Anda di halaman 1dari 5

PENYULUHAN SPRITUAL

TATA CARA MELAKSAKAN SHALAT BAGI ORANG SAKIT

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :

1. ILHAM ISA
2. ARFIAN KAMARU
3. FATMIYATI HASAN
4. FITRI R. MAGARIBU
5. RIYAN S. HUNGGOLA
6. SASMITA DJIHU

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TATA CARA MELAKSANAKAN SHALAT BAGI ORANG SAKIT

Judul : Tata cara melaksanakan shalat bagi orang sakit


Hari/tanggal : 08 Oktober 2021
Tempat : Ruang IIGD
Lama : 30 menit
Penyaji : Kelompok 2
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien Di ruangan IGD

A. Tujuan Kegiatan 
Setelah mengikuti bimbingan rohani tentang Tata cara melaksanakan shalat bagi
orang yang sakit, pasien dan keluraga pasien mengerti dan dapat melaksanakan sholat
bagi orang sakit.

B. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada keluarga pasien
atau pasien di Ruang IGD

C. Materi (terlampir)
a. Tata cara shalat posisi berdiri
b. Tata cara shalat posisi duduk
c. Tata cara shalat posisi berbaring
d. Tata cara shalat dengan isyarat

D. Alat Bantu
Menggunakan alat bantu leaflet

E. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab.
2. Demonstrasi
F. Strategi
a. Kontrak dengan pasien dan keluarga
b. Menggunakan leaflet agar dapat lebih mudah diperhatikan pasien dan keluarga
c. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
d. Dengan tanya jawab langsung
e. Melatih pasien dan keluarga untuk melakukan tayammum

G. Kegiatan Penyuluhan

KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1.     Mengucapkan salam.
2.     Menjelaskan nama dan akademi Menjawab salam
3.     Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan Mendengarkan
4.     Menyebutkan materi yang diberikan. Mendengarkan
5.     Menanyakan kesiapan peserta
2. 10 menit Pelaksanaan :
1. 1. Penyampaian materi
a. Menjelaskan tentang tata cara shalat posisi
berdiri
b. Menjelaskan tentang tata cara sholat posisi
duduk Mendengarkan
c. Menjelaskan tentang tata cara sholat posisi Bertanya
berbaring
d. Menjelaskan tentang tata cara sholat dengan
isyarat
2.     Tanya jawab
a.  Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya

3. 5 menit Evaluasi:
1.     Menanyakan kembali hal-hal yang sudah Menjawab
dijelaskan mengenai tata cara shalat bagi orang Menjelaskan
yang sakit Memperhatikan
4. 5 menit Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan menyimpulkan Mendengarkan
materi yang telah dibahas   Menjawab salam
2. Memberikan salam penutup

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) Peserta hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukan
b) Persiapan dilaksanakan satu hari sebelum penyuluhan
2. Evaluasi proses
a) Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan tercapai
b) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
c) Peserta antusias mendengarkan materi penyuluhan dari awal hingga akhir
d) Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan selama acara
berlangsung
e) Peserta antusias bertanya
f) Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik
3. Evaluas hasil
Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan tentang tata cara shalat bagi
orang sakit dalam posisi berdiri, posisi duduk, posisi berbaring dan dengan
isyarat
MATERI BIMBINGAN SPRITUAL
TATA CARA SHALAT BAGI ORANG YANG SAKIT

1. Tata cara shalat dalam posisi berdiri


pada kondisi ini pasien wajib berdiri. Apabila tidak bisa berdiri tegak, pasien
bisa berdiri miring atau bersandar pada dinding atau tongkat. Jika pasien tidak mampu
Untuk gerakkan rukuk maka rukuk diganti dengan isyarat menundukkan kepala.
Karena pasien tidak mampu sujud maka ia berisyarat dengan cara duduk lalu
menundukkan kepala, atau dapat dilakukan pada posisi berdiri dengan cara
menundukkan kepala.
2. Tata cara shalat dalam posisi duduk
Pada kondisi ini pasien duduk bersila di tempat tidur menghadap kiblat, jika tidak
dapat bersila, dapat meluruskan kaki. Rukuk diganti dengan isyarat menundukkan
badan pada posisi duduk. Untuk gerakkan sujud dapat dilakukan dengan
menundukkan badan lebih rendah
3. Tata cara shalat dalam posisi berbaring
Pada posisi ini pasien dapat shalat dalam posisi berbaring miring ke kanan dengan
wajah menghadap kiblat atau telentang dengan badan menghadap kiblat. Jika
mampu,tangan disedekapkan di dada. Sebagai gerakkan rukuk, dilakukan isyarat
berupa menundukkan kepala. Sebagai pengganti sujud, dilakukan dengan isyarat
menundukkan kepala lebih rendah dari isyarat rukuk.
Gerakan salam tetap dilakukan. Namun gerakan ini boleh ditinggalkan, hukumnya
sunah. Adapun ucapan salam tetap harus dibaca karena merupakan rukun shalat.
4. Tata cara shalat dengan isyarat
Pada posisi ini gerakkan rukuk dan sujud dilakukan isyarat dengan memejamkan mata
lebih lama dari pada saat rukuk.

Anda mungkin juga menyukai