Oleh :
Kelompok 4A
Departemen : Medikal
Pokok Bahasan : ROM pada pasien Stroke
Sasaran : klien dan keluarga
Tempat : Ruang tunggu Unit Stroke RST dr. Soepraoen Malang
Hari/tanggal : 4 Maret 2016
Alokasi waktu : 45 menit
Metode : Ceramah dan demonstrasi
Pertemuan ke : 1 ( Pertama )
Pengajar : Kelompok 4A (Dian Aristanti, Novita Puspasari, Eny dwi
Oktaviani, Dwi Puji Rahayu)
A. Tujuan lnstruksional
Setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi, klien dan keluarga mampu memahami
tentang ROM (Range Of Motion).
Tujuan Khusus
1. Klien dan keluarga mampu memahami tentang ROM
2. Klien dan keluarga mampu memahami tujuan, manfaat dan prinsip ROM
3. Klien dan keluarga mampu memperagakan gerakan ROM
Tahap
Media &
kegiatan Waktu Kegiatan perawat Kegiatan perserta Metode
alat
D. Evaluasi
1. Evaluasi proses :
a. Peserta yang hadir dalam penyuluhan sebesar 100 %
b. Peserta dapat berperan aktif dalam diskusi dan tanya jawab
2. Evaluasi hasil :
a. Dari aspek kognitif, peserta mampu memahami tentang ROM , tujuan, manfaat
dan prinsip ROM
b. Dari aspek psikomotor, peserta mampu melakukan atau memperagakan ROM
E. MATERI
1. PENGERTIAN ROM ( Range Of Motion)
ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan
frontal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang,
membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi
ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan ke belakang. Potongan transversal
adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi
sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan
sagital, gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi
(pinggul). Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan
tungkai) dan eversi dan inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah
pronasi dan supinasi (tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan
plantarfleksi (kaki).
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan
mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan,
nyeri, keterbatasan gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki
keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit, ketidakmampuan, atau trauma
membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan tersebut
dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif. Perawat menggunakan setiap
sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan
terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing
persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of
motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif
adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri
secara aktif.
2) ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai
dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan
rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM
pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang
terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.
6. Indikasi dan Sasaran ROM
1) ROM Aktif :
Indikasi :
a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
b. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan
persendian sepenuhnya, digunakan A-AROM (Active-Assistive ROM, adalah
jenis ROM Aktif yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah
secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan
bantuan untuk menyelesaikan gerakan).
c. ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
d. ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah
daerah yang tidak dapat bergerak.
Sasaran :
a. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM Aktif
serupa dengan ROM Pasif.
b. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari
kontrol gerak volunter.
Sasaran spesifik:
a. Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat
b. Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
c. Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian
d. Meningkatkan sirkulasi
e. Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik
2) ROM Pasif
Indikasi :
a. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan
pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
b. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada
ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest
total
Sasaran :
a. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
b. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
c. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
d. Membantu kelancaran sirkulasi
e. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi
persendian
f. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
g. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
h. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.
2. Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di sampingrentang 180°
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala,
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi direntang 180°
samping tubuh,
Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang tubuh, sikurentang 45-60°
tetap lurus,
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping direntang 180°
atas kepala dengan telapak tangan jauh
dari kepala,
Adduksi Menurunkan lengan ke samping danrentang 320°
menyilang tubuh sejauh mungkin,
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu denganrentang 90°
menggerakan lengan sampai ibu jari
menghadap ke dalam dan ke belakang,
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lenganrentang 90°
sampai ibu jari ke atas dan samping
kepala,
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaranrentang 360°
penuh,
3. Siku
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahurentang 150°
bergerak ke depan sendi bahu dan tangan
sejajar bahu,
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkanrentang 150°
tangan,
4. Lengan bawah
Gerakan Penjelasan Rentang
Supinasi Memutar lengan bawah dan tanganrentang 70-90°
sehingga telapak tangan menghadap ke
atas,
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapakrentang 70-90°
tangan menghadap ke bawah,
5. Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisirentang 80-90°
bagian dalam lengan bawah,
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-rentang 80-90°
jari, tangan, lengan bawah berada dalam
arah yang sama,
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal kerentang 89-90°
belakang sejauh mungkin,
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring kerentang 30°
ibu jari,
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring kerentang 30-50°
arah lima jari,
7. Ibu jari
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan ibu jari menyilangrentang 90°
permukaan telapak tangan,
Ekstensi menggerakan ibu jari lurus menjauh darirentang 90°
tangan,
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
Adduksi Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari
-
tangan pada tangan yang sama.
8. Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
Ekstensi Menggerakan kembali ke sampingrentang 90-120°
tungkai yang lain,
Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakangrentang 30-50°
tubuh,
Abduksi Menggerakan tungkai ke sampingrentang 30-50°
menjauhi tubuh,
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke posisi
rentang 30-50°
media dan melebihi jika mungkin,
Rotasi Memutar kaki dan tungkai ke arah
rentang 90°
dalam tungkai lain,
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi
rentang 90°
tungkai lain.
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -
9. Lutut
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakangrentang 120-130°
paha,
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
10. Mata kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jarirentang 20-30°
kaki menekuk ke atas,
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jarirentang 45-50°
kaki menekuk ke bawah,
11. Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki ke sampingrentang 10°
dalam,
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
12. Jari-Jari Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu denganrentang 15°
yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°
F. DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan,
Edisi 4. Jakarta: EGC
Warfield, Carol . 1996 . Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui Terapi Medis . Jakarta :
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Depkes RI, 1995. Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta. Bakti Husada.