasi  gerakan memuatar melingkari aksis tubuh
f) Pronasi  gerakan memutar ke bawah
g) Supinasi  gerakan memutar ke atas
h) Inversi  gerakan ke dalam
i) Eversi  gerakan ke luar
2. Gerakan ROM Aktif
Latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan
perawat dari setiap gerakan yang dilakukannya. Indikasinya adalah pasien
yang dirawat dan mampu untuk ROM sendiri dan Kooperatif.

G. Penatalaksanaan
1. Gerakan ROM Pasif dan Aktif
Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a) Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
b) Fleksi dan Ekstensi Siku

c) Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah

d)
Fleksi dan Ekstensi Bahu

e)
Abduksi dan Adduksi Bahu

f) Rotasi bahu
Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah
a) Fleksi dan Ekstensi Jari-jari kaki

b) Inversi dan Eversi Kaki

c) Fleksi dan ekstensi Lutut

d) Rotasi Pangkal Paha

e) Abduksi dan Adduksi Pangkal Paha


Latihan ROM Aktif
a. R O M a k t i f l e h e r b. R O M a k t i f b a h u

c. R O M a k t i f s i k u d. Latihan pergelangan tangan

e. L a t i h a n j a r i - j a r i t a n g a n
2. Positioning
a) Berbaring terlentang

b) Miring ke sisi yang sehat.

c) Miring ke sisi yang lumpuh


3. Latihan keseimbangan
a) Melatih keseimbangan duduk

b) Melatih keseimbangan berdiri

4. Latihan mobilisasi
a) Latihan berjalan menggunakan tongkat
b) Latihan naik dan turun tangga tanpa menggunakan tongkat

c) Latihan naik dan turun tangga menggunakan tongkat

5. Tata cara berpindah


a) Dari tempat tidur ke kursi
b) Dari kursi roda ke mobil

6. Latihan activity of day living


a) Tata Cara Makan

b) Tata Cara Berpakaian


Cara manggunakan kemeja
Cara menggunakan celana

Cara menggunakan kamar kecil


2. Penatalaksanaan Clapping
a) Persiapan Alat :
1) Handuk (jika perlu)
2) Peniti (jika perlu)
3) Tempat sputum
b) Anjurkan untuk tarik napas dalam untuk meningkatkan relaksasi
c) Posisikan tubuh yang akan di fisioterapi dada
d) Tutup area yang akan di tepuk dengan handuk

e) Lakukan tepuk-tepuk selama 1-2 menit, jangan menepuk pada area


yang mudah cedera
f) Setelah selesai menepuk-nepuk, lanjutkan dengan memberikan
getaran pada area yang sama

g) Anjurkan untuk tarik napas dalam, dan berikan getaran ketika


menghembuskan napas
h) Lakukan getaran tersebut sebanyak 3-5 kali
i) Setelah selesai memberikan getaran, atur posisi agar riak/sekret
mudah keluar
j) Pertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit
k) Ulangi tepuk-tepuk dan juga getaran selama posisi tersebut
l) Selama proses diatas apabila terasa ingin batuk, siapkan tempat
penampungan dahak.

m) Setelah 10-15 menit. Kemudian duduk dan lakukan batuk efektif,


yakni dengan tarik napas dalam 4-5 kali. Tarik napas dari hidung dan
keluarkan lewat mulut perlahan-lahan.
n) Pada tarik napas dalam yang terakhir, tahan napas untuk beberapa
detik dan keluarkan napas.
o) Saat mengeluarkan napas, batukkan.
Daftar Pustaka

Perry, Peterson dan Potter. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar ;
Alih bahasa, Didah Rosidah, Monica Ester ; Editor bahasa Indonesia,
Monica Ester – Edisi 5. Jakarta, EGC

Meltzer, Suzanne C &Bare,Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi
bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8 Vol. 3. Jakarta : EGC.

Surratun dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Muskuloskeletal. Jakarta : EGC
Lampiran leaflet

Anda mungkin juga menyukai